Anda di halaman 1dari 11

SKENARIO ROLE PLAY

Mata Kuliah : Komunikasi Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Lima Florensia,S.Kep.,M.Kes

KELOMPOK 4 KELAS C

Keyza Zie Alettha 2110711061

Putri Rahma Nabila 2110711071

Intan Kusuma Wardhani 2110711075

Syifa Fauziah Rahman 2110711079

Laura Anandita 2110711088

Astuti Ningtiyas 2110711101

Rahman Aziz Haditama 2110711103

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

2022
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KONTEKS INTERPERSONAL

Peran Role Play

Keyza Zie Alettha (2110711061) : Teman Pasien

Putri Rahma Nabila (2110711071) : Pasien

Intan Kusuma Wardhani (2110711075) : Perawat

Syifa Fauziah Rahman (2110711079) : Perawat

Laura Anandita (2110711088) : Ibu Pasien

Astuti Ningtiyas (2110711101) : Narrator

Rahman Aziz Haditama (2110711103) : Dokter

Naskah Video Role Play Kelompok 4

(Scene 1, siang hari di pinggir lapangan sehabis latihan paskibra)


Seorang pasien berusia 18 tahun mengalami mimisan secara tiba-tiba
setelah pulang latihan paskibra bersama temannya dari pagi hingga siang hari.
Dengan segera ia membawanya ke IGD Rumah Sakit Merpati.
Teman Pasien : “Nabila, yuk balik! udah selesai nih kita latihannya.”
Pasien : “Yuk aku juga udah cape banget nih hari ini dari pagi
banget lagi latihannya sampe siang!”
Teman Pasien : “Yuk!”
Pasien : “Bentar deh, kok aku ngerasa pusing banget ya.”

(Tiba-tiba hidung Nabila keluar darah)


Teman Pasien : “Astaga Bila kamu kenapa?”
Pasien : “Eh emang iya?” (sambil menyeka hidungnya)
Teman Pasien : “Bentar, coba badan kamu tegak sama agak condong ke
depan. Hidungnya ditekan aja ya. Nih pakai handuk kecil aku , bersih kok.”
Pasien : “Iya.” (sambil mengatur nafas dan membersihkan mimisan
di hidung menggunakan handuk kecil, tetapi darah masih tetap mengalir serta
belum berhenti.)
Teman Pasien : “Bil, kayaknya kita harus ke rumah sakit secepatnya! Biar
ada penanganan lebih spesifik dari tenaga medis.”
Pasien : (menganggukan kepala, sambil tetap memegang handuk
kecil)

(Scene 2, siang hari di Rumah Sakit Merpati dan langsung membawa pasien
ke IGD)
Keyza segera membawa Nabila ke Rumah Sakit Merpati. Sesampainya di
Rumah Sakit, Nabila dibawa ke IGD untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Teman Pasien : “Ners, tolong teman saya dia tiba-tiba mimisan.” (sambil
memapah Nabila)
Ns. Syifa : “Baik, Kak, ke sebelah sini ya (sambil mengarahkan kasur).
Mohon maaf sebelumnya kakak ini sebagai keluarga pasien?”
Teman Pasien : “Bukan, Ners. Saya temannya.”
Ns. Syifa : “Baik, Kak. Kakak mungkin bisa menghubungi keluarga
pasien dulu.”
Teman Pasien : “Baik, Ners.”

(Scene 3, siang hari di depan Ruang IGD)


Keyza pun segera menghubungi Ibu Nabila.
Teman Pasien : “Assalamualaikum, halo tante. Ini Keyza, teman Nabila.”
Ibu Pasien : “Iya, Wa’alaikumussalam Keyza, ada apa ya?”
Teman Pasien : “Tante, Nabila masuk IGD di Rumah Sakit Merpati.”
Ibu Pasien : “Innalillahi kok bisa?!”
Teman Pasien : “Tadi kita baru selesai latihan paskibra, terus tiba-tiba
Nabila hidungnya mimisan.”
Ibu Pasien : “Ya Allah Nabila, kamu temenin Nabila di sana dulu ya, Nak, tante
segera menyusul ke rumah sakit.”
Teman Pasien : “Baik, Tante. Hati-hati di Jalan.”

(Scene 4, siang hari Depan Loket Kasir)


Ibu Pasien segera menutup telepon dan bersiap pergi menuju Rumah Sakit.
Kemudian sesampainya Rumah Sakit, Ibu Pasien langsung mengurusi administrasi
dan meminta penjelasan kronologi kejadiannya kepada Keyza.
Ibu Pasien : “Keyza, kenapa Nabila sampai mimisan seperti itu?,
kenapa latihannya berat?”
Teman Pasien : “Iya, Tante, tadi itu pelatihnya ada tambahan gitu jadinya
latihannya lebih lama, tapi aku udah bilang Nabila kalau capek jangan dipaksa.”
Ibu Pasien : “Ya Allah, semoga kamu baik-baik saja, Nak.”
Teman Pasien : “Aamin, Tante yang sabar ya, kita sama-sama berdoa.”

(Scene 5, siang hari di dalam ruang IGD )


Kemudian Ners masuk ke IGD untuk menangani pasien. Diikuti dengan Ibu
pasien dan Teman pasien.
Ns. Syifa : “Selamat siang, perkenalkan saya Ners Syifa yang akan
menangani Nabila.”
Ibu Pasien : “Iya baik, Ners.”
Ns. Syifa : “Sebelumnya Ners bersihkan dulu ya hidungnya.”
Teman Pasien : “Ners, kira-kira kenapa ya teman saya bisa sampai mimisan
seperti ini?.”
Ns. Syifa : “Iya tenang dulu ya, Kak, nanti kita periksa Tanda-Tanda
Vital teman Kakak terlebih dahulu ya.”

(Scene 6, di dalam ruang IGD melakukan Pemeriksaan Fisik dan Tanda-


Tanda Vital)
Ners Syifa melakukan Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital untuk memeriksa
keluhan yang diceritakan oleh pasien. Didapatkan hasil observasi didapatkan hasil:
tingkat kesadaran: kompos mentis, dan hasil Tanda-Tanda Vital: Tekanan Darah =
130/70 mmHg, Respiration Rate = 36x/menit, Nadi = 76x/menit, Dan suhu = 37,5 o

C. Kemudian, Ners Syifa menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut kepada pasien,


ibu pasien, dan teman pasien.
Ns. Syifa : “Apakah wali dari pasien Nabila sudah ada?"
Ibu Pasien : "Saya ibunya, Ners."
Ns. Syifa : "Baik, Bu. Berdasarkan hasil dari Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
kakak didapatkan hasilnya itu tekanan darah kakak itu tinggi yang harusnya 120/80
mmHg, rata-rata pernapasannya tinggi yang harusnya 12-20x/menit jadi kakak
napasnya itu cepat, Nadinya normal yang rentangnya 60-100x/menit dan suhu
normal. Baik, apakah ada yang ingin ditanyakan sebelum saya keluar?”
Ibu Pasien : “Tidak ada, Ners, sudah cukup.”
Ns. Syifa : “Baik, Ibu. Nanti dokter akan ke sini bersama saya untuk
memeriksa lebih lanjut keadaan kakak.”
Ibu Pasien : “Baik, Ners.”
Ns. Syifa : “Saya pamit ya, Bu, untuk ke Nurse Station, kalau perlu bantuan
apa-apa bisa langsung pencet tombol nanti saya akan langsung kembali lagi ke
sini.”
Ibu Pasien : “Iya baik, Ners.”

(Scene 7, siang hari di Nurse Station)


Sesampainya Ners Syifa di Nurse Station, langsung menghubungi Dokter
Hadi terkait hasil Pemeriksaan Fisik dan Tanda-Tanda Vital yang telah dilakukan.
Ns. Syifa : "Selamat siang dokter, saya Ners Syifa perawat IGD Rumah Sakit
Merpati, ingin melaporkan kondisi pasien atas nama An. Nabila. Pasien
mengatakan pusing dan mimisan. Tadi saya sudah melakukan Pemeriksaan Tanda
- Tanda Vital pasien didapatkan Tensi Darah pasien tinggi, Respiration Rate pasien
cepat, Nadi normal dan suhunya normal, Dok. Apakah dokter ingin mengecek
kondisi pasien secara langsung?”
Dokter : “Baik, saya akan mengecek kondisi pasien sekitar jam 15.00 sore
ya.”

(Scene 8, sore hari di dalam ruang IGD)


Kemudian dokter mengunjungi pasien di IGD lalu memberikan edukasi.
Dokter : “Selamat sore, saya Dokter Hadi. Benar dengan pasien atas nama
Nabila?”
Pasien : “Iya benar, Dok, saya Nabila.”
Dokter : “Saya Dokter Hadi, Bagaimana kondisi sekarang? Tadi siang saya
dapat informasi bahwa kakak itu pusing dan mimisan ya.”
Pasien : “Iya, Dok, benar. Sekarang sudah membaik, Dok. Pusingnya juga
mulai membaik dan mimisannya sudah berhenti.”
Dokter : “Baik, saya jelaskan ya jadi berdasarkan Pemeriksaan Tanda-
Tanda Vital tadi siang kakak hanya kecapekan habis beraktivitas yang berat
sehingga mengakibatkan kakak merasa pusing dan tenang saja, Kak, untuk mimisan
tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena faktor aktivitas yang menyebabkan
Tekanan Darah kakak tinggi dan kecapekan sehingga terjadinya mimisan.”

Ibu Pasien : “Iya, Dok. Makanya, Nak, kalau latihan itu harus dijaga agar tidak
berlebih yang tidak baik nantinya untuk kesehatan kamu.”
Dokter : “Iya, Kak, betul yang disampaikan ibu kakak. Bahwa kakak harus
banyak istirahat diusahakan jangan mengikuti kegiatan yang terlalu berat dan juga
harus tetap banyak mengkonsumsi air putih Kak, agar tubuh tidak dehidrasi dan
usahakan jangan stres yang berlebih itu juga dapat menyebabkan kayak kelelahan.
Nanti akan saya resepkan untuk obatnya ya, Kak.”
Pasien : “Baik, Dokter.”
Dokter : “Baik ibu dan kakak saya pamit dulu ya, semoga lekas membaik.”

(Scene 9, pagi hari di dalam ruang IGD melakukan Pemeriksaan Fisik dan
Tanda-Tanda Vital)
Setelah dokter pamit kepada pasien dan ibunya, dokter menuliskan resep
untuk pasien dan besok paginya Ners Intan datang untuk memeriksa kondisi pasien
pada hari ini.
Ns. Intan : “Selamat pagi, perkenalkan saya Ners Intan yang akan berdinas
dari pukul 08.00 sampai pukul 12.00 siang nanti, Kak.”
Pasien : “Selamat pagi, Ners.”
Ns. Intan : “Boleh kakak sebutkan nama dan tanggal lahirnya?” (sambil
mengecek gelang pasien).
Pasien : “Saya Nabila, tanggal lahirnya 28 Desember 2002, Ners.”
Ns. Intan : “Baik. Bagaimana, Kak, tidurnya tadi malam? Apakah nyenyak
atau terdapat gangguan sesak napas, Kak?”
Pasien : “Alhamdulillah, Ners, tidak ada gangguan sesak napas.”
Ns. Intan : " Baik, Kak, hari ini kakak bisa tebus obat langsung di apotek ya.
Dan saya akan memeriksa Tanda-Tanda Vital kakak sekali lagi ya, apa kakak
bersedia?" (sambil menyiapkan alat Tanda-Tanda Vital)
Pasien : "Bersedia, Ners."

Ners Intan melakukan Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital kepada pasien. Dari


hasil Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital: Tekanan Darah = 110/80 mmHg,
Respiration Rate = 18x/menit, Nadi = 80x/menit, dan Suhu = 37,0 C. Kemudian,
o

Ners Intan menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut kepada pasien dan ibunya.
Ns. Intan : "Baik kakak, untuk hasil pemeriksaan Tanda-Tanda Vitalnya
didapatkan semua hasilnya normal. Jadi, hari ini kakak bisa melanjutkan
pengobatan di rumah nanti kakak bisa menebus obat di apotek ya, Kak.”
Pasien : "Alhamdulillah, Bu, aku bisa pulang. Terima kasih banyak ya,
Ners." (dengan wajah sumringah)
Ns. Intan : "Sama-sama, Kak."
Pasien : “Ners, aku mau tanya kalau misalnya mimisan kemarin itu kenapa
bisa terjadi ya? Apa ada faktor yang menyebabkan hal itu dapat terjadi Ners?”
Ns. Intan : “Jadi gini, Kak, mimisan dalam dunia medis biasa disebut epistaxis
mimisan bisa terjadi pada semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Secara umum penyebab mimisan ada bermacam-macam yang pertama karena
sering mengorek hidung, penggunaan obat pengencer darah, pernah mengalami
cedera pada hidung, stres, dan masalah kesehatan tertentu. Pada kasus yang kakak
alami, itu kemungkinan mimisan yang terjadi disebabkan karena kakak berada di
terik matahari dengan durasi yang cukup lama sehingga aliran darah di daerah
wajah kakak itu meningkat, nah ini menyebabkan pembuluh darah di area wajah
melebar dan rentan pecah. Selain itu selama berada di bawah matahari tubuh akan
mengeluarkan cairan lebih banyak.
Pasien : "Oh, seperti itu ya, Ners.”
Ns. Intan : “Iya, Kak, jadi intinya untuk mencegah terjadinya mimisan lagi
sama kakak, kakak tidak dianjurkan untuk berada di bawah terik matahari dengan
waktu yang cukup lama dan kakak juga nggak boleh terlalu capek dalam
berkegiatan ya, Kak. "
Pasien : "Baik, Ners. Terima kasih. "
Ns. Intan : "Baik, kalau begitu saya permisi dulu ya, cepet sembuh ya, Kak."

Akhirnya pasien pulang setelah menebus obat di apotek dan lebih


memperhatikan kegiatan yang akan dilakukan serta menjaga pola hidup sehat agar
gejala tersebut tidak terulang lagi.

TAMAT
PEMBAHASAN

Pada video Role Play tersebut menampilkan komunikasi efektif dalam konteks
interpersonal. Komunikasi interpersonal sendiri merupakan proses komunikasi
yang terjadi antara satu individu dengan individu yang lain bahkan lebih.
Penyelesaian masalah yang digunakan di kasus yaitu kolaborasi antara perawat,
dokter, dan tenaga medis lainnya dalam penanganan pasien tersebut. Hal ini
termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial asosiatif, yaitu kerja sama.

Pada kasus ini terjadi interaksi antara lain :


1. Teman pasien dengan Pasien
2. Teman pasien dengan Ners
3. Teman pasien dengan Ibu pasien
4. Pasien dengan Ners dan Ibu pasien
5. Pasien dengan Dokter dan Ibu pasien

Konsep komunikasi efektif juga turut berperan dalam cerita ini. Di mana saat dokter
mengedukasi pasien mengenai penyebab mengapa ia bisa mimisan. Setelah dokter
mengedukasi pasien, pasien menjadi paham dan akan lebih berhati-hati lagi untuk
kedepannya.

Komunikasi terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling


terkait. Komponen komunikasi dalam kasus ini, yaitu :
1. Komunikator (Sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan
pesan/ide/informasi kepada orang/pihak lain sebagai lawan bicara.
Komunikator berarti sumber berita/informasi atau disebut informan, yaitu
sumber atau asal berita yang disampaikan kepada komunikan.Yang
berperan sebagai komunikator pada kasus ini, yaitu :
a. Teman Pasien. Terjadi ketika Teman Pasien menyampaikan
informasi kepada Ibu Pasien bahwa Pasien dibawa ke rumah sakit
karena asmanya kambuh dan hidungnya mimisan.
b. Ners Syifa. Terjadi ketika Ners menyampaikan informasi kepada
Pasien, Ibu Pasien, dan Teman Pasien mengenai hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital Pasien.
c. Dokter. Terjadi ketika Dokter menyampaikan informasi kepada
Pasien dan Ibu Pasien mengenai penyakit yang diderita Pasien.
d. Ners Intan. Terjadi ketika Ners menyampaikan informasi kepada
Pasien mengenai penyebab pasien mimisan.

2. Informasi/pesan/berita
Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator, baik
disadari atau tidak disadari, secara langsung atau tidak langsung.Pada kasus,
informasi atau pesan yang disampaikan adalah :
a. Kronologi kejadian yang disampaikan oleh teman pasien kepada ibu
pasien.
b. Informasi tentang hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang
disampaikan oleh ners.
c. Edukasi tentang masalah kesehatan pasien yang disampaikan oleh
dokter dan ners.

3. Komunikan (Receiver)
Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima
pesan yang disampaikan komunikator. Komunikan yang efektif adalah
komunikan yang bersikap kooperatif, penuh perhatian, jujur, serta bersikap
terbuka terhadap komunikator dan pesan yang disampaikan.
Pada kasus, komunikannya adalah pasien & ibu pasien. Hal ini
terjadi ketika ners menjelaskan hasil pemeriksaan dan dokter mengedukasi
tentang masalah kesehatan yang dialami pasien, juga pada saat teman pasien
menjelaskan kronologi kejadian pada ibu pasien.
4. Umpan balik (Feedback)
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya.
Umpan balik dapat berupa verbal maupun nonverbal.Pada kasus, umpan
baliknya terjadi ketika Pasien dan Ibu pasien dapat memahami dan
menerapkan dalam kehidupannya, setelah pemberian edukasi terkait
penjelasan yang disampaikan baik oleh dokter maupun ners.

5. Atmosfer/konteks
Atmosfer adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi terdiri atas
tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, sosial-psikologis, dan temporal yang
mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Pada kasus,
atmosfer atau konteks terjadi di Pinggir Lapangan dan Rumah Sakit Merpati
di dalam Ruang IGD.

Daftar Pustaka
Tri Anjaswarni, S. (2016). Modul Bahan Ajaran Cetak Keperawatan. In E.
Yuliastuti, Komunikasi Dalam Keperawatan (pp. 2-27).
file:///C:/Users/BENDOT/Downloads/Komunikasi-dalam-Keperawatan-
Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai