Disusun Oleh :
Afzal Risman Noor Falah (KHGC18057)
Astiani Fadilah Difani (KHGC18065)
Hera Nurafita (KHGC 18023)
Nindi Ernaiawati (KHGC 18038)
Pujawati (KHGC18095)
Sri Kusmawati (KHGC18106)
Prodi : 3B - S1 Keperawatan
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. Selain itu, isi makalah dapat dijadikan sarana dalam memahami
tentang Konsep Penyakit dan Asuhan Keperawatan tentang Herpes Genitalis dan Kondiloma
Akuminata.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah. Terutama kepada dosen kami Ibu Devi Ratnasari S.Kep,Ns,M.Kep yang telah
memberi kami kesempatan untuk menyusun dan membahas makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur
isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit Herpes Genitalia ...............................................................................
B. Asuhan Keperawatan Herpes Genitalia ........................................................................
C. Konsep Penyakit Kondiloma Akuminata......................................................................
D. Asuhan Keperawatan Kondiloma Akuminata ..............................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Herpes genitalis (HG) merupakan IMS virus yang menempati urutan kedua tersering
di dunia dan merupakan penyebab ulkus genitalis tersering di negara maju. Virus herpes
simpleks tipe-2 (HSV-2) merupakan penyebab herpes genitalis tersering (82%), sedangkan
virus herpes simpleks tipe-1 (HSV-1) yang lebih sering diakitkan dengan lesi di mulut dan
bibir, ternyata dapat pula ditemukan pada 18% kasus herpes genitalis.
Herpes genitalis atau herpes kelamin adalah penyakit kelamin yang cukup sulit untuk
diobati dan pengobatan penyakit herpes genitalis ini pun cukup memakan waktu penyakit
ditandai dengan timbulnya vesikula (peninggian kulit terbatas tegas dengan diameter kurang
dari 1 cm dan dapat pecah menimbulkan erosi seperti koreng kecil) pada permukaan mukosa
kulit, bergerombol di atas dasar kulit yang berwarna kemerahan. Pada umumnya terjadi pada
bagian tubuh di bawah pusar, terutama daerah genital dan sekitarnya.
Walaupun herpes simpleks virus tipe II merupakan penyebab terbanyak herpes
genitalis, namun dengan trend meningkatnya aktifitas seksual secara orogenital (aktifitas
seksual melalui mulut), keduanya (HSV-1 dan HSV-2) dapat ditemukan di sekitar pinggang
ke bawah, terutama area oergan seksual dan sekitarnya.
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk bunga kol atau
kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok yang
berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada berbagai
bagian penis atau biasanya didapatkan mellaui hubungan seksual melewati liang rectal
disekitar anus, pada wanita di jumpai pada permukaan mukosa bibir pada vulva, serviks,
pada perineum atau disekitar anus. Kondiloma sering kali tampak rapuh dan mudah terpecah,
bisa tersebar multifokal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun
ukrannya. Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan
antomi pada genitalis. Darah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona, glans pria
dan daerah introitus posterior wanita.
Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts terdiri dari epidermis
dan pulpa atau nodil dermal pada perineum, genitalia, lipayan crucal, dan anus. Mereka
bervariasi dalam ukuran dan dapat membentuk besar, exophytic, massa seoertii kembal kol,
terutama di lingkungan yang lembab perineum. Human papillomavirus (HPV) adalah
penyebab etiologi kondiloma akuminata. Kutil dapat menyebar ke dalam vagina, uretra, dan
epital perirevtal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Kontak Seksual
Virus menginvasi
(viral shadding)
Selain muncul luka lepuh, herpes genital juga dapat disertai dengan gejala yang mirip
dengan flu, yaitu demam dan nyeri otot. Pada kondisi tertentu, dapat muncul benjolan di
selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening, atau infeksi herpes yang
menyebar ke mata (keratitis herpes).
Selain infeksi awal, herpes kelamin atau herpes genital dapat kambuh beberapa kali
dalam setahun. Gejala kambuhnya herpes genital ditunjukkan dengan luka lepuh yang
disertai rasa panas, sakit, atau kesemutan di aera kelamin. Gejala tersebut dapat disertai rasa
skait di pinggung bawah, bokong, paha, arau lutut. Namun, luka pada saat kambuh biasanya
lebih cepat sembuh. Seiring waktu, rubuh akan membuat sistem kekebalan untuk melawan
virus herpes, sehingga kekambuhan makin jarang muncul.
6. Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun
pengobatan secara umum perlu diberikan, seperti :
1. Menjaga kebersihan lokal
2. Menghindari trauma atau faktor pencetus
Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai
40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki
beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit
dapat juga terjadi. Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan
anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah
terjadinya autbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner
seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah :
1. Asiklovir (Zovirus)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5mg/kg BB/8jam selama 5 hari0,
asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari selama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf
propilen glikol) dapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat
penyembuhan.
2. Famsiklovir
Adalah jenis penisklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi
HSV-1 dan HSV-2.
3. Valasiklovir
Adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi
asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%. Oleh
karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalan darah yang
sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200
mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.
7. Kompikasi
Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius
pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik bisa
terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama.
Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi banyinya yang lahir dengan
herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila pada
kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena virus dapat
melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian
pada janin, infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas 60%, separuh dari yang hidup
menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
8. Pencegahan
Untuk mencegah herpes genitalis adalah sama dengan mencegah penyakit menular
seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV yang sangat
menular pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menjauhkan diri
dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual dengan hanya satu orang yang bebas
infeksi.
B. KONSEP ASUHAN KE[ERAWATAN TEORITIS HERPES GENITALIS
1. Pengkajian
a) Identitas
Usia : Sering terjadi pada kelompok usia seks aktif.
Jenis kelamin : dapat terjadi pada pria dan wanita.
Pekerjaan : Dapat berisiko tinggi pada penjaja seks komersial.
b) Keluhan Utama
Klien akan mengeluh nyeri, gatal, panas seperti terbakar atau melepuh pada daerah
genitalianya.
c) Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien akan mengeluh demam, nyeri otot, lemas, tidak nyaman dan adanya lepuhan yang
bergerombol dan dikelilingi oleh daerah kemerahan yang membentuk gelembung cair
pada daerah kemaluannya dan merasa nyeri ketika BAK.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simpleks
atau riwayat penyakit seperti ini sebelumnya.
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini.
d) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi dan daya tahan tubuh
klien.
- Pada kondisi awal atau pada proses peradangan dapat terjadi peningkatan subu tubuh
atau demam dan perubahan tanda – tanda vital yang lain seperti tekanan darah, nadi
dan pernafasan yang mengalami peningkatan.
- Perhatikan mukosa mulut, hidung dan penglihatan klien.
- Pada saat pemeriksaan abdomen, palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya
pembesaran. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limferegional.
- Pada pemeriksaan genitalia pria, daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans
penis, batang penis, uretra.
- Pada pemeriksaan genitalia wanita, herpes genitalia dapat ditemukan di area labia
mayora dan minora, klitoris, introitus vagina dan serviks. Jika timbul lesi catat jenis,
bentuk, ukuran atau luas, warna dan keadaan lesi.
- Pada pengkajian kulit, ditemukan adanya vesikel – vesikel berkelompok yang nyeri,
adanya edema disekitar lesi, dan dapat pula timbul ulkus pada infeksi sekunder.
e) Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
Persepsi terhadap kesehatan
Herpes genitalia disebabkan oleh penyakit menular seksual atau sering berganti – ganti
pasangan.
Pola aktivitas latihan
Klien masih bisa melakukan aktivitas hanya saja ada sedikit hambatan ketika berjalan
karena nyeri di area genitalianya.
Pola istirahat tidur
Pada pola istirahat tidur penderita herpes akan terjadi gangguan susah tidur karena rasa
nyeri dan gatal yang dirasakannya.
Pola nutrisi metabolic
Pada penderita herpes dapat terjadi penurunan nafsu makan.
Pola Eleminasi
Mengalami gangguan pada saat BAK karena nyeri.
Pola kognitif perceptual
Pada klien dengan herpes genitalia tidak terjadi gangguan pada panca indera seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan.
Pola konsep diri
Klien kadang merasa malu terhadap orang disekitarnya, karena persepsi masyarakat
yang mengira bahwa herpes genital terjadi akibat sering berganti – ganti pasangan
seksual.
Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping
pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.
Pola Seksual
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksualitas dan reproduksi pasien selama pasien
menderita penyakit ini. Pada pola seksual pasien akan terganggu karena herpes
genitalis adalah penyakit menular seks. Selain itu akan keluar cairan encer (keputihan)
yang berbau busuk dari vagina.
Pola peran hubungan
Hubungan dengan keluarga, teman dan tetangga terganggu karena penyakitnya yang
bisa menular.
Pola nilai dan kepercayaan
Kaji apakah penyakit klien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.
f) Pemeriksaan Penunjang
- Virus herpes dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak.
- Pada keadaan tidak ada lesi dapat dilakukan pemeriksaan antibody HSV.
- Pada percobaan tzanck dengan pewarnaan geimsa dapat ditemukan sel detia berinti
banyak dan badan inklusi.
g) Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Herpes genitalia Nyeri akut
- Klien akan mengeluh
sakit pada area Munculnya papul – papul
genitalianya terutama erimatosa kecil
pada saat BAK.
DO : Vesikel
- Adanya lepuhan yang
bergerombol pada daerah Pustul
genitalia.
- Kulit disekitar genitalia Ulkus
terlihat kemerahan dan
membentuk gelembung Pengeluaran mediator nyeri
cair. (bradikinin, prostaglandin,
sitokinin)
Respon nyeri
Nyeri akut
Hipotalamus endothelium
Prostaglandin keluar
Hipertermia
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (herpes simpleks).
2. Kerusakan integritas kulit b.d ulkus diarea genitalia.
3. Resiko infeksi b.d imunitas menurun d.d gangguan integritas kulit.
4. Hipertermi b.d penyakit (infeksi herpes simpleks genitalis) d.d suhu tubuh > 37,5℃, kulit
teraba hangat.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnose NOC NIC Rasional
keperawatan
1. Nyeri akut b.d Tujuan : 1) Lakukan pengkajian nyeri 1) Untuk mengetahui
agen cedera Nyeri terkontrol. secara komperhensif tingkatan nyeri.
biologis (herpes Kriteria hasil : (lokasi, karakteristik,
simpleks - Nyeri dapat durasi, frekuensi, kulitas
genitalis) berkurang. dan presipitasi). 2) Untuk menentukan
- Klien dapat 2) Observasi pengaruh nyeri pengaruh nyeri
beristirahat dengan terhadap kualitas hidup. terhadap aktivitas
cukup. sehari-hari.
- Ekspresi wajah 3) Klien dapat
tenang. 3) Berikan informasi tentang mengetahui tentang
nyeri seperti penyebab, nyeri yang
lama nyeri dll. dirasakannya.
4) Untuk menghindari
4) Anjurkan klien untuk nyeri.
menghindari rangsangan
nyeri. 5) Untuk mengatasi
5) Berikan analgetik sesuai nyeri.
program. 6) Mengurangi nyeri.
6) Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi. 7) Untuk menentukan
7) Kolaborasikan dengan tindakan selanjutnya.
dokter jika tidak ada
perubahan nyeri terhadap
terapi yang telah
diberikan.
3. Patofisiologi
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai lesi
kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual. HPV yang
berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah dan resiko tinggi
yang didasarkan atas genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi
oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89
merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel, namun
struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai dengan batas
yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis
memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada
waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya
mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar – pencar keluar dari
lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear
yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, dua
atau lebih nuklei/inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan adanya partikel –
partikel virus pada suatu bagian nuklei sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali
suatu efek sitopatik spesifik dari HPV.
4. Pathway
Hubungan seksual
Gangguan rasa
Lesi terbuka, terpajan
nyaman : Gatal
mikroorganisme
Resiko
penularan
5. Manifestasi Klinis
Kondiloma pada permukaan kulit muncul sebagai papula lobus yang rata-rata 2-5
mm dalam ukuran, tetapi mereka mungkin berkisar dari mikroskopis beberapa sentimeter
untuk diameter dan tinggi. Lesi sering multifokal. Banyak kutil kelamin mungkin muncul
selama kehamilan. Kondiloma akuminata terjadi pada pria terutama penis atau sekitar anus.
Pada wanita, lesi muncul di permukaan mukosa vulva, leher rahim, pada perineum, atau
sekitar anus. Massa seperti kembang kol dapat berkembang di tempat lembab, daerah
tersumbat seperti kulit perianal, vulva, dan lipatan inguinal. Sebagai hasil dari akumulasi
materi purulen dalam celah, mungkin timbul bau busuk. Warna mereka umumnya abu-abu,
kuning pucat, atau merah muda.
Kutil kelamin adalah sexually transmitted disease (STD) dan STD lainnya dapat
ditemukan pada pasien dengan kutil kelamin. Sejarah lengkap harus diambil dan pasien
disaring untuk STD lainnya yang sesuai. Wanita dengan kutil kelamin eksternal harus
dilakukan skrining sitologi servikal rutin untuk mendeteksi adanya displasia serviks.
6. Penatalaksanaan
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat
terapi spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan pada pembersihan kutil – kutil
yang tampak dan bukan pemusnahan virus. Perhatian pada pribadi harus ditekankan karena
kelembaban mendukung pertumbuhan kutil.
7. Komplikasi
Kondiloma Akuminatum merupakan IMS yang berbahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit lain yaitu:
a. Kanker serviks
Lama infeksi Kondiloma Akuminatum meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.
Beberapa melaporkan bahwa risiko tertinggi terkena kanker serviks adalah pada kasus
infeksi Kondiloma Akuminatum selama 1 – 2 tahun. Risiko ini menurun pada infeksi
Kondiloma Akuminatum selama < 1 tahun dan infeksi Kondiloma Akuminatum selama
2 – 3 tahun. Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua pada perempuan
karena kanker di negara berkembang dan penyebab ke 11 kematian pada perempuan di
AS. Tahun 2005, sebanyak 10.370 kasus kanker serviks baru ditemukan dan 3.710
diantaranya mengalami kematian 7,10.
b. Kanker genital lain
Selain menyebabkan kanker serviks, Kondiloma Akuminatum juga dapat menyebabkan
kanker genital lainnya seperti kanker vulva, anus dan penis
c. Infeksi HIV
Seseorang dengan riwayat Kondiloma Akuminatum lebih berisiko terinfeksi HIV.
8. Pencegahan
Penyakit ‘Condiloma Akuiminata’ merupakan salah satu penyakit menular seksual
yang sering dikeluhkan masyarakat. Oleh karena itu cara pencegahannya dilakukan
berdasarkan program IMS (Infeksi Menular Seksual).
1. Pencegahan Primer
Perubahan perilaku
- Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan ‘bebas’ dan ‘cuek’ ke arah yang
lebih memperhatikan kesehatan pasangan masing – masing. Setia hanya pada 1
pasangan
- Tanggap dan segera periksa ke rumah sakit atau puskesmas bila terjadi hal yang
abnormal di sekitar genitalia untuk menghindari kondisi yang parah
2. Pencegahan sekunder
Layanan IMS
- Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu lembaga yang bisa
melayani masyarakat terkait penyakit – penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual).
Risiko untuk akuisisi infeksi HPV genital baru atau serviks berkorelasi dengan
jumlah pasangan seksual. Risiko infeksi genital tampaknya lebih rendah pada laki-
laki yang disirkumsisi dan pasangan seksual mereka, dan ada bukti bahwa
penggunaan rutin kondom sebagian dapat melindungi terhadap akuisisi infeksi HPV
genital. Meluasnya skrining pap smear di Amerika Serikat dan negara-negara maju
lainnya telah sangat mengurangi kejadian kanker serviks invasif.
Gangguan integritas
kulit
4. DS : - HPV masuk lapisan basal Gangguan citra diri
DO : ↓
-Pada alat kelamin klien Mengambil alih DNA
terdapat konsistensi ↓
lunak HPV naik ke epidermis
↓
Bereplikasi
↓
Tidak terkendali
↓
Nodul kemerahan di
sekitar genitalia
↓
Penumpukan nodul
merah membentuk
seperti bunga kol
↓
Merasa malu atas
perubahan pada alat
Kelaminnya
↓
Gangguan citra diri
5. DS : - Pecahnya nodul Risiko penularan
DO : ↓
- Pada alat kelamin klien terihat merah/muncul lesi
pecahnya nodul ↓
- muncul lesi Lesi terbuka, terpajan
Mikroorganisme
↓
Pelepasan virus bersama
sel epitel
↓
Resiko penularan
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan nyaman gatal b.d. infeksi virus human papiloma
2) Gangguan pola fungsi seksual b.d. gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin
3) Gangguan integritas kulit b.d. pecahnya nodul dan muncul lesi pada kulit alat kelamin
4) Gangguan citra diri b.d. penumpukan nodul merah seperti bunga kol d.d. merasa malu
atas perubahan pada alat kelaminnya
5) Resiko tinggi penularan b.d. pecahnya nodul merah dan lesi terpajan
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Kondiloma akumiata juga dikenal sebagai anogenital wart terdiri dari epidermis dan papula
atau nodul dermal pada perineum, genitalia, lipatan crural, dan anus. Mereka bervariasi dalam
ukuran dan dapat membentuk besar, exophytic, massa seperti kembal kol, terutama di lingkungan
yang lembab.
Human papillomavirus (HPV) merupakan infeksi menular seksual yang paling banyak
dijumpai. Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa yang mana
merupakan kelompok usia seksual aktif. Kondiloma merupakan penyakit yang tidak life threatening.
Jika tidak diobati kondiloma akuminata dapat hilang sendiri, tetap sama, atau berkembang dalam
ukuran dan jumlahnya. Infeksi HPV umumnya transien tetapi persisten bergantung pada tipe HPV
dan status imun host.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/269940112/Askep-Herpes-Genitalis
https://www.alodokter.com/herpes-genital/gejala
http://eychaema.blogspot.com/p/asuhan-keperawatan-herpes-simplex_18.html?m=1
https://id.scribd.com/doc/241597312/Pathway-Herpes
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/95897
https://www.academia.edu/12956704/MAKALAH_HERPES
https://dokumen.tips/documents/askep-herpes-genitalis.html
https://www.academia.edu/11865037/CONDYLOMA_ACUMINATUM
htpps://id.scribd.com/doc/86175853/Kondiloma-Akuminata-Nurul-Latifah
htpps://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/kondiloma-akuminatum/diagnosis
htpps://perawatcerdassukses.blogspot.com/2015/05/askep-condylomata-acuminata.html?=1