Anda di halaman 1dari 8

STARATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) PADA PASIEN ASMA

Dosen Pengampuh:
Dr.Hj.Vonny P, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

 MUFLISA PRATIWI (B200222012)


 WINARTI (B200222009)
 NURFAHIMA (B200222012)
 RISDAYANTI GUSMAN (B200222014)
 RISNA (B200222013)
 PUTRI ANNISA BAHAR (B200222056)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BARAMULI PINRANG
2023/2024
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP) PADA PASIEN ASMA

TAHAP PRE INTERAKSI

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien : Nn. Rina (16 tahun) adalah seorang pelajar SMA
yang mengidap penyakit asma. Sekarang sedang dirawat di RSUD Y
untuk mendapatkan terapi penyembuhan dengan obat. Namun klien
masih sering mengalami sesak dan setiap kali mengalami sesak klien
selalu menangis. Dan klien belum bisa mengatasi dan
mengendalikan diri ketika penyakit ini kambuh.

2. Diagnosa Keperawatan : Masih sering sesak nafas dan tidak bisa


mengendalikan diri
3. Intervensi : Pengkajian terhadap gangguan yang dialami pasien
4. Tujuan interaksi : Sesi I Identifikasi Masalah
 Klien mengetahui dan paham mengenai penyakitnya
 Klien dapat mengetahui apa yang menjadi faktor pemicu
timbulnya sesak nafas
 Klien bisa mengetahui bagaimana mengatasi dan
mengendalikan diri ketika penyakitnya kambuh.
 Klien semangat untuk menuju kesembuhan
5. Tindakan keperawatan :
 Membina hubungan saling percaya antara pasien, keluarga
dan perawat
 Mengucapkan salam terapeutik
 Membantu pasien mengenal dan memahami penyakitnya
 Memberikan pengetahuan pada klien apa faktor pemicu
timbulnya sesak nafas
 Mengajarkan klien bagaimana mengatasi dan
mengendalikan diri ketika penyakitnya kambuh
 Memberikan dukungan agar klien bersemangat untuk
sembuh

TAHAP ORIENTASI

1. Salam terapeutik

Perawat :“Selamat pagi, mbak. Perkenalkan nama saya Wahyu Istiqomah,


biasa dipanggil Isti. Saya mahasiswa dari PSIK UNDIP yang sedang praktek di
RS ini. Saya yang akan membantu dan melayani mbak selama mbak dirawat
disini. Maksudnya kemari untuk melakukan diskusi tentang penyakit mbak
dan keluhan atau gangguan yang dialami mbak. Oh ya sebelumnya benar ini
dengan mbak Rina ?”

Klien : “Iya benar mbak.

Perawat : “Mbak lebih dipanggil apa ? nama saja ? mbak Rina ? atau dek
Rina ?

Klien : “Dek Rina aja mbak kan umur saya dibawah mbak.”

Perawat : “Dek Rina tadi sudah sarapan?”


Klien : “Sudah mbak.”

Perawat : “Obat sudah diminum ya dek ?

Klien : “Sudah saya minum mbak.”

Perawat : “Oke. Dek Rina pintar sekali.”

2. Evaluasi/validasi

Perawat : “Bagaimana keadaan dek Rina sekarang ? Apakah masih ada


keluhan atau bagaimana ? Saya dengar dek Rina masih sering sesak nafas lalu
menangis ya ?”

Klien : “Iya mbak. Saya masih seirng mengalami sesak nafas dan saya
tidak bisa mengendalikan diri saya. Saya pun menangis ketika sesak nafas
karena rasanya susah dan sakit.”

3. Kontrak : topik, waktu dan tempat

Perawat : “Oke. Seperti maksud awal saya tadi, saya dan dek Rina akan
melakukan diskusi tentang penyakit adek dan mengatasi gangguan yang
dialami dek Rina. Diskusinya ± 30 menit. Bagaimana dek Rina bersedia ?”

Klien : “Iya mbak, saya bersedia.”

Perawat : “Tempatnya dek Rina mau dimana ? Disini apa di taman ?”

Klien : “Di taman aja ya mbak. Saya bosan disini.”

Perawat : “Oke. Mari saya bantu untuk ke taman.”

Klien : “Makasih mbak.”


TAHAP KERJA

Perawat : “Langsung saja kita mulai diskusinya ya. Santai saja seperti
ngobrol biasa. Tidak ada salah dan benar. Oke, sebelumnya dek Rina tahu
tidak sakit apa ? ”

Klien : “Tahu mbak. Saya mengidap penyakit asma.”

Perawat : “Dek Rina tahu tidak penyakit asma itu apa ?”

Klien : “Penyakit asma itu penyempitan pada saluran pernafasan.”

Perawat : “Yap, benar sekali. Nah tadi dek Rina bilang kalau masih sering
sesak nafas. Apa sih penyebab dek Rina sesak nafas tahu tidak ?”

Klien : “Tahu mbak. Waktu saya kedinginan, banyak pikiran, terus kalau
ada udara yang tidak cocok dan ada debu”

Perawat : “Oke berarti dek Rina sudah paham. Jadi, saya berharap dek Rina
bisa menghindari faktor pemicu penyebab timbulnya sesak nafas. Sekarang,
kita diskusi mengenai masalah dek Rina yang belum bisa mengatasi dan
mengendalikan diri ketika penyakit dek Rina kambuh. Saya disini ingin
berbagi bagaimana caranya mengatasi dan mengendalikan diri ketika
penyakit dek Rina kambuh, dek Rina mau ?”

Klien : “Iya mbak, mau banget. Soalnya ketika kambuh saya pasti
menangis dan tidak bisa mengendalikan diri saya. Dan saya sering berpikir
negatif ketika penyakit saya kambuh.”

Perawat : “Oke. Saya paham gimana rasanya. Dulu saya juga mengalami hal
seperti dek Rina, nah semakin saya menangis dan merasa kehabisan maka
semakin sesak pula nafas saya. Lalu apa saya lakukan ? saya mencoba untuk
tidak menangis karena menangis akan sesak, kemudian berusaha
menenangkan diri yang bisa melakukan ya hanya diri sendiri, posisikan
setengah duduk atau duduk. Selanjutnya atur nafas tarik dari hidung dan
buang pelan-pelan dari mulut. Seperti ini. Coba ikuti saya.”

Klien : “(mengikuti)”

Perawat : “Ya bagus sekali dek Rina. Mungkin seperti itu bisa membantu
supaya lebih bisa tenang ketika penyakit itu kambuh. Dan jangan berpikir
negatif, selalu berpikir positif untuk sembuh. Tetap semangat jangan pernah
putus asa. ”

Klien : “Iya mbak.”

Perawat : “Baik. Ada yang mau ditanyakan lagi dek ?”

Klien : “Oh, tidak ada mbak.”

TERMINASI

1. Evaluasi subjektif

Perawat : “Baiklah dek Rina, setelah kita berbincang-bincang bagaimana


perasaan dek Rina sekarang ?”

Klien : “Saya merasa lebih rileks dan tenang. Saya lebih bersemangat
untuk sembuh.”

2. Evaluasi objektif
Perawat : “Saya sangat senang dek Rina sudah memahami apa penyakitnya
dan faktor pemicu penyebab timbulnya sesak nafas. Dan sekarang dek Rina
sudah tahu bagaimana mengatasi masalah atau gangguan yang dialami.”

3. Tindak lanjut

Perawat : “Oke setelah pertemuan ini, coba dipraktekkan apa yang telah kita
diskusi kan tadi. Ketika dek Rina berhasil melakukannya, akan sangat
bermanfaat bukan hanya bagi diri dek Rina namun bagi keluarga.”

Klien : “Iya mbak.” (tersenyum lebar)

4. Kontrak yang akan datang : topik, waktu dan tempat

Perawat : “Tak terasa ya dek kita sudah 30 menit berdiskusi, untuk


pertemuan pertama ini cukup. Bagaimana kalau untuk pertemuan kedua kita
berdiskusi mengenai perkembangan dek Rina setelah 2 hari. Jadi untuk
pertemuan kedua, 2 hari lagi ± 30 menit seperti tadi. Untuk tempatnya dek
Rina mau dimana dan jam berapa ? ”

Klien : “Di taman lagi aja ya mbak. Untuk waktu pukul 09.00 ya mbak.”

Perawat : “Oh..Iya. 2 hari lagi saya datang ke kamar dek Rina kemudian kita
menuju taman, pukul 9 pagi kita mulai diskusinya. Mari saya antar kembali ke
kamar dek Rina.”

Klien : “Baik mbak.”

Perawat : (Sesampainya di kamar)“Oke. Ada yang diperlukan dan bisa saya


bantu?”

Klien : “Tidak ada mbak. Terimakasih.”


Perawat : “Baiklah. Saya pamit dulu, selamat pagi.”

Klien : “Selamat pagi mbak.”

Anda mungkin juga menyukai