Anda di halaman 1dari 41

RETRADASI MENTAL

OLEH : ANGGA DIPA NAGARA


DEFINISI

RM adalah suatu keadaan perkembangan


jiwa yang terhenti atau tidak lengkap
yang terutama ditandai oleh terjadinya
kendala keterampilan selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh
pada tingkat kecerdasan secara
menyeluruh, misalnya kemampuan
kognitif, bahasa, motorik, dan sosial
ETIOLOGI
Faktor genetik
Penyakit otak yang nyata (setelah kelahiran).
Gangguan metabolisme, pertumbuhan, atau
gizi.
Rudapaksa (trauma) dan/atau sebab fisik
lain.
Faktor pascanatal
Faktor perinatal
Faktor prenatal
Tingkat retardasi mental dalam pedoman
penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III 2007
(PPDG J-III) yang ditunjukkan dalam tabel berikut
HI (IQ) Tingkat
Nama

Sangat superio sekali >130 Tinggi


Superior 110–130 Tinggi
Normal 86–109 Normal
Bodoh, bebal 68–85 Taraf perbatasan
Debilitas (tolol) 52–68 RM ringan
Imbesillitas (Dungu) 36–51 RM sedang

20–35 RM berat

Idiosi (pandir) <20 RM sangat berat


TANDA DAN GEJALA RETARDASI MENTAL

Lamban dalam mempelajari hal baru


LANJUTAN...
TANDA GEJALA RM

2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan


mempelajari hal-hal yang baru
3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak
RM berat
4. Kurang dalam kemampuan menolong diri
sendiri
5. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim
6. Tingkah laku kurang wajar yang terus-menerus
CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
RETARDASI MENTAL

 Umur 0–5 tahun (keterbelakangan minimal dalam


bidang sensoris motorik )
 Umur 6–20 tahun (Dapat belajar keterampilan
akademik sampai kira-kira kelas 6 pada umur belasan
tahun (dekat umur 20 tahun), serta dapat dibimbing
ke arah konformitas sosial)
 Masa dewasa, yaitu 21 tahun atau lebih
Menurut penilaian program pendidikan, retardasi
mental dapat diklasifikasikan sebagai berikut

1. Tunagrahita mampu didik (educable)


2. Tunagrahita mampu latih (custodial)
3. Tunagrahita mampu rawat (trainable)
MASALAH KEPERAWATAN YANG TIMBUL

 Risiko mutilasi diri sendiri berhubungan dengan


gangguan neurologis.
 Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan
gangguan neurologis.
 Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
stimulasi sensor yang kurang, menarik diri.
 Gangguan identitas diri berhubungan dengan
stimulasi sensori yang kurang.
PENANGANAN RETARDASI MENTAL

 Pencegahan Primer
 Dengan dilakukan pendidikan kesehatan pada
masyarakat, perbaikan keadaan sosial ekonomi,
konseling genetik, dan tindakan kedokteran, misalnya
perawatan prenatal, pertolongan persalinan,
pengurangan kehamilan pada wanita adolesen dan di
atas usia 40 tahun, serta pencegahan radang otak
pada anak-anak
 Pencegahan Sekunder
Meliputi diagnosis dan pengobatan
dini pada keadaan yang
menyebabkan terjadinya retardasi
mental.
 Pencegahan Tertier
 Meliputi latihan dan pendidikan di
sekolah luar biasa, obat-obatan
neuroleptika, serta obat yang dapat
memperbaiki mikrosirkulasi dan
metabolisme otak.
Asuhan Keperawatan Anak
dengan Gangguan Perilaku:
ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder)
Attention deficit hyperactivity disorder
(ADHD)

Merupakan gangguan perilaku yang


ditandai oleh rentang perhatian yang
buruk dan tidak sesuai dengan
perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan
impulsif atau keduanya yang tidak sesuai
dengan usia (Kaplan dan Sandock, 2007).
ADHD

adalah gangguan yang terjadi mulai sejak


masa kanak-kanak, biasanya baru
terdeteksi saat usia 7 tahun, atau ketika
mulai masuk taman bermain (playgroup)
dan taman kanak-kanak
ADHD memiliki tiga ciri utama yaitu:

1. Tidak mampu memusatkan


perhatian;
2. Kesulitan mengendalikan impuls;
3. Hiperaktivitas
ETIOLOGI ADHD

1. Faktor genetik.
2. Faktor biokimia (dopamin, norefineprin, serotonin).
3. Kerusakan otak.
4. Faktor prenatal (ibu merokok saat hamil, keracunan, alkohol).
5. Perinatal (fetal distres, asfiksia).
6. Postnatal (kejang, CNS abnormalitas).
7. Zat makanan (pengawet).
8. Faktor lingkungan dan psikososial (stres, gangguan jiwa pada ibu
saat mengandung, kemiskinan, besar di penjara).
TANDA GEJALA

 Perhatian Kurang (Inattention)


1. Sering gagal dalam memberikan perhatian secara
mendetail.
2. Sering mengalami kesulitan dalam memberikan
perhatian pada tugas atau aktivitas bermain.
3. Sering tampak tidak memperhatikan jika berbicara
secara langsung.
4. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal
menyelesaikan tugas.
LANJUTAN....

5. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas.


6. Sering menolak dan tidak menyukai dalam tugas yang
memerlukan usaha mengendalian mental.
7. Sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk
aktivitas.
8. Sering mudah dikacaukan dengan stimulus lain.
9. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
Hiperaktif (Hyperactive)
1. Sering gelisah dan duduk tidak tenang.
2. Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas.
3. Sering lari-lari atau memanjat pada keadaan yang tidak
semestinya.
4. Sering mengalami kesulitan dalam aktivitas bermain atau
melakukan aktivitas dengan tenang.
5. Sering bertindak seolah-olah sedang mengemudikan motor.
6. Sering berbicara secara berlebihan.
Impulsif (Impulsive)

1. Sering berkata tanpa berpikir dalam menjawab


sebelum pertanyaan selesai.
2. Sering mengalami kesulitan dalam menunggu giliran.
3. Sering menyela atau mengganggu orang lain.
MASALAH KEPERAWATAN YANG TIMBUL

1. Risiko cedera berhubungan dengan impulsivitas,


ketidakmampuan mendeteksi bahaya.
2. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan
perilaku immatur.
3. Harga diri rendah berhubungan dengan sistem
keluarga yang disfungsi/umpan balik negatif.
TINDAKAN KEPERAWATAN

farmakoterapi,
psikoterapi,
terapi perilaku,
bimbingan belajar.
Prognosis

1. Gejala berkelanjutan sampai remaja atau dewasa.


2. Membaik pada masa pubertas.
3. Hiperaktivitas hilang tetapi gangguan pemusatan
perhatian dan impulsivitas tetap ada.
Asuhan Keperawatan Anak
dengan Gangguan Sosialisasi
(Autisme)
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri.
Penyandang autisme seakan-akan hidup dalam dunianya
sendiri

 Autisme bukan suatu gejala penyakit, tetapi berupa


sindroma (kumpulan gejala) yang terjadi
penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan
berbahasa, dan kepedulian terhadap sekitar (Yatim,
2003).
ETIOLOGI FAKTOR INTERNAL

 Faktor psikologis

 Neurobiologis

 Faktor genetik

 Faktor perinatal
ETIOLOGI FAKTOR EKSTERNAL

 Merkuri (Hg) Merkuri dapat memengaruhi otak, sistem saraf, dan


saluran cerna.
 Timbal (Timbal dikenal sebagai neurotoksin yang diartikan
sebagai pembunuh sel-sel otak )
 Arsenik (As) Arsenik dapat disimpan di otak, tulang, dan jaringan
tubuh, serta akan merusaknya secara serius
 Aluminium (Al)
 Keracunan aluminium adalah keadaan serius yang terjadi bila
mengabsorbsi sejumlah besar aluminium yang sering disimpan di
dalam otak
KELAINAN DI OTAK AKIBAT AUTISME

 Kelainan Neurokimia
 Penurunan kadar neurotransmiter serotonin terutama
pada sel purkinye serebellum. Anak normal memiliki
kandungan serotonin pada sel purkinye serebellum
cukup tinggi.
 Kelainan Neuroanatomi
 Anak autisme didapatkan kelainan neuroanatomi
pada beberapa tempat. Hasil pemeriksaan otopsi
didapatkan pengecilan serebellum utama terjadi
hipoplasia lobus VI–VII sehingga mengakibatkan
produksi serotonin menurun dan lalu lintas
rangsangan informasi antara sel otak menjadi kacau
Gejala-gajala akan tampak makin jelas
setelah anak mencapai usia tiga
tahun, yaitu meliputi hal berikut
(IDAI, 2004).
1. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan
nonverbal.

a. Terlambat bicara.
b. Meracau dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain.
c. Bila kata-kata mulai diucapkan, ia tidak mengerti artinya.
d. Bicara tidak dipakai untuk komunikasi.
e. la banyak meniru atau membeo (echolalia).
f. Beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian, nada, dan kata-
kata tanpa mengerti artinya. Sebagian dari anak-anak ini tetap tak
dapat bicara sampai dewasa.
g. Bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan yang terdekat dan
mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya
2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial.

a. Menolak atau menghindar untuk bertatap


mata.
b. Tak mau menengok bila dipanggil.
c. Sering kali menolak untuk dipeluk.
d. Tak ada usaha untuk melakukan interaksi
dengan orang lain, lebih asyik main sendiri.
e. Bila didekati untuk diajak main, ia malah
menjauh.
3. Gangguan dalam bidang perilaku.

 Contoh perilaku yang berlebihan adalah adanya


hiperaktivitas motorik, seperti tidak bisa diam

 Contoh perilaku yang kekurangan adalah duduk diam


bengong dengan tatap mata yang kosong
4. Gangguan dalan bidang perasaan atau emosi.

a. Tidak dapat ikut merasakan apa yang dirasakan orang


lain, misalnya melihat anak menangis, maka ia tidak
merasa kasihan, tetapi merasa terganggu dan anak yang
menangis tersebut mungkin didatangi dan dipukul.
b. Kadang tertawa sendiri, menangis, atau marah tanpa
sebab yang nyata.
c. Sering mengamuk takterkendali (bisa menjadi agresif
dan destruktif).
5. Gangguan dalam persepsi sensori

a. Mencium atau menggigit mainan atau benda apa saja.


b. Bila mendengar suara tertentu, maka ia langsung
menutup telinga.
c. Tidak menyukai rabaan atau pelukan.
d. Merasa sangat tidak nyaman bila dipakaikan pakaian
dari bahan yang kasar.
PENATALAKSANAAN MENYELURUH

 a. Haloperidol
Suatu obat antipsikotik yang mempunyai efek meredam
psikomotor, biasanya digunakan pada anak yang
menampakkan perilaku temper tantrum yang tidak
terkendali serta mempunyai efek lain yaitu
meningkatkan proses belajar biasanya digunakan dalam
dosis 0,20 mg.
 b. Fenfluramin
Suatu obat yang mempunyai efek
mengurangi kadar serotonin darah yang
bermanfaat pada beberapa anak autisme
 c. Naltrexone
Merupakan obat antagonis opiat yang
diharapkan dapat menghambat opioid endogen
sehingga mengurangi gejala autisme seperti
mengurangi cedera pada diri sendiri dan
mengurangi hiperaktivitas.
 e. Lithium
Merupakan obat yang dapat digunakan untuk
mengurangi perilaku agresif dan mencederai diri sendiri.
 f. Ritalin
Untuk menekan hiperaktivitas

Anda mungkin juga menyukai