Anda di halaman 1dari 8

I have a crush on you

Prolog
4 tahun yang lalu...
”Rani, lu suka kan sama David. Jujur deh, ga usah bohong! Kita semua udah tau”
“ehh bilang aja ran, ga usah bohong”
“Rani, kita ini temenan loh, jujur aja gpp”
“baru satu hari lo masuk kelas ini, lu udah ada yang naksir?”
Begitulah kira-kira suasana di kelas VIII.7 pada saat ini. Anak pindahan dari
kelas sebelah menghebohkan kelas itu dalam waktu dua hari setelah dia pindah.
Chealsea Kristarani Matthew, atau yang biasa di panggil Rani. Rani tidak menyangka
bahwa dia akan menjadi bahan gosipan hari ini. Sedangkan kini, orang yang membuat
keheboan itu duduk diam di meja guru sambil memakan permen milkita kesukaanya.
Nicholas David Alexander, atau yang biasa di panggil David, Laki-laki dengan
kulit agak gelap, dengan senyumannya yang indah. Dia adalah orang yang membuat
keheboan pada hari itu. Cowok aneh yang sok kenal dengan dirinya.
“sini biar gue jelasin semuanya. Gue ga suka David! Dan ga akan pernah suka! Begitu
juga sama David, dia ga suka gue!. Lagian apa salahnya kalau teman sekelas chatan?
Ga ada kan?” jelas Rani kepada teman-temannya yang kini berkumpul di meja
miliknya.
David yang tadi duduk di meja guru, berjalan menghampiri kerumunan
tersebut lalu duduk di samping Rani. “Ran, lo jangan bilang gitu. Nanti lo suka sama
gue baru tau rasa lo. Btw, gue suka ko sama lo.” Kata David sambil merangkul Rani.
“GA AKAN GUE SUKA SAMA COWOK BUAYA KEK LO!”
⁂⁂⁂
Bab 1
4 tahun kemudian....
To: Nicholas David Alexander
Halo David...
ga kerasa banget, gue udah 4 tahun suka sama lo. Iyaa, benci gue ke lo dulu berubah
jadi rasa suka. Seperti yang lo tau, gue susah buat suka sama orang lain. Entah
kenapa rasa suka ini bisa bertahan selama 4 tahun padahal kita lost contact udah lama
banget. Gue juga pengen buka hati buat orang lain dan itu ga bisa karna gue yakin gue
bisa sama lo suatu hari nanti. Selama ini gue juga sering ngestalk akun ig lo pake akun
fake gue @vrannie_ee, yah itu gue. Dan setelah dengar lo udah punya pacar, disitu
gue udah ga yakin bisa milikin lo. okee makasih 4 tahunnya, gue masih suka sama lo
meskipun lo punya pacar. Gue ga akan rebut lo dari pacar lo kok, tenang aja. Gue ga
jahat karna gue pengen bersaing secara sehat yaitu melalui doa, karna kalau gue
lakuin perbuatan pasti ga lo lirik..
By:Chealsea Kristarani Matthew
Di dalam kelas yang sepi, Rani menulis surat itu di selembar kertas, ia
melipatnya terlebih dahulu, lalu ia menyisipkan kertas itu kedalam casing handphone
miliknya. “casing handphone, meja, kertas, pulpen, bangku, tas, dan semua benda yang
ada di ruangan ini kalian jadi saksi kalau Rani pernah nulis surat pertama kali buat
seorang cowok yahh.”
⁂⁂⁂
Sepulang sekolah, Rani ia berniat untuk jalan-jalan ke sekolahnya waktu SMP
dulu, SMP Negeri 2 Rantepao. Sekolah yang membuat dia bertemu dengan sosok laki-
laki yang bisa membuatnya jatuh cinta hingga 4 tahun lamanya.
Tepat di depan kelas VIII.7, Rani membuka pintu kelas yang ternyata tidak
terkunci. Ia kembali mengingat kenangan yang ada di kelas itu, kelas yang menjadi
saksi bahwa Rani pernah mengatakan bahwa ia tidak akan menyukai lelaki buaya
seperti David. Ia tertawa kecil ketika mengingat bahwa ia pernah mengatakan hal yang
sekarang berbanding terbalik dengan perkataanya dulu.
Ia meninggalkan tempat itu lalu berjalan ke arah gazebo yang berada di ujung
lapangan, lalu duduk di tempat itu. Kenangan saat dia melihat David dengan diam-diam
saat bermain basket, menyuruh temannya untuk memerhatikan apa yang sedang di
lakukan David, dan masih banyak lagi.
Setelah menghabiskan waktu hampir dua jam ia berniat untuk pulang ke rumah.
Ia berjalan ke arah gerbang untuk mencari angkutan umum, namun hal tersebut dia
urungkan ketika hujan deras mengguyur kota itu. Ia berjalan ke arah kursi yang ada di
depan kantor untuk berteduh.
Tiga puluh menit sudah hujan mengguyur namun hujan tak ada tanda-tanda
untuk berhenti. Rani, mendekap tubuhnya. Perempuan itu mulai kedinginan. Ia lupa
membawa jaket tadi karena terburu-buru. Rani tidak tahan dingin, badannya mulai
memerah dan mukanya sudah mulai pucat.
“ehh ran, lo gapapa kan?”
Rani menoleh ke arah sumber suara tersebut. “David, bantu gue... d-dingin.”
kata Rani dengan suara yang bergetar, ia pusing, badannya juga mulai panas.
“ayoo gue antar ke pulang” kata David lalu membantu Rani untuk berdiri
namun, Rani langsung tidak sadarkan diri. David mengecek kondisi badan Rani.
“shittttt panas bangett” David kemudian membawa Rani ke rumah sakit terdekat
menggunakan mobil miliknya dengan menggunakan kecepatan ditas rata-rata.
⁂⁂⁂
David membopong tubuh Rani sambil masuk kedalam rumah sakit sambil
berlari.
“Dok, tolongin teman saya dok.” Teriak David memanggil dokter saat ia
memasuki ruangan tempat pemeriksaan.
“tolong tunggu sebentar ya. Kamu bisa tunggu di luar dulu.” Kata salah satu
perawat lalu menutup pintu ruangan.
David kemudian duduk di bangku yang berada di depan ruangan tersebut.
Setelah beberapa menit, seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. David. pun berdiri
lalu menghampiri dokter itu
“Gimana keadaan teman saya dok?” kata David kepada dokter itu.
“kondisi pasien sekarang sedang lemah, mungkin di rawat sampai beberapa hari
kedepan.” Jawab dokter itu.
“apa saya bisa masuk dok”
“silahkan. Baiklah saya permisi dulu”
“iya dok, terima kasih.”
David masuk kedalam ruangan tersebut, ia melihat Rani yang masih
memejamkan matanya. Ia kemudian duduk di kursi samping brankar Rani, ia
memerhatikan wajah Rani yang pucat. Tanpa sadar, tangannya mengelus puncak kepala
Rani.
David merasa ada yang bergetar di dalam tas milik Rani. Ia kemudian membuka
tas milik Rani lalu mencari barang tersebut, ia melihat bahwa ponsel Rani yang
bergetar pertanda telfon masuk. Lantas ia mengambil barang tersebut lalu mengangkat
telfon tersebut.
“halo Rani, kamu belum pulang? Udah jam berapa ini? Udah mau sore.”
Celoteh orang di seberang sana.
“halo tante, saya David temannya Rani”
“kok handphone Rani bisa ada sama kamu?”
“tadi saya tadi ga sengaja lihat Rani duduk di depan kantor, dia kayaknya mau
pulang tapi kehujanan. Terus waktu saya samperin dia udah kedinginan,
badannya lemas sama badannya udah panas banget jadi saya langsung bawa ke
rumah sakit.”
“Ya Tuhan... makasih banyak yah nak, udah mau nolongin Rani. Kamu
sekarang ada di rumah sakit mana biar tante ke sana.”
“Rumah sakit Elim tante”
“ohh yaudah, sekali lagi makasih yahh. Tante nyusul kesana”
Bab 2
Setelah di rawat selama beberapa hari di rumah sakit, kini Rani sudah di
perbolehkan untuk pulang. Maya-Ibu Rani menghubungi Pak Mamat-supir pribadi
keluarga agar menjemput mereka di rumah sakit.
Rani turun dari brankar, ia berniat membantu Maya membereskan pakaian ganti
yang di pakainya namun Maya melarang Rani untuk membantunya. Rani duduk di sofa
yang ada di samping meja ruangannya, sambil memikirkan apakah yang menolongnya
saat itu David atau bukan. Ia akan tanyakan kepada mamanya nanti.
Setelah menunggu beberapa menit, Pak Mamat sudah datang untuk menjemput
mereka berdua. Pak Mamat membawakan barang bawaaan mereka, memasukkannya
kedalam bagasi, lalu membukakan pintu mobil untuk majikannya itu. Pak Mamat
melajukan mobil menuju pekarangan rumah keluarga Matthew.
“Mama, yang antar Rani ke rumah sakit siapa?” tanya Rani membuka
pembicaraan.
“Aduhhh.....mama lupa itu namanya siapa yah? Dasri? ahhh bukan. Daeri?
Bukan juga. Delon? Dion? Bukan deh kayaknya.” Maya lupa dengan nama yang
mengantar Rani. Maya berusaha mengingat siapa yang mengantar Rani ke
rumah sakit waktu itu, namun hasilnya ia tetap tidak mengingatnya.
Rani mencebikkan bibirnya lalu menghadap ke kaca mobil melihat
jalanan.“ishh mama bikin kepo kan”

⁂⁂⁂

Beberapa minggu kemudian, kini kondisi Rani sudah kembali seperti biasanya.
Ia mulai fit kembali dan mengikuti pembelajaran di sekolah. Ia hari ini berencana akan
mengunjungi makan sahabatnya. Sudah lama dia tidak kesana, pulang sekolah nanti dia
akan langsung ke makam sahabatnya itu.
Bel sekolah pun berbunyi, ia segera membereskan alat tulis miliknya serta buku
yang ia gunakan kedalam tas. Setelah itu, ia berlari keluar kelas menuju ke parkiran
khusus murid.
BUKK..
“shitt..” umpat Rani saat ada yang menabraknya hingga terjatuh di koridor.
“sorry gue ga sengaja. Lo gapapa kan?” tanya orang itu sambil mengulurkan
tangannya untuk membantu Rani bangun.
Rani menerima uluran tangan tersebut, kemudian ia bangun sambil merapikan
roknya dan pasir yang menempel. Ia melihat orang yang berada di depannya
saat ini. Orang yang menabraknya. Dia David. “makasih. Gue gapapa ko” kata
Rani dengan gugup.
“beneran gapapa kan?” kata David sambil mengecek keadaan Rani.
“i-iya gapapa ko. Makasih,gue duluan yah” Rani berlari dari hadapan David
sambil memegang dadanya yang sudah tidak karuan.
“huaaaaaaa mamaa, anak mu butuh jantung baruu”

⁂⁂⁂
Kini David berada di tempat les musik yang ia ikuti sejak masuk ke SMP. Ia
memasuki gedung itu sambil membawa gitar miliknya. Ia masuk kedalam ruangan
tempat ia berlatih, kini baru David yang datang. Ia meletakkan gitar miliknya di stand
gitar yang ada di sampinya. Ia berjalan ke arah Piano, memainkannya sebentar lalu
beralih pada gitar yang ia bawa tadi. David mengambil gitar yang ia bawa, gitar yang
menemani dia mengikuti berbagai lomba dan konser yang di adakan tempat lesnya.
Ia kemudian memainkan satu lagu, Untukmu Aku Bertahan-Afgan. Lagu yang
mengingatkan dia pada seseorang di masa lalu. Ester, pacar David waktu masih duduk
di bangku SMP. Orang baik yang selalu mendukung David melakukan apa yang dia
sukai, memberikan solusi ketika ia mempuyai masalah, dan menegurnya ketika
mempunyai salah. Orang baik yang nyawanya di ambil oleh Tuhan dengan cepat.
David mulai memetik gitar itu sehingga mengeluarkan alunan nada yang indah,
suaranya juga menjadikan suasana di ruangan itu menjadi romantis.
Untukmu aku akan bertahan
dalam gelap takkan ku tinggalkan
engkaulah teman sejati kasihku
di setiap hariku
untuk hatimu ku kan bertahan
sebentuk hati yang kau nantikan
hanya kau dan aku yang tau
arti cinta yang t’lah kita punya
Ia meletakkan kembali gitar itu ke stand yang ada di sampingnya. Ia mengambil
ponsel miliknya yang berada di saku celananya, ia menekan tombol power. Gambar
pertama yang dia lihat, Foto Ester dan dirinya saat kelulusan SMP beberapa tahun yang
lalu.
“maafin aku, pesan terakhir kamu belum titipkan belum bisa aku laksanain Ester. Tapi
kamu tenang aja, aku pasti akan laksanain pesan kamu suatu hari nanti.”

Bab 3
Di sebuah rumah pohon yang ada di tengah hutan, Rani membuka

Anda mungkin juga menyukai