Anda di halaman 1dari 9

KEHENINGAN

Pengarang : Donin Gatlin Siboro fase E8

Aku mempunyai teman yang berasal dari Medan yang bernama


Ryan.Dia sekarang pindah ke Jambi karena orang tuanya merupakan
perantau. Dia dulu merupakan seorang anak yang bandel di SDN No.
066049 Medan . Dia pernah mencoret tembok,bolos sekolah,dan masih
banyak lagi. Dia mempunyai teman geng yang bernama Ridho
danNaufal. Mereka bersama sama melakukan hal yang Jail

Suatu hari,ada seorang anak baru di sekolah yang bernama Nadya.


Nadya merupakan anak tunarunggu.Saat memperkenalkan diri,dia
menggunakan buku untuk berkomunikasi dengan menulis kata kata di
buku tersebut. Setelah itu dia langsung disambut hangat oleh teman
sekelasnya kecuali Ryan. Setelah beberapa hari, Sekolah mengadakan
perlombaan paduan suara setiap kelas. Semua murid wajib mengikuti
termasuk Nadya. Saat perlombaan dimulai. Suara Nadya tidak seirama
dengan teman temannya, dan Ryan sempat menertawakannya. Dia
terus di bully oleh Ryan bahkan saat Nadya sedang membaca,Ryan
menirukan suaranya yang tidak lancar membaca. Guru yang sedang
mengajar menegur Ryan atas sikapnya itu dan dia disuruh meminta
maaf kepadanya. Melihat perlakuan khusus Nadya itu,teman temannya
mulai menjauhinya. Nadya pun menyendiri saat istirahat berlangsung.
Di saat yang sama Ryan sedang menyendiri.Melihat Ryan yang sedang
sendiri,Nadya pun mengajak Ryan untuk berteman dengan bahasa
isyarat. “apaaan sih,kau orang yang aneh.”Ryan bingung maksud Nadya
itu apa dan melempar dia dengan batu.

Keesokan nya,bu guru menyuruh semua murid di kelas untuk


mempelajari bahasa isyarat dengan menambah jam pelajaran bahasa
isyarat untuk memudahkan siswa berkomunikasi dengan Nadya..
Namun ada seorang siswa yang duduk di samping Ryan menolak.
“menurut saya itu tidak butuh,kan kita bisa menulis di buku saja untuk
berkomunikasi dengan Nadya” ucap siswa itu yang bernama Sinta.
Semua murid setuju dengannya,kecuali murid yang bernama Sarah.
Sejak saat itu, Nadya dan Sarah berteman baik dan juga dijauhi oleh
teman yang lain. Teman temannya pun semakin membenci Nadya
karena Kelas mereka kalah dalam lomba paduan suara. Mereka
menganggap Nadya lah penyebab nya. Keesokan paginya, mereka
membuat tulisan kekesalan mereka terhadap Nadya di papan tulis. Tiba
tiba Nadya datang dan melihat tulisan itu. Namun Ryan dengan hati
palsunya menghapus tulisan itu. Nadya pun menulis ucapan
terimakasih untuk Ryan. “sama sama” ucap Ryan sambil meninggalkan
kelas.

Saat kelas dimulai Tiba tiba ada kabar bahwa Sarah pindah sekolah.
Nadya terlihat menyendiri di kelas saat istirahat. Melihat kesempatan
untuk menjali,Sinta melihat alat bantu dengar milik Nadya dan ingin
meminjamnya. Nadya pun meminjamkannya,namun Sinta langsung
melempar alat itu ke arah Ryan dan Ryan melemparnya keluar. Hari
hari berikutnya Nadya terus mendapatkan perlakuan bully dari Ryan
dan teman teman kelasnya hingga suatu hari Ryan merusak alat bantu
dengar Nadya dengan menarik paksa benda itu dari telinganya hingga
membuat telinga dia berdarah. Jam pulang pun tiba. Ryan melihat
Nadya dan dia berlari menghampiri Ryan. Ternyata dia ingin meminta
maaf dalam bahasa isyarat. Lagi lagi Ryan salah tanggap dan
menganggap Nadya orang yang aneh. Nadya menuliskan kata meminta
maaf kepada Ryan. Ryan pun risih dengan buku itu dan melemparnya
ke tong sampah. Ryan pun pulang bersama temannya dan melihat
Nadya yang sedang mengais sampah. Tanpa rasa kasihan,Ryan
menghiraukan Nadya.

Esok harinya Nadya tidak masuk sekolah. Di saat yang sama kepala
sekolah datang ke kelas dan ingin mengintrogasi murid yang
melakukan bully terhadap Nadya. “Saya telah mendengar dari orang
tua Nadya,kalau dia kehilangan alat bantu dengar yang tidak murah itu
8 kali dalam dua bulan. Ibunya khawatir kalau Nadya mendapatkan
perlakuan bully dari teman kelasnya. Jadi saya di sini ingin mengetahui
siapa yang melakukan bully terhadap Nadya” kata kepala sekolah.
Mendengar itu,Ryan panik dan ingin mengakui tetapi dia ragu.
“mengakulah Ryan!!!” ucap guru sambil memukul papan tulis. Ryan
langsung berdiri ketakutan dan mengakui kesalahannya. “Aku memang
melakukannya, tetapi aku tidak sendiri”ucap Ryan. “Mana ada,kau lah
yang melakukannya sendiri” kata Naufal. “Iya,kami sudah bilang untuk
tidak menjaili Nadya lagi, tetapi dia ngelunjak” kata Ridho. Ryan pun
terpojok dan merasa dikhianati temannya. Setelah saat itu,Ryan dijauhi
teman temannya dan mereka menganggap Ryan adalah anak yang
keterlaluan. Bahkan saat istirahat,buku dia dibuang oleh Ridho dan
naufal ke tempat sampah. Saat Ryan mencari bukunya di tempat
sampah,ia melihat buku komunikasi milik Nadya. Ryan pun pulang
dengan baju yang kotor sambil membaca isi buku milik Nadya itu yang
penuh dengan kata kata cacian.

Sesampainya di rumah,ia langsung dimarahi ibunya. “Ryan,benarkah


kau telah melakukan perundungan ?” tanya ibu nya yang mengetahui
tingkah Ryan di sekolah. “emm,i-iya..”jawab Ryan yang panik. Setelah
itu dia diajak ibunya untuk menemui orang tua Nadya dan meminta
maaf. Di jalan, ibunya berhenti di bank dan terlihat mengambil
sejumlah uang. Sesampainya di rumah Nadya,ibu Ryan terlihat
meminta maaf kepada ibunya Nadya. Sedangkan Ryan menunggu di
mobil. Tak lama kemudian ibunya menghampiri Ryan. “Setelah ini
kamu akan menjadi anak baik ya!”ucap ibunya sambil tersenyum.

Besok paginya di sekolah.Ryan melihat Nadya sudah kembali


bersekolah. Nadya terlihat membersihkan meja Ryan.”apa coba ini?!
Minggir!” ucap Ryan sambil marah. Ryan berusaha mendorong Nadya
dari meja Ryan.Nadya pun menggigit tangan Ryan. “Aqu Shuda
bershusa phaya”ucap Nadya yang tidak lancar berbicara sambil
memukul Ryan. Mereka berdua pun berkelahi di kelas. Esoknya,guru
memberi tau di kelas bahwa Nadya sudah dipindah sekolahkan.
Barulah Ryan menyadari bahwa tiap hari mejanya dicoret dengan
hinaan dan tanpa mengetahui kalau Nadya lah yang membersihkan
meja nya dari coretan tersebut dengan ikhlas. Setelah Nadya tidak
ada,kini Ryan lah yang menghapus coretan itu sendirian.

Lima tahun setelahnya, Ryan terus menjalani kehidupan dengan


mengenang dosa-dosanya di masa lalu yang ia lakukan terhadap Nadya.
Kehidupan dia sekarang tidak baik.Keluarga mereka mengalami krisis
ekonomi. Ryan yang saat itu bekerja samping mulai berhenti dan
menjual barang barang milik dia untuk menghidupi keluarganya.
Merasa dia tidak bisa memperbaiki masa lalu nya,ia memutuskan untuk
bunuh diri. Dia bermimpi bertemu Nadya di sebuah sekolah dan
meminta maaf serta mengajak dia untuk berteman. Setelah dia bangun
dari mimpi itu,dia menyadari satu hal terakhir sebelum bunuh diri
adalah meminta maaf kepada Nadya. Di saat itu juga Ryan mulai belajar
bahasa isyarat secara otodidak. Saat sarapan pagi bersama ibunya,
ternyata ibunya mengetahui rencana Ryan untuk bunuh diri “jika kau
benar akan bunuh diri,ibu akan membakar uang hasil penjualan
ini!”kata ibunya yang mengancam Ryan. “i.. iyaa.. aku janji”kata Ryan.
Pada akhirnya,Ryan mengurungkan niat itu.

Setelah itu,Ryan berangkat ke sekolah menggunakan sepeda ibunya.


Dia terus merenungkan apa yang telah terjadi. Dalam pikirannya ,
sesekali muncul rasa penyesalan bahwa dia harus terus dihukum atas
perilaku bullying yang dia lakukan di masa lalu. Saat memasuki lorong
sekolah,dia selalu merasa kesepian dan tidak dihiraukan oleh teman
temannya.Dia pun menyendiri di kelas.. Esoknya saat dia sampai di
sekolah,dia melihat dua orang ,yang satu bertubuh gendut dan
berambut kribomeminta tolong dan satu nya lagi .Terlihat mereka
sedang merebutkan sesuatu. Ryan memberanikan diri untuk
menghampiri mereka. “hei, kalian kenapa?” tanya Ryan. “aku ingin
meminjam sepeda si gendut ini, tetapi dia tidak ngebolehin”kata orang
itu. “Yaudah,pakai sepedaku saja”ucap Ryan menawarkan. Orang itu
pun melepas sepeda si kribo dan membawa sepeda Ryan. Saat pulang
sekolah Ryan tidak melihat sepedanya dan memutuskan untuk jalan
kaki menuju sekolah khusus tunarungu untuk menemui Nadya.

Sesampainya di sana,ia dicegat anak perempuan yang mirip laki laki.


“Kau mau apa ha?”tanya anak itu. “aku ingin bertemu Nadya, apakah
dia ada di sini?”tanya balik Ryan. “Dia tidak ada di sini”jawab anak itu.
Ryan tidak percaya karena dia melihat Nadya sedang duduk di kelas itu.
“Pokoknya tidak ada!”ucap dia sambil menutup pintu kelas. Ryan pun
pulang ke rumah dan tidak jadi menemui Nadya. Saat di jalan,dia
bertemu orang berambut kribo lagi yang ingin mengembalikan sepeda
dia. “terima kasih. Nama kamu siapa ya?”tanya Ryan. “wah parah
banget gak tau teman sekelas sendiri.nama ku Rendy” jawab dia. Ryan
dan Rendy pun menjadi sahabat saat itu juga.persahabatan mereka
semakin erat ketika mereka bermain bersama di taman kota.

Setelah beberapa hari,Ryan memutuskan pergi menemui Nadya lagi.


Dan lagi-lagi dia dicegat oleh anak perempuan setengah laki itu. Namun
Rendy datang dan memaksa anak itu untuk minggir. Tetapi itu
membuat keributan yang menarik perhatian orang orang di sana
termasuk Nadya. Melihat suasana semakin kacau,Ryan berlari keluar
menghindari keributan itu. Tiba tiba Nadya mengejar Ryan sampai
keluar. Ryan melihat Nadya dan mereka pun saling berkomunikasi
dengan bahasa isyarat. Nadya terkesima melihat bahasa isyarat yang
Ryan lakukan sangat lihat. Nadya pun memberitahu Ryan kalau dia
sangat senang bertemu dengan Ryan lagi. Ryan juga bertanya siapa
anak kecil yang berkelahi tadi. Nadya menjawab kalau anak itu adalah
Adiknya Nadya bernama Cindy.Dia juga ingin menjalin pertemanan
dengan teman teman SD nya yang lain. Ryan juga berpikiran sama
dengan Nadya. Mereka berdua memutuskan untuk menemui teman
teman SD mereka. Pertama-tama mereka mendatangi sekolahnya
Sarah,teman akrab Nadya waktu SD.

Sesampainya di sana, mereka bertemu dengan sarah. Sarah dan Nadya


pun berbincang menggunakan bahasa isyarat dengan asyik. Ryan pun
merasa tak nyaman melihat obrolan mereka berdua dan pergi ke toilet
umum. Saat Ryan menuju ke toilet umum,dia melihat seseorang yang
mirip dengan Sinta teman SD nya. Saat itu juga Ryan melihat dia sedang
berlari menjauhi Ryan. Setelah dari toilet,dia kembali bertemu dengan
Sinta. “apakah kau ingat aku?”tanya Sinta. “Ya,aku ingat. Apakah kau
ingat Nadya? Dia ingin berteman denganmu” tanya Ryan juga. “Gak
sudi!”jawab Sinta sambil berlari ke arah Nadya yang berada di seberang
jalan. Lagi lagi Sinta menjali Nadya dengan mengambil alat bantu
dengarnya. Namun Ryan menyuruh Sinta untuk mengembalikannyadan
Ryan meminta maaf ke Nadya. Sinta terlihat kesal kepada Nadya dan
meninggalkan mereka sambil mengucapkan kata kasar. Beruntung
ucapan Sinta tak didengar oleh Nadya. Ryan bertanya ke Nadya tentang
keberadaan Sarah menggunakan bahasa isyarat. Ternyata Sarah sudah
pergi pulang lebih cepat. Setelah itu Nadya terlihat ingin memberi
sesuatu. “cin ta”ucap Nadya. “Ci... Ta?”Kata Ryan yang kebingungan
dengan maksud perkataan Nadya. Nadya terlihat cemberut dan berlari
untuk pulang setelah melihat ekspresi Ryan.

Esok harinya di sekolah,Ryan memberanikan diri untuk mengobrol


dengan teman teman sekelasnya. Dan ternyata mereka menerima Ryan
sebagai temannya. Ryan mengajak teman temannya ke taman bermain
di Jambi. Ryan juga mengajak Nadya dan adiknya. Merekapun
berkumpul esoknya di taman bermain. DI sana juga ada Sinta yang
datang tanpa diajak. Ryan pun tampak kesal dengan Sinta. Tetapi Nadya
menerima keberadaan Sinta. Ryan da teman temannya bermain
bersama sama. Mereka menikmati keseruan bermain rollercoaster
disana. Setelah dari rollercoaster,Sinta mengajak Ryan untuk membeli
cemilan di toko. Ryan menerima ajakan itu. Saat membeli cemilan,Ryan
menyadari orang yang menjual cemilan itu adalah teman geng dia
waktu kecil. Ryan tampak cuek dengan dia karena mengingat perlakuan
temannya yang meninggalkan Ryan saat dia ingin mencoba
bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap Nadya itu waktu SD.
Ryan berpikir kalau Sinta sengaja mempertemukan kembali Ryan
dengan Ridho supaya mereka menjadi teman lagi. Ryan segera
meninggalkan toko itu setelah mengambil cemilannya. Saat Ryan duduk
di bangku taman,Sinta menghampirinya. “Coba saja Nadya tidak ada
waktu itu, mungkin kita akan tetap bersama sama sampai saat ini”Ucap
Sinta. “Tidak! Ini semua karena perbuatanku terhadap Nadya”kata
Ryan yang tidak setuju dengan Sinta. Mendengar ucapan Ryan,Sinta
berlari ke arah Nadya yang sedang duduk di sebelah. “Nadya... Naik
bianglala yuk”ajak Sinta sambil menarik Nadya. Nadya menerima
ajakan itu. Sebelum Nadya pergi, adiknya menitipkan kamera
kepadanya.Merekapun pergi menaiki bianglala. Setelah menaiki
bianglala,Nadya terlihat murung. Ryan bertanya keadaan Nadya
menggunakan bahasa isyarat. Tetapi Nadya menjawab dia tidak apa-
apa. Ryan tidak percaya dengannya.

Besoknya Cindy mendatangi rumah Ryan dan menunjukkan hasil


rekaman kamera saat di bianglala. Ternyata Adiknya sengaja merekam
untuk mengetahui keadaan Nadya di bianglala. Ternyata isi rekaman
menampilkan keadaan Nadya yang sedang dicaci maki oleh Sinta. Sinta
tidak segan mengatakan kalau dia membenci Nadya. Nadya ingin
meminta maaf tetapi ditolak oleh Sinta. Sinta pun menampar wajah
Nadya dan pergi meninggalkannya. Melihat itu,Ryan langsung ingin
menemui Sinta dengan penuh emosi.Ryan memutuskan untuk pergi ke
sekolah

Saat Ryan pergi ke sekolah, terlihat Teman teman Ryan beserta


Rendy,Sarah,Nadya dan adiknya. Ryan juga melihat Sinta di sana.
Dengan penuh emosi,Ryan menghampiri Sinta. ,”Kenapa kau membully
Nadya lagi ha?!”tanya Ruang yang marah. “Emang kenapa,bukankah
kau juga yang membully Nadya dulu?!”teriak Sinta. Ryan hanya
terdiam.Mendengar ucapan Sinta,teman teman mereka tidak percaya.
“betulkah itu Ryan?”tanya salah satu temannya. Ryan hanya
mengangguk dan terdiam saja. Teman temannya kecewa dengan
itu,dan mulai pergi meninggalkan Ryan. Ryan lagi-lagi menyalahkan
dirinya sendiri. Nadya terdiam dan terlihat merasa kalau Nadya lah
yang bersalah.

Besoknya Ryan melihat adiknya Nadya yang terlihat sedang bersedih.


“hei,kau kenapa?”tanya Ryan. “gak apa apa kok “. “Nadya di
mana?”tanya Ryan lagi. “Dia sedang berada di rumah karena tidak enak
badan”jawab Cindy. Ryan tidak percaya dengan ucapan dia karena
merasa Keluarga Nadya sedang mengalami duka. Adiknya pun pamit
pergi. Ryan diam diam dan ternyata dia sampai di pemakaman nenek
nya Nadya. Merasa kasihan melihat Nadya yang sepertinya depresi atas
kehilangan neneknya,Ryan mengajak Nadya dan adiknya jalan jalan.
Bukannya merasa baikan,Nadya tidak merasa senang sedikitpun dan
masih terlihat depresi sedangkan Cindy sudah merasa baikan. Cindy
punya ide dengan mengajak Nadya dan Ryan ke festival tahun baru
Minggu depan bersama sama supaya menghilangkan rasa depresinya.
Ryan langsung menerima ajakan itu, sedangkan Nadya hanya
mengangguk sambil termenung.

Saat festival tahun baru tiba,Ryan bersama keluarga Nadya berkumpul


di taman kota saat sore hari. Ryan sangat gugup ketika melihat ibu
Nadya karena mengingat Ryan pernah dimarahi oleh ibu Nadya. Tetapi
ibu Nadya tampak diam saja. Sepertinya ibu Mereka menikmati suasana
gembira di tengah suara petasan kembang api di langit. Adiknya Nadya
saat itu ingin membeli Cemilan bersama ibunya. Mereka berdua pun
pergi dan tak lama setelah itu, tiba-tiba Nadya ingin pergi pulang ke
rumah. Dia dengan menggunakan bahasa isyarat ingin pergi ke rumah
untuk belajar. Ryan ingin ikut dengannya,namun Nadya tidak
memperbolehkannya. Nadya pun berpamitan dengan Ryan.”ehh,Nadya
mana?”tanya Ibu Nadya yang telah membeli cemilan. “Dia tadi bilang
pergi ke rumah untuk belajar”jawabku. “boleh minta tolong ambilkan
kamera ku yang tertinggal dong, sekalian mastiin kondisi Nadya”suruh
Cindy. Ryan pun pergi ke rumah Nadya setelah itu.

Sesampainya di sana,dia melihat bayangan seorang wanita dengan


cahaya kembang api di luar jendela balkon. Ryan menyadari kalau Itu
adalah Nadya. Tetapi setelah itu,Nadya nampak memanjat pagar
balkon.Ryan menyadari kalau Nadya akan melakukan bunuh diri.
Dengan cepat Ryan berlari menuju balkon. Ryan berhasil menangkap
tangan Nadya yang akhirnya melompat dari balkon. Dengan sekuat
tenaga Ryan menarik Nadya ke atas. Ryan memohon agar Nadya tidak
melepas genggaman tangannya. Ryan juga berjanji dalam hatinya kalau
dia akan menemani Nadya selamanya jika Nadya berhasil selamat.
Akhirnya Nadya berhasil diangkat ke atas. Namun sayangnya,Ryan tiba
tiba tergelincir karena beban Nadya terlalu berat dan terjatuh ke kali di
bawah rumah Nadya.

Ryan bermimpi tentang Nadya saat SD yang mengajak Ryan untuk


berteman. Dia menerima ajakan itu. Nadya terlihat tersenyum dan saat
itu juga Ryan terbangun di rumah sakit di malam hari. Dia
mengkhawatirkan keadaan Nadya dan mencarinya sampai ke luar
ruangan. Akhirnya Ryan melihat Nadya di lorong rumah sakit sedang
terduduk di lantai sambil menangis. Ryan pun mendatangi Nadya. Ryan
tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Nadya
yang mengira ini hanya mimpi. Saat itu juga Ryan meminta maaf dan
berjanji akan menemani Nadya sampai kapanpun sambil menggenggam
tangan Nadya seperti yang dilakukan Nadya saat SD. Ibu Nadya dan ibu
Ryan ternyata ada di situ juga. Nadya, adiknya dan Ibunya langsung
mendekati ibu Ryan dan berlutut meminta maaf karena kelakuan
Nadya. “nggak usah gitu,yang penting mereka berdua selamat saya
sudah senang.”ucap ibu Ryan sambil tersenyum

Seminggu kemudian Ryan dinyatakan sembuh dan bisa kembali


bersekolah.Ryan baru mengetahui kalau Sinta lah yang selalu
menjenguk Ryan saat Koma dari ibu Ryan. Mendengar itu Ryan tidak
mengatakan apapun dan langsung keluar pergi ke sekolah. Saat ingin
berangkat ke sekolah,dia bertemu dengan Sinta. Dia mengatakan kalau
Ridho dan Naufal lah yang menyelamatkan Ryan saat terjatuh ke kali
dan dia terang terangan mengatakan dia masih membenci Nadya. Ryan
hanya terdiam dan pergi menuju sekolah. Ternyata di sekolah dia
sedang mengadakan festival ulang tahun sekolah. Saat di lorong
sekolah dia bertemu dengan Nadya dan teman teman lainnya yang
sudah menunggu Ryan.Nadya lah yang mengumpulkan teman teman
Ryan dengan mendatangi mereka dan memohon untuk memaafkan
kesalahan Ryan dulu. Di situ juga terlihat Sinta. Nadya mengatakan
menggunakan bahasa isyarat kalau Sinta telah dihukum dengan sebuah
tamparan dari ibu Nadya.Ryan merasa itu sudah cukup dengan apa
yang telah dibuat Sinta. Merekapum semua kembali akur dengan
menikmati festival di sekolah itu

Anda mungkin juga menyukai