Anda di halaman 1dari 8

Naskah Drama Ujian Praktik Keperawatan Jiwa

Harga Diri Rendah Kronik


Kelompok 3
3A Keperawatan

1. Ade Nur Hasanah sebagai pasien “Andin”


2. Ahmad Yassin sebagai pembawa materi Harga Diri Rendah Kronik
3. Aida Lestari sebagai perawat 2 “Prita”
4. Anisya Edistiani sebagai bu rt “Elsa”
5. Ayu Dyah Faradina sebagai perawat 1 “Kiki”
6. Ayu Safitri sebagai tetangga “Sarah”
7. Deva Restu Sari sebagai anak “Reina”
8. Dina Agustina sebagai moderator
9. Dwi Anjani sebagai dokter “Neti”

Roleplay Harga Diri Rendah Kronik

Suatu hari dikediaman Ny. Andin terlihat Ny. Andin tampak murung, mengeluh karena
dirinya tidak bisa apa-apa, merasa tidak berguna, merasa tidak memiliki kelebihan, selalu
berfikir negative terhadap dirinya, tampak berjalanan menunduk, tidak ada semangat dalam
melakukan aktivitas, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya selama tiga bulan.
Hal tersebut dikarenakan Ny. Andin ditinggal begitu saja oleh suaminya. Ny. Andin tinggal
bersama satu anak perempuan bernama An. Reina, suatu ketika Reina kebingungan kerena
ibunya tidak pernah keluar kamar dan tidak melakukan aktivitas seperti biasanya.

Reina : “ma aku lapar, mama ga masak ya?” (sambil masuk ke dalam kamar)

Mama : (hanya menggeleng-geleng)

Lalu Reina keluar untuk membeli makanan dan setelah membeli makanan Reina tidak
sengaja bertemu dengan tetangganya yang bernama Elsa dan Sarah.

Elsa : “neng abis dari mana? Mamanya kok ga pernah keliatan? Mama sehat kan?”

Reina : “abis beli makanan tante, mama udah tiga hari ini ga mau keluar kamar, ga ngelakuin hal
apapun termasuk makan, masak dan beres-beres makanya aku beli makanan di luar”

Sarah : “Ya Allah neng kenapa ga bilang dari kemarin kalo mama kamu ngurung diri di kamar.
Yauda neng kamu makan dulu aja ya di rumah”

Elsa : “nanti tante ke rumah ya nengok mama”


Reina : “oke tante, makasih ya. Aku pulang dulu”

Setelah Reina pulang ke rumah, Elsa dan Sarah berdiskusi mengenai kondisi Ny. Andin.

Elsa : “bu apa lebih baik kita ke rumahnya bu Andin ya?”

Sarah : “iya bu saya juga khawatir, yuk kita ke rumahnya aja sekarang”

Elsa dan Sarah pun menuju ke rumah Ny. Andin

Sarah : “asslamualaikum”

Reina : “waalaikumussalam, eh tante Elsa dan Sarah”

Elsa : “gimana mamanya udah mau keluar kamar belum?”

Reina : “belum tante, aku panggil juga ga keluar kamar, aku ajak ngobrol cuma ngangguk sama
geleng geleng”

Sarah : “tante masuk boleh, tante sama tante Elsa mau lihat kondisi mama”

Reina : “iya tante boleh, silahkan”

Reina, Sarah dan Elsa memasuki kamar Ny. Andin.

Elsa : “ bu Andin gimana kabarnya? Ga pernah keliatan nih ke warung saya buat belanja”

Ny. Andin : “iya bu” (suara lirih)

Sarah : “iya bu kita jadi khawatir”

Ny. Andin : (hanya diam)

Elsa : “ibu mau ke puskesmas tidak? Saya sebagai rt di sini bertanggung jawab atas kesehatan
warga. Nanti biar saya antar sama bu Sarah”

Reina : “iya tante bawa aja, kalo itu yang terbaik untuk mama saya”

Akhirnya Ny. Andin dibawa ke puskesmas oleh tetangganya.

Saat di puskesmas

Dokter : “selamat pagi, dengan ibu siapa? Ada keluhan apa bu?”

Ny. Andin : “saya tidak bisa apa-apa, tidak berguna makanya suami saya meninggalkan saya”

Sarah : “istighfar ibu Andin, tidak boleh berkata seperti bu”

Ny. Andin : “memang saya tidak berguna, tidak bisa diandalkan”


Dokter : “memangnya apa yang terjadi bu Andin? Boleh ibu ceritakan kepada saya?”

Ny. Andin : “saya tidak bisa apa-apa, tidak berguna makanya suami saya meninggalkan saya”

Dokter : “yasudah kalau begitu saya periksa dulu ya bu, silahkan ibu tiduran dulu ya”

Dokter memeriksa TTV Ny. Andin dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Dokter : “dari hasil TTV semuanya normal dan hasil pemeriksaan fisiknya tidak ada yang
dicurigai. Kalau dugaan saya sepertinya ibu Andin mengalami sakit secara pkisis. Ini saya
berikan surat rujukan ke rumah sakit jiwa untuk pemeriksaan lanjutan. Besok ibu silahkan ke
rumah sakit”

Sarah : “baik dok”

Dokter : “Iya, ibu atau keluarganya tolong dampingin bu andin selama pemeriksaan ya. Karena
kondisi ibu andin yg sedang seperti ini, tidak di anjurkan untuk sendiri"

Elsa : “baik dok terimakasih, nanti saya akan mendampingi ibu Andin”

Dokter : “iya sama-sama semoga lekas sembuh ya”

Keesokan harinya Ny. Andin dibawa ke rumah sakit jiwa untuk diberikan penanganan
lanjutan.

Di Rumah sakit.

Ny. Andin hanya diam, tiba-tiba dating seorang perawat menghampiri Ny. Andin
untuk mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Ny. Andin, bantu Ny.
Andin menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu Ny. Andin memilih
dan menentapkan kemampuan yang akan dilatih, latih kemampuan yang sudah dipilih
dan menyusun jadwal pelaksana.

SP1.

Perawat 1 : “assalamualaikum, selamat pagi”

Ny. Andin : “waalaikumussalam”

Perawat 1 : “bagaimana keadaan ibu hari ini?”

Ny. Andin : (Ny. Andin hanya terdiam)

Perawat 1 : “Boleh Saya kenalan dengan ibu? Nama saya Kimberly boleh panggil saya kiki. Saya
perawat di ruangan mawar. Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa?”
Ny. Andin : “Andin”

Perawat 1 : “bagaimana kalua kita ngobrol sebentar tentang kemampuan dan kegiatan yang ibu
pernah lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat dilakukan di rumah
sakit”

Ny. Andin : (hanya mengangguk)

Perawat 1 : “Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih. Ibu mau ngobrol di
sini atau di taman?”

Ny. Andin : “di taman aja ners, berapa lama ners?”

Perawat 1 : “waktunya sekitar 10 atau 15 menit”

Ny. Andin : (hanya mengangguk)

Tidak lama kemudian perawat 1 dan Ny. Andin pergi ke taman.

Tahap Kerja.

Perawat 1 : “ibu kita duduk di sini ya”

Ny. Andin : “iya” (dengan nada lemah)

Perawat 1 : “sekarang coba ibu ceritakan apa kegiatan ibu sehari hari di rumah mulai dari bangun
tidur”

Ny. Andin : “mandi, makan”

Perawat 1 : “bagus, apa lagi bu? Saya buat daftarnya ya. Apa kegiatan rumah tangga yang biasa
ibu lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci piring?

Ny. Andin : “saya bisa membersihkan tempat tidur, menyapu dan merapihkan piring”

Perawat 1 : “Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki dari lima
kegiatan kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit?

Ny. Andin : “menyapu? Merapihkan tempat tidur?”

Perawat 1 : “bagus sekali ibu ada dua kegiatan yang masih bisa ibu kerjakan di rumah sakit ini.
Bagaimana kalau kita menyapu? Bagaimana bu, apakah ibu mau?

Ny. Andin : (hanya mengangguk dan mencoba menyapu)

Perawat 1 : “Sekarang, coba ibu pilih lagi kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit”

Ny. Andin : “merapihkan tempat tidur?”


Perawat dan Ny. Andin pergi menuju tempat tidur untuk merapihkan
tempat tidur

Perawat 1 : “ibu, sebelum kita merapihkan tempat tidur pertama kita pindahkan dulu ya
bantalnya. Bagus ibu, sekarang kita angkat spreinya, sekarang kita pasang lagi spreinya dengan
yang baru, nah, sekrang kita lipat lagi dari yang atasnya ya, iya bagus. Sekarang yang sebelah
ujung kakinya tarik dan masukan yang pinggirnya kedalam, pemasangan spreinya sudah selesai.
Sekarang kita ambil bantalnya dan letakkan di atasnya, iya bagus ibu. Ibu sudah bisa merapihkan
tempat tidurnya dengan baik, coba ibu perhatikan dan bedakan dengan yang tadi sebelum
dirapihkan, sekarang jadi lebih rapih kan bu”

Ny. Andin : “beda ners, sekarang jadi lebih rapih”

Terminasi.

Perawat 1 : “Bagaimana perasaan setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur?”

Ny. Andin : “iya saya merasa senang”

Perawat 1 : “ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali. Sekarang,
mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur?

Ny. Andin : “2 kali ners”

Perawat 1 : “dua kali yaitu pagi jam berapa? Lalu sore jam berapa?”

Ny. Andin : “jam 8 dan jam 4 ners”

Perawat 1 : “Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. ibu masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur apa bu?”

Ny. Andin : “cuci piring?”

Perawat 1 : “Ya bagus, cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi. Sampai jumpa lagi ya bu, Assalamu’alaikum”

Ny. Andin : “waalaikumussalam”

SP2
Perawat melakukan strategi pelaksananaan 2 di keesokan hari dengan kondisi klien yang
tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri, klien juga menyatakan sudah mau
berinteraksi dengan lingkungannya.

Perawat 1 : “assalamualaikum ibu Andin, masih ingat saya?”

Ny. Andin : “masih ners”

Perawat 1 : “alhamdulillah bu kalau masih ingat. Bagaimana perasaan ibu pagi ini?”

Ny. Andin : “baik ners”

Perawat 1 : “Bagaimana bu, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore dan tadi pagi?”

Ny. Andin : “sudah”

Perawat 1 : “bagus hebat sekali. Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa
kegiatan itu bu?”

Ny. Andin : “nyuci piring ya ners?”

Perawat 1 : “Ya benar kita akan latihan memcuci piring didapur ruangan ini. Waktunya 10 menit,
mari kira ke dapur”

Tahap Kerja

Perawat 1 : “ibu, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya, yaitu
spone untuk membersikan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas,
ibu bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan lupa sediakan tempat
sampah untuk membuang sisa-sisa makanan. Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah
semuanya perlengkapan tersedia, ibu ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa makanan yang
ada dipiring tersebut ke tempat sampah, kemudian ibu bersikan piring tersebut dengan
menggunakan spone yang sudah diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai disabuni bilas
dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut,
setelah itu ibu bisa mengkeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia
didapur, nah selesai. Sekarang coba ibu yang melakukan”

Ny. Andin mencoba mencuci piring

Perawat 1 : “bagus bu, ibu dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, sekarang dilap
tangannya agar tidak basah”

Terminasi

Perawat 1 : “bagaimana perasaan ibu setelah latihan cuci piring”


Ny. Andin : “saya merasa senang ners”

Perawat 1 : “Coba ulangi cara mencuci piring. Wah hebat sekali bu”

Perawat 1 : “bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan sehari – hari
ibu? Mau berapa kali ibu mencuci piring?”

Ny. Andin : “setiap selesai makan ners”

Perawat 1 : “bagus sekali ibu mencuci piring tiga kali setelah makan besok kita akan latihan
untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan
apakah itu?”

Ny. Andin : “mengepel ners”

Perawat 1 : “ya benar kita akan latihan mengepel. Ibu mau jam berapa? Sama dengan sekarang?”

Ny. Andin : “iya sama seperti sekarang”

Perawat 1 : “baiklah sampai bertemu besok. Assalamu’alaikum”

Ny. Andin : “waalaikumsalam”

Keesokan harinya keluarga Ny. Andin pun dating untuk mengunjungi Andin, dan
perawat pun menghampiri Ny. Andin untuk mengobrol masalah Ny. Andin.

Orientasi

Perawat 2 : “assalamualaikum mba, perkenalkan nama saya Prita, saya perawat yang bertugas di
sini dari jam 07.00 sampai 13.00. Mba bagaimana kabarnya hari ini? Bagaimana kalau kita
mengobrol tentang cara merawat ibu, apakah mba bersedia? Kalau mba bersedia, bagaimana
kalau pembicaraan ini dilakukan di Taman sekitar 20 menit. Kalau begitu saya tunggu di taman
ya bu”

Reina : “baik saya akan segera ke taman”

Tahap Kerja

Perawat 2 : “apa yang mba ketahui mengenai masalah ibu?”

Reina : “mama saya sudah mengurung diri di kamar 3 bulan tanpa bersosialisasi dengan saya
atau warga sekitar. Mama saya juga sering menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian ayah saya
yang mendadak itu”

Perawat 2 : “iya memang benar, Ny. Andin tidak terlihat percaya diri dan sering menyalahkan
dirinya sendiri. Sering mengatakan dirinya tidak mampu melakukan sesuatu dengan kata lain Ny.
Andin memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya fikiran negative
terhadap diri sendiri. Jika keadaannya terus menerus seperti itu, Ny. Andin dapat mengalami
masalah yang lebih berat, misalnya jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih
mengurung diri. Sampai sini mba mengerti apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?”

Reina : “iya mengerti ners”

Perawat 2 : “bagus sekali kalau mba sudah mengerti”

Perawat 2 : “Ny. Andin telah berlatih tiga kegiatan setelah berada di rumah sakit ini, seperti
menyapu, cuci piring dan merapihkan tempat tidur. Untuk itu mba dapat mengingatkan ibu
Andin untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Jangan lupa berikan pujian agar harga
dirinya meningkat setelah Ny. Andin tidak dirawat lagi di rumah sakit karena mba tetap perlu
memantau perkembangan Ny. Andin”

Reina : “oh begitu ya ners. Pujian seperti apa ya?

Perawat 2 : “baik kalau begitu kita praktikan cara memberikan pujian pada Ny. Andin, seperti
“bagus sekali ibu, ibu sudah semakin terampil membereskan tempat tidur, menyapu dan mencuci
piring” sekarang coba mba praktekan”

Reina : ““bagus sekali ibu, ibu sudah semakin terampil membereskan tempat tidur, menyapu dan
mencuci piring”

Terminasi

Perawat 2 : “bagaimana perasaan mba setelah percakapan kita ini?”

Reina : “saya senang karena saya mengerti bagaimana kondisi ibu saya”

Perawat 2 : “dapatkah mba menjelaskan kembali apa yang telah kita bahas tadi?”

Reina : “saya harus tetap memantau dan mengingatkan ibu untuk melakukan kegiatan sesuai
jadwal dan memberikan pujian kepada ibu”

Perawat 2 : “bagus kalau mba sudah mengerti, apakah ada yang ingin mba tanyakan lagi?”

Reina : “tidak ada, sudah jelas”

Perawat 2 : “ini jadwal kegiatan harian Ny. Andin untuk dibawa pulang. Jika tidak ada yang
ingin mba tanyakan lagi, saya ini pamit ya”

Reina : “baik ners”

Anda mungkin juga menyukai