PRESENTASI
KETETAPAN SEBUAH
MAJELIS
PERMUSYAWARATAN
RAKYAT
KELOMPOK 7
JONATAN,JOHANES,ANDREW,NOVAN,ERWIN
PENGERTIAN TAP MPR
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, atau disingkat Ketetapan
MPR atau TAP MPR, adalah bentuk putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
berisi hal-hal yang bersifat penetapan.
Pada masa sebelum Perubahan (Amendemen) UUD 1945, Ketetapan MPR
merupakan Peraturan Perundangan yang secara hierarki berada di bawah UUD 1945
dan di atas Undang-Undang. Pada masa awal reformasi, ketetapan MPR tidak lagi
termasuk urutan hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.
Namun pada tahun 2011, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, Tap
MPR kembali menjadi Peraturan Perundangan yang secara hierarki berada di bawah
UUD 1945.
Perubahan UUD 1945 membawa implikasi/Konsekuensi terhadap kedudukan, tugas,
dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan sebagai lembaga tertinggi
negara, kini berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara dengan lembaga
negara lainnya (seperti Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK).
Ketika MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) masih berkedudukan sebagai Lembaga tertinggi
negara salah satu produk hukum MPR adalah Ketetapan MPR.
Ketetapan MPR adalah keputusan majelis yang memiliki kekuatan hukum
mengikat mengikat kedalam dan keluar majelis
Mengikat kedalam maskudnya mengikat kepada seluruh anggota majelis
Mengikat keluar maksudnya berarti setiap warga negara,Lembaga
masyrakat dan Lembaga negara terikat oleh MPR.
TUJUAN PEMBUATAN TAP MPR
Lembaga yang membuat TAP MPR yaitu adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat itu
sendiri yang berisi hal-hal yang bersifat penetapan
Pembuatan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR)dilakukan melalui
empat (4), sesuai dengan Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983
Tahun1983 tentang Peraturan Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat.
(1)Tingkat I:
Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis Pembahasan dilakukan terhadap bahan-
bahan yang masuk danhasil dan pembahasan tersebut merupakan Rancangan
Ketetapan atau KeputusanMajelis sebagai bahan pokok pembicaraan yang dilakukan
pada tigkatanberikutnya. Badan Pekerja Majelis dipilih dari sebagian anggota MPR
yang ditunjuk.
2) Tingkat II :
Pembahasan oleh Rapat ParipurnaMajelis Pembahasan ini didahului oleh
penjelasan Pimpinan MPR dan kemudiandilanjutkan dengan pemandangan umum
fraksi-fraksi di MPR. Dalam rapatParipurna, pembahasan dilakukan oleh
seluruh anggota MPRS.
(3) Tingkat III:
Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis Pembahasan dilakukan
terhadap semua hasil pembicaraanTingkat I dan II. Hasil pembahasan pada
tingkat III merupakan RancanganKetetapan/Keputusan Majelis
(4) Tingkat IV:
Pengambilan putusan oleh rapat Paripurna Majelis Pada tahapan ini, setelah
mendengar laporan dan pimpinanKomisi/Panitia Ad Hoc Majelis, rancangan TAP
MPR dibahas lagi oleh seluruhanggota MPR, dan bilamana perlu dengan kata
terakhir dan fraksi-fraksi.
KEGUNAAN TAP MPR