Oleh Kelompok 8 :
1. Anita Audina Putri ( P17211221004 )
2. Tryos Iqbal Zusyam ( P17211221024 )
3. Aurel Barqi Kenaya ( P17211223059 )
4. Fannia Zata Brilliant ( P17211223061 )
A. PROSES KEPERAWATAN
Vignette Pasien
Seorang remaja bernama Nn. Halina, usia 20 tahun, dan selama 3 tahun terakhir
telah mengidap penyakit diabetes melitus tipe 2, pasien terlihat selalu berdiam diri di
kamar. Ibunya mengatakan bahwa anaknya terlihat murung setelah mendapati hasil
check up dari dokter minggu lalu, yang mengatakan bahwa gula darahnya meningkat
cukup tinggi hingga 250 mg/dl dan fungsi ginjalnya sedikit menurun. Setelah mengetahui
hasil itu pasien menjadi lebih sering tidur atau melihat keluar jendela dengan tatapan
kosong, makanan yang disiapkan untuknya juga sering bersisa dengan alasan ‘sudah
cukup kenyang’, kadang juga terlihat ada bekas sekaan air di ujung matanya, ketika
diajak bicarapun hanya menjawab seadanya dan memperlihatkan sedikit senyum tipis.
Diagnosa Keperawatan
1) Respon berduka berhubungan dengan hasil check up keadaan tubuh pasien
2) Nafsu makan yang berkurang karena memikirkan keadaan tubuh yang memburuk
4) Gangguan interaksi sosial dikarenakan adanya respon berduka atas keadaan pasien
Tujuan Khusus
3) Terjalinnya komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga dan sekitarnya
2) Membangun suasana yang hangat dalam berkomunikasi agar pasien merasa nyaman
Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya dengan pasien
Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik :
Perawat 1 : “Assalamualaikum ibuk, pagi ini saya akan memeriksa keadaan
pasien dahulu ya.” ( masuk ruangan dan tersenyum kearah
keluarga pasien )
Ibu : “Waalaikumussalam, baik mbak, terima kasih.”
Perawat 1 : “Selamat pagi mbak, saya Talia dan ini Adam, kami perawat
yang akan merawat mbak selama di ruangan ini.” ( tersenyum dan
berjalan menuju pasien )
Klien : “Selamat pagi juga mbak, baik terima kasih mbak.”
Perawat 1 : “Nama lengkap mbak siapa? nama panggilannya?” ( duduk
didekat pasien dan menghadap kearah pasien )
Klien : “Nama saya Halina Nur Jenia Marshanda, mbak bisa memanggil
saya dengan nama depan Halina saja.”
Perawat 1 : “Mbak Halina ini kelahiran tahun berapa ya, kalau saya boleh
tau?” ( melakukan kontak mata )
Klien : “Saya lahir tahun 2002 mbak, tepatnya 7 Agustus 2002.”
3. Kontrak
Perawat 1 : “Bagaimana jika hari ini kita mendiskusikan permasalahan yang
Mbak Halina alami atau mungkin gangguan yang mbak alami akibat
penyakit ini? ” ( duduk sejajar menghadap dengan pasien )
Perawat 1 : “Baik, lalu berapa lama waktu yang mbak Halina sanggup untuk
berdiskusi?” ( melakukan kontak mata )
Perawat 1 : “Baik sekitar 10 sampai 15 menit saja ya mbak. Agar saya bisa
mengenal mbak Halina dan mbak bisa percaya pada saya dalam
mengutarakan apa yang mengganggu pikiran mbak. Juga agar saya
tau apa yang mbak butuhkan” ( tersenyum ramah )
Fase Kerja
Perawat 2 : “Apakah mbak Halina bisa menceritakan apa yang membuat diri
mbak merasa sedih dan tidak nafsu makan? Saya lihat makanan mbak
masih bersisa”
Klien : “Saya merasa hidup saya tidak berguna, saya menjadi beban bagi
keluarga dengan keadaan yang seperti ini.”
Ibu : “Halina, apa yang kamu katakan nak, kamu bukan beban bagi kami,
justru kamu harus segera sehat agar kita bisa bahagia bersama lagi.”
Perawat 2 : “Mbak Halina tidak boleh berpikiran seperti itu ya, Mbak Halina
harus tetap semangat dalam menjalani hidup.”
Perawat 1 : “Mbak harus mengonsumsi makanan yang sehat dan makan secara
teratur, menjaga pola hidup sehat dengan rutin melakukan aktivitas
fisik seperti olahraga ringan, serta memantau kadar gula darah mbak
secara rutin.”
Ibu : “Berarti makanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit harus
dihabiskan ya mbak?”
Perawat 1 : “Iya ibu, tolong Mbak Halina dibantu juga dalam melakukan
aktivitas, karena terkadang penderita Diabetes Melitus bisa merasa
sangat lemas.”
Ibu : “Baik mbak, itu nak, setelah ini kamu harus makan dengan benar.”
Klien : “Baik Mbak Talia, terima kasih atas penjelasan yang mbak berikan,
saya akan mencoba mengikuti saran mbak.”
Perawat 2 : “Mbak Halina, jika mbak merasa sedih, mbak bisa berbagi cerita
kepada orang yang mbak percayai seperti ibu, bapak, ataupun saya,
agar mbak tidak merasa kesepian dan memendam semuanya sendiri
didalam hati mbak.” ( memegang tangan pasien )
Klien : “Terima kasih telah memberikan saya saran yang baik untuk selalu
menjaga semangat hidup saya.”
Fase Terminasi :
Perawat 2 : “Apakah pemaparan dan penjelasan yang saya berikan tadi sudah
cukup jelas dan bisa dimengerti mbak?”
Klien : “Alhamdulillah sudah mbak, terima kasih atas saran dan edukasinya.”
Ibu : “Terima kasih Mbak Talia, kami akan menjaga Halina lebih baik
lagi.”
Perawat 1 : “Iya ibu, bapak, tetap semangat ya, kondisi Mbak Halina pasti bisa
lebih baik dari sekarang.”
2. Rencana Tindak Lanjut
Perawat 2 : “Terbuka dengan orang sekitar itu perlu mbak, jika mbak merasa
kesepian dan sedang memikirkan sesuatu maka bisa coba untuk
ceritakan dengan orang yang mbak percaya. Lalu mbak juga perlu
menjaga pola makan seperti menghindari makanan yang
menggunakan minyak kelapa gantinya bisa menggunakan minyak
zaitun, hindari beras putih dan bisa diganti dengan beras coklat, buah-
buahan, sayuran, kacang-kacangan atau gandum utuh. Hindari
minuman kaleng dengan pemanis buatan seperti soda, soft drink, sirup
dan semacamnya. Bapak dan ibu juga harus tetap memantau makanan
yang dikonsumsi oleh Mbak Halina baik saat masih di rumah sakit
ataupun saat sudah pulang ke rumah.” ( tersenyum ramah dan
melakukan kontak mata )
Perawat 2 : “Saya yakin mbak mampu dan bisa menjalani ini semua, ditambah
dengan adanya dukungan dari orang terdekat, seperti keluarga mbak.”
Klien : “Iya mbak, terimakasih atas waktu dan informasi yang telah mbak
berikan, ini sangat bermanfaat untuk saya.”