Anda di halaman 1dari 22

Teori Keperawatan Jean Watson

Oleh :
Kelompok 3
FITRIANI (C1814201239)
INGGRIT ERMITHA BULUTODING (C1814201240)
IVA NURUL HASANA (C1814201241)
Defenisi Teori Keperawatan
Teori Keperawatan adalah usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan,dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan.
Biografi Jean Watson
Jean Watson dilahirkan di
Greenville pada tanggal 9 Januari
1878 dan wafat di New York City
pada tanggal 25 September 1958. Ia
mempelajari ilmu filsafat di University
of Chicago dan memperoleh gelar
Ph.D pada tahun 1903 dengan
disertasi berjudul “Animal Education”.
Peran Jean Watson dalam bidang
pendidikan juga cukup penting. Ia
menekankan pentingnya pendidikan
dalam perkembangan tingkah laku.
Konsep Teori Keperawatan Jean
Watson
Definisi Ten Carative factors
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-
trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan
negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis
dalam pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan
memeperbaiki mental, sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Konsep Caring menurut Jean
Watson
Jean Watson (1988) dalam George (1990)
mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang
sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan.
Konsep sehat sakit
 Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi
seseorang yang sifatnya multidimensional, yang
dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
 Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya
kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun
eksternal.
 Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi
yang terhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-
ubah tergantung pada kapasitasnya untuk
berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
Analisis Teori Watson
1. Clarity (kejelasan)
2. Simplicity (kesederhanaan)
3. Generality (generalisasi/ keumuman)
4. Emplirical Precision (Presisi Empiris)
5. Derivable Consequences (Konsekuensi
yang Didapatkan)
Paradigma Keperawatan
Menurut Watson Keperawatan
 Keperawatan(Human Being)
Keperawatan adalah penerapan art dan human science
melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu
manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga
 Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami
ketidak harmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang
membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan
tentang kondisi sehat-sakitnya
 Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam
pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan
antara diri dengan lingkungan.
 Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring
terjadi antara klien dan perawat.
Kelebihan dan kekurangan
teori jean Watson
Kelebihan:
 Memberikan panduan pada perawat dalam melakukan
pengkajian kebutuhan pada manusia yang meliputi
kebutuhan biofisikal, psikofisikal, psikososial, dan
kebutuhan interpersonal-intrapersonal.
 Perawat dalam melakukan aktivitas perawatan
didasarkan pada 10 factor carative.
Kekurangan :
 Teori Watson lebih menitikberatkan pada kebutuhan
psikososial klien, kebutuhan fisik kurang diperhatikan
 Teori caring yang menggambarkan kebutuhan psikososial
klien berdasar pada disiplin ilmu lain sehingga
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menunjukkan
aplikasi teori tersebut dalam praktik keperawatan
“ SKENARIO”

 Kami dari kelompok 3 akan menampilkan


roleplay mengenai “Aplikasi prilaku
caring, etika dan komunikasi dalam
memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi”.
 1. Iva : Narator
 2. Fitriani : Nn. F (pasien)
 3. Inggrit : Perawat
KASUS
 Pada tanggal 20 September 2017 Nn.F 26 tahun sudah dua hari
dirawat di RS. Grestelina dengan diagnosa medis Thypoid. Keadaan
umum klien lemah, kesadaran compos mentis. Hasil TTV didapatkan
data TD = 120/80 mmHg, N = 90x/menit, Rr = 20x/menit, S =
37,7°C. BB sebelum sakit 50 kg, BB saat ini = 46kg dan TB = 162
cm. warna bibir klien tampak merah muda, bibir tampak stomatitis,
mukosa mulut kering, warna gigi putih, jumlah gigi 32 buah, tidak ada
karies, terdapat bercak putih dibagian lidah atas, klien mengeluh
mual dan muntah saat makan, bising usus 14x/menit, klien mengeluh
nyeri perut dibagian ulu hati, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan nyeri pun tidak menyebar pada daerah lain. Tekstur kulit
klien halus, warna putih langsat, turgor kulit kurang elastis.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapati terjadi penurunan
pada nilai Hb & albumin. Hb klien 11gr/dL dan kadar albumin klien
2,8 gr/ dL. Diit yang diberikan adalah TKTP 2000 Kkal dalam bentuk
bubur . Klien diberikan therapy antibiotik kloramfenikol 250 3 x 1
kapsul, paracetamol 500 mg 3x1 tablet dan berlosid syrup 3x1
sendok makan.
ROLEPLAY

TAHAP PRA INTERAKSI


Pada tahapan ini suster mulai membaca
buku status pasien, kemudian membuat
rencana keperawatan apa saja yang akan
dilakukan pada hari ini, dan tak lupa mereka
juga menyiapkan obat, baik oral maupun injeksi
sesuai dengan terapi obat yang tercatat di buku
status pasien.
Pada pukul 08.30 Zr.Inggrit berniat untuk
melakukan kontrak perawatan berupa
mengukur TTV Nn.Fitri.
TAHAP ORIENTASI
 Zr. Inggrit : “ Selamat pagi mba Fitri ” (tersenyum ramah, sambil mencocokan identitas
yang tertera di gelang pasien)
 Nn. Fitri : “ Selamat pagi suster”
 Zr. Inggrit : “ Perkenalkan nama saya Zr. Inggrit Oh ya, Mba Fitri kalau dirumah biasa
dipanggil apa?” (dengan suara ramah)
 Nn. Fitri : “Kalau di rumah, saya biasa dipanggil teh Fitri sus”
 Zr. Inggrit : “ Berarti saya panggil teh Fitri juga ya?” (sambil tersenyum)
 Nn. Fitri : “Boleh sus”
 Zr. Inggrit : “Oh ya, Bagaimana tidurnya semalam? Apakah nyenyak?” (dengan suara ramah
dan menjaga kontak mata)
 Nn. Fitri : “Nggak bisa tidur sus.”
 Zr. Inggrit : “Mengapa tidak bisa tidur?” (menyentuh lengan klien dengan ekspresi wajah
empati)
 Nn. Fitri : “Kepikiran sama KTI nih sus, takut kelamaan di rawat trus nanti
KTInya terbengkalai. Padahal aku harus sering-sering konsul sama pembimbing.”
 Zr. Inggrit : “ Kalau mau cepat pulang, makanan yang sudah disediakan harus Dihabiskan
ya!” ( menggunakan teknik persuasif)
 Nn. Fitri : “iya sus”
FASE KERJA
 Zr.Inggrit : “Teh Fitri, pagi ini saya akan melakukan tindakan pengukuran tanda-
tanda vital yang terdiri dari tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan. Tempatnya di sini
saja, waktunya + 15 menit, tujuannya supaya saya bisa mengetahui kondisi teh Fitri. Apakah
teh Fitri bersedia?” (dengan suara jelas dan ramah)
 Nn. Fitri : “ Bersedia suster”
 Zr. Inggrit : “Baik, kalau teh Fitri bersedia langsung saja saya ukur TTV teh Fitri ya.
 ------ Setelah TTV -----
 Zr. Inggrit : “Tekanan darah teh Fitri 130 / 90 mmHg, Nadi : 85 x/m, Suhu :
37,7oC, Rr : 20x/m.
 Nn. Fitri : “Kok tekanan darah saya meningkat sus? Saya juga ngerasa pusing?”
 Zr.Inggrit : “ Ini karena mba semalam tidak bisa tidur karena memikirkan KTI mba. saat
mba mengalami sedikit saja stress maka pembuluh darah mba akan mengalami
penyempitan, padahal tekanan darah mba meningkat. Sehingga pembuluh darah di jantung
harus bekerja keras untuk memompa darah dan menyemprotkannya ke seluruh tubuh.
Akibat pembuluh darah menyempit, maka darah yang disemprotkan hanya sedikit, sehingga
O2 tidak sampai maksimal ke sel-sel otak. Itulah yang membuat mba merasa pusing”
(dengan suara jelas dan nada ramah)
 Nn.Fitri :” Oh gitu ya sus, makasih ya sus atas penjelasannya”
 Zr Inggrit: “ Iya sama-sama”
FASE TERMINASI SEMENTARA
 Zr. Inggrit : “ Karena sudah selesai
pemeriksaanya, maka saya pemisi untuk
kembali ke Nursestation. Nanti pukul
11.30 saya akan mengantarkan makan
siang dan obat oral nya ya.”(dengan nada
ramah)
 Nn. Fitri : “ Sekali lagi, makasih ya
suster”
 Zr. Inggrit : “ Iya, sama-sama. Permisi!”
Pada pukul 11.30 Zr. Inggrit
mengantarkan makan siang + obat
oral ke ruangan Nn. Fitri. Nn.Fitri
mendapatkan diet TKTP 2000 kalori
dalam bentuk bubur nasi dan obat
oral berupa berlosid syrup 3x1
sendok makan.
FASE KERJA
 Zr. Inggrit : “ Siang teh Fitri! (tersenyum ramah)
 Nn. Fitri : “Siang sus”
 Zr. Inggrit : “ini ada makan siang buat teh Fitri.
Makan siangnya berupa bubur nasi ya”
 Nn.FItri : “ Baik sus, nanti saya saja makan”
 Zr. Inggrit : “Baik. Oh ya, ini juga ada obat yang
harus diminum sama teh Fitri. Ada berlosid syrup diminum
3x1 sendok makan fungsinya untuk mengurangi rasa mual.
Obat ini diminum sebelum makan ya.”(nada suara jelas dan
ekspresi wajah yang ramah)
 Nn. F :” Baik sus”
 Zr. Inggrit : “Kalau begitu saya permisi dulu ya
 Nn.F : “ Makasih banyak sus”
 Zr. Inggrit : “ Iya, sama-sama” (tersenyum lalu
meninggalkan klien)
Pukul 13.00, Zr.Inggrit kembali
lagu ke ruang Nn. Fitri untuk
melakukan evaluasi sebelum ia
operan dengan perawat shift siang.
 Zr.Inggrit : “Siang”
 Nn. Fitri : “Siang sus!”
 Zr.Inggrit : “Bagaimana makan siangnya teh Fitri? Apakah dihabiskan semua?”
 Nn.Fitri : “ Cuma 2 sendok sus”
 Zr.Inggrit : “ Kenapa Cuma 2 sendok ?” (menyentuh klien dengan ramah sebagai bentuk perhatian)
 Nn. Fitri :“ Makanannya nggak enak sus, hambar! boleh nggak beli makanan di luar?”
 Zr.Inggrit : “ Memangnya teh Fitri mau makan apa?”
 Nn. Fitri : “ Aku lagi kepengen makan gulai sus”
 Zr.Inggrit : “ Wah kalau gulai tidak boleh teh Fitri. Gulai kan pedas dan juga mengandung lemak yang tinggi.” (menjelaskan dengan
ramah)
 Nn. Fitri : “ Kenapa Aku nggak boleh makan pedas ya sus?”
 Zr.Inggrit : “ Karena makanan pedas dapat memperparah kondisi usus teh Fitri. Usus teh Fitri kan sudah luka akibat dari bakteri
Salmonella typosa. Kalau teh Fitri makan pedas atau asam, nanti usus teh Fitri akan mengalami pembengkakan atau yang lebih parahnya lagi bisa
menyebabkan perdarahan.” (menjelaskan dengan ramah dan menjaga kontak mata dengan klien)
 Nn. Fitri : “ Oh gitu ya , pantas saja makanan yang disediakan dari RS tidak pernah pedas. Padahal saya di rumah suka banget makan
pedas.
 Zr.Inggrit : “ Wah, kalau kondisi lambung dan ususnya lagi baik mugkin tidak ada masalah bu bila mengkonsumsi makanan pedas, tapi
kalau lagi sakit tifus, itu justru memperparah kondisi ususnya.”
 Nn.Fitri : “Oh ya , Kalau makanan yang berlemak kenapa tidak boleh sus?”
 Zr.Inggrit : “ Karena proses penyerapan makanan berlemak terjadi di usus. Berbeda dengan karbohidrat dan protein yang
penyerapannya dilakukan di lambung. Bila teh Fitri, makan makanan yang berlemak, otomatis usus akan bekerja lebih keras untuk menyerap
makanan tersebut sementara usus teh Fitri kan lagi luka, itu akan memperburuk kondisi teh Fitri.” (tersenyum ramah dan sesekali menyentuh
klien)
 Nn.Fitri : “Wah..saya jadi banyak ilmu nih.. Oh ya , selain makanan pedas, asam dan berlemak apakah ada lagi yang harus
dihindari ?”
 Zr.Inggrit : “ Ada, yakni hindari untuk minum kopi dan soda. Karena kedua minuman tersebut dapat meningkatkan asam lambung.
Kalau asam lambung naik, maka hal tersebut bisa menyebabkan pasien mengalami mual dan muntah” (dengan ramah)
 Nn. Fitri : “ Oh gitu ya, Terima kasih ya sus”
 Zr.Inggrit : “Sama-sama. Nah, sekarang teh Fitri sudah tahu kan
FASE TERMINASI
 Zr.Inggrit : “ Baik, kalau tidak ada
yang ditanyakan lagi. Saya permisi dulu ya.”
 Nn. Fitri :“Oh ya, sebelumnya
makasih banyak ya sus, sudah seharian
merawat saya. Makasih juga karena suster
sudah mau menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari saya. Maaf ya , kalau saya agak sedikit
cerewet.
 Zr.Inggrit : “Sama-sama. Saya
permisi dulu ya bu.” (sambil tersenyum,
kemudian pergi meninggalkan Nn. Fitri).
Hal yang tidak boleh terlupakan oleh perawat
adalah DOKUMENTASI. Catat hasil kegiatan dalam catatan
keperawatan.Yang perlu dicatat yakni :
 Berapa banyak makanan yang dihabiskan
 Adakah mual atau muntah
 Apakah obatnya masuk semua ke tubuh pasien
 Apakah pasien dan keluarga mengerti tentang makanan apa saja yang
harus dihindari oleh pasien.

Kesimpulan dari roleplay yang telah kami tampilkan yakni


bahwasanya Agar pasien mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh
perawat, maka yang harus dilakukan oleh perawat adalah dengan cara
membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
Hubungan tersebut dapat dibangun melalui komunikasi terapeutik,
perilaku caring dan berperilaku etis kepada pasien sehingga kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi dengan baik. Sehingga Hal tersebut bisa
berdampak pada proses penyembuhan pasien yang semakin cepat dan
mengurangi hari rawat pasien di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai