Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS DAN


KEHILANGAN DAN BERDUKA

OLEH:

NAMA : NI PUTU LINDA PRIMANDARI


NIM : P07120016105
TINGKAT : 3.3

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
ANSIETAS

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu
makan. Klien selalu memikirkan jadwal operasi anaknya yang tidak ada
kepastian. Biayapun menjadi sumber kekhawatiran Ny. M karena ia tidak
tahu darimana ia harus memenuhi biaya operasi anaknya yang tidak
ditanggung Jamkesmas.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas berat
3. Tujuan :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan,
asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri
a. Pengalihan situasi
b. Latihan relaksasi
1) Tarik nafas dalam
2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c. Teknik 5 jari
4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul

B. Proses pelaksanaan tindakan


Orientasi :
”Selamat Pagi bu, perkenalkan nama saya Linda, panggil saja saya Linda, saya
mahasiswa Poltekkses Denpasar yang sedang bertugas selama 2 hari di
ruangan ini, nama ibu siapa bu? Ibu lebih suka dipanggil siapa? Ibu, tujuan
saya di sini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan anak ibu. Saya
yang akan merawat anak ibu selama di sini, mulai dari jam 8 pagi sampai jam
2 siang”.
”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? O, jadi ibu semalam gelisah, tidak bisa
tidur?”
”Baiklah, bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
perasaan yang ibu rasakan? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama
30 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana bu? Baiklah kita akan berbincang-bincang
di ruang ini”
Kerja
”Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan lebih
lanjut tentang perasaan ibu? apa yang ibu sedang pikirkan? Apa yang ibu
lakukan terkait dengan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga ibu
merasa gelisah?”
”Bagaimana kalau saya ukur dulu ya tekanan darah, ibu”
”Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?”
”Jadi ibu sebelumnya sering juga mengalami perasaan gelisah seperti
sekarang?”
“Apa masalah yang sebelumnya sering membuat ibu gelisah?”
“Selama ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu
lakukan?”
”Jadi kalau ibu punya masalah, ibu akan memikirkan terus masalah itu
sehingga ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan?”
”Kalau ibu sedang tidak gelisah, bagaimana kebiasaan tidur dan makan ibu?”
“Apa pekerjaan ibu sehari-hari? Apakah ibu selama ini puas dengan pekerjaan
yang ibu lakukan? Bagaimana dengan penghasilan ibu?”
“Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah ?”
“Oh, jadi dalam keluarga ibu, memang terbiasa cepat panik dalam menghadapi
masalah?”
“Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan ?”
“Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan untuk
menyelesaikan masalah kalau ibu merasa tidak mampu menyelesaikan
masalah tersebut? Apakah ibu berhasil menyelesaikan masalah tersebut?”
“Wah, baik sekali, berarti dulu ibu pernah mampu menyelesaikan masalah
yang cukup berat, saya yakin sekali ibu sekarang juga akan mampu
menyelesaikan kecemasan yang ibu rasakan”
“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu
dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah
satu cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan. Bagaimana kalau
kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan saya, lalu ibu bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk
dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-
lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan
udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba
ibu praktikkan. Wah bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau
santai”

Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu
rasakan dan latihan relaksasi? Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita
pelajari, wah bagus sekali, jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara
ini? Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa
cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi
sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan relaksasi ini hanya salah satu cara
yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada
cara lain dengan latihan mengerutkan dan mengendurkan otot, bagaimana
kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi, jam berapa bu? Seperti biasa
jam 10 pagi di rumah ibu? Masih ada yang mau ditanyakan bu? Baiklah kalau
tidak ada saya pamit dulu. Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
BERDUKA DAN KEHILANGAN
Kasus :
Ny T, usia 50 tahun mempunyai seorang suami yang sudah meninggal 1 tahun
yang lalu. Saat ini ia tinggal bersama 2 orang anaknya. Anaknya yang pertama
sudah bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga sedangkan anaknya yang
kedua masih berusia 15 tahun. 1 bulan yang lalu anak sulungnya mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan kematian. Saat bertemu perawat Ny T
mengatakan bahwa anaknya tersebut masih hidup, klien sering diam dan melamun
dan mengatakan anaknya belum meninggal dan juga klien enggan untuk berbicara
dengan orang lain dan terkesan menarik diri dari lingkungannya. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukan tekanan darah klien 150/100 mm Hg,
nadi 110 x/menit, pernapasan 25 x/menit

Pertemuan ke-1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tampak sering diam dan melamun dan mengatakan bahwa
anaknya belum meninggal. Klien enggan untuk berbicara dengan
orang lain dan tampak menarik diri dari lingkungannya. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukan tekanan darah klien
150/100 mmHg, nadi 110 x/menit, pernapasan 25 x/menit.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan denga ketidakefektifan koping individu
terhadap respon kehilangan anggota keluarga yang berulang.
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
klien dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan
perawat
b. Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
c. Klien merasa lebih tenang
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan
salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan
dengan klien
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Dengarkan setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat
menghakimi
c. Ajarkan klien teknik relaksasi

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu, perkenalkan saya Linda, ibu bisa panggil saya
suster Linda. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa? Kalau
begitu Ibu saya panggil Ny T ya? Baiklah Ny T, saya perawat hari
ini yang bertugas merawat Ibu dari pukul 08.00 sampai 14.00”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana keadaan ibu hari ini? Apa yang ibu rasakan?”
c. Kontrak kerja
“Baikalah bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar?
Kita berbincang-bincang untuk mendiskusikan masalah yang ibu
alami. Kira-kira 15 menit saja Bu, bagaimana? Dimana sebaiknya
kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di taman? Baiklah
kita akan berbincang-bincang selama 15 menit ke depan di taman
saja ya bu”

2. Fase Kerja
“Ibu, coba ibu ceritakan kepada saya apa yang ibu rasakan saat ini?
“iya bu, saya mengerti apa yang ibu rasakan, sabar ya bu”
“coba sekarang ibu berpikir kembali jika ibu pulang ke rumah ibu
tidak akan bertemu dengan anak ibu karena ia memang sudah
meninggal dan itu sudah menjadi kehendak Tuhan”
“ibu, hidup dan matinya seseorang itu sudah diatur oleh yang maha
kuasa “
“ tidak ada satupun yang mau orang yang disayanginya dipanggil
yang Maha Kuasa dan tidak ada yang bisa mengetehauinya kapan hal
tersebut terjadi”
“Ibu tidak perlu cemas, ibu masih punya keluarga yang bersedia
mendukung dan membantu ibu dan saya juga yakin ibu pasti memiliki
keahlian yang bisa ibu manfaatkan untuk menunjang kehidupan ibu”
“apakah ibu bisa memahaminya?”
“Bagaimana kalo sekarang saya mencoba membantu ibu untuk
mengatasi rasa cemas yang ibu alami? Caranya dengan melakukan
teknik relaksasi, ibu bisa melakukan tarik napas dalam, tahan sebentar,
dan hembuskan perlahan-lahan melalui mulut”
“Coba ibu sekarang lakukan sendiri” “ iya bu, bagus sekali, benar
seperti itu”

3. Fase terminasi
- Evaluasi ( subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apakah ibu sudah menyadari
apa yang sebenarnya terjadi pada ibu ?”
- Evaluasi (objektif)
“Coba ibu sebutkan kembali, apa yang harus ibu lakukan jika ibu
sedang dalam perasaan cemas”
- Rencana tindak lanjut
“Iya bu betul sekali, ibu melakukan teknik relaksasi menarik napas
dalam jika ibu sedang dalam kondisi cemas”
- Kontrak yang akan datang
“Ya bu karena sudah 15 menit kita berdiskusi, saya akhiri diskusi
kali ini ya bu, besok pagi setelah makan pagi jam 9, saya akan
kembali ke ruangan ibu untuk mendiskusikan tentang hobi ibu”
“dimana ibu bisa melakukan diskusi dengan saya, bu? baiklah kita
akan berdiskusi di taman saja ya? apakah 20 menit cukup bu?
baiklah kalau begitu, besok kita akan berdiskusi selama 20 menit di
taman ya bu “ sekarang saya pamit dulu ya bu, selamat pagi”

Anda mungkin juga menyukai