Dosen Pengampu
Oleh Kelompok 3
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
dinantikan syafa’at nya kelak di akhirat.
Tidak lupa, kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan sehat
dan nikmat-Nya, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami
mampu mengerjakan tugas makalah yang berjudul “Peran Perawat Dalam
Pemberian Obat Non Narkotika”. Adapun penyusunan makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
1. Ibu Nurul Hidayah, S. Kep., Ns., M. Kep selaku dosen mata kuliah
“Farmakologi” yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………........ i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 4
PENDAHULUAN
Obat ialah bahan yang dapat mempengaruhi perubahan biologis yang didapat
melalui proses kimia. Peranan obat dalam upaya kesehatan cukup besar dan
penting. Efektifitas obat tergantung pada biosis dan kepekaan sistem organ
tubuh. Begitu pula dengan cara penggunaan obat. Namun secara umum obat
dapat dikelompokkan menjadi dosis bayi, anak, dewasa, dan orang tua. Dalam
penggunaan obat biasanya akan muncul beberapa efek samping yang bervariasi
hal ini dikarenakan pada kondisi tertentu.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulis pada makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui deskripsi dari obat, penggolongannya, dan hak klien
dalam pemberian obat.
2. Untuk mengetahui deskripsi dari peran perawat dalam pemberian obat.
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang obat, penggolongannya,
dan hak klien dalam pemberian obat.
2. Memberikan informasi tentang peran perawat dalam pemberian obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Peran
Obat non narkotika merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat ini berbeda dengan komoditas
perdagangan, karena selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga
memiliki fungsi sosial. Obat non narkotika berperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi
(Sanjoyo, 2006).
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat
non narkotika secara umum adalah sebagai berikut:
1) Penetapan diagnosa
6) Peningkatan kesehatan
2.1.3 Penggolongan
1. Obat Bebas
Departemen Kesehatan (2007) menggolongkan obat bebas berdasar
beberapa peraturan, antara lain:
a. Obat Bebas
Obat dengan golongan bebas relatif aman dan dapat diperoleh di apotek
ataupun warung obat tanpa resep dokter. Kemasan obat bebas ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau. Contoh obat bebas antara lain, Vitamin C, Asetosal
(Aspirin), Paracetamol, Obat Batuk Hitam (OBH), dan Antasida.
b. Obat Bebas Terbatas
Obat golongan ini relatif aman dengan mengikuti petunjuk dan aturan
pakai yang tersedia. Kemasan obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran
berwarna biru dan terdapat enam peringatan khusus tentang obat bebas. Obat
ini juga dapat diperoleh bebas tanpa resep dokter di apotek ataupun toko obat
lain. Contoh obat bebas terbatas antara lain, Klotrimaleat (CTM),
Membedasol, dan obat flu kombinasi (tablet).
2. Obat Keras
Obat keras merupakan obat yang memiliki pengaruh keras, maka untuk
memperolehnya harus dengan resep dokter. Obat keras memiliki tanda atau
simbol berupa lingkaran merah dengan garis tepi hitam bertuliskan huruf K
di dalamnya. Obat yang termasuk dalam golongan keras contohnya antibiotik
(penisilin, tetrasiklin, dsb), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
penenang, obat kencing manis, dsb). Obat ini dikatakan obat keras karena bila
menggunakannya sembarangan akan berbahaya dan dapat meracuni tubuh,
memperparah penyakit, hingga menyebabkan kematian (Budiyanto, 2016).
a. Benar obat
b. Benar dosis
c. Benar pasien
d. Benar cara pemberian
e. Benar waktu
Semua perawat memberikan obat sesuai dengan lima prinsip yang benar,
tetapi dokumentasinya tidak benar karena kolom dokumentasinya kecil. Pada
fase monitoring obat, perawat bertugas memantau efek yang diharapkan dan
efek samping obat. Perawat tidak mengontrol efek pengobatan dan efek
samping obat karena tidak ada formulir pemantauan yang tepat dan banyak
pekerjaan (Diruang rawat n.d).
Dengan pengetahuan yang cukup tentang cara kerja dan efek terapeutik
obat, perawat harus dapat mengamati dan mengevaluasi efek obat dan harus
berusaha untuk meningkatkan efektivitas obat. Pemberian obat tidak boleh
dilihat sebagai pengganti perawat, karena pekerjaan kesehatan tidak dapat
dilakukan dengan obat saja. Obat-obatan harus dikombinasikan dengan
pengobatan (Ariyono, 2018). Perawat memainkan peran yang sangat penting
dalam memantau pasien untuk kemungkinan efek samping obat. Untuk
melakukan ini, pengasuh harus mengetahui obat yang diberikan kepada
pasien dan kemungkinan efek sampingnya (Ariyono, 2018).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai macam-macam peran
perawat khususnya peran perawat dalam pemberian obat, baik sebelum atau
setelah pemberian obat kepada pasien.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapatmenambah wawasan terhadap tanggungjawab dan peran
perawat dalam pemberian obat, sehingga dapat membantu mengurangi adanya
miskomunikasi terhadap tugas dari seorang perawat.
3. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi salah satu ilmu pengetahuan tentang peran perawat dalam
pemberian obat serta macam-macam jenis obat . Sehingga dapat mengurangi
adanya tindakan malpraktik atau tindakan yang tidak sesuai dengan SOP.
4. Bagi Pemerintah
Dapat membantu pemerintah dalam upaya mengembangkan keterampilan
yang harus diketahui dan dimiliki oleh seorang perawat yang professional.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh.(2017). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.