Anda di halaman 1dari 9

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS VI

(KATHARINE KOLCABA’S THEORY OF COMFORT)

“Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan”

Dosen pengampu :
Ns. Theresia Anita Pramesti, S.Kep., M.Kep

Nama kelompok 4

• NI KADEK DWIK WIDIASTINI (213213290)


• A.A.ISTRI RAHMA WILANDARI (213213291)
• NI MADE LINDIA MAHARATNI APSARI (213213292)
• I KADEK PREMADANA NUGRAHA (213213293)
• PUTU TAHLIA GEOVANI (213213294)
• NI PUTU RISMA PEBRIANI (213213295)
• I PUTU DUTA RYASA ARDANA (213213296)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR

2021
Guided Imagery

A. Pengertian
Guided Imagery adalah sebuah teknik yang menggunakan imajinasi dan visualisasi untuk
membantu mengurangi stres dan mendorong relaksasi.
B. Tujuan
Mengarahkan Secara Lembut Seseorang Ke Dalam Keadaan Dimana Pikiran Mereka
Tenang Dan Tetap Rileks.
C. Manfaat
Mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi nyeri, mengurangi efek samping,
mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi level gula darah (diabetes), mengurangi
alergi dan gejala pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya rumah sakit,
meningkatkan penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain (Townsend, 1977).
SKENARIO ROLE PLAY

Player Dan Peran


a. Duta Sebagai Dokter
b. Tahlia Sebagai Perawat 1
c. Risma Sebagai Perawat 2
d. Prema Sebagai Perawat 3
e. Dwik Widiastini Sebagai Pasien
f. Lindia Sebagai Ibu Pasien
g. Gek Rahma Sebagai Narator

Alat Dan Bahan


Kostum, Tempat Tidur, Bantal,Tensimeter, Stetoskop, termometer, sound

speaker/Handphone, buku status pasien, pulpen

Setting Tempat : Ruang Perawatan

Narator : seorang gadis bernama Ni Kadek Dwik Widiastini sedang dirawat di RSUD Wangaya
dengan kasus ca mammae grade 3. Pasien telah menjalani kemoterapi sebanyak 2 kali. Kondisi
pasien saat ini adalah : ku (kondisi umum) lemah, ekspresi nampak meringis,pucat . klien
mengatakan sulit tidur karena nyeri yang dirasakannya .nyeri hilang timbul dan klien
mengatakan cemas dengan kondisi kesehatannya. Klien nampak kelihatan pasrah dan tabah
menghadapi penyakitnya. 30 menit kemudian, dokter Duta datang bersama dengan perawat
untuk melakukan visite kepada pasien.

Dokter : Selamat pagi Bu Dwik. Bagaimana keadaannya hari ini?


Pasien : Pagi dok. Keadaan saya pagi ini tidak begitu baik. Saya merasakan nyeri hebat
dan sulit tidur pada malam hari. kepala saya pusing dok dan kadang-kadang saya
merasa mual dan ingin muntah. Saya juga malas makan dok, nafsu makan saya
hilang.
Ibu pasien : Bagaimana ini dok? Dari semalam anak saya mual-mual terus dan mengeluh
nyeri
Dokter : Mual dan muntah adalah hal yang wajar dalam kemoterapi bu. Hal itu
merupakan efek samping dari pengobatan ini. Penurunan nafsu makan juga
merupakan hal yang normal tapi itu bukan alasan untuk ibu Dwik tidak makan.
Saya sarankan ibu Dwik untuk makan dalam porsi yang kecil tapi sering untuk
mengurangi mual dan muntah.
Ibu pasien : Seperti itu ya dok ?
Pasien : Oh iya dok terima kasih atas sarannya. Tapi dok, setiap malam saya demam,
panas dingin dan nyeri sekali di bagian kepala dan dada. Apakah penyakit saya
dapat sembuhkan dok?
Ibu pasien : Iya dok, tolong anak saya. Dia masih muda. Saya tidak kuat melihatnya seperti
ini.
Dokter : Ibu yang sabar ya. saya memahami kondisi ibu Dwik dan kami akan
semaksimalkan mungkin membantu mengatasi keluhan ibu Dwik. Kami disini
melakukan yang terbaik untuk ibu Dwik. Oh iya sus, jangan lupa kontrol TTV
nya setiap saat ya dan berikan lingkungan yang kondusif.
Perawat 1 : 1 jam yang lalu TTV nya telah diperiksa dok. Suhunya 38,2 oC, Tekanan darah
140/80 mmhg, pernapasan 20x/menit, nadi 120 x/menit dok.
Dokter : Oke kalau begitu lanjutkan kontrol TTVnya ya sus. 3 jam lagi periksa TTVnya
kembali.
Perawat 1 : Baik dok.
Dokter : Kalau begitu kami permisi dulu ya.
Ibu pasien : Iya, terima kasih banyak dok.

Narator : 3 jam kemudian perawat tahlia datang dan memeriksa TTV Bu Dwik...

Perawat 1 : Selamat pagi bu Dwik. Saya ingin memeriksa TTV ibu dulu ya. Waktu yang
saya butuhkan sekitar 10 menit. Apakah ibu bersedia?
Pasien : Baik sus
Setelah beberapa saat...
Pasien : Bagaimana hasilnya sus
Perawat 1 : Hasilnya kurang baik bu Dwik. Tekanan darah 150/90 mmhg, nadi 130x/menit,
pernapasan 20x/menit dan suhu 38,3oC (mencatat di buku status pasien).
Biasanya TTV meningkat saat seseorang mengalami nyeri/cemas seperti yang ibu
rasakan saat ini. Dari tadi saya perhatikan ibu Dwik sepertinya kelihatan sangat
gelisah dan tidak bersemangat.
Pasien : Iya sus, saya sangat khawatir dengan penyakit saya. Apakah sebentar lagi saya
akan meninggal? bagaimana dengan keluarga saya, pekerjaan saya sus atau
seumur hidup saya akan ada disini? Di tempat tidur ini. Saya tidak bisa sus. Saya
masih ingin hidup dan berkumpul dengan keluarga saya (ekspresi meringis
menahan nyeri, menangis)
Perawat 1 : Tenang ibu Dwik. Yang pertama yang harus ibu Dwik lakukan adalah berfikir
positif. Ibu Dwik harus yakin bahwa ibu pasti bisa sembuh. Saya sudah sering
menemukan kasus seperi ibu Dwik dan sugesti terbaik ada dalam diri ibu Dwik
sendiri. Ibu Dwik harus yakin dulu dan kuat melawan sakit ibu.
Pasien : Terima kasih sus atas sarannya.
Perawat 1 : Sama-sama ibu Dwik. Saya dapat memahami masalah ibu. Untuk mengurangi
nyeri dan kecemasan ibu Dwik kami akan melakukan suatu terapi. Untuk lebih
jelasnya nanti akan dijelaskan oleh teman saya yang akan bertugas pada siang
hari.
Pasien : Oh iya sus.
Perawat 1 : Kalau begitu saya permisi dulu. Saya harus melanjutakan tugas saya. Saya
permisi ya bu..
Pasien : Baik sus, terima kasih

Narator : beberapa jam kemudian perawat 2 dan 3 datang. Mereka bertugas pada siang
hari. Sebelumnya mereka mengadakan operan tentang kondisi pasien sebelum
melakukan pergantian shift. Sesuai kesepakatan mereka akan melakukan terapi
pada Ibu Dwik.
Narator : Beberapa saat kemudian perawat 2 dan 3 datang di ruangan perawatan pasien.
Nampak klien ditemani oleh ibinya. Sang ibu terlihat menyemangati klien.
Perawat 2 : Selamat siang bu Dwik. Perkenalkan nama saya risma dan rekan saya prema.
kami perawat yang bertugas pada siang hari ini.
Pasien : salam kenal sus, nama saya Dwik Widiastini. Panggil saja Dwik dan ini Ibu saya,
Lindia
Perawat 2 : salam kenal ibu Dwik dan ibu Lindia.
bagaimana kabar ibu Dwik hari ini ?
Pasien : kurang baik sus, Tadi malam saya tidur.
Perawat 2 : tidak bisa tidur? Penyebabnya apa bu?
Pasien : saya banyak pikiran sus, saya cemas dengan panyakit saya. Kepala saya pusing
dan dada (payudara) saya sakit sekali
Ibu pasien : bagaimana ya sus, saya perhatikan mulai masuk penyakit anak saya tidak ada
perubahan dan malah semakin memburuk.
Perawat 2 : saya memahami kondisi ibu Dwik dan ibu Lindia. Jangan panik, tetap tenang.
Kami disini berusaha yang terbaik bu. Penyakit juga butuh waktu lama hingga
bisa seperti ini. Begitupun kami juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar
untuk menyembuhkan penyakit ibu Dwik. Ada tahapan yang harus dilalui dan
tidak secepat itu untuk sembuh.
Pasien : Lalu apakah ada cara untuk mengurangi keluhan saya sus?
Perawat 2 : oke bu Dwik, Sesuai kontrak kemarin, hari ini kita akan mencoba melakukan
terapi. Terapi ini namanya guided imagery/imajinasi terbimbing ibu. Tujuannya
untuk mengurangi nyeri dan rasa cemas ibu Dwik. Ibu Dwik pernah
mendengarnya?
Pasien : apa itu guided imagery sus? Sepertinya saya baru kali ini mendengarnya
Perawat 2 :guided imagery adalah bagian dari terapi komplementer dan Terapi
komplementer adalah terapi pelengkap dari terapi medis dan trandisional.
ringkasnya Terapi ini seperti terapi imajinasi ibu Dwik. Saya akan mengajak ibu
Dwik untuk berimajinasi atau bercerita. Waktu yang saya butuhkan sekitar 10
menit apakah ibu Dwik bersedia?
Pasien : baik sus, saya bersedia.
Perawat 2 : terapi ini akan megistirahatkan ibu Dwik untuk sementara waktu.
oke kalau begitu kita mulai ya ibu Dwik. Pertama-tama saya akan mengatur posisi
ibu dalam keadaan semifowler untuk memaksimalkan ventilasi. Ners Prema
tolong diatur dulu musiknya.
Perawat 3 : baik kak. (menyalakan sound speaker/handphone, menyetel musik dengan
aransemen klasik). Tujuan dari pemutaran musik ini supaya ibu Dwik bisa fokus
berimajinasi.
Perawat 2 : jadi yang pertama yang harus ibu Dwik lakukan yaitu buat badan ibu Dwik
serileks mungkin. Jangan tegang ya bu, santai saja. kemudian kedua kaki disilang
lalu tarik nafas dalam atau biasa kita sebut nafas perut. Jadi kedua pundak tidak
boleh naik, ini yang mengembang (menunjuk perut). Oke, ikuti saya ya bu. Tahan
2-3 detik kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Kemudian ulangi
lagi bu sampai ibu Dwik terasa rileks, tarik lalu hembuskan. Lalu rasakan bahwa
semua beban pikiran ibu Dwik berada di kaki... tarik nafas melalui hidung tahan
ditenggorokan beberapa detik lalu hembuskan perlahan-lahan melalui mulut.
Ulangi terus, sampai ibu Dwik terasa rileks dan santai.
Perawat 2 : bagaimana kondisinya sekarang ibu Dwik ?
Pasien : agak rileks dari sebelumnya sus
Perawat 3 : kalau boleh tau ibu Dwik sukanya ke tempat apa?
Pasien : saya sukanya ke pantai Ners
Perawat 3 : oke sekarang dengarkan apa yang saya ucapakan, coba ibu Dwik tutup mata dan
kemudian bayangkan tempat yang sangart menyenangkan bagi ibu Dwik. Setelah
membayangkan diri ibu berada di tempat tersebut, lakukan apa yang ingin lakukan
di tempat tersebut. Kalau ibu Dwik sukanya di pantai maka bayangkan apakah ibu
Dwik ingin berjemur, merasakan dinginnya angin pantai atau ibu berenang di laut
lepas. Bayangkan...bayangkan dan lakukan apa yang ingin ibu Dwik lakukan.
Lepaskan semua beban dan fokus pada tempat tersebut dan hilangkan semuanya.
Rasakan udara pantai yang dingin, suara burung dan ombak. Rasakan kaki ibu
Dwik berada di pasir pantai yang hangat, langit biru, berlari kesana kemari
merasakan desiran angin. Rileks rileks tarik nafas hembuskan lagi. Sekarang ibu
Dwik melihat matarhari mulai terbenam dengan warnanya yang jingga, terus
nikmati keindahannya kemudian saat ibu Dwik kembali teruslah berimajinasi
bahwa ibu akan kembali ke tempat ini kapan pun ibu Dwik mau. Tarik nafas
kembali hembuskan melalui mulut, saat ibu sudah siap untuk kembali, ibu Dwik
boleh buka mata sekarang.
Pasien : (membuka mata)
Perawat 3 : bagaimana perasaaanya sekarang ibu Dwik?
Pasien : rasanya agak enakan Ners
Ibu pasien : bagimana nak, apakah lebih baik dari sebelumnya?
Pasien : sangat rileks buk, agak enakan. Seperti semua beban dan rasa sakit hilang
Perawat 3 : bisa merasakan suasana yang saya peragakan tadi?
Pasien : bisa Ners
Perawat 3 : jadi ibu Dwik bisa mempraktekkan/melatih diri sendiri untuk melakukan aktivitas
terapi seperti yang dilakukan tadi. Ibu lindia, tolong dibantu ya
ibu pasien : iya sus terima kasih banyak ya. Nanti kalau anak saya merasakan nyeri lagi, saya
akan mempraktekan sesuai dengan apa yang suster tadi ajarkan.
Pasien : terima kasih Ners
Perawat 3 : sama-sama bu sudah tugas saya. nyerinya juga sudah berkurang ya bu Dwik?
Pasien : sudah Ners
Perawat 3 : Kalau begitu ibu istirahat aja dulu. Jika perlu sesuatu silahkan telfon ya bu. Kalau
begitu kami permisi dulu.
Pasien : iya ners, terima kasih.
Ibu pasien : terima kasih banyak Ners

Narator: Baik sekianlah video “ROLE PLAY” dari kelompok 4, yang menggambarkan
penerapan KATHARINE KOLCABA’S THEORY OF COMFORT. Saya ucapkan terima
kasih kepada semua rekan-rekan yang sudah membantu pembuatan video role play ini.
Saran, masukan dan kritikan sangat kami harapkan demi perbaikan kita bersama. Saya
tutup dengan parama shanti, Om Shanti Shanti Shanti Om

Anda mungkin juga menyukai