Suami : (berusaha menyelamatkan istrinya) “jangan...!!! jangan....!!! jangaaaaannn......!!!” (si suami di tembak 2x
oleh jendra belanda)
Suami : “istri saya.... istri saya dan para penduduk diculik oleh para kompeni....”
Pemuda : “apa.... wah ini tidak bisa di biarkan..., sekarang mas ikut sama saya ke pesantren,,, biar saya obati lukanya...”
Suami : “iya…”
Kiyai Abbas : “cepat bawa kesini..., (setelah dekat) “kalian cepat obati pemuda ini...(Menyuruh kepada beberapa
santrinya. Bertanya kepada pemuda) “kejadian apa yang telah menimpamu....?”
Suami : “tadi pagi... pasukan kompeni datang dan menculik penduduk,, terutama istri tercinta,,, pada saat saya hendak
menolong saya ditembak....!!”
Pemuda : “ini mah teu bisa di biarkan pa kiyai,,,, kita harus serang mereka....” (dengan nada sedikit marah)
Kiyai abbas : “sekarang kita susun dulu stategi, setelah itu kita serang mereka ketika sedang lengah..., kamu siapkan
senjata” (menyuruh kepada pemuda)
Penghianat : (dengan wajah liciknya) “wah... gawat aku harus cepat-cepst meloporkan ini kepada jendral van
deklok….” (si penghianat tersebut meninggalkan tempat tersebut) backsound menegangkan
Jendral : “cepat…..!!!”
Backsound jaran goyang….. ketiga wanita penggoda tersebut berusaha menggoda jendral.
Penghianat : (Ngos-ngosan) “la…la… lapor kadal,, eh jendral…. (menelan ludah karena ngos-ngosan) “para
pasukan dari pesantren kiayi abbas akan menyerang markas kita….”
Penghianat : “bayarannya tuan….” (meminta uang bayaran karena sudah membocorkan informasi musuh)
Si jendralpun memberikan uang namun dengan cara melemparkan ke tanah. Ketika si penghianat itu mengambil
uang tanpa sepengetahuannya si jendral itu menodongkan senjata dan si penghianat itu ditembaknya dan mati
dalam keadaan sebagai seorang penghianat.
Tak lama berselang pasukan kiayi Abbas tiba dan peperanganpun berkecamuk dengan hebatnya. Si jendral
belanda mati karena tertusuk tongkat kiayi abbas dan seluruh pasukan kompeni mati.
Kami pejuang dari suryalaya mengucapkan selamat hari santri nasional. Bersama santri damailah negeri.