Anda di halaman 1dari 5

Naskah Role Play “Hubungan Perawat Dengan Keluarga”

Pemeran :

Perawat 1 : Fryta

Perawat 2 : intan Thania

Ibu : tita ajeng

Klien : Arif

Narasi :

Seorang klien berusia 18 tahun menderita penyakit maag, yang saat ini sedang dirawat
di rumah sakit X. Perawat 1 yang mendapat tugas jaga di hari itu, datang menghampiri klien
yang saat itu ditemani oleh keluarganya.

Perawat 1 : “Selamat sore buk, perkenalkan saya perawat Purnama. Saya adalah perawat
yang jaga sore ini dari jam 3 sampai jam 8 malam, apakah ibu orang tua dari dari pasien yang
di rawat ini?”

Keluarga klien: “Benar, saya orang tuanya mbak.”

Perawat 1 : “Nama ibu siapa?”

Bapak klien : “Bapak Wayan Ade.”

Keluarga klien: “Saya ibu Kadek Ayu.”

Perawat 1 : “Baik pak Ade dan bu Ayu, sudah berapa kali anak ibu masuk RS dengan
penyakit seperti ini ?”

Keluarga klien: “Anak saya ini masuk RS dengan kasus penyakit maag adalah yang ke-2
kalinya mbak.”

Perawat 1 : “Begini saya ingin mengajak bapak untuk berdiskusi tentang cara
pertolongan pada orang menderita maag. Lama waktunya kurang lebih 20 menit. Apakah ibu
bersedia?”

Keluarga klien: “Ya, saya bersedia mbak”


Perawat 1 : “Apakah bisa kita mulai sekarang?”

Keluarga klien : “Ya, silahkan”

Perawat mulai memberikan nasihat untuk keluaraga klien yang mengalami penyakit maag

Perawat 1 : “ibu taukah penyakit maag, kalau tau apakah bapak bisa jelaskan penyakit
maag itu apa?”

Keluarga klien : “Setau saya penyakit maag adalah penyakit pada lambung yang disebabkan
karena telat makan.”

Perawat 1 : “Bapak benar, tapi ada yang perlu saya tambahkan bahwa penyakit maag
adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh sekresi asam lambung yang
berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala yang dapat sembuh sendiri.”

Keluarga klien: “Oh, begitu..”

Perawat 1 : “Apakah ibu tahu penyebab dari maag?”

Keluarga klien: “Setahu saya penyebab maag karena telat makan bukan begitu mbak?”

Perawat 1 : “Ya, bu.. Penyebab maag adalah waktu makan yang tidak teratur, kalau
makan tidak dikunyah dengan lembut, bekerja terlalu keras dan kurang istirahat, pikiran yang
terlalu tegang atau stres psikologis.”

Keluarga klien: “Oh, begitu. Lalu bagaimana cara menghindari penyakit maag itu?”

Perawat 1 : “Biasakan untuk makan secara teratur, jangan terlalu berlebihan


mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas dan asam. Hindari segala faktor yang dapat
mengakibatkan stres dan tekanan batin.”

Keluarga klien: “Baru saya  mengerti sekarang.”

Perawat 1 : “Pada waktu anak ibu menderita maag apa yang bapak lakukan?”

Krluarga klien : “Memberi obat maag mbak.”

Perawat 1 : “Sebenarnya tindakan bapak itu benar, tetapi bukan itu saja dan perlu
diperhatikan karena dalam memberi obat maag bila kurang tepat dosis obat ataupun jenis obat
yang sesuai dengan penyebab maag bukannya akan menghentikan atau mengobati maag
tetapi bisa menyebabkan penyakitnya bertambah parah, sehingga jika belum mengerti betul
jangan coba-coba mengobati sendiri sebaiknya dibawa berobat ke puskesmas, RS, atau dokter
praktek. Untuk tahap pertolongan pertama yang bisa ibu lakukan selain memberikan obat anti
maag agar penyakitnya tidak semakin parah sambil menunggu di bawa ke puskesmas atau
rumah sakit, berikan obat terlebih dahulu. Apakah bapak tahu apa obat yang perlu diberikan
pada penderita maag?”

Keluarga klien: “Setahu saya obat anti maag mbak.”

Perawat 1 : “ibu memang benar tetapi ada resep yang lebih bisa mengobati penyakit
maag agar rasa nyerinya berkurang. Apakah bapak tau apa resep itu?”

Keluarga klien : “Saya tidak pernah denger tentang resep penyakit maag. Bagaimana
cara membuat itu mas?”

Perawat 1 : “Jadi cara membuat dan memberikan resep pada pengobatan penyakit maag
Bahan-bahannya adalah beberapa buah bengkuang dan seujung sendok teh garam.  Proses
pembuatannya adalah buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan di peras
usahakan sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc, selanjutnya tambahkan garam
kemudian aduk sampai rata. Dosisnya adalah dua kali satu gelas (pagi dan sore) sesudah
makan.”

Keluarga klien : “Oh, begitu cara membuat dan memberikannya?”

Perawat 1 : “Benar, ibu sudah mengerti atau ada yang perlu ditanyakan lagi tentang
pengobatan.”

Keluarga klien : “Kami sudah mengerti dan untuk saat ini tidak ada lagi pertanyaan.”

Klien yang menderita penyakit maag diperiksa oleh perawat 2

Perawat 2 : “Apa benar adik atas nama aruf ruslan yang menderita penyakit maag?”

Klien : “Iya bu..”

Perawat 2 : “Permisi adik, bagaimana kondisi yang adik rasakan sekarang?”

Klien : “Masih terasa nyeri di bagian dada tengah buk..”

Perawat 2 : “Oh iya itu pasti sakit karena adik mengalami maag, untuk selanjutnya adik
harus makan yang teratur ya, maag itu rusaknya lapisan diding lambung dengan gejalan yang
bisa sembuh sendiri. Jika dibiarkan penyakit maag akan sangat membahayakan.”

Klien : “Oh begitu ya buk, baik buk saya akan melaksanakan nasihat ibuk.”
Perawat 2 : “Baiklah kalau begitu saya permisi dulu ya ingat untuk menjaga pola makan
yang sehat agar tidak kambuh lagi maagnya dan ingat minum juga obat yang sudah di
resepkan.”

Klien : “Baik bu terima kasih...”

Orang tua klien mendatangi perawat 2 untuk bertanya mengenai anaknya.

Keluarga klien: “Bagaimana kondisi anak saya mbak?”

Perawat 2 : “Kondisi anak ibu semakin membaik, bisa dipastikan lagi 2 hari anak ibu
sudah bisa pulang. Anak ibu masih dalam tahap pemulihan.”

Keluarga klien : “Oh begitu baik mbak.”

Perawat 2 : “Apakah tadi ibu sudah dijelaskan mengenai pertolongan pada orang menderita
maag?”

Keluarga klien: “Sudah mbak tadi sudah di jelaskan oleh perawat 1.”

Perawat 2 : “Kalau begitu tolong ibu jelaskan kembali pengertian dari penyakit maag”

Keluarga klien : “Kalau tidak salah penyakit maag adalah rusaknya lapisan dinding
lambung yang disebabkan oleh sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal
dengan gejala yang dapat sembuh sendiri, mbak.”

Perawat 2 : “Tolong ibu sampaikan kembali 4 penyebab maag seperti yang saya
sampaikan.”

Keluarga klien: “Penyebab maag antara lain waktu makan yang tidak teratur, kalau makan
tidak dikunyah dengan lembut, bekerja terlalu keras dan kurang istirahat, dan pikiran yang
terlalu tegang atau stres psikologis, mbak.”

Perawat 2 : “Apakah ibu masih ingat cara membuat resep obat maag?”

Keluarga klien: “Masih ingat mbak, caranya adalah siapkan bahan, seperti beberapa buah
bengkuang dan seujung sendok teh garam. Sedangkan untuk proses pembuatannya, yaitu
buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan di peras  usahakan sampai
menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc, selanjutnya tambahkan garam kemudian aduk
sampai rata, mbak.”
Perawat 2 : “Karena ibu sudah mengerti cara pertolongan pada penderita maag dan tidak
ada lagi yang ditanyakan serta saya harus mengerjakan tugas yang lain, maka diskusi kita
akhiri sampai disini saja.”

Keluarga klien: “Terima kasih mbak,  jika lain waktu saya ada masalah yang belum
dimengerti tentang perawatan anak saya apakah boleh kita berdiskusi lagi?”

Perawat 2: “Oh tentu, saya dengan senang hati akan membantu ibu, selamat sore pak!
(tersenyum). Baik bu nanti kalau perlu bantuan bisa cari atau hubungi saya atau perawat lain
di ruang perawat. Ya sudah pak terima kasih, saya doakan semoga anak bapak dan ibu cepat
pulih dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Permisi, bu.”

Anda mungkin juga menyukai