Anda di halaman 1dari 8

SIMBAH DAN CUAP

Tokoh:

Kakek Simbah Dulloh       : Roby Putra Irwanda


Cuap                             : Angelica Audrey Ariana
Penculik                        : Adriana Brigita
Polisi 1                          : Dominick Davian
Polisi 2                          : Jocelyn
Ayi                          : Rahma Sarita

            Dikisahkan seorang anak bernama Cuap yang hidup bersama kakeknya di sebuah desa
bernama Desa MajuMundur, Kabupaten Syantik. Kakeknya tersebut adalah orang sudah agak
tuli. Nama kakek tersebut adalah Simbah Dulloh. Umurnya sekitar 120 tahun. Simbah Dulloh
adalah kakek yang sangat trendi karena terus mengikuti perkembangan jaman. Bahkan setiap
malam minggu simbah sering ikut dugem bersama kakek-kakek trendi lainnya di DGC, DGC
tersebut tetapi merupakan singkatan dari Dugem Goyang Celamanya. Kakek Simbah
membesarkan Cuap sendiri dari sejak Cuap kecil. Simbah masih hidup sampai sekarang karena
dia mempunyai ramuan rahasia yaitu susu cap tante. Di rumah kakek simbah juga ada
pembantu yang membantu kegiatan simbah seperti mencuci sapi, kerbau, buaya, dan singa.
\\\\\\

Cuap                : Pagi kakek


Kakek Simbah            : Pagi juga. ada apa ?
Cuap                : Gini kek, aku boleh minta sesuatu nggak ?
Kakek Simbah            : Boleh-boleh saja, mau minta apa?
Cuap                : Aku mau main mbah, tapi nggak punya uang. Boleh minta uang nggak ?
Kakek Simbah            : Apa ? minta tulang ? waduh, tadi sudah dimakan sama kucing simbah
Cuap                : Bukan tulang kek, tapi uang !!!
Kakek Simbah            : Ohh minta uang, yasudah nih.
Cuap                : Makasih kakek
Kakek Simbah            : Nduk, kamu itu jangan jadi anak yang nakal, kamu itu sudah simbah
besarkan dari sejak kamu ditemukan di pinggir kuburan sampai besar seperti ini. Kamu harus
meneruskan perjuangan kakek. Kamu juga harus belajar memelihara buaya-buaya kakek yang
sudah kakek anggap anak sendiri.
Cuap                : Iya bebeb, eh iya kakek, aku usahain.
Kakek Simbah            : Tahu nggak kamu kok bisa namanya Cuap ?
Cuap                : Nggak kek, emang kok bisa namanya Cuap ?
Kakek Simbah            : Nama panjang kamu itu Cuap, Cuka Mangap. Karena ketika kakek
temukan kamu sedang mangap. Lalu kakek taruh makanan di mulut kamu tetapi tetap mangap,
akhirnya mbah kasih kecoa di mulut kamu dan akhirnya kamau mau mengunyahnya.
Cuap                : Owh begitu ya. Yasudah, Cuap ijin main dulu ya kek.
Kakek Simbah            : hati-hati ya.
Tanpa sepengetahuan kakek simbah, tiba-tiba ada seorang penculik datang dan
langsung menculik Cuap di depan kakek Simbah.
Cuap                : Kakek, aku diculik, tolong aku !!
Kakek Simbah            : Ssssssttt.... jangan brisik, kakek lagi sibuk
Kakek Cuap                : Kakek, ini aku lagi diculik, kakek !!!!!!
Simbah            : kakek lagi mainan hp kok malah diganggu.
(beberapa saat kemudian hp kakek berbunyi)
Kakek Simbah            : Hallo ? ada yang bisa membantu saya ?
Penculik           : Apa benar ini rumahnya kakek simbah Dulloh?
Kakek Simbah            : Iya saya sendiri, ini dari siapa ya ?
Penculik           : Saya penculik
kakek Simbah            : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu ya ?
Penculik           : ya bukanlahh.
Kakek Simbah            : Spesialis penculik apa ya ?
Penculik           : Saya spesialis penculik orang
Kakek Simbah            : Ohh penculik orang, tapi maaf saya tidak pesan penculik disini
Penculik           : Arrrghhh, pusing saya
Kakek Simbah            : Ayi!! Ayi, kesini sebentar
Ayi               : Iya tuan, ada apa ?
Kakek Simbah            : Ini ada telpon dari pencuri ngakunya, coba kamu yang jawab, males aku
mau beli truk.
Ayi                 : Hallo, apa benar ini penculik ?
Penculik           : Iya benar, anak dari majikan kamu telah aku culik huahahahahaha
Ayi                 : tuan, Cuap telah diculik
Kakek Simbah            : Apa ? Cuap diculik ? yasudah, kamu suruh aja ketemuan, kalau minta
tebusan tawar ya !
Ayi                 : Baik, bagaimana penculik ? apa yang bisa saya bantu ?
Penculik           : Saya ingin uang 2 Milyar, jika anda tidak bisa memberikan 2 milyar maka anak
anda akan kami makan. Hahahaha
Ayi                 : Waduh, 2 milyar ? bukannya dipasaran harga tebusan nggak segitu ?
Penculik           : Yasudah boleh nego, nego dikit ya sis
Ayi                  : 700 Juta gimana sis ?
Penculik           : Wah, naik lagi sis
Ayi                 : Yasudah 1 Milyar gimana ?
Penculik           : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi
Ayi                 : Siap gan, mau ketemuan dimana ?
Penculik           : Di rumah kosong, Gg TerlaluMaju. Saya tunggu sampai besok jam 3 sore.
(Menutup Telepon)
Kakek Simbah            : Bagaimana yi ?
Ayi                 : Kita harus membayar 1 M dan bertemu di rumah kosong Gg TerlaluMaju
Kakek Simbah            : Baiklah, besok simbah akan kesana bersama Polisi. Sekarang kamu cepat
ke kantor polisi laporkan dan besok kakek akan kesana.
Ayi                 : Siap tuan. Apakah besok saya boleh ikut kesana ?
Kakek Simbah            : Jangan, kamu harus tetap disini menjaga buaya-buaya peliharaan simbah.
Ayi                 : Baiklah, saya akan ke kantor polisi sekarang
Kakek Simbah            : Mau ngapain ke kantor polisi segala ?
Ayi                 : Lho, tadi katanya saya disuruh lapor ke Polisi ?
Kakek Simbah            : Oh iya, baiklah silahkan, cepat ya. Kalau begitu saya mau masuk ke dalam
dahulu. (salah jalan)
Ayi                 : eh eh eh, mau kemana tuan ? pintu keluarnya di situ
Kakek Simbah            : Oh iya, saya lupa.
Setelah itu Ayi melaporkan kejadian penculikan tersebut ke kantor polisi.

Keesokan harinya Simbah datang ke tempat yang telah ditentukan bersama dengan 2 orang
polisi. 2 orang tersebut merupakan polisi yang sangat disegani di desa SukaMajuMundur.
Polisi I              : Kakek masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini.
Polisi II             : Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi kakek nggak perlu khawatir.
Kakek Simbah            : Iya…iya…( Masuk ke dalam rumah kosong itu).
(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa cucu dari simbah yang diculiknya)
Penculik           : Anda Simbah Dulloh? kakek dari Cuap?
Simbah            : Iya benar, saya Simbah Dulloh. (Bersalaman)
Loh, kamu Tono kan ?
Penculik           : iya saya Ani, kok anda tahu ?
Simbah            : Kamu lupa ya sama aku ? ini lho, aku Dulloh, nama lengkapku Dulloh, Dugem
Gitu Loh.
Penculik           : Ohh, Dulloh mantanku waktu SMA yah??
Kakek Simbah            : Iya ni bener, apa kabar ?
Penculik           : Baik-baik saja, kamu ?
Kakek Simbah            : Aku juga baik-baik saja. Bagaimana bisnismu sekarang ? Kamu sekarang
kerja jadi penculik ?
Penculik           : Wah, iya Dull, maklum, dulu waktu daftar jadi Brand Ambassador RuangGuru
tapi nggak diterima, akhirnya aku nyerah dan jadi penculik. Kebetulan korbannya cucumu.
Kakek Simbah            : Iya, gimana ? cucuku nggak nakal kan kalau sedang diculik ?
Penculik           : Iya Dull, dia memang anak yang nggak nakal. Dia juga mau makan apa saja.
Kakek Simbah            : Iya, itu yang membuat aku betah mengurusnya.
Penculik           : Lha emang orangtuanya kemana ?
Kakek Simbah            : Orangtuanya telah meninggal. Ibunya dimakan singa dan ayahnya tergigit
ayam
Penculik           : Emang kamu juga memelihara ayam ?
Kakek Simbah            : Iya, bahkan sekarang ayam tersebut baru nikah sama ayam tetangga yang
bernama Shelly. Nama panjangnya Shellymut Tetangga. Kemaren aku juga baru selesai
mengurus pernikahan mereka di KUA
Penculik           : Apa itu KUA
Kakek Simbah            : Kantor Urusan Ayam
Penculik           : wah, selamat ya.
Kakek Simbah            : terima kasih.
Penculik           : Oh iya lupa saya lagi nyulik, balikannya nanti saja ya ?. Oke. Anda membawa
uang tebusannya?
Kakek Simbah            : Ya, saya membawanya. Kembalikan cucu saya!
Penculik           : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan.
Kakek Simbah            : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik)
Penculik           : Ini isinya duit?!
Kakek Simbah            : Ya iyalah…dah tau nanya!
Penculik           : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi!
(Sambil menggoyang – goyangkan kantong itu).
Kakek Simbah            : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting
isinya duit!
Penculik           : Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka kantong itu)
Hmm…niat banget nih kakek-kakek ngasih gue duit.
Kakek Simbah            : Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya….
Penculik           : Nih! Cucu kamu saya kembalikan! (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah).
Cuap                : Kakek! (Sambil mendekati simbah).
Kakek Simbah            : Ya ampun Cuap! Simbah khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini
dibuka dulu ya. (Sambil membuka tutup yang menutupi kepala Cuap) Ha…! Lho kok…cucu saya
jadi jelek kayak gini sih, ini bukan cucu saya! Cucu saya cucu bendera (nyanyi)
Penculik           : Lho?! Jadi ini bukan cucu kakek?
Kakek Simbah            : Ya…kayaknya sih dia emang cucu saya, tapi dulu dia itu cantik. Nggak
kayak gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! Anggap saja ini tanda persahabatan
kita waktu kecil (Sambil mendorong Cuap ke arah penculik).
Penculik           : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang –kenangan dari saya untuk kakek
dan uang ini sebagai kenang – kenangan dari kakek untuk saya. (Sambil mendorong Cuap ke
arah Simbah)
(Tiba – tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu)
Polisi I              : Angkat kaki! (Sambil menodongkan pisang).
Polisi II             : Eh! Itu pisang…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu).
Polisi I              : Oh iya, maaf! (Menodongkan Bedil Arab)
Polisi II : EH!!!
Polisi I : EH MAAP.
Polisi II             : Angkat tangan!
Penculik           : Tadi katanya kaki, sekarang tangan !
Polisi I              : Kalian berdua ditangkap!
Kakek Simbah            : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya itu dia!
(Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan kakeknya! (Sambil menunjuk Cuan)
Polisi II             : Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan kakek ditangkap karena menolak
cucu kakek sendiri.
Kakek Simbah            : Apa?! Tapi kan…
Polisi I              : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!
Akhirnya polisi membawa kakek Simbah dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara itu,
Cuap dipulangkan ke rumahnya.
PENGAMEN

Drama ini mengisahkan seorang pengamen yg dipandang negative.

Anak jalanan juga punya hati. Mungkin selama ini anak jalanan sering kita lihat seperti orang 
yangg susah di atur, brandal dan identik dgn pencurian. Namun disisi lain ada kalanya mereka
tidak lah seperti apa yg kita lihat. Berikut ini adalah sebagian kecil drama yg mengisahkan
bahwa “Anak jalanan juga punya hati”
      Terlihat  dua orang pengamen yg tengah berjalan lesu menuju teras di pinggir jalan.
Pengamen 1 : “ya Allah.... udah siang gini baru dapat segini”
Pengamen 2 : “sabar ya cuy, namanya  juga rezeki kita Cuma segini, mau gimana lagi.”
Pengamen 1: “ semoga aja masih ada rezeki buat kita ya....”
Pengamen 2: “ amin...... dari pada bersedih, mending kita nyanyi cuy.”
Pengamen 1: “ ok.”

     Akhirnya mereka pun bernyanyi dan suasana pun menjadi asyik. Ketika sedang asyik
bernyanyi, tiba-tiba pengamen 2 tertuju pada 2 orang yg tengah berdua’an di seberang jalan.
Pengamen 2: “ cuy, liat. Disana  ada yg lagi berduaan tu. Kesana yok.”
Pengamen 1: “ ayok.”

       Mereka pun beranjak dari tempat mereka menghibur diri. Disisi lain, bas dan reng dua
orang yg sedang di tuju kedua pengamen tersebut sedang update berita terkini melalui laptop.
bas : “reng liat, sadis banget ya. Seorang pengamen merampok dan membunuh anak” kayak
kita ini. 
reng : “sadis banget. Jadi ngeri sama pengamen.”

     Lalu tiba’ datang 2 orang pengamen menghampiri mereka.


Pengamen 1 : “permisi mas, permisi mbak.”
Lalu pengamen 1 bernyanyi dgn di iringi musik pengamen 2.
      Karena baru membaca berita mengenai pengamen, bas dan reng merasa ketakutan dan
langsung melarikan diri.
Pengamen 2: “ hei mbak, mas. Mau kemana.....” [berusaha mengejar bas dan reng]
Pengamen 1: “udalah cuy, gak usah di kejar. Mungkin belum rezeki kita”
Pengamen 2: “ huufffttttt.... ya udah lah.” [tertunduk lesu]

             Setelah merasa aman, bas dan reng berhenti sejenak.


bas : “uda reng, berhenti dulu. Toh mereka uda gak ngejar kita lagi.”
reng : “ iya. Untung aja ya kita lari sebelum di apa-apain sama mereka.”

     Tiba” mereka di todong oleh seorang rampok.


Rampok: “hey kalian, serahkan hp, dompet sama laptop kalian. Cepat!!! [dgn nada keras sambil
menodongkan pisau]
reng : “ i... i.... iya bang.” [ sambil menyerahkan hp, dompet dan laptop nya.]

    Sementara itu bas ketakutan dan sembunyi di balik reng. Dari kejauhan pengamen 1 melihat
van dan ti tengah di rampok.
Pengamen1 : “cuy, mereka di rampok tu. Kita tolong yok.”
Pengamen 2: “ ngapain sih cuy, mereka aja tadi lari pas kita mau ngamen. Loe peduli amat sih
ma mereka.”
Pengamen 1: “ kita itu sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong. Walau sejahat
apapun mereka sama kita.”
Pengamen2 : “ ya udah lah terserah mu. Aku disini aja.”
Pengamen 1: “ ya udah kau telpon polisi aja. Biar rampok tu aku yg ngurus”
Pengamen 2: “ ok”.

    Akhirnya pengamen 1 datang dan membantu bas dan reng. 


Rampok: “ hei, siapa lu. Gak usah ikut campur. Mau mampus lu.”

    Tanpa banyak kata, pengamen 1 langsung berkelahi dgn rampok tersebut.
Akhirnya sang rampok kalah dan tersungkur di tanah. Di waktu yg bersamaan pun pengamen 2
bersama pak polisi datang dan pak polisi pun langsung memborgol rampok tersebut.

Polisi: “ terima kasih ya nak. Orang ini sudah menjadi buronan kami selama ini. Karena kamu,
kami sekarang bisa menangkap nya.”
Pengamen 1: “ iya pak, sama-sama”.
Polisi: “ ayok ikut....”[sambil membawa sang rampok]

    Dengan sedikit menahan rasa sakit pengamen 1 memberikan laptop, hp dan dompet milik
van.
Pengamen 1: “ini barang lo cuy”

    Dengan rasa malu van mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.
reng : “ makasih ya bro. Gue gak tau kalo gak ada lo tadi. Oh ya, maaf ya tentang yg tadi. Gue
kira semua pengamen itu sama.”
Pengamen 1: “hahahahaha.... gak apa-apa cuy. Lagi pula jangan melihat seseorang tu dari
luarnya aja. Ge pula gak semua orang itu sama.”
reng : “ bro, ini ambil. Ya... anggap aja sebagai tanda terima kasih.”
Pengamen2 : “ambil cuy, lumayan tambahan buat hari ini.”
Pengamen 1: “ah kau ne. Cuy, kita tu Cuma mau terima uang kalau kami sudah kerja.”
bas : “ ya uda, kalau gitu kenapa kalian gak nyanyi satu lagu aja buat kita. Kan kita jadi impas.”
Pengamen 1: “ok. Let’s go......”

                                           |||>>>>Pesan DI dalam cerita Ini<<<<|||

             “Jgn menilai seseorang hanya dari penampilan atau pun profesinya. Mungkin di
antara yg seperti mereka ada yg berbuat keburukan. Tapi ingat satu hal. Manusia itu memang
hanya ada dua jenis, namun semuanya berbeda, baik dari sifat atau pun tingkah laku nya.”

Anda mungkin juga menyukai