Anda di halaman 1dari 5

PESANTREN

Kejadian yang tidak Rohmah inginkan akhirnya terjadi. Orangtua Rohmah memaksanya untuk masuk
pesantren. Keputusan itu tak bisa diganggu gugat. Mau tak mau Rahmah harus menuruti apa yang
menjadi keputusan orangtuanya.
Rahmah           : “bu, aku tidak akan bisa pisah dengan sahabatku, aku ingin satu sekolah dengan
mereka. Lagian aku ga bakalan betah tinggal di pesantren.”
Ibu                   : “pokoknya ibu tidak mau tau, besok kamu harus iku ibu ke pesantren Darunnajah.”
Rahmah pergi begitu saja tanpa pamit kepada ibunya, dan berniat menemui teman-temannya Asrul
dan Ratna.
Asrul                : kenapa Rahmah? (Rahmah menangis)
Rahmah           : teman-teman, maafkan aku. Aku tidak akan satu sekolah sama kalian. Aku akan tinggal
di pesantren, ibuku yang telah memaksaku. Maafkan aku.
Ratna               : aduh,, mi (panggilan akrab) kita bakal pisah dong?? Humzz... aku tak ingin kita pisah..
Asrul                : iikh malah bagus, kamu belajar di pesantren, pengetahuan jadi tambah banyak. Tapi
satu pesan aku, kamu harus betah tinggal disana dan jangan lupain kita-kita.
Ratna hanya terdiam
Rahmah           : kalian mendukung aku disana?
Asrul                : sangat mendukung. Tapi ini buka berarti kita ingin pisah sama kamu, tapi ini untuk
kebaikan kamu sendiri. Percayalah.
Rahmah pun merenung..
***
Keesokan harinya, rahmah dan ibunya pergi ke Pesantren untuk mengikuti tes masuk
pesantren. Rahmah mengikuti tes dengan hati berharap bahwa dia tidak akan lulus masuk
pesatren. Namun ibunya tetap mendo’akan agar Rahmah lulus dan bisa belajar di pesantren itu.
Rahmah           : Bu, saya tidak mau belajar di pesantren..
Ibu                   : ibu do’akan kamu bisa masuk pesantren, kamu harus berubah, kamu harus bisa
membanggakan ibu..
Rahmah merenung..
Gumam rahmah dalam hati
“sebenarnya aku tidak mau masuk pesantren karena aku tidak ingin berpisah dengan
teman temanku, tapi aku ingin sekali membanggakan ibuku dengan aku masuk
pesantren, Bismillah, aku coba..”
***
Sore harinya adalah saat pengumuman kelulusan masuk pesantren, dan hasilnya
Rahmahpun masuk menjadi santri di kelas VII.5
Mereka pun pulang..
***
Keesokan harinya Rahmah menemui kedua temannya..
Asrul    : gimana hasilnya my??
Ramah : alhamdulillah aku masuk..
Ratna   : yahh..... beibz kita pisah donk.. aduuhh...
Asrul    : na! Kita harusnya mendukung dia, ngasih motivasi pada my, bukannya malah menjadikan dia
down seperti ini.
Rahmah: iya, aduh mav ya Na, suatu saat kita pasi akan bersama lagi..
Ratna   : iya my, maafin aku ya.. kamu jangan lupain aku..
Asrul    : eh,, my kapan berangkat kesana?
Rahmah : rencananya minggu depan. Kita masih punya waktu satu minggu lagi untuk bisa bersama.
Ratna   : iya, kita puas-puaskan waktu yang tersisa..
Merekapun terlarut dalam kebersamaan, keseruan yang penuh canda tawa..
***
Selama seminggu terakhir, rahmah dan teman-teman menghabiskan waktu untuk bermain
brsama, demi melepas rindu yang akan mereka rasakan nanti.
***
Hari itu pun tiba, dimana Ratna harus memulai hidup yang baru dengan suasana yang baru yaitu
di pesantren. Dia harus adaptasi dengan kehidupan pesantren yang menurutnya kejam
dan sangat disiplin.
Ibu       : hati-hati ya nak! Semoga kamu bisa betah tinggal disini. Do’a ibu selalu menyertaimu.
Rahmah: iya bu, maafkan aku ya bu. Bu aku nitip salam kepada teman-temanku ya. Ibu juga jangan
lupa sering-sering kesini berkunjung.
Ibu       : pasti nak!
Ibu dan anak ini kemudian berpelukan. Sampai-sampai ibu menitikkan air matanya,
***
Kehidupan barupun dimulai. Ratna mulai mencari teman baru.. dan yang pertama dikenalnya
adalah Nisa, seorang gadis dari pulau sebrang kalimantan.
Nisa     : hai, namaku Nisa Roudlotul jannah, aku dari Pontianak, namamu siapa?
Rahmah: namaku Rahmah Al-karim. Aku dari Garut.
Nisa     : aku senang bisa berkenalan denganmu. (dengan memperlihatkan senyum lebarnya). Mudah-
mudahan kita bisa berteman akrab ya.
Rahmah: iya.. eh, kamu nanti tidur disamping aku ya.. aku masih belum kenal sama yang lain..
Nisa     : iya., ayo ikut denganku, kita berkenalan dengan yang lain..
***
Sekarang, teman satu kamar yang berjumlah 20 orang sudah Rahmah kenali dengan baik. Lama-
lama rahmah sudah mulai bisa beradaptasi dengan kehidupan di pesantren.
***
Hari demi hari telah Rahmah lewati dengan baik selama kurang lebih 6 bulan, ternyata
kehidupan di pesantren tidak terlalu memberatkan bagi Rahmah, namun dua peraturan
yang tak bisa dia terima yaitu tidak diperbolehkan membawa Handphone dan tidak
diperbolehkan bertemu dengan ikhwan..
Rahmah: nis, kenapa ya terasa bosan hidup disini tanpa Hp dan cowo? Aku belum terbiasa dengan hal
itu..
Nisa     : jangan terlalu berfikir bahwa kedua hal itu adalah segalanya. My, justru hal itu yang akan
membuat kita hancur.  Pasti akan mengganggu kita.
Rahmah: teman dekatku dulu adalah laki-laki, aku juga ingin seperti itu sekarang.
Nisa     : tapi ini kehidupan pesantren, berbeda dengan lingkungan sebelumnya, kamu harus bisa
beradaptasi.
Rahmah: tidak nis, aku tidak nyaman.
Nisa     : coba dulu my, kamu pasti bisa.
Rahmah: insyaallah. Humzz...
***
Seperti biasa, ibunya Rahmah selalu mengunjunginya sebulan sekali, kali ini permintaan
rahmah adalah agar ibunya membawakan Handphone untuknya. Kali ini dia mulai
menjadi santri yang melanggar peraturan.
Ibunya pun merasakan apa yang dirasakan anaknya, jadi dia membawakan handphone untuk
anak tercintanya.
Ibu       :hati-hati ya nak! Jangan sampai ketahuan ya! Ibu melakukan ini karena ibu sayang sama kamu,
sebenarnya ibu tidak mau melakukan hal ini, ibu kasihan sama kamu nak.
Rahmah: iya bu, pasti, percayalah..
***
Setiap sore pada hari minggu di minggu terakhir setiap bulan adalah hari yang paling ditunggu-
tunggu oleh Rahmah. Dia tak sabar bertemu dengan pujaan hatinya. Dia sudah berhasil
saling tukar nomor handphone, dan sudah berhasil mengantongi Hp yang akan menjadi
modal untuk kedekatan mereka.
Nisa     : ya Allah My, kamu bawa handphone?? Buat apa??
Rahmah: iya, sssttttt!! Jangan keras-keras! Aku lagidekat dengan ikhwan disini.
Nisa     : My, gimana kalau sampai ketahuan sama Mudabbir (Kakak Kelas pngawas)??
Rahmah: tidak akan, percayalah!
Nisa     : My, ini akan membuatmu celaka.. kalau ketahuan nanti kamu bisa dikeluarkan dari pesantren.
Ingat itu!
Rahmah: aku tau, tapi aku bisa menjaga kok..
Nisa     : ya sudah, terserah kamu.. yang penting aku sudah mengingatkan kamu..
Kali ini Ust. Zezen sedang menerangkan mengenai hubungan Ikhwan dan Akhwat. Dalam ceramahnya:
Ust. Zezen       :  anak-anakku sekalian, pacaran dalam islam juga ada, tapi yang dimaksud adalah
berta’aruf, saling mengenal satu sama lain sebelum mereka menikah. Tapi kebanyakan
diantara kita banyak yang pacaran yang sudah melampaui batas, sampai berduaan di tempat
yang sepi. Saya tegaskan sama kalian, jangan sampai santri Darunnajah seperti itu. Jangan
sampai kalian melanggar peraturan yang telah dibuat. Jangan sampai ada yang benari
membawa Hp ataupun berani bertemu dengan lawan jenis tanpa pengawasan dari mudabbir!
Rahmah tidak mendengar Ust. Berbicara apa,  dia malah asyik saling bertukar Massage dengan ikhwan
yang dia sukai. Dalam pesannya:
Rahmah           : Assalamu’alaikum akhy?
Rizal                : Wa’alaikumsalam ukhty, kamu sudah pegang Hp?
Rahmah           : iya, maaf baru bisa ngehubugin sekarang.
Rizal                : tak apa. Kamu tidak takut ketahuan?
Rahmah           : insyaallah tidak.
Rizal                : ukhty, aku ingin bertemu.. rinduku tak bisa aku bendu lagi..
Rahmah           : malam besok insyaallah.. kita bertemu di belakang pesantren.
Rizal                : pukul?
Rahmah           : setelah pengajian selesai saja.
Rizal                : yes, syukron ukhty, sampai jumpa besok.. 
***
Kali ini Rahmah belajar menjadi santri yang nakal, yang sudah melanggar tata tertib pesantren.
***
Keesokan malamnya...
Nisa                 : kamu mau kemana My?
Rahmah           : aku mau ketemu sama Akhy Rizal, kamu jangan bilang-bilang ya!
Nisa                 : astaghfirulah.... kamu nekad My?
Rahmah           : demi cinta apapun kan ku lakukan.. resikonya aku akan tanggung kok..
Ucap rahmah sambil meninggalkan Nisa..
Gumam Nisa : Astaghfirullah.... mudah-mudahan Rahmah tidak ketahuan.. amiin.. kasihan dia..
***
Merekapun bertemu..
Rizal                : alhamdulillah,, akitnya aki busa bertemu sama kamu.. aku rindu kamu ukhty..
Rahmah           : sama akhy, aku juga merasakan hal yang sama..
Rizal                : ukhty, aku tau tindakan kita nekad, resikonya kita bisa dikeluarkan. Tapi, aku berani
melakukan ini karena aku suka sama kamu. Kamu mau jadi mahabbahku?
Rahmah           : tindakanku yang seperti ini bukan tidak tanpa alasan, aku juga mempunyai rasa yang
sama. Tapi aku takut resiko yang akan kita dapatkan.
Rizal                : aku ingin kita bisa menjaganya, agar tidak sampai ketahuan.
Rahmah           : mudah-mudahan. Insyaalah.
Rizal                : alhamdulillah.. akhirnya kamu mau.
Rahmah           : iya.. akhy, sepertinya sudah malam, ayo kita kembali ke pondok.
***
Tiba-tiba..
Ust. Zezen : Rahmah, Rizal, Astaghfirullah.... kalian ikut saya ke Kantor!
Muka Rizal dan Rahmah terlihat shok. Merekapun mengikuti Ustadz ke kantor pengasuhan.
Ust. Zezen       : apa yang kalian sedang lakukan tadi?
Rizal                : kami hanya ngobrol sebentar Tadz,
Rahmah           : iya tadz, betul.
Ust. Zezen       : kenapa kalian berani melakukan hal itu? Kalian tahu kan? Itu melanggar peraturan.
Baru kemarin saya melarang hal itu, kalian malah berani melanggarnya..
Rizal                : kami suntuk Tadz, dengan peraturan pesantren yang tidak membolehkan ikhwan dan
akhwat saling berhubungan, kami merasa tertekan.
Rahmah           : kami mempunyai perasaan yang sama, yang tidak bisa dibendu lagi, sehingga
membuat kami nekad seperti ini.
Ust. Zezen       : saya tidak mau tahu alasan kalian, peraturan tetap peraturan, peraturan dibuat untuk
dipatuhi, bukan untuk dilanggar.
Rahmah           : kami tahu Tadz, maafkan kami. Kami akan menerima resikonya Tadz.
Rizal                : My...
Ust. Zezen       : tapi, mengapa kalian bisa kenal? Apa kalian selama ini saling berhubungaan lewat
Handphone?
Rizal                : iya Tadz.
Ust. Zezen       : mana Hp kalian?
Rizal dan Rahmah menyodorkan Hp mereka.
Ust. Zezen       : saya tidak habis fikir, kenapa kalian berani melakukan hal ini. Ini tidak bisa ditolerir
lagi, dengan amat terpaksa saya akan keluarkan kalian dari sini.
Rizal dan Rahmah       : apa Tadz?
Ust. Zezen       : kesalahan kalian sudah melampaui batas, ini adalah pelanggaran terberat di Pesantren
ini. Saya kasih waktu untuk hari ini kalian masih tinggal di pondok, besok kalian
menghadap dan akan saya beri surat, lalu kalian bisa pulang kerumah.
Rizal dan Rahmah       : baiklah Tadz.
***
Rahmah kembali ke kamar sambil menangis.. dan Nisa yang sedang menunggupun bertanya.
Nisa                 : kenapa My??
Rahmah           : aku ketahuan, malam ini, malam terakhir aku berada di pondok, maafkan aku kawan.
Aku tidak  mendengarkan apa yang kamu katakan tadi. Maaf.
Nisa                 : Astaghfirullah.. ya sudahlah, aku harap kamu bisa mempertanggungjawabkannya. Ini
adalah resiko yang harus kamu tanggung.
Rahmah           : iya, maafkan aku.. sekarang aku mau membereskan barang-barangku. (sambil terus
menangis)
Nisa                 : aku bantu ya..
***
Keesokan harinya..
Ust. Zezen       : ini surat untuk orangtuamu. Kamu harus pulang ke rumah ya, maafkan saya selama ini
mengajarmu.
Rahmah           : iya Tadz, maafkan semua kesalahanku Tadz.
Ust. Zezen       : meminta ampunlah kepada Allah..
Rahmah           : aku pamit Tadz, Assalamu”alaikum..
Rahmahpun berpamitan kepada teman-teman dan dan Ustadz.
***
Rahmahpun pulang kerumah dengan perasaan hati yang gundah.. dia takut ibunya
marah. Tapi itulah resiko yang harus ditanggung Rahmah.
*** Selesai ***

Anda mungkin juga menyukai