Anda di halaman 1dari 6

 

SKENARIO”
OPENING :
 Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kami akan menampilkan roleplay mengenai “Aplikasi prilaku caring, etika dan
komunikasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi”. Sebelumnya kami ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang tak terhingga kepada Ibu Netha Damayanthie, selaku dosen pembimbing KDK.
Selanjutnya saya akan memperkenalkan anggota dan peran masing-masing anggota :
1.  Siti Raihan : Narator         
2.  Dewi Sartika Pasaribu : Nn. D
3.  Loly : Ibu Pasien
4.  Dwi Harianto : Ketua tim perawat ( CI)
5.  Suwanto : Perawat 1     
6.  Ronny Fedelia Datubara : Perawat 2

KASUS
Pada tanggal 28 Agustus 2022  Nn.D 22 tahun sudah dua hari dirawat di Puskesmas
Lubuk Mandarsah dengan diagnosa medis Thypoid. Keadaan umum klien lemah, kesadaran
compos mentis. Hasil TTV didapatkan data TD = 120/80 mmHg, N = 90x/menit, Rr =
20x/menit, S = 37,7°C. BB sebelum sakit 50 kg, BB saat ini = 46kg dan TB = 162 cm. warna
bibir klien tampak merah muda, bibir tampak stomatitis, mukosa mulut kering, warna gigi
putih, jumlah gigi 32 buah, tidak ada karies, terdapat bercak putih dibagian lidah atas, klien
mengeluh mual dan muntah saat makan, bising usus 14x/menit, klien mengeluh nyeri perut
dibagian ulu hati, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan nyeri pun tidak menyebar
pada daerah lain. Tekstur kulit klien halus, warna putih langsat, turgor kulit kurang elastis.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapati terjadi penurunan pada nilai Hb & albumin.
Hb klien 11gr/dL dan kadar albumin klien 2,8 gr/ dL. Diit yang diberikan adalah TKTP 2000
Kkal dalam bentuk bubur nasi dan snack (crackers & teh manis). Klien diberikan therapy
antibiotik kloramfenikol 250 3 x 1 kapsul, paracetamol 500 mg 3x1 tablet dan berlosid syrup
3x1 sendok makan.

ROLEPLAY
Pada pukul 08.00 pagi Zr.Dwi Harianto selaku ketua tim mendapatkan operan
dari shift malam. Zr.Dwi Harianto berkewajiban untuk memantau semua
perkembangan pasien di ruang melati sekaligus mengontrol mutu pelayanan yang
diberikan oleh perawat dibawah pimpinannya. Zr. Dwi Harianto menjelaskan dengan
penuh percaya diri kepada perawat lainnya mengenai perkembangan semua pasien di
ruang melati.
Zr.Dwi Harianto                      : “ Assalamu’alaikum Wr.Wb"
Zr. Yang lainnya                     : “ Wa’alaikumsallam Wr.Wb”
                         : “ Baik langsung saja. Saya akan menyampaikan informasi dari perawat shift malam terkait
semua perkembangan pasien di ruang melati.”
“Pasien kita ada 3. Yang pertama Ny. Indah di kamar IA. Ia
masih harus dipantau intake + output urinenya. Jika intake + output belum normal. Tolong
hubungi dr. Tigor untuk kolaborasi Pemberian obat yang lebih efektif. Ini hasil TTV +
catatan perkembangan Ny.Indah (sambil memperlihatkan buku status Ny. Indah).”
“Yang kedua, Tn. Amir yang berada di kamar 3B, sudah membaik. Hari ini ada rencana
pemulangan. Tolong di cek persediaan botol infusnya masih sisa atau tidak, kalau masih sisa,
tolong di retur ke bagian farmasi.”
”Yang ketiga, Nn. Dewi yang baru masuk pada tanggal 14 
April. Masih nyeri di daerah ulu hati, mual (+), muntah (+),
dapat diet TKTP 2000 Kkal dalam bentuk bubur nasi & snack (crackers + teh manis),
makanan hanya habis ¼ Porsi. Hasil TTVnya TD :120/80 mmHg, N : 90 x/ menit, Rr: 20x /
menit, S: 37,70c. untuk therapy obatnya, ia mendapatkan antibiotik kloramfenikol 250 mg 3 x
1 kapsul, paracetamol 500 mg 3 x 1 tablet dan berlosid syrup 3x1 sendok makan . Apa ada
yang perlu ditanyakan kembali? Siapa tahu ada yang belum jelas?
Zr. Yang lainnya                     :  “ Tidak. Sudah jelas.”
a                                  : “ Baiklah, saya akhiri saja. Terima kasih atas kerja samanya,
                                     semoga Allah menguatkan kita semua untuk merawat pasien.”
ng lainnya                     : “amin”

TAHAP PRA  INTERAKSI
             Pada tahapan ini semua suster mulai membaca buku status pasien, kemudian
membuat rencana keperawatan apa saja yang akan dilakukan pada hari ini, dan tak
lupa mereka juga menyiapkan obat, baik oral maupun injeksi sesuai dengan terapi obat
yang tercatat di buku status pasien.
            Pada pukul 08.30 Zr.Suwanto berniat untuk melakukan kontrak perawatan
berupa mengukur TTV Nn.Dewi. Sebelum masuk ke kamar Nn. Dewi,
Zr. Annisa menilai sikapnya terlebih dahulu.
Zr. Annisa                  : “ Apakah saya sanggup membuat klien merasa nyaman
terhadap
                                    Keberadaan saya?” (dalam hati)
                                    “ Apakah saya sanggup menghadapi kemarahan klien? (Dalam
hati)
                                    “ Apakah klien mampu mengekspresikan perasaannya
dihadapan saya?” (Dalam hati).
            Di tempat yang sama, Brud.Panji tengah menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakannya, yakni berupa : tensi air raksa, termometer, stetoskop, jam arloji,
handskun, bengkok, secarik kertas, pulpen dan 3 bungkus alkohol soap. Bukan hanya
itu, Zr.Annisa dan Brud.Panji juga memperhatikan penampilannya. Mereka tidak
ingin terlihat lesu dan tidak rapi dalam berpakaian, karena professionalisme dari
seorang perawat tercermin dari penampilannya yang rapi dan murah senyum.

TAHAP ORIENTASI
. Zr. Annisa     : “ Selamat pagi mba Dewi ” (tersenyum ramah, sambil mencocokan identitas
yang tertera di gelang pasien)
Nn. Dewi        : “ Selamat pagi suster”
Zr. Annisa       : “ Perkenalkan nama saya Zr. Diana dan rekan saya Zr.Dwi. Oh ya,
Mba  Dewi kalau dirumah biasa dipanggil apa?” (dengan suara ramah)
Nn. Dewi        : “Kalau di rumah, saya biasa dipanggil teh Dewi sus”
Zr. Annisa       : “ Berarti saya panggil teh Dewi juga ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Dewi        : “Boleh sus”
Zr. Annisa     : “Oh ya, Bagaimana tidurnya semalam? Apakah nyenyak?” (dengan suara ramah dan menjaga
kontak mata)
Nn. Dewi        : “Nggak bisa tidur sus.”
Zr. Annisa      : “Mengapa tidak bisa tidur?” (menyentuh lengan klien dengan ekspresi wajah empati)
n. Dewi   : “Kepikiran sama KTI nih sus, takut kelamaan di rawat trus nanti KTInya terbengkalai.
Padahal  aku harus sering-sering konsul sama pembimbing.”
Zr. Annisa       : “ Kalau mau cepat pulang, makanan yang sudah disediakan harus
Dihabiskan ya!” ( menggunakan teknik persuasif)
Nn. Dewi        : “iya sus”

FASE KEJA
Zr.Annisa        : “Teh Dewi, pagi ini saya dan Zr.Annisa akan melakukan tindakan pengukuran tanda-
tanda vital yang terdiri dari tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan. Tempatnya di sini saja,
waktunya + 15 menit, tujuannya supaya saya bisa mengetahui kondisi teh Dewi. Apakah the
Dewi bersedia?” (dengan suara jelas dan ramah)
Nn. Dewi        : “ Bersedia suster”
Zr. Annisa       : “Baik, kalau teh Dewi bersedia langsung saja saya ukur TTV teh Dewi ya.
                        ------ Setelah TTV -----
Zr. Annisa         : “Tekanan darah teh Dewi 130 / 90 mmHg, Nadi : 85 x/m,  Suhu : 37,7oC,    Rr : 20x/m.
Nn. Dewi        : “Kok tekanan darah saya meningkat sus? Saya juga ngerasa pusing?”
r.Annisa       : “ Ini karena mba semalam tidak bisa tidur karena memikirkan KTI mba. saat mba mengalami
sedikit saja stress maka pembuluh darah mba akan mengalami penyempitan, padahal tekanan
darah mba meningkat. Sehingga pembuluh darah di jantung harus bekerja keras untuk
memompa darah dan menyemprotkannya ke seluruh tubuh. Akibat pembuluh darah
menyempit, maka darah yang disemprotkan hanya sedikit, sehingga O2 tidak sampai
maksimal ke sel-sel otak. Itulah yang membuat mba merasa pusing” (dengan suara jelas dan
nada ramah)
Nn.Dewi         :” Oh gitu ya sus, makasih ya sus atas penjelasannya”
Zr. Dwi           : “ Iya sama-sama”

FASE TERMINASI SEMENTARA


Zr. Annisa       : “ Karena sudah selesai pemeriksaanya, maka saya pemisi untuk kembali ke
Nursestation. Nanti pukul 10.00 Brud.Panji akan mengantarkan snack ya.”(dengan nada
ramah)
Nn. Dewi        : “ Sekali lagi, makasih ya suster”
Zr. Annisa       : “ Iya, sama-sama. Permisi!”

FASE KERJA
Brud.Panji       : “ Pagi teh dewi!” (dengan nada ramah)
Nn. Dewi        : “ Pagi suster. Ini pasti Brud.Panji?”
Brud.Panji       : “ Iya, wah teh Dewi pandai mengingat yah” (Penghargaan terhadap klien)
Nn.Dewi         : “hehe.., tadi pagi dikasih tahu sama Zr.Annisa, kalau nanti snacknya dianterin sama
Brud.Panji.”
Brud.Panji       : “Ohh..karena sudah dikasih tahu sama suster Annisa, berarti kami tidak perlu
Lagi ya memperkenalkan lagi ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Dewi        : “Iya sus, langsung saja. Snacknya apa ya sus?”
Brud.Panji       :“ snack pagi ini crakers ya teh Dewi. Ini juga ada teh manisnya.”
Nn. Dewi        : “ Harus dimakan ya sus? Kalau boleh tahu alasannya apa ya sus?”
Brud.Panji       : “ iya harus dimakan crakersnya. Alasannya karena makan siang kan baru dikasih  pukul
12.00 sedangkan jarak antara makan pagi ke makan siang + 6 jam, sementara lambung akan
Menggiling makanan selama 4 jam sekali. Untuk itu, diberikanlah crackers supaya ada
makanan yang bisa digiling oleh lambung“ (dengan nada ramah dan sesekali menyentuh
klien)
Nn. Dewi        : “ Oh gitu ya sus, tapi sebenarnya saya tidak suka crackers sus.
Ibu Sri             : “ Assalamu’alaikum” ( masuk seorang wanita di sela-sela perbincangan
                          Antara Nn.Dewi dan Brud.Panji)
                        Eh ada suster ya. (sambil tersenyum ramah ke perawat )
Brud.Panji       : “ Iya bu, ini kami mau mengantarkan snack.”( tersenyum ramah)
Ibu Sri             : “ Wah, anak saya nggak suka crackers brud.” ( ucap Ibu Sri, ketika melihat
                        nampan kecil berisi crackers dan segelas teh manis)
Brud.Panji       : “ Kenapa tidak suka?” (dengan nada ramah dan sesekali menyentuh klien)
Ibu Sri             : “Crackers dari rumah sakit rasanya hambar brud. Makanya anak saya nggak suka. Kalau
misalnya biskuat boleh kan sus?”
Brud.Panji       : “ Boleh saja ibu. Tapi lebih baik anak ibu hanya mengkonsumsi makanan yang sudah
disediakan oleh pihak RS, karena menu makanan dan snack anak ibu sudah ditentukan oleh
ahli gizi, dan semua makanan tersebut sudah diukur sesuai dengan kadar kalori yang harus
masuk ke tubuh anak ibu” (tersenyum ramah)
Ibu Sri             : “ Oh gitu ya sus. Terima kasih sus atas informasinya.”
rud.Panji       : “ Sama-sama ibu.”
rud.Panji       : “ Nah, teh Dewi, tadi kan sudah mendengar alasan kenapa teh Dewi harus makan snack ini,
berarti nanti dimakan ya crakersnya!”(teknik persuasif)
n.Dewi         : “ Iya sus, nanti saya makan”
Brud.Panji       : “ (tersenyum ramah) Oh ya nanti pukul 11.30 Zr. Annisa akan mengantarkan makan siang
untuk teh dewi ya”
Ibu Sri             : “ Oh iya sus”
Zr.Annisa        : “Baik ibu, kalau tidak ada lagi yang ingin ibu tanyakan, saya permisi dulu ya bu”
(tersenyum ramah lalu meninggalkan klien dan ibunya)
Ibu Sri             : “ Iya suster.”
            Pada pukul 11.30 Zr. Annisa mengantarkan makan siang + obat oral ke ruangan
Nn. Dewi. Nn.Dewi mendapatkan diet TKTP 2000 kalori dalam bentuk bubur nasi dan
obat oral berupa berlosid syrup 3x1 sendok makan.
FASE KERJA
Zr. Annisa                   : “ Siang teh Dewi! Siang ibu!” (tersenyum ramah)
Nn. Dewi& ibu Ela     : “Siang sus”
Zr. Annisa                   : “ Ibu ini ada makan siang buat teh Dewi. Makan siangnya berupa
                                    bubur nasi ya ibu”
Ibu Ela                                    : “ Baik sus, nanti saya saja sus yang menyuapi anak saya”
nisa                   : “Baik ibu. Oh ya bu, ini juga ada obat yang harus diminum sama teh Dewi. Ada berlosid
syrup diminum 3x1 sendok makan fungsinya untuk mengurangi rasa mual. Obat ini diminum
sebelum makan ya ibu.”(nada suara jelas dan ekspresi wajah yang ramah)
                         :” Baik sus”
nisa                   : “Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Nanti Brud.Panji akan kembali ke ruangan teh dewi
untuk mengevaluasi makanan dan obat yang dihabiskan”
                         : “ Makasih banyak sus”
nisa                   : “ Iya, sama-sama” (tersenyum lalu meninggalkan klien dan ibunya).
            Pukul 13.00, Brud.Panji kembali lagu ke ruang Nn. Dewi untuk melakukan
evaluasi sebelum ia operan dengan perawat shift siang.
Brud.Panji                   : “Siang semua”
Ibu Sri & Nn. Dewi    : “Siang sus!”
anji                   : “Bagaimana makan siangnya teh Dewi? Apakah dihabiskan semua?”
Ibu Sri                         : “ Cuma 2 sendok sus”
aji                     : “ Kenapa Cuma 2 sendok ?” (menyentuh klien dengan ramah sebagai bentuk perhatian)
Nn. Dewi                    :“ Makanannya nggak enak sus, hambar! boleh nggak si brud beli
                                    makanan di luar?”
Brud.Panji                   : “ Memangnya teh Dewi mau makan apa?”
Nn. Dewi                    : “ Aku lagi kepengen makan gulai brud”
nji                   : “ Wah kalau gulai tidak boleh teh Dewi. Gulai kan pedas dan juga mengandung lemak yang
tinggi.” (menjelaskan dengan ramah)
wi                      : “ Kenapa Aku nggak boleh makan pedas ya brud?”
nji                   : “ Karena makanan pedas dapat memperparah kondisi usus teh Dewi. Usus teh Dewikan
sudah luka akibat dari bakteri Salmonella typosa. Kalau teh Dewi makan pedas atau asam,
nanti usus teh Dewi akan mengalami pembengkakan atau yang lebih parahnya lagi bisa
menyebabkan perdarahan.” (menjelaskan dengan ramah dan menjaga kontak  mata dengan
klien)
wi                    : “ Oh gitu ya brud, pantas saja makanan yang disediakan dari RS tidak pernah pedas. Padahal
saya di rumah suka banget makan pedas. Iya kan bu?” (Nn.Dewi menatap ibu Sri)
                       : “iya brud, di rumah saya biasa masak makanan pedas. Kalau sambal itu brud, di rumah saya
itu sudah menjadi menu pelengkap makanan wajib” (Sambil tersenyum kepada Brud.Panji)
nji                   : “ Wah, kalau kondisi lambung dan ususnya lagi baik mugkin tidak ada masalah bu bila
mengkonsumsi makanan pedas, tapi kalau lagi sakit tifus, itu justru memperparah kondisi
ususnya.”
                       : “Oh ya Brud, Kalau makanan yang berlemak kenapa tidak boleh sus?”
nji                   : “ Karena proses penyerapan makanan berlemak terjadi di usus. Berbeda dengan karbohidrat
dan protein yang penyerapannya dilakukan di lambung. Bila teh Dewi, makan makanan yang
berlemak, otomatis usus akan bekerja lebih keras untuk menyerap makanan tersebut
sementara usus teh dewi kan lagi luka, itu akan memperburuk kondisi teh dewi.” (tersenyum
ramah dan sesekali menyentuh klien)
                       : “Wah..saya jadi banyak ilmu nih dari Brudernya. Oh ya brud, selain makanan pedas, asam
dan berlemak apakah ada lagi yang harus dihindari brud?”
nji                   : “ Ada ibu, yakni hindari untuk minum kopi dan soda. Karena kedua minuman tersebut dapat
meningkatkan asam lambung. Kalau asam lambung naik, maka hal tersebut bisa
menyebabkan pasien mengalami mual dan muntah” (dengan ramah)
                       : “ Oh gitu ya brud”
wi                    : “ maaf ya brud, ibu saya banyak bertanya. Ibu saya memang agak kritis  kalau soal
kesehatan”
                       : “ biarin atuh teh, sekalian belajar. Ya kan brud?”
nji                   :“ Iya ibu, nggak papa. Semua pasien dan keluarganya berhak tahu kok dari setiap alasan
tindakan keperawatan yang kami lakukan” (tersenyum ramah)
                       : “ Terima kasih brud”
nji                   : “Sama-sama. Nah, sekarang ibu dan teh Dewi sudah tahu kan mengenai makanan apa saja
yang harus dihindari?”
i & ibu Sri      : “Sudah brud.”
nji                   : “ Apa saja?”
wi                    : “ Makanan asam, pedas dan berlemak”
                       :  “ Kopi dan soda juga brud” (ujar Ibu Sri menambahkan)
nji                   : Benar sekali. Oh ya, nanti sore akan diberikan makan sore yang akan diantarkan oleh
perawat shift sore. Teh Dewi harus habiskan ya makanan sorenya! Supaya nutrisi teh Dewi
terpenuhi dan teh Dewi bisa cepat sembuh.”
                       : “ Tuh teh! Di habisin makanannya. Walaupun nggak enak, harus tetap masuk”
nji                   : “ Nah benar sekali tuh kata ibunya. Oh ya, tadi teh Dewi merasa mual tidak saat makan atau
muntah mungkin?”
wi                    : “  Iya brud mual, tapi nggak separah kemarin.”
nji                   : “ Kalau obat yang diminum setelah makan seperti antibiotik dan obat paracetamolnya ikut
dimuntahkan tidak?”
wi                    : “ Alhamdulillah tidak brud. Tadi setelah makan aku berhenti sebentar sambil ngilangin rasa
mual.Terus baru minum obat deh.
nji                   : “ Oh gitu. Ya sudah kalau teh Dewi masih mual, nanti saat operan dinas saya akan
menginformasikan kepada teman saya untuk menghubungi ke bagian gizi, supaya teh Dewi
mendapatkan makanan dalam porsi sedikit tapi sering, untuk  menghindari rasa mual.”

FASE TERMINASI
Brud.Panji                   : “ Baik, kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Saya permisi dulu ya.”
Nn. Dewi                    : “ Oh ya bruder panji, brud. bentar lagi mau operan dinas ya?”
Brud.Panji                   : “ Iya, nanti sekitar jam 14.00”
Nn. Dewi                    : “ Besok Brud. masuk pagi lagi kan?”
Brud.Panji                   : “Iya”
wi                  : “ ok deh.”
                      :“Oh ya, sebelumnya makasih banyak ya brud, sudah seharian merawat anak saya. Makasih
juga karena suster sudah mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya ataupun anak saya.
Maaf ya brud, kalau saya dan anak saya agak sedikit cerewet. Oh iya, sampaikan rasa terima
kasih saya juga ya sus buat suster yang lainnya.”
nji                     : “Sama-sama. Iya ibu, insyaallah nanti saya sampaikan. Saya permisi dulu ya bu.”  (sambil
tersenyum, kemudian pergi meninggalkan Ibu Sri & Nn. Dewi).
            Hal yang tidak boleh terlupakan oleh perawat adalah DOKUMENTASI. Catat hasil
kegiatan dalam catatan keperawatan. Yang perlu dicatat yakni :
-          Berapa banyak makanan yang dihabiskan
-          Adakah mual atau muntah
-          Apakah obatnya masuk semua ke tubuh pasien
-          Apakah pasien dan keluarga mengerti tentang makanan apa saja yang harus dihindari oleh
pasien.
Kesimpulan dari roleplay yang telah kami tampilkan yakni bahwasanya Agar pasien mau mendengarkan apa
yang dikatakan oleh perawat, maka yang harus dilakukan oleh perawat adalah dengan cara membina hubungan saling
percaya antara perawat dengan pasien. Hubungan tersebut dapat dibangun melalui komunikasi terapeutik, perilaku
caring dan berperilaku etis kepada pasien sehingga kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan baik. Sehingga Hal
tersebut bisa berdampak pada proses penyembuhan pasien yang semakin cepat dan mengurangi hari rawat pasien di
rumah sakit.
Sekian Terima kasih.
 Wassalamu’alaikum Wr.Wb

                       

Anda mungkin juga menyukai