Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN PENYAKIT ASMA

Peran:

1.Richi Rahmaliya ( perawat)

2.Virna Yana ( keluarga pasien)

3.Yayang Mudrika A. ( pasien)

Sesi 1 : Identifikasi Masalah

TAHAP PRE INTERAKSI

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien : Nn. Yayang (20tahun) adalah seorang pelajar SMA yang
mengidap penyakit asma. Sekarang sedang dirawat di RSUD Bangkinang untuk
mendapatkan terapi penyembuhan dengan obat. Namun klien masih sering
mengalami sesak dan setiap kali mengalami sesak klien selalu menangis. Dan
klien belum bisa mengatasi dan mengendalikan diri ketika penyakit ini kambuh.

2. Diagnosa Keperawatan : Masih sering sesak nafas dan tidak bisa


mengendalikan diri
3. Intervensi : Pengkajian terhadap gangguan yang dialami pasien
4. Tujuan interaksi : Sesi I Identifikasi Masalah
o Klien mengetahui dan paham mengenai penyakitnya
o Klien dapat mengetahui apa yang menjadi faktor pemicu timbulnya sesak
nafas
o Klien bisa mengetahui bagaimana mengatasi dan mengendalikan diri ketika
penyakitnya kambuh.
o Klien semangat untuk menuju kesembuhan
5. Tindakan keperawatan :
o Membina hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan perawat
o Mengucapkan salam terapeutik
o Membantu pasien mengenal dan memahami penyakitnya
o Memberikan pengetahuan pada klien apa faktor pemicu timbulnya sesak
nafas
o Mengajarkan klien bagaimana mengatasi dan mengendalikan diri ketika
penyakitnya kambuh
o Memberikan dukungan agar klien bersemangat untuk sembuh
TAHAP ORIENTASI

1. Salam terapeutik

Perawat :“Selamat pagi, mbak. Perkenalkan nama saya Richi Rahmaliya, biasa dipanggil
Isti. Saya mahasiswa dari universitas pahlawan yang sedang praktek di RS ini.
Saya yang akan membantu dan melayani mbak selama mbak dirawat disini.
Maksudnya kemari untuk melakukan diskusi tentang penyakit mbak dan keluhan
atau gangguan yang dialami mbak. Oh ya sebelumnya benar ini dengan mbak
yayang?”

Klien : “Iya benar mbak.

Perawat : “Mbak lebih dipanggil apa ? nama saja ? mbak yayang? atau dek yayang?

Keluarga : “Dek yayang aja mbak kan umur saya dibawah mbak.”

Perawat : “Dek yayang tadi sudah sarapan?”

Klien : “Sudah mbak.”

Perawat : “Obat sudah diminum ya dek ?

Klien : “Sudah saya minum mbak.”

Perawat : “Oke. Dek yayang pintar sekali.”

2. Evaluasi/validasi

Perawat : “Bagaimana keadaan dek yayang sekarang ? Apakah masih ada keluhan atau
bagaimana ? Saya dengar dek yayang masih sering sesak nafas lalu menangis ya
?”

Keluarga : “Iya mbak. Anak saya masih sering mengalami sesak nafas dan dek yayang juga
tidak bisa mengendalikan diri.

Klien : “Saya merasakannya sampai-sampai menangis ketika sesak nafas karena rasanya
susah dan sakit.”

3. Kontrak : topik, waktu dan tempat

Perawat : “Oke. Seperti maksud awal saya tadi, saya dan dek yayang akan melakukan
diskusi tentang penyakit adek dan mengatasi gangguan yang dialami dek yayang.
Diskusinya ± 30 menit. Bagaimana dek yayang bersedia ?”

Klien : “Iya mbak, saya bersedia.”

Perawat : “Tempatnya dek yayang mau dimana ? Disini apa di taman ?”

Klien : “Di taman aja ya mbak. Saya bosan disini.”


Perawat : “Oke. Mari saya bantu untuk ke taman.”

Klien : “Makasih mbak.”

TAHAP KERJA
Perawat : “Langsung saja kita mulai diskusinya ya. Santai saja seperti ngobrol biasa. Tidak
ada salah dan benar. Oke, sebelumnya dek yayang tahu tidak sakit apa ? ”

Keluarga : “Tahu mbak. Anak saya mengidap penyakit asma.”

Perawat : “Dek Yayang tahu tidak penyakit asma itu apa ?”

Keluarga : “Penyakit asma itu penyempitan pada saluran pernafasan.”

Klien : “iya mbak,, kata mama gitu mbak”

Perawat : “Yap, benar sekali. Nah tadi dek Yayang bilang kalau masih sering sesak nafas.
Apa sih penyebab dek yayang sesak nafas tahu tidak ?”

Klien : “Tahu mbak. Waktu saya kedinginan, banyak pikiran, terus kalau ada udara yang
tidak cocok dan ada debu”

Perawat : “Oke berarti dek yayang sudah paham. Jadi, saya berharap dek yayang bisa
menghindari faktor pemicu penyebab timbulnya sesak nafas. Sekarang, kita diskusi
mengenai masalah dek yayang yang belum bisa mengatasi dan mengendalikan diri
ketika penyakit dek yayang kambuh. Saya disini ingin berbagi bagaimana caranya
mengatasi dan mengendalikan diri ketika penyakit dek yayang kambuh, dek
yayang mau ?”

Klien : “Iya mbak, mau banget.

Keluarga : “itu bagus mbak. Soalnya ketika kambuh dek Yayang pasti menangis dan tidak
bisa mengendalikan diri . Dan saya sering berpikir negatif ketika penyakit dek
Yayang kambuh.”

Perawat : “Oke. Saya paham gimana rasanya. Dulu saya juga mengalami hal seperti dek
yayang, nah semakin saya menangis dan merasa kehabisan maka semakin sesak
pula nafas saya. Lalu apa saya lakukan ? saya mencoba untuk tidak menangis
karena menangis akan sesak, kemudian berusaha menenangkan diri yang bisa
melakukan ya hanya diri sendiri, posisikan setengah duduk atau duduk.
Selanjutnya atur nafas tarik dari hidung dan buang pelan-pelan dari mulut. Seperti
ini. Coba ikuti saya.”

Klien dan Keluarga : “(mengikuti)”


Perawat : “Ya bagus sekali dek yayang. Mungkin seperti itu bisa membantu supaya lebih
bisa tenang ketika penyakit itu kambuh. Dan jangan berpikir negatif, selalu berpikir
positif untuk sembuh. Tetap semangat jangan pernah putus asa. ”

Klien : “Iya mbak.”

Perawat : “Baik. Ada yang mau ditanyakan lagi dek ?”

Klien : “Oh, tidak ada mbak.”

TERMINASI

1. Evaluasi subjektif

Perawat : “Baiklah dek yayang, setelah kita berbincang-bincang bagaimana perasaan dek
yayang sekarang ?”

Klien : “Saya merasa lebih rileks dan tenang. Saya lebih bersemangat untuk sembuh.”

2. Evaluasi objektif

Perawat : “Saya sangat senang dek yayang sudah memahami apa penyakitnya dan faktor
pemicu penyebab timbulnya sesak nafas. Dan sekarang dek yayang sudah tahu
bagaimana mengatasi masalah atau gangguan yang dialami.”

3. Tindak lanjut

Perawat : “Oke setelah pertemuan ini, coba dipraktekkan apa yang telah kita diskusi kan
tadi. Ketika dek yayang berhasil melakukannya, akan sangat bermanfaat bukan
hanya bagi diri dek yayang namun bagi keluarga.”

Klien : “Iya mbak.” (tersenyum lebar)

4. Kontrak yang akan datang : topik, waktu dan tempat

Perawat : “Tak terasa ya dek kita sudah 30 menit berdiskusi, untuk pertemuan pertama ini
cukup. Bagaimana kalau untuk pertemuan kedua kita berdiskusi mengenai perkembangan dek
yayang setelah 2 hari. Jadi untuk pertemuan kedua, 2 hari lagi ± 30 menit seperti tadi. Untuk
tempatnya dek yayang mau dimana dan jam berapa ? ”

Keluarga : “Di taman lagi aja ya mbak. Untuk waktu pukul 09.00 ya mbak. Soalnya dia
terlihat senang di taman, mungkin karena dia suntuk di dalam rumah sakit terus”

Perawat : “Oh..Iya. 2 hari lagi saya datang ke kamar dek yayang kemudian kita menuju
taman, pukul 9 pagi kita mulai diskusinya. Mari saya bantu antar kembali ke kamar dek
yayang.”

Klien : “Baik mbak.”


Perawat : (Sesampainya di kamar)“Oke. Ada yang diperlukan dan bisa saya bantu?”

Klien : “Tidak ada mbak. Terimakasih.”

Perawat : “Baiklah. Saya pamit dulu, selamat pagi.”

Klien : “Selamat pagi mbak.”

Anda mungkin juga menyukai