ANGGOTA KELOMPOK
jobdec tugas
1. dokter umum = Chika
2. dokter Sp. S = Bagus
3. perawat = May
4. apoteker = Ainur
5. fisioterapis = Salbi
6. pasien = Afifah
7. kerabat pasien = Lina
DX: Sindrom Guillain Barre
ALUR CERITA
SEBELUM KE RS
1. Kedua kaki pasien tidak bisa digerakkan 2 hari lalu
2. Di bawa ke RS oleh keluarga
SAMPAI DI RS
1. Pasien datang ke UGD
2. Diterima perawat (primary survey, Cek KU, Cek TTV) + pasang oksigen
3. Perawat menghubungi dokter (stabilkan O2)
4. Dokter memeriksa (anamnesis, pmx head to toe, pmx neurologis, pmx penunjang,
Infus RL, Fungsi darah, serum elektrolit, GDA)
5. dilakukan terapi farmakologis awal
6. Dokter Konsultasi ke Sp. S dan fisioterapis
7. kondisi pasien memburuk → dokter memberikan mandat pada perawat untuk pasang jackson
reese
8. Dokter meminta kelengkapan obat di troli emergency → diterima kan dikelola apoteker +
apoteker menyiapkan obat yang dibutuhkan pasien (kotak obat disegel)
9. pasien MRS + Trakeostomi + Ventilator
10. visite setelah 3 hari MRS (Dokter-perawat, apoteker, fisioterapis)
11. Konsultasi ke fisioterapis
SCENE 1 DIRUMAH NINA
Hari 1
Nina : Bangun dari tidurnya “ hmmmm, eh kok kakiku gabisa di gerakin ya :’ (guman
Nina), “ka lisaaaa” (panggil Nina)
Lisa :iyaa kenapa Nin?
Nina : “kakiku ini lo kak gabisa digerakin, kaya tebel gitu kak, gimana inii?
Lisa : “hemmm paling kesemutan aja itu nin, nanti hilang sendiri kok”
Hari 2
Pada keesokan harinya kaki Nina masih terasa kesemutan yang makin menjalar
keseluruh kakinya
Nina : “Ihhh kenapa ini, kok kaki aku makin susah digerakin yaa, apa bilang aja ke kak
Lisa biar dibawa ke rumah sakit, tapi… aku takut nih mau bilang ke Kak Lisa, yasudah aku
biarin aja , siapa tau besok sembuh.
Hari 3
Lisa : “Ninaaaa” (Panggil Lisa)
Nina : “iyaa kak, kenapa?”
Lisa : “Kakimu gimana?”
Nina : “Kakiku makin gabisa digerakin kak( sambil mata berkaca-kaca)”
Lisa : “hmmmm kenapa gabilang dari kemarin ninaaa, ayok sudah kita pergi ke rumah
sakit sekarang” (panikkk)
Nina : “iya kak”
Nina dan Lisa pun pergi ke RS, sesampainya di RS mereka langsung pergi ke UGD
SCENE 2 SAMPAI DI RUMAH SAKIT
Lisa : “Permisi ners ini adek saya mendadak kakinya nggak bisa digerakin” (ekspresi dan
nada panik)
Ners : “iya mbak, selamat malam, saya dengan Ners May. Kira-kira ini adek mbak habis
mengalami apa?”
Lisa : “Haduh ners, kami gak tau, pokok dia ngeluh kakinya tebal, kesemutan, trus
menjalar ke semua kaki gitu ners 2 hari lalu, sekarang ga bisa digerakin. Tolong segera
diperiksa ners”
Ners : “Baik mbak sebentar kami bawakan kursi roda (perawat mengambil kursi roda dan
datang petugas)”
Nina diletakkan di kursi roda dan didorong oleh petugas
Lisa : “ayo ners segera tangani adek saya”
Ners : “iya mbak, ini segera kami bawa ke UGD agar bisa segera diobservasi dan
ditangani” (Nina didorong masuk ke UGD)
Ners : “Permisi mbak ini dengan mbak siapa?” (Ners bertanya ke Pasien) dilengkapi
usia- alamat singkat
Nina : “saya Nina”
Ners : “Baik mbak Nina, di sini saya akan melakukan beberapa pemeriksaan apakah mbak
Nina bersedia?”
Nina : “iya ners”
Ners melakukan tindakan sebagai berikut:
1. primary survey (ABC) = Hasilnya:
2. cek kondisi umum = kesadaran compos mentis 456
3. pemeriksaan TTV = TD 130/80, Nadi 98x per menit, RR 28x (sedikit
sesak), Sp O2 94% (sedikit turun)
4. Pemberian pemasangan Oksigen (Nasal canule)
Lisa : “jadi gimana kondisi adek saya ners?” (nada panik)
Ners : “kalau boleh tau dengan mbak siapa ya?”
Lisa : “Saya lisa kakak Nina”
Ners : Baik mbak lisa untuk kondisi adeknya sekarang masih dalam status observasi,
setelah ini akan segera saya konsultasikan kepada dokter. mohon ditunggu sebentar mbak
Lisa : Iya ners, tolong jangan lama-lama
Ners tersenyum, mengangguk, lalu menuju dokter
Dokter : “Assalamualaikum, permisi, saya dengan dokter chika yang berjaga di UGD pada
pagi hari ini. Dengan mbak siapa? “(bertanya ke Lisa)
Lisa : “saya Lisa, kakaknya Nina”
Dokter : “Baik mbak Lisa, saya izin untuk memeriksa Nina terlebih dahulu ya”
Lisa mengangguk
Dokter melakukan anamnesis singkat pada Nina
Dokter : “Permisi Nina, saya dokter chika, jadi saya mau bertanya, Nina usia berapa?”
Nina : “20 Tahun dok”
Dokter : “Kalau boleh tau gejala awalnya waktu itu dirasakan kesemutan trus kayak pakai
kaos kaki gitu?”
Nina : “Iya dok, betul, trus makin parah sejak 2 hari, sekarang kaki saya sulit digerakin”
(meng sedih)
Dokter : “baik, lalu apakah sebelumnya Nina ada riwayat terjatuh, demam, batuk yang lama,
sesak napas, atau ada penurunan BB yang drastis?”
Nina : “Tidak ada dok”
Dokter : “lalu ada riwayat penyakit hipertensi atau diabetes?”
Nina : “tidak juga dok”
Dokter : “Baik, kalau begitu saya izin melakukan beberapa pemeriksaan ya Nina, maaf kalau
sedikit terasa tidak nyaman”
Nina mengangguk
Dokter melakukan pemasangan RL 14 TPM dan beberapa pemeriksaan neurologis
Dokter : “Permisi ya Nina saya akan lakukan pemasangan infus dulu ya”
Nina : ”ya dok”
Selesai
Dokter : “Setelah ini saya lakukan pemeriksaan sarafnya ya Nina “
Nina : mengangguk
- Tes KPR
- Tes APR
- Tes reflek patologis
selesai
Dokter : “Permisi mbak Lisa mungkin saya bisa bicara dengan mbak Lisa?”
Lisa : “Baik dok”
Dokter dan Lisa sedikit menjauh
Dokter : “Begini mbak Lisa, jadi dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, hasilnya
terdapat kelemahan otot pada kedua kaki, dan juga didapatkan glove dan stocking
hipestesia atau gangguan rangsangan raba pada kaki . kemungkinan saya mendiagnosis
Nina mengalami guillain barre syndrome atau kondisi ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang saraf, dengan gejala awalnya lemas, kesemutan di kaki dan menjalar ke bagian
tubuh atas. Hal ini bisa disebabkan karena adanya infeksi”
Lisa : “lalu bagaimana ini dok??? tolong adek saya dokkkk agar bisa sembuh lagi dok “
(cemas)
Dokter : “InsyaAllah, akan kami bantu semaksimal yang kami bisa mbak. mungkin setelah ini
akan kami lakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah
lengkap dan elektrolit, cek gula darah, dan radiologi dada. sekiranya apakah mbak Lisa dan
Nina berkenan?”
Lisa : “Iya dok lakukan yang terbaik, dan adik saya pasti setuju”
Dokter : “baik mbak, akan segera kami periksa. dan saya juga akan melakukan konsultasi
pada dokter spesialis saraf dan fisioterapis mbak. mohon ditunggu”
Lisa : “baik dok, baik, tolong dibantu ya dok” (melas)
Lisa menunggu di luar ruangan UGD
Dokter : “Permisi ners, tolong sampaikan kepada apoteker kalau saya memerlukan terapi
farmakologis awal, berupa vitamin neurotropik” (pakai tulis resep)
Ners : “Baik dok, akan saya sampaikan pada apoteker”
Dokter : “Terimakasih ners”
SCENE 7 DI TEMPAT APOTEKER
Ners : “permisi mbak, saya diberi amanah oleh dokter chika agar disiapkan vitamin
neurotropik untuk pasien di ruang UGD X, atas nama Nina”
Apoteker : “baik ners, akan kami siapkan”
Ners : “terimakasih”
Dokter : “Permisi dok, saya mendapatkan pasien di UGD suspect GBS, perempuan,
20 th, dengan KU compos mentis, TTV sedikit sesak, tidak ada riwayat sakit sebelumnya.
- hasil pemeriksaan neurologis paraparese kekuatan motorik 3 di ekstremitas bawah
- reflek KPR, APR menurun
- reflek patologis negatif
- terdapat glove dan stcoking hipestesia
- terapi awal sudah diberikan Infus RL 14 TPM dan vitamin neurotropik
- untuk hasil labnya seperti ini dok”
Spesialis : “Baik saya lihat dulu (Sp. S mencermati hasil lab)
- kemungkinan ini memang GBS
- Nah jika kondisinya sudah stabil, bisa segera dipindahkan ke ruang rawat inap. dan
sarankan pemberian IVIG (Intravena immunoglobulin) 0,4 gr/KgBB dan
metilprednisolon 3x25 mg IV nanti saya akan lakukan visite untuk melihat kondisi
pasien”
Fisioterapis : “Permisi dok, jadi ini tadi ada pasien suspect GBS ya?”
Dokter : “Iya mbak, kira-kira untuk fisioterapis dari pasien ini bagaimana ya?”
Fisioterapis : “mungkin saya harus melakukan pemeriksaan MMT, ROM, sensory test,
barthel index terlebih dahulu dan melakukan intervensi berupa chest therapy, positioning,
pasif aktif exercise, sensory training, strengthening exercise dan
ADL…..”Oooooooooooikkjhhhhhhhhhjjjjjjjjhhjhjjjhhjjhhjhhjjhi imimu
Ners panik menghampiri dokter
Ners : “dokkkk, gawat, pasien sesak nafas hebat”
Dokter, Ners, Fisioterapis masuk ke ruangan Nina
NB:
1. BUTUH ALAT OKSIMETRI
2. BUTUH OBAT PURA-PURA AN (TROLI EMERGENCY)
3. DISINI ADA APOTEKER
Dokter : “Ners tolong cek saturasi oksigennya”
Ners : “70% dok”
Nina agak megap-megap HUHU 🙁HAHAHA 😂
Dokter : ”tolong lakukan pemasangan jackson reese 15 L permenit sampai
saturasinya 98%”
Ners : “Baik dok”
Dokter : “Mbak tolong kelengkapan obat di troli emergency “
Apoteker : “Baik dok “
- menyiapkan obat yang dibutuhkan pasien
(kotak obat disegel) pura-pura gunting juga jj dan siap-siap in obat
situasi tegang akhirnya terlewati wkwkwk
Dokter : “permisi mbak Lisa, dengan kondisi Nina yang mengalami sesak napas, Nina harus
melakukan opname, dan karena terjadi gagal napas, kemungkinan akan dilakukan tindakan
trakeostomi atau pembuatan lubang pada dinding anterior trakea untuk mengatasi
sumbatan jalan napas “
Lisa : “ya Allah adek saya parah ya dok?” (nangis deh kayak e HAHAHA 😣)
Dokter : “Tenang mbak Lisa, doakan Nina agar segera membaik, dan kami akan selalu
memberikan bantuan yang kami bisa”
Lisa : “Iya dok, tolong banget ya dok ya” (melas 🙁)
Dokter mengangguk
Lisa : "Permisi mbak, saya mau menebus resep adik saya dari dr. Chika. Ini
resepnya mbak"
Apoteker : "Baik saya terima resepnya mbak, Atas nama saudari nina usia 20 tahun
nggih. Saya siapkan dulu untuk obatnya ya, silahkan duduk terlebih dahulu, mohon ditunggu
sebentar nanti saya panggil kembali jika obatnya sudah siap. Terima kasih"
Lisa : "iya mbak"
Apoteker memanggil kakak pasien
Apoteker : "Resep atas nama saudari Nina usia 20 tahun"
Lisa : "iya mbak"
Apoteker : "Mbak ini obatnya nggih, bisa diserahkan ke ruang perawat"
Lisa : "baik mbak terima kasih"
Apoteker : "sama sama mbak, semoga lekas membaik"
Kakak pasien menuju ruang perawat
Apoteker memberikan informasi ke perawat (telp)
Apoteker : “Assalamualaikum mbak, saya Ainur dari instalasi farmasi. Mau
mengkonfirmasi tadi keluarga pasien atas nama saudari nina usia 20 tahun menebus resep
obat. Apakah sudah diserahkan ke ruang perawat nggih?
Perawat : “Oh iya mbak sudah baru saja diantar”
Apoteker : ”Baik mbak kalau begitu, terimakasih”