Anda di halaman 1dari 5

Komunikasi Terapeutik Pada Kenakalan Remaja

Komunikasi terapeutik yang dilakukan pada anak remaja apalagi dengan kasus kenakalan remaja
perlunya pendekatan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Pada kesempatan kali ini kita akan meroleplaykan komunikasi terapeutik kenakalan pada
remaja.

Nama Pemain:
1. Evi irawati : Rani
2. Deska p : Pacar Rani
3. Inakotul : Ayah Rani dan Narator
4. Hanindya : Ibu Rani
5. Devi A : Perawat

Di sebuah sekolah menegah atas didaerah kota Surabaya terdapat siswi yang bernama
Rani Maryati, Rani adalah anak seorang pengusaha batu bara yang terkenal di daerahnya. Rani
mempunyai kekasih yang bernama Aditya Sumarko, perjalanan cinta mereka sudah berlangsung
selama satu tahun sejak mereka satu kelas di SMA tersebut. Disuatu ketika ada sebuah insiden
yang mengakibatkan hubungan mereka menjadi kacau, berikut ceritanya.simak dengan baik ya

(dikelas) Saat Rani sedang sibuk menulis tiba tiba adit menghampirinya
Adit : Sayang, nanti keluar yuk.
Rani : Mau kemana?
Adit : Udah, Ikut aja, aku mau kasih kamu kejutan, kita senang senang besok kan libur.
Rani : hmm oke.jam berapa?
Adit : nanti aku jemput jam 5 sore, dandan yang cantik ya sayang

(sorenya) Mereka pergi bersenang senang di pantai di daerah malang, sesampainya dipantai adit
mendirikan sebuah tenda kecil , ia berniat untuk bermalam di pantai tersebut dengan rani.

(beberapa bulan kemudian) Rani menghampiri aditya di bangkunya


Rani : sayang, aku hamil
Adit : Apaa!!! Kok bisa !!!
Rani : Aku harus bilang apa ke papa sama mama? Kamu harus tanggung jawab!
Adit : Gugurin kandungan itu sekarang! Aku gamau putus sekolah gara gara kamu!
Rani : Kamu sudah gila ya? Mana mungkin aku membunuh darah dagingku sendiri.
Adit : oke kalo kamu gamau gugurin, kita putus aja! Aku mau pindah sekolah dari sini.
Rani : *menampar adit sambil menangis*

Lalu aditpun pergi meninggalkan rani. akibat dari kejadian tersebut Ranipun merasa depresi
berat, wajah nya pucat dan Rani tidak mau makan

(di kamar rani)


Mama : *menghampiri rani yang sedang tidur dikamar* Rani ayo makan sayang,sudah 3
hari ini kamu murung terus dikamar gamau makan.kamu kenapa nak?
Rani : Aku gapapa kok ma.
Mama : Rani *sambil mengelus elus rambut rani* kamu anak mama satu satunya,kebanggaan
mama, jangan begini terus, mama jadi sedih, kalau ada apa apa cerita sama mama.
Rani : iya ma. Rani mau sendiri dulu.
Mama : yasudah,nanti makan ya. Makanan nya sudah ada di meja makan.

Melihat mamanya yang sangat perhatian terhadapnya,rani pun semakin terpuruk karena ia tidak
ingin melihat kedua orang tuanya sedih,akhirnya Rani pun berniat untuk bunuh diri.

(dikamar)
Rani : *mengambil cutter di laci,sambil menggumam dan menangis*
maafin rani ya maa, paa.Rani gabisa jadi anak yang baik untuk mama dan papa. Rani ga
nurut apa kata mama.
* Ia pun menyayat tangannya tepat di arteri radialis sambil berteriak* AAA..aaa

Mendengar teriakan tersebut, papa dan mama rani langsung kaget.


Mama : suara apa itu pa??
Papa : kayaknya dari kamar rani ma, ayo kita cek dulu.
*mengetuk pintu* Rani,kamu gapapa sayang?
Mama : *mengetuk pintu juga* rani, kamu gapapa nak? Pa kok gaada suara?
Papa : mungkin rani tidak mendengar ma, papa coba dobrak dulu

Karena tidak ada jawaban, ayah rani pun mendobrak pintu kamarnya dan mendapati rani yang
sudah berlumuran darah.

Mama : Raniii, kamu kenapa nak. *sambil menangis* paa cepat telfon ambulance!
Papa : iya ma.

Setibanya di rumah sakit rani ditangani oleh dokter dan perawat,beruntung nyawa rani masih
bisa diselamatkan. Mama dan papa rani menceritakan apa yang telah terjadi pada perawat untuk di
dokumentasikan oleh perawat.

Perawat : Anda keluarga dari pasien?


Papa dan Mama : iya sus saya orangtua pasien.
Perawat : mari ikut saya untuk saya mintai identitas dari pasien.
Papa dan Mama : iya sus.
Perawat : Nama anak ibu siapa? Umur berapa?
Papa : Rani sus. Umur 17 tahun.
Perawat : kalo boleh saya tau, rani itu anaknya bagaimana kalo dirumah?
Mama : rani itu seorang anak yang periang sus. Cumin agak sedikit tertutup jika dia
mempunyai masalah
Perawat : awal dari kejadian ini bagaimana bu,hingga dia terluka.
Papa : akhir akhir ini dia sering mengurung diri dikamar, dia juga tidak nafsu makan
Mama : saya juga sudah mencoba untuk menanyakan pada dia, tetapi dia tetap saja
diam hingga akhirnya dia nekat melukai dirinya sendiri.
Perawat : *manggut manggut* jadi begitu, kalo diizinkan saya akan mencoba untuk
menenangkan hati rani, siapa tau rani akan terbuka kepada saya.tindakan
saya ini agar mempercepat proses penyembuhan rani.
Mama : boleh sus.karena saya juga tidak ingin kehilangan rani, anak semata wayang
kami
Papa : *mengelus elus bahu mama*

Setelah itu perawat mulai melakukan pendekatan pada rani.

Perawat : *mengetuk pintu* permisi, mbak rani ya? Saya perawat devi yang bertugas
pagi hari ini dari jam 07.00 sampai jam 02.00. saya periksa dulu ya mbak
tekanan darahnya.permisi. *sambil memasang manset pada lengan rani*
Rani : *hanya terdiam*
Perawat : bagaimana tidurnya tadi malam mbak?nyenyak?
Rani : *hanya mengangguk*
Perawat : mbak rani sendirian ya? Kalo butuh apa apa pencet tombol disamping ini ya
mbak.selama saya dinas insyaallah sebisa mungkin saya akan membantu
mbak.
Rani : iya mbak terimakasih
Perawat : tensi mbak 90/60 mmHg. Banyak banyak istirahat ya mbak, minum air putih
yang banyak,jangan terlalu banyak fikiran. Tenangkan hati mbak, kalo mbak
terlalu banyak mikir akan berpengaruh dalam proses penyembuhan mbak.
Nggak kasihan sama mama dan papa? Mereka sangat khawatir lo sama mbak
rani
Rani : iya sus,terima kasih ya.
Perawat : ya sudah, saya pergi dulu ya mbak. Kalo butuh apa apa pencet tombol itu ya

Setelah perawat pergi, rani yang sendirian dikamarpun menangis menyesali semuanya. Setelah
beberapa hari dirawat oleh perawat devi rani pun menaruh simpati pada nya.ia pun berniat untuk
meminta bantuan pada perawat devi

Rani : *memencet bel* teeeet.. teeeet


Perawat : *menegetuk pintu* ada yang bisa saya bantu mbak rani?
Rani : *rani tetap menangis*
Perawat : Apa yang mbak rani fikirkan sehingga mbak menangis seperti ini? *sambil
memeluk rani* cerita sama saya anggap saja saya ini kakak kamu,privasi rani
akan saya jaga kok. barangkali mbak bisa bantu.
Rani : *menatap wajah perawat* saya khilaf mbak,dan saya tidak tahu harus
bagaimana
Perawat : setiap orang pasti pernah salah kok,jangan terlalu dibikin beban. Memang
masalahnya apa?
Rani : ada hal yang ingin saya ceritakan kepada orang tua saya tetapi saya bingung
harus memulainya darimana, saya tau bahwa apa yang saya ceritakan
nantinya
akan membuat mereka kecewa, dan hal itu yang sangat saya takutkan mbak.
Perawat : bagaimanapun juga kamu tetap anak mereka rani,kamu jangan takut untuk
jujur kepada orang tuamu sendiri, walaupun itu menyakitkan setidaknya
kamu tidak hidup dalam rasa bersalah yang kamu pendam sendiri.manusia
tempat salah dan dosa. Jika kamu sudah menyadarinya segeralah bertindak,
meminta maaf dan memperbaiki kesalahanmu. Insyaallah mereka akan
mengerti kok, kamu jangan berkecil hati rani, masa depan kamu masih
panjang,jangan menyakiti diri kamu sendiri, , masih banyak orang orang
yang
sayang dan peduli sama kamu.
Rani : *memeluk perawat* terimaksih suster saya janji saya nggak akan
mengulanginya lagi
Perawat : iyaa sama sama rani, jangan murung lagi biar cepat sembuh ya
Rani : iya suster.
Perawat : apa masih ada yang bisa saya bantu
Rani : tidak suster,habis ini mama sama papa mau dating
Perawat : ya sudah, hapus dulu gih air mata kamu,saya permisi dulu ya.

Rani pun merasa sedikit lega dan akhirnya ia mau bercerita kepada kedua orang tuanya.

Pesan moral yang dapat diambil : jangan pernah merasa sendiri, tuhan memberikan semua
cobaan dan selalu member jalan untuk menyelesaikannya. Tinggal bagaimana cara kita untuk
menyikapinya. Tetap bersabar dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai