Anda di halaman 1dari 3

PERCAKAPAN PASIEN GANGGUAN JIWA

1. Dokter
2. Perawat 1 (Haky)
3. Perawat 2 (Rehan)
4. Perawat 3 (Dinda)
5. Perawat 4 (Nina)
6. Perawat 5 (Yasmin)
7. Pasien
8. Istri Pasien

Dokter : “Selamat Pagi” sapa dokter kepada pasien dan keluarga pasien sambil
memasuki ruang perawatan.
Istri : “Selamat pagi dokter”
Dokter : “Bagaimana kabar bapak hari ini, apa ada tindakan yang tidak biasa
dilakukan?” tanya dokter kepada istri pasien.
Istri : “Tidak ada sesuatu yang berbeda dari biasanya dok”
Dokter : “Baiklah, untuk kelanjutan pemeriksaan hari ini dan akan dilanjutkan oleh
perawat yang bertugas hari ini” ucap dokter sambal keluar dari ruangan.
Haky : “Selamat Pagi, Perkenalkan, nama saya Achmad Wildan Baihaqi. Bapak bisa
Panggil saya Haky. Saya bersama rekan-rekan saya Reha, Dinda, Nina, dan
Fina. Kalau boleh tahu nama bapak siapa?”
Pasien : “Andi”
Haky : “oh, dengan bapak Andi, baiklah, bagaimana kalau kita ngobrol sedikit, ya
Sekitar 30 menit, bagaimana?”
Pasien : “hmm”
Rehan : “Baiklah Pak Andi, Kami adalah mahasiswa keperawatan STIKES Hang Tuah
Surabaya yang bertugas diruangan ini. Kami perawat yang akan membantu
merawat bapak. Hari ini sampai 2 hati yang akan datang, kami akan berjaga
di shif pagi mulai dari jam 07.00 sampai jam 14.00 WIB nanti.”
Pasien : “hmm”
Dinda : “Disini kami bertugas merawat pak Andi untuk memberikan solusi agar
masalah yang dialami pak Andi bisa terselesaikan. Supaya beban masalah
yang dialami Pak Andi bisa hilang”
Pasien : “Kamu siapa? Berani sekali ikut campur urusanku” upacnya dengan emosi.”
Dinda : “Bukan seperti itu, kami hanya melakukan tugas kami dalam membantu
meringankan beban pasien termasuk pak Andi ini. Apakah Pak Andi tidak
ingin keluar dari tempat ini dan melakukan aktifitas normal seperti
biasanya?”
Pasien : “iya pengen”
Dinda : “Oleh sebab itu,semua tindakan yang kami lakukan menjadi tanggung jawab
kami. Dan kami harapkan bapak juga bertanggung jawab untuk sembuh,
supaya pak Andi dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.”
Pasien : “hmm”
Nina : “Pak Andi, disini saya tekankan bahwa apa yang menjadi harapan Pak Andi
juga menjadi harapan kami. Karena itu, semua hal yang menjaid keluhan
pak Andi bisa pak Andi sampaikan kepada kami.”
Pasien : “hmm”
Yasmin : “Jika pak Andi tidak keberatan, Pak Andi bisa sharing dengankami tentang
segala permasalahan-permasalahan ataupun keluhan-keluhan yang sedang
bapak alami. Kita bersama-sama mencari jalan keluarnya dan saya tidak
akan memberitahukannya pada orang yang tidak berhak untuk tahu akan
hal itu.”
Pasien : “beneran tidak ngomong kesiapapun?”
Yasmin : “Benar pak. Semua tindakan tentu perlu adanya kerja sama yang baik antara
kita. Tujuannya supaya tindakan yang kami lakukan dapat semaksimal
mungkin dan memberikan hasil terbaik untuk kami dan terutama pak Andi.
Bagaimana, pak?”
Pasien : “Ya”
Rehan : “Kalau boleh tahu, ada keluhan apa bapak saat ini atau apa yang pak andi
rasakan saat ini?”
Pasien : “Saya capek hidup gak ada gunanya pingin cepat mati saja”
Rehan : “Apa yang membuat bapak ingin mati?”
Pasien : “Pokoknya saya ingin kerja dan punya uang”
Rehan : “apa yang terjadi dengan pekerjaan pak Andi?”
Pasien : “Hilang, saya dipecat dan saya tidak bisa membayar hutang dan memberi
istri saya uang”
Rehan : “Oh begitu, saya mengerti. Begini pak, Rezeki itu Tuhan yang mengatur jadi
pak Andi tidak perlu merasa capek dan ingin mati dengan meminum
minuman beracun atau menyayat tangan pak Andi. Karena itu tidak
menyelesaikan masalah Pak Andi. Nanti yang ada badan pak Andi sendiri
yang sakit kan?”
Pasien : “iya juga sih”
Nina : “Pak Andi sayang tidak sama istri dan keluarga?”
Pasien : “Sayang lah”
Nina : “Kalau pak Andi sayang dengan keluarga, bapak tidak boleh bunuh diri, pak
Andi harus semangat dan berdoa kepada Tuhan, pak Andi harus berusaha
untuk sembuh dan keluar dari sini untuk mendapatkan pekerjaan setelah
keluar dari sini dan bisa membayar hutang”
Pasien : “Iya mbak, saya ingin sembuh”
Dinda : “Baiklah pak Andi, karena sudah 30 menit, kami pamit. Besok kitab isa
mengobrol lagi jam 09.00 WIB ya?”
Perawat : “iya mbak”

Hari Kedua
Haky : “Selamat pagi, pak Andi”
Pasien : “Pagi”
Haky : “Bagaimana perasaan pak Andi setelah kematin kita berbicara”
Pasien : “Good”
Yasmin : “Bagaimana pak, apakah bapak masih ingat dengan kegiatan yang kita
rencanakan kemarin?”
Pasien : “Ingat”
Yasmin : “Apakah Pak Andi ingan pukul berapa kegiatan yang kita rencanakan
dimulai?”
Pasien : “09.00”
Yasmin : “Waahhh, nampaknya ingatan pak Andi kuat sekali”
Pasien : “Iya dongsssss”
Yasmin : “Alhamdulillah… Pak Andi sudah makan?”
Pasien : “Sudah mbak”
Yasmin : “Gimana dengan keluarga dirumah”
Pasien : “Baik, tadi kesini”
Yasmin : “Tadi kalian ngapain aja saat bertemu?”
Pasien : “Ngobrol, jalan-jalan di taman”
Dinda : “Alhamdulillah berarti sudah sehat dong”
Pasien : “Iya mbak, tapi saya masih kepikiran dengan masa depan keluarga saya,
kalau saya tidak bekerja, saya makan apa mbak?”
Dinda : “Saya paham pak, Pak Andi harus ingat Allah sudah mengatur rezeki kita,
Pak Andi hanya perlu berdoa dan berusaha”
Pasien : “Iya mbak, saya ingin segera keluar dan bisa bekerja”
Nina : “Sebaiknya kalau punya masalah jangn dipendam, sharing ke keluarga atau
teman pak. Nanti klau bapak bunuh diri kasihan keluarganya pak Andi
malah terlantar.”
Pasien : “iya mbak, saya sekarang menyesal dengan perbuatan yang telah saya
lakukan.”
Nina : “Nah gitu dong pak, sekarang bapak harus berpikiran bahwa tidak ada
masalah tanpa ada jalan keluar dan penyelesaian.
Pasien : “ Iya mbak benar”
Yasmin : “Baiklah pak, karena pak Andi sudah bisa sharing dengan kami dan
masalahnya sudah terselesaikanm kami permisi dulu, terimakasih atas kerja samanya, dan
kalau pak Andi perlu bantuan bisa panggil saya diruang perawat. Dan saya doakan supaya
cepat pulang dan beraktifitas”
Pasien : “Iya mbak dan mas, terimakasi atas bantuannya”
Yasmin : “Sama-Sama Pak Andi”

Anda mungkin juga menyukai