Anda di halaman 1dari 10

THIS IS ME

(Adaptasi kisah “Razan” perawat Palestina)

Pemeran:

Narator : Soraya Zhafira B

Perawat: - Rahma : Nihaya

- Rico : Ajep
- Nadya : Widya
- Laila : Yulianda
- Nazra : Dina I.

Ibu Kandung Rahma : Feni N

Ibu Angkat Rahma : Ainindhita Amalia K ( Aisyah )

Tim Medis : - Mala

- Aldi
Keluarga Rico : Mutiara (istri)
Keluarga Nadya : Ayu (Adik Nadya), Nisa (anak Nadya)
Tentara Palestina : Sherina, Naufal, Sri Wahyuni, Faqi R, Fitria, Qoriatul
Tentara Israel : Yuneu (Ashley), Lindah, Muggy, Nindha, Trie, Bety, Heru
Warga : Dewasa : Karlina, Lia, Gita, Raisa, Tika, Vina, Lian, Dzanisya,
Anak : Anggia, Dinda, Dyah, Iis, Irna
Scene 1:
Sebuah rumah sakit di Jakarta, pada pagi hari itu meminta beberapa perawatnya untuk
bersedia bertugas di daerah Gaza, Palestina selama 6 bulan untuk menjadi relawan medis disana.
Kemudian, telah ditetapkan 3 orang perawat yang ditugaskan menjadi relawan medis palestina.

Direktur : Saya meminta kalian untuk datang kemari adalah untuk meminta kalian menjadi
relawan medis di Gaza.
Nadya : Apa? Gaza? Palestina? ahh Saya tidak mau mati!
Rahma : Nadya tenang, kita dengarkan dulu. Siapa juga yang mau mati.
Riko : Kenapa juga harus kita pak?
Direktur : Karena kebetulan kalian adalah tim tanggap gawat darurat di RS ini, dan juga
saya melihat progress kerja kalian yang bagus.
Rahma : eumm... kira-kira berapa lama kami ditugaskan pak?
Direktur : kemungkinan adalah 6 bulan.
Nadya :Ya tuhan bagaimana ini? apakah pemerintah menjamin keselamatan kami?
Rico : dan apakah bapak yakin kami ditugaskan di Gaza? Bukankah itu sangat
berbahaya?
Direktur : kalian tenang saja, pemerintah menjamin semua keselamatan dan keperluan
kalian dan untuk wilayah, kalian adalah tim medis, kalian akan dilindungi oleh
PBB
Rahma : kami siap pak!
Rico & Nadya : RAHMA!!

Scene 2:
BANDARA
~Rahma & Ibu~
Ibu (Feni) : Ma, kamu sudah memikirkan matang-matang keputusan ini? Menjadi relawan di
medan perang seperti itu tidak mudah. Bahaya selalu mengancam, pikirkanlah
terlebih dahulu sayang
Rahma : aku tak perlu berpikir dua kali untuk menolong mereka, bu. Allah selalu
bersamaku. Atas ridho-Nya aku akan baik-baik saja, percayalah.
Ibu (Feni) : hikss..hikkss ibu takut nak, ibu sangat khawatir padamu.
Rahma : ibu..jangan menangis. Percayalah, Allah akan selalu melindungi hamba-Nya
yang berniat baik. Aku pamit ya bu
Ibu (Feni) : hati hati disana. Ibu akan selalu mendo’akanmu dari sini. ibu sangat
menyayangimu.
Rahma : terima kasih bu, aku juga menyayangimu. (berpelukan)
~Rico & Istri~
Istri (Mutiara) : kamu jahat!! Kenapa kamu meninggalkan aku dalam keadaan seperti ini. Kamu
mau anak kita lahir tanpa seorang ayah yang mendampingi?! hikkss (memukul
bahu Rico)
Rico : maaf sayang. Sungguh bukan seperti itu mauku. Tapi ada yang lebih
membutuhkan bantuanku. Aku hanya pergi sebentar saja.
Istri (Mutiara) : Kau jahat! Apa yang kau lakukan padaku itu jahat!! Bagaimana jika aku rindu?!
Kau akan pergi lama sekali.
Rico : maaf sayang, jaga dirimu dan bayi kita baik baik (mengelus perut istri). Aku
juga akan merindukanmu. (berpegangan tangan).

~Nadya, Adik & Anak~


Nadya : dik aku titip anakku yah, jaga dia dengan baik, aku pergi bertugas sebentar.
Adik (Ayu) : pasti kak, kakak harus baik-baik saja disana. Kakak harus jaga diri.
Anak (Nisa) : Mamah mau kemana dedek ikut mamah.
Nadya : ngga nak, mamah pergi sebentar, disini kan ada tante yang nemenin kamu. Baik
baik ya sayang.
Anak : nggaa..!! mau ikut mamah, dedek ga mau ditinggal mamah, adek gk mau
sendirian!! hikss
Adik (Ayu) : sstt! Tenang nak, ibu hanya pergi sebentar. Nanti dedek main sama tante yah.
Jangan menangis yah.
Anak (Nisa) : Mamah jangan pergi. Aku gamau sama tante, aku mau nya sama mamah.
(mencengkeram ujung baju ibunya)
Nadya : Sayang, dengerin mamah ya nak. Kamu anak baik, yang nurut sama tante. Kamu
mau dibawain apa dari sana sayang?
Anak (Nisa) : iya mah, aku akan nurut sama tante. Dedek gamau apa apa, cuman ingin mamah
cepet pulang, jangan lama lama disana. (Berpelukan)
Nadya : tolong jaga dia yah, aku pamit. (sambil berpelukan)
Adik (Ayu) : Hati hati

(bersalaman)
Rahma, Rico & Nadya: Assalamualaikum!!
Keluarga : waalaikumsalam (melambaikan tangan).

Scene 3:
PALESTINE

Rahma : Assalamualaikum
Laila : Waalaikumsalam saudaraku. Apakah kalian perawat yang berasal dari Indonesia
itu?
Rahma : Betul, ini kami.
Laila : Ah, perkenalkan aku Laila. Aku perawat yang bertugas disini. Ayo silahkan
masuk
Rahma & dkk : Baik, terima kasih
Laila : Oh iya, perkenalkan dia partnerku disini.
Nazra : Assalamualaikum saya Nazra.
Rahma & dkk : Wa’alaikumsalam.
Rahma : Perkenalkan saya rahma. Dan ini teman teman saya
Rico : Saya Rico
Nadya : Saya Nadya.
Nazra : Salam kenal semuanya, mari saya bantu bereskan barang-barang.
Rahma &dkk : ahh iya terimakasih
(rico & nadya mengikuti nazra untuk membereskan barang-barang yang dibawa oleh mereka)
Saat akan membereskan barang-barang bawaannya, secara tidak sengaja Rahma melihat seorang
ibu yang terlihat sedang duduk di depan tenda warga Palestine.
Rahma : Maaf Laila, kalau boleh tahu siapa ibu-ibu yang disebelah sana?
Laila : oh itu Umi Aisyah, beliau selalu berada disana untuk menunggu suami dan
anaknya pulang. Mereka pergi saat terjadi pemberontakan besar melawan tentara
israel.
Rahma : lalu dimana mereka?
Laila : mereka sudah meninggal. Beliau sudah diberitahu, tetapi beliau masih meyakini
bahwa keluarganya ada disini sedang kami obati.
Rahma : aku turut sedih mendengarnya. Ehm, bolehkah saya tahu dapur dimana?
Laila : tentu. Dapurnya ada di sebelah sana. mau ku antar?
Rahma : tidak apa apa, aku bisa sendiri, terimakasih Laila.
Laila : sama-sama, aku pergi dulu.
Rahma : Baiklah

~Tenda Asrama
Nazra : Oh iya. Kalau boleh tahu bagaimana di Indonesia itu? Aku hanya tau Bali dan
Jakarta
Rico : Di Indonesia ada 2 musim. Musim hujan dan kemarau. Budaya nya beragam,
orang orang di Indonesia itu ramah-ramah, dan masih banyak hal menarik lainnya
yang bisa kamu dapatkan langsung di Indonesia. Mengenai pelayanan kesehatan
di Indonesia kurang lebih sama seperti disini.
Nazra : Wow. Aku jadi ingin berkunjung ke Indonesia
Nadya : Ayo kapan kapan kamu main ke Indonesia, ajak sekalian Laila
Nazra : Oke

Dapur~
Rahma : Assalamualaikum..
Vina : waalaikumsalam.
Rahma : Perkenalkan saya salah satu relawan medis dari Indonesia, nama saya rahma.
Vina : Indonesia? Masha Allah. Jauh sekali. Ada yang bisa saya bantu?
Rahma : apakah saya boleh meminta sepotong roti?
Vina : roti? hanya 1?
Rahma : iya. saya ingin memberikan kepada seseorang, apa boleh?
Vina : tentu saja, tunggu sebentar biar adikku ambilkan.
Ica : ini ambilah, kalau boleh tau untuk siapa makanan ini?
Rahma : ah ini untuk ibu yang disana.
Ica : oh umi aisyah, dia selalu kami tawari makanan tetapi selalu menolak, beliau
bilang akan menunggu untuk makan bersama keluarganya.
Rahma : Ehm.. begitu? Aku akan mencoba membujuknya.

Rahma : assalamualaikum Umi. Boleh saya ikut duduk?


Aisyah : Waalaikumsalam. Oh iya, boleh. silahkan
Rahma : terima kasih umi. Saya Rahma, kalau boleh tahu nama umi siapa?
Aisyah : Saya Aisyah, panggil saja umi Aisyah.
Rahma : oh iya umi Aisyah sedang apa?
Aisyah : Saya sedang menunggu keluarga saya.
Rahma : Memangnya umi sedang menunggu siapa?
Aisyah : Saya sedang menunggu suami dan anak saya.
Rahma : apa umi sudah makan?
Aisyah : belum . saya belum ingin makan. Saya masih menunggu keluarga saya
Rahma : Sebaiknya umi makanlah terlebih dahulu, sembari menunggu mereka pulang
Aisyah : Tidak, mengapa mereka bilang keluargaku sudah mati. Suami dan anakku
bilang akan kembali, mereka tidak akan berbohong. Tapi mengapa mereka sampai
sekarang belum pulang.
Rahma : Umi, mereka sudah berada di surga, umi jangan bersedih.. mereka tidak
Jauh, mereka selalu ada dihati umi.
Aisyah : hikkss..hiksss..umi rindu mereka, umi sudah tidak punya siapa-siapa lagi.
Rahma : Umi jangan bilang begitu, umi masih punya kami. kami adalah keluarga buat
umi
Aisyah : Astaghfirullah. Kau benar, aku tak boleh seperti ini terus. Terimakasih nak, kau
seperti anakku saja. Eumh bolehkah aku menganggapmu sebagai anakku?
Rahma : tentu saja umi (berpelukan).

Nazra : kemana rahma?


Rico : tidak tahu
Nadya : kau lihat kemana dia?
Raisa : siapa? Oh rahma? Kulihat dia sedang bersama umi aisyah.
Rico : umi aisyah?
Nadya : siapa umi aisyah?
Raisa : wanita yang duduk didepan tenda itu. Dia keluaga dari korban akibat kebengisan
tentara israel.
Ah iya, ayo aku akan ajak kalian ke tenda medis disana.
Rico & Nadya : Oke. Kami akan bersiap-siap

Narator :
Sudah hampir satu bulan Rahma, dan kawan kawannya menjadi relawan di Gaza, lebih tepatnya
ditugaskan dekat perbatasan teritorial dengan konflik yang kian membuncah. Rahma dan kawan-
kawannya harus bertahan dari orang-orang yang tak berperikemanusiaan. Melukai, menyiksa
bahkan membunuh tanpa merasa bersalah. Terus tertawa di atas penderitaan sesamanya.
(Scene menunjukkan peperangan dan penyiksaan tentara israel kepada warga palestina)

Rahma yang menyaksikan itu semua menangis spontan, sembari ia dengan sigap menolong
warga dan juga tentara palestina yang menjadi korban kebiadaban Israel. Diantara tim medis
lain, Rahma lah yang terlihat paling sigap dalam menolong para korban. Hijab merah cerah yang
Rahma kenakan pun mulai terlihat kusam, terselimut debu tebal yang terhempas.

~Hari berikutnya

Narator :
Sementara itu, di tenda medis terjadi keributan karena korban korban baru kembali datang ke
tenda medis akibat penyerangan tentara israel yang kembali memborbardir jalur Gaza

~ Tenda medis
Tika : Dokter!!!... Dokter!!!.. Tolong!!..
Mala : Astagfirullah!! Ada apa dengan kalian??!!
Lian : Perbatasan diserang bom lagi, kawan dan keluarga kami banyak yang terluka.
Aldi : medis!! Medis!!.. Keadaan darurat, persiapkan peralatan obat-obatan. Kita
berkumpul dulu dilapangan, bersama para warga. Segera!!
Anggia : ouhhcch sakit sekali.. Kakak kakiku sakit.
Tika : dokter bagaimana ini??
Mala : nazra! Tolong bantu anak ini dulu.
Nazra : siap dokter!!
Lian : dokter kumohon segera, keluarga kami dalam bahaya.
Aldi : Bersabarlah, kami akan segera menolongnya. Tolong tenang
(Aldi berkata kepada naufal yang berada disitu)
Aldi : setelah ini tertangani, ayo kita berkumpul dulu.

Aldi : bagaimana kawan rencana kalian?


Naufal : kita harus menepi dulu dokter, tapi kita akan menyelamatkan warga kami. Dan
untuk tim medis berjaga dibarak dekat perbatasan.
Faqi : tetapi tidak untuk masuk kedalam zona, itu sangat berbahaya sekali.
Rahma : kenapa? Bukankah kami dapat perlindungan??
Sherina : tidak!! Mereka juga akan menyerang dari jarak jauh, kemungkinan mereka tidak
akan bisa membedakan warga dan tim medis.
Fitria : itu sangat berbahaya sekali! Sekarang kita utamakan keselamatan warga
diperbatasan.
Qory : untuk tim medis kami mohon untuk selalu dibelakang kami, dan pastikan obat-
obatan kalian kemungkinan korban akan banyak.
Yuni : tunggu!! Sebaiknya tim medis tetap berada disini, sebab kemungkinan besar
mereka untuk selamat itu kecil.
Sherina : heyy!! Apa yang kau katakan!!??
Fitria : benar. masih ada warga dengan luka disini. Kita selamatkan yang disini saja
terlebih dahulu.
Qory : Lalu, bagaimana mana dengan mereka disana??
Rahma : Aku akan kesana!!
Yuni : heeyy!! Kau jangan gila!!
Aldi : rahma kembali!!!!
(rahma pun berlari bersama tentara palestine, tim medis pun ikut dengan berjaga di barak
terdekat di gaza, disana mereka mulai sibuk mengobati warga yg terluka)
Lia : nona tolong selamatkan keluarga ku.. Adik dan kakakku terjebak direruntuhan
bangunan toko itu.
Nadya : iya, sebentar. Tolong selamatkan dirimu dulu, mereka pasti selamat.
Lia : kumohon selamatkan hikss hikss.
Rico : bersabarlah, berdoalah untuk keselamatan mereka.
Dinda : dimana ibuku??!! Hikss hikss aww tanganku sakit sekali!!
Mala : tunggu nak, tanganmu sedang diobati. Mereka sedang mencari ibumu.
Dinda : ibu... Ibu dimana..

Teriakkan miris dari warga Palestina menyusup dalam pendengaran, meringis, merintih bahkan
meminta pengampunan yang sebenarnya nihil mereka dapatkan. Teriakkan jihad juga tak kalah
menggelegar, terus berseru berusaha mematahkan dentuman senapan.

(Rahma yang tiba di perbatasan, melihat seorang anak kecil yang terluka. Ia pun mendatanginya
segera)
Rahma : aku akan mengobatimu, tenanglah
Irna : aku takut sekali.. Keluargaku sudah meninggal.. Mereka melemparkan bom
pada kami saat kami sedang berdoa bersama.. Hiikkss
Rahma : husssh tenang nak, semua akan baik-baik saja, mereka pahlawan. Kamu jangan
bersedih ya, Berdoalah untuk mereka.
Irna : ohh!! Adikku? Dimana adikku?! Jangan-jangan dia ada disana.
Rahma : Aku akan kesana, kau disini saja ya
Irna : tapi kak..

(rahma pun berlari mencari anak tersebut, sampai melewati batas zona yg ditentukan)
Laila: rahma kamu mau kemana??!!
Nazra: rahma kembali!! Apa yg kamu lakukan!!

Di lain tempat~
Iis : kalian pembunuh!!! kalian yang seharusnya pergi dari kota ini! Penjahat
kalian!!
Tri : hei nak!! Pergi atau kami tembak!! Kami akan menghancurkan wilayah kalian!!
Iis : kalian iblis!!
Tri : hei anak kecil tidak boleh berbicara seperti itu.
Nindha : pukul saja dia, biar dia mati!! Sialan penganggu!! Kau pasti akan mati!
Iis : akkhh (bety memukul kepala iis)
Nindha : waww kau hebat sekali.
Bety : kupikir sebentar lagi dia akan segera mati, dasar orang bodoh!!

Rahma akhirnya menemukan anak kecil yang merupakan adik yang ia tolong tadi, ia segera
berlari dan memeluknya. Saat suara dentuman bom sangat berada didekat mereka, pelukannya
semakin erat pada anak kecil yang terus menangis-ketakutan-ditambah lagi dengan kakinya yang
terluka, bahkan perban yang semula putih berangsur merah dengan warna darah. Rapalan
do’anya semakin terdengar jelas meminta perlindungan kepada Sang Pencipta.

Rahma : jangan takut, semua akan baik-baik saja. Percayalah, Allah bersama kita.
(anak kecil itu mengangguk, wajahnya ia benamkan di balik jas medisnya.)

(saat itu pula yuneu seorang pembidik mulai mengarahkan senjatanya kearah iis. Rahma yang
mengetahui senapan itu akan mengarah pada anak kecil tersebut segera berbalik badan, dan
akhirnya membiarkan dirinya tertembak )

DOR!

Iis : Kakaaaakk….!!!

Bety : siall!! Bagaimana ini?!


Yuneu : ohh siall!! Apa dia tim medis??!!
Heru : bodoh!! Kau menembak tim medis!! Kita bisa gawat!!
Lindah : siall!! Bawa pasukan kembali!!
Yuneu : bagaimana ini??!! dasar tim medis bodoh! Membiarkan ia mati demi bocah kecil
itu.
Heru : Biarkan saja. Itu akan membuat mereka jera untuk menolong orang orang bodoh
terus terusan
Lindah : sudah sudah. kita harus cepat pergi dari sini!!

(warga dan tim. Medis lain berlari kearah rahma, mencoba menyelamatkan rahma, semua terisak
sedih saat tau rahma sudah tidak bernyawa)

Laila : Rahma.. rahma.. kau harus tetap sadar. Oke?


Rahma : I..zinkan a..ku me..nelfon ibu..ku di Ind..do..nesia, ku..mohon
Nadya : akan aku telfon
Aldi : bawa peralatan medis kesini, cepaat!!
Nadya : ini rahma..
Rahma : Assalamu’alaikum bu, maaf jika rahma banyak salah pada ibu. Maaf kalau
rahma belum bisa membahagiakan ibu. Jaga diri ibu baik baik. Rahma sayang ibu

(Tak lama lama kemudian Umi Aisyah datang)


Aisyah : Rahmaaaa!!!! (berlari mendekati rahma)
Rico : umi.. tenang.. biar dokter dan tim medis lain mengobati Rahma terlebih dahulu
Aisyah : hiks… Rahmaa.. aku ingin melihatnyaa, biarkan aku melihatnya
Rico : sebaiknya umi tenang, aku yakin rahma baik baik saja

--------------------------------
Aldi : Maaf, sepertinya kami sudah tidak bisa menolongnya

(semua menangis saat dokter mengucapkannya)

Penghormatan
(semua warga berkumpul) (Umi aisyah tampak masih menangis sambil memeluk Jas putih
Rahma yang sudah bercampur darah)
Karlina : kami tidak punya apa-apa untuk membalas jasa kalian, kami harap rahma tenang
disana.
Gita : dia adalah pahlawan kalian adalah pahlawan diantara menakutkannya kehidupan
kami, kalian menginspirasi kami untuk tetap bertahan, terimakasih(sambil memberikan bunga).
Laila : Seorang relawan medis telah gugur. Pasukan Zionis itu melanggar peraturan.
Mereka tega menembak seorang tenaga medis yang mencoba menolong korban.

Narator
Tenaga medis seharusnya tidak boleh dilukai apapun alasannya, begitulah bunyi peraturan yang
berlaku. Tapi nyatanya lagi-lagi pasukan terkutuk itu sedang menguji kesabaran umat Islam.
Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan juga. Sesungguhnya Rahma adalah perwujudan dari
indahnya bidadari dunia. Perawat yang selalu mengenakan kerudung merah favoritnya itu,
namanya Rahma, relawan medis dari Indonesia yang meninggal dalam jihadnya.

END

Anda mungkin juga menyukai