Anda di halaman 1dari 15

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT NON NARKOTIKA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Farmakologi

Dosen Pengampu

Nurul Hidayah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh Kelompok 3

1. Adinda Dwi Salva Salsa Billa (P17211221006)


2. Rossalina Finailil Izzah (P17211221007)
3. Aprilia Dewi (P17211221008)
4. Refina Dwi Anjarwati (P17211221013)
5. Nur Firdaus Azizah (P17211221020)
6. Tryos Iqbal Zusyam (P17211221024)
7. Vika Ni’matul Aula (P17211221030)
8. Auria Pradita Maharani (P17211221036)
9. Enna Azizah Rachmawati (P17211223045)
10. Chiesa Nadia Putri Benno (P17211223048)
11. Viona Adelia Rosa (P17211223049)
12. Tiara Cahya Aurella (P17211223058)
13. Syafa Inka Syavira (P17211223062)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
dinantikan syafa’at nya kelak di akhirat.

Tidak lupa, kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan sehat
dan nikmat-Nya, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami
mampu mengerjakan tugas makalah yang berjudul “Peran Perawat Dalam
Pemberian Obat Non Narkotika”. Adapun penyusunan makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.

Dengan terselesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurul Hidayah, S. Kep., Ns., M. Kep selaku dosen mata kuliah
“Farmakologi” yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan oleh karena itu, kami


mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Karena kritik dan saran yang
diberikan dapat memperbaiki pembuatan makalah kami di masa mendatang.
Demikian apabila terdapat banyak kesalahan-kesalahan pada makalah ini, kami
mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Malang, 12 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………........ i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 4

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… .4


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat…………………………………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 6

2.1 Obat Non Narkotika………………………………………………………. 6


2.1.1 Pengertian………………………………………………………… 6
2.1.2 Peran……………………………………………………………… 6
2.1.3 Penggolongan…………………………………………………….. 7
2.2 Peran Perawat……………………………………………………………. 8
2.2.1 Pengertian………………………………………………………… 8
2.2.2 Macam-macam Peran Perawat…………………………………… 8

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………….. 9


3.1 Peran Perawat Dalam Pemberian Obat………………………………….. 10
3.1.1 Peran Perawat Sebelum……………………………………………. 10
3.1.2 Peran Perawat Saat………………………………………………… 10
3.1.3 Peran Perawat Sesudah……………………………………………. 12
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………….. 13
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………13
4.2 Saran……………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat ialah bahan yang dapat mempengaruhi perubahan biologis yang didapat
melalui proses kimia. Peranan obat dalam upaya kesehatan cukup besar dan
penting. Efektifitas obat tergantung pada biosis dan kepekaan sistem organ
tubuh. Begitu pula dengan cara penggunaan obat. Namun secara umum obat
dapat dikelompokkan menjadi dosis bayi, anak, dewasa, dan orang tua. Dalam
penggunaan obat biasanya akan muncul beberapa efek samping yang bervariasi
hal ini dikarenakan pada kondisi tertentu.

Peran perawat adalah bertanggung jawab dalam pemberian obat - obatan


yang aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap,tidak
jelas ataupun dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara
hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang
diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat
bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku
referensi obat seperti, Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians’ Desk Reference
(PDR), dan sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan
perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan,
kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang
merugikan dari pengobatan.

Sebelum sesuatu obat diberikan atau dikonsumsi seseorang, obat telah


melalui berbagai proses antara lain proses penyediaan, pengolahan, pengijinan,
perdagangan, pengorderan, pembelian dan pemakaian. Pada aspek pemberian
obat, perawat harus yakin tentang order pengobatan yang dibuat oleh dokter
sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dan pelaksanannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dijadikan fokus pada
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah deskripsi dari obat, penggolongannya, dan hak klien dalam
pemberian obat?
2. Bagaimanakah deskripsi dari peran perawat dalam pemberian obat?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulis pada makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui deskripsi dari obat, penggolongannya, dan hak klien
dalam pemberian obat.
2. Untuk mengetahui deskripsi dari peran perawat dalam pemberian obat.

1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang obat, penggolongannya,
dan hak klien dalam pemberian obat.
2. Memberikan informasi tentang peran perawat dalam pemberian obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Non Narkotika

2.1.1 Pengertian

Obat ialah bahan yang dapat mempengaruhi perubahan biologis yang


didapat melalui proses kimia. Definisi obat lengkap adalah bahan atau
campuran yang digunakan (1) pengobatan, pencegahan, peredaan, atau
diagnosa penyakit, kelainan fisik, atau beberapa gejala yang didapati pada
manusia maupun hewan; atau (2) dalam perbaikan, pemulihan, atau
pengubahan fungsi organik manusia ataupun hewan (Budianto, 2016).
Efektifitas obat tergantung pada biosis dan kepekaan sistem organ tubuh.
Namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi dosis bayi, anak, dewasa,
dan orang tua (Anief, 2017).
Obat non narkotika adalah obat yang tidak mengandung narkotika. Obat
ini tidak memerlukan pengawasan khusus dari apotek dan tidak diawasi ketat
oleh pemerintah dalam peredarannya (Armono, 2014).

2.1.2 Peran

Obat non narkotika merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat ini berbeda dengan komoditas
perdagangan, karena selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga
memiliki fungsi sosial. Obat non narkotika berperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi
(Sanjoyo, 2006).
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat
non narkotika secara umum adalah sebagai berikut:
1) Penetapan diagnosa

2) Untuk pencegahan penyakit


3) Menyembuhkan penyakit

4) Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

5) Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu

6) Peningkatan kesehatan

7) Mengurangi rasa sakit

2.1.3 Penggolongan

Berdasarkan penggolongannya obat non narkotika sama seperti


penggolongan obat menurut keamanannya, namun ditinjau dari obat yang
bukan atau tidak mengandung narkotika.

1. Obat Bebas
Departemen Kesehatan (2007) menggolongkan obat bebas berdasar
beberapa peraturan, antara lain:
a. Obat Bebas
Obat dengan golongan bebas relatif aman dan dapat diperoleh di apotek
ataupun warung obat tanpa resep dokter. Kemasan obat bebas ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau. Contoh obat bebas antara lain, Vitamin C, Asetosal
(Aspirin), Paracetamol, Obat Batuk Hitam (OBH), dan Antasida.
b. Obat Bebas Terbatas
Obat golongan ini relatif aman dengan mengikuti petunjuk dan aturan
pakai yang tersedia. Kemasan obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran
berwarna biru dan terdapat enam peringatan khusus tentang obat bebas. Obat
ini juga dapat diperoleh bebas tanpa resep dokter di apotek ataupun toko obat
lain. Contoh obat bebas terbatas antara lain, Klotrimaleat (CTM),
Membedasol, dan obat flu kombinasi (tablet).
2. Obat Keras
Obat keras merupakan obat yang memiliki pengaruh keras, maka untuk
memperolehnya harus dengan resep dokter. Obat keras memiliki tanda atau
simbol berupa lingkaran merah dengan garis tepi hitam bertuliskan huruf K
di dalamnya. Obat yang termasuk dalam golongan keras contohnya antibiotik
(penisilin, tetrasiklin, dsb), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
penenang, obat kencing manis, dsb). Obat ini dikatakan obat keras karena bila
menggunakannya sembarangan akan berbahaya dan dapat meracuni tubuh,
memperparah penyakit, hingga menyebabkan kematian (Budiyanto, 2016).

2.2 Peran Perawat


2.2.1 Pengertian
Peran merupakan sebuah tingkah laku yang diharapkan tehadap orang lain
sesuai kedudukan pada suatu sistem yang dipengaruhi keadaan sosial dari
dalam maupun luar dan sifatnya stabil (Kusnanto, 2009). Jadi peran perawat
adalah sebuah cara melaksanakan aktivitas praktik keperawatan yang telah
menyelesaikan Pendidikan formal, diakui, dan diberikan kewenangan
pemerintah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan
secara professional sesuai kode etik. Terdapat beberapa peran perawat antara
lain sebagai pendidik, pelaksana, pengelola, dan sebagai peneliti (Asmadi,
2008).

2.2.2 Macam-Macam Peran Perawat


Menurut Hidayat (2012) dalam melaksanakan keperawatan, perawat
memiliki peranan dan fungsi perawat sebagai berikut:
1) Pemberian Perawatan (Care Giver)
Peranan utama perawat ialah memberi pelayanan keperawatan dengan
tujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan asah, asih,
dan asuh. Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat bertindak
didasarkan pada identifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
2) Sebagai Advocat Keluarga
Dalam peran ini, perawat bertindak sebagai perwakilan kebutuhan ataupun
sebagai harapan klien kepada tenaga kesehatan professional lain dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
3) Pencegahan Penyakit
Peran perawat dalam upaya pencegahan penyakit adalah bagian dari
bentuk pelayanan asuhan keperawatan yang mengutamakan pencegahan
timbulnya masalah penyakit baru dan dampaknya.
4) Pendidik
Dalam memberi asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus mampu
berperan menjadi pendidik untuk memberikan beberapa pesan kepada pasien
terkait Pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku yang tidak sehat.
5) Konseling
Perawat dalam hal ini berperan memberikan konsultasi utamanya kepada
individu sehat dengan kesulitan terhadap penyesuaian diri dan berfokus
membuat individu tersebut mengembangkan sikap.
6) Kolaborasi
Perawat tidak sendiri dalam melaksanakan pelayanan keperawatan.
Perawat harus melibatkan tenaga kesehatan lain seperti dokter, apoteker, ahli
gizi, psikolog, dan lain-lain.
7) Pengambilan Keputusan Etik
Keputusan perawat dalam mengambil keputusan memiliki peranan
penting sebab perawat selalu berhubungan 24 jam dengan pasien dalam
memenuhi pelayanan keperawatan.
8) Peneliti
Perawat sebagai peneliti memiliki peranan dalam melakukan kajian-kajian
keperawatan pasien yang dapat dikembangkan seiring perkembangan dalam
teknologi keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan terhadap pasien (Hidayat, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peran Perawat dalam Pemberian Obat

3.1.1 Peran Perawat Sebelum Memberikan Obat

Peran perawat dalam penerapan standar keamanan obat pada tahap


pemesanan obat adalah melakukan review pengobatan yang meliputi riwayat
pengobatan dan alergi, serta melakukan pemesanan obat karena keterbatasan
jumlah kunjungan dan jumlah obat di bangsal. manajer kasus Selama fase
persiapan obat, perawat bertugas meninjau obat, menyiapkan obat, dan
melakukan pelatihan medis.

Pada tahap pemberian obat, perawat mempunyai tugas menerapkan 5


prinsip pengobatan yang benar yaitu:

a. Benar obat
b. Benar dosis
c. Benar pasien
d. Benar cara pemberian
e. Benar waktu
Semua perawat memberikan obat sesuai dengan lima prinsip yang benar,
tetapi dokumentasinya tidak benar karena kolom dokumentasinya kecil. Pada
fase monitoring obat, perawat bertugas memantau efek yang diharapkan dan
efek samping obat. Perawat tidak mengontrol efek pengobatan dan efek
samping obat karena tidak ada formulir pemantauan yang tepat dan banyak
pekerjaan (Diruang rawat n.d).

3.1.2 Peran Perawat Saat Memberikan Obat

a) Perawat ikut bertanggung jawab dalam memastikan bahwa


pemberian obat tersebut aman dan mengawasi efek dari pemberian obat
tersebut pada pasien. Bentuk proses pengobatan yang tidak aman berupa
peresepan yang tidak rasional, kesalahan perhitungan dosis pada peracikan,
dan kesalahan penentuan jenis sediaan obat.
b) Perawat bertanggung jawab memastikan bahwa pemberian obat
sudah tepat dosisnya. perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelumdilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi. Karena ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
c) Perawat bertanggung jawab memastikan bahwa obat yang diberi
sudah tepat. Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat
dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan
nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada
pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.
d) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa waktu
pemberian obat sudah tepat. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan.
Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap.
Karena ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
e) Perawat bertanggunng jawab memastikan bahwa cara pemberian
obat sudah benar. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan
oleh keadaan umum pasien,kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi
dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan
peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal,inhalasi.
f) Perawat dapat merilekskan klien agar tidak tegang ataupun takut saat
memberikan obat. Memberikan penjelasan kepada pasien ataupun keluarga
pasien apa obat yang akan diberi dapat menciptakan hubungan saling percaya
antara pasien dan perawat sehingga suasana lebih rileks.
g) Perawat mendokumentasikan pengecekan obat kepada pasien..
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat.
3.1.3 Peran Perawat Setelah Pemberian Obat

Perawat berperan dalam penilaian berkelanjutan karena perawat ini harus


memiliki pengetahuan yang cukup tentang farmakologi obat yang diberikan
kepada pasien untuk memantau kemanjuran obat dan mendeteksi toksisitas
(Ariyono, 2018).

Dengan pengetahuan yang cukup tentang cara kerja dan efek terapeutik
obat, perawat harus dapat mengamati dan mengevaluasi efek obat dan harus
berusaha untuk meningkatkan efektivitas obat. Pemberian obat tidak boleh
dilihat sebagai pengganti perawat, karena pekerjaan kesehatan tidak dapat
dilakukan dengan obat saja. Obat-obatan harus dikombinasikan dengan
pengobatan (Ariyono, 2018). Perawat memainkan peran yang sangat penting
dalam memantau pasien untuk kemungkinan efek samping obat. Untuk
melakukan ini, pengasuh harus mengetahui obat yang diberikan kepada
pasien dan kemungkinan efek sampingnya (Ariyono, 2018).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada saat pemberian obat, peran perawat bertanggung jawab dalam


memastikan bahwa pemberian obat tersebut aman dan mengawasi efek dari
pemberian obat tersebut pada pasien juga dosis, waktu pemberian, dan cara
pemberian obat yang sesuai. Perawat juga berperan penting dalam membantu
pasien merasa rileks dan mendokumentasikan pengecekan obat pada pasien.
Dengan pengetahuan yang cukup tentang cara kerja dan efek terapeutik obat,
perawat harus dapat mengamati dan mengevaluasi efek obat, memantau pasien
untuk kemungkinan efek samping obat, dan harus berusaha untuk
meningkatkan efektivitas obat.

4.2 Saran
1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai macam-macam peran
perawat khususnya peran perawat dalam pemberian obat, baik sebelum atau
setelah pemberian obat kepada pasien.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapatmenambah wawasan terhadap tanggungjawab dan peran
perawat dalam pemberian obat, sehingga dapat membantu mengurangi adanya
miskomunikasi terhadap tugas dari seorang perawat.
3. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi salah satu ilmu pengetahuan tentang peran perawat dalam
pemberian obat serta macam-macam jenis obat . Sehingga dapat mengurangi
adanya tindakan malpraktik atau tindakan yang tidak sesuai dengan SOP.
4. Bagi Pemerintah
Dapat membantu pemerintah dalam upaya mengembangkan keterampilan
yang harus diketahui dan dimiliki oleh seorang perawat yang professional.
DAFTAR PUSTAKA

Armono,S.E.,&SH,M.(2014).Kegunaan Narkotika dalam Dunia Medis. In Seminar


Narkoba 2014. Surakarta University.

Budiyanto, A.(2016). Perancangan Sistem Aplikasi Penjualan Obat Pada Apotek


Anugrah Dengan Menggunakan Visual Basic 6.0. PROCIDING KMSI, 4(1).

Anief, Moh.(2017). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.

Departemen Kesehatan RI.(2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas


Terbatas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Sanjoyo,R.(2006). Obat (biomedik farmakologi). Yogyakarta: D3 Rekam Medis


FMIPA UGM.

Hidayat,A.A.(2012). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Kusnanto.(2009). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan profesional.


Jakarta: EGC.

Asmadi.(2008). Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Diruang Rawat,I. n.d. Peran Perawat Pelaksana dalam Peningkatan Keselamatan


Pasien.

Ariyono, Y. F. (2018). IDENTIFIKASI PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN


PRINSIP 7 BENAR PEMBERIAN OBAT DI RS. PKU MUHAMMADIYAH
SURABAYA (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).

Mahfudhah, A. N. (2018). Pemberian obat oleh perawat diruang rawat inap


Rumah Sakit Umum Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan, 3(4).
Setianingsih, S. R., & Septiyana, R. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Lama Kerja Perawat dengan Penerapan Prinsip “Enam Tepat” dalam
Pemberian Obat. Jurnal Unimus Ac Id, 7, 177-87

Hidayati, N. L., Basuki, D., & Zakiyah, A. (2022). ANALISIS PENERAPAN


PENDOKUMENTASIAN SENTRALISASI OBAT DI RUANG TERATAI RSU
ANWAR MEDIKA SIDOARJO (Doctoral dissertation, Perpustakaan Bina
Sehat PPNI).

Anda mungkin juga menyukai