Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMOKOLOGI

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN CARA PEMAKAIANN

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Sukma Yati (2202152)

Dewi Anatri (2202130)

Dosen Pembimbing :

Ns. Dwi Christina Rahayuningrum M.kep

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang “konsep pendidikan kesehatan bagi klien”. Sholawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, sahabat dan umatnya sampa akhir
zaman. Makalah ini merupakan salah satu syarat tugas mata kuliah pendidikan dan promosi
kesehatan pada program studi keperawatan stikes syedza saintika padang.

Bersamaan ini perkenalkan saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya


kepada pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terimakasih atas
kebersamaan, bantuan, dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, maka kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Padang, 10 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. .Latar Belakang…………………………………………………………….….……1.1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….……….1.2
C. Tujuan………………………………………………………………………………1.3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Pendidikan Kesehatan ………………………………………………………...1


B. Tujuan Pendidikan Kesehatan………………………………………………………..…1
C. Pentingnya Pendidikan Kesehatan……………………………………………………...2
D. Sasaran Pendidikan Kesehatan………………………………………………………….3
E. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan…………………………………………............4
F. Langkah-Langkah Dalam Pendidikan Kesehatan…..…………………………………..5
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam Pendidikan Kesehatan....

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...6
B. Saran………………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Kusumawati (2004) menyatakan bahwa tingkat pendidikan menentukan


atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan.
Sedangkan pengetahuan atau kognitif seseorang merupakan hal dominan yang sangat
penting untuk membentuk tindakan yang akan dilakukan seseorang (Notoatmojo,
2003). Orang tua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan
status kesehatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik
akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya. Sebaliknya kesehatan
orang tua, khususnya kesehatan ibu yang rendah pula kepada anaknya. Oleh karena
itu Pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok ini, agar masyarakat atau orang
tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik
kepada keturunan mereka (Notoatmojo, 2007).

Menurut Robert (1994) leaflet termasuk literatur informasi yang dapat digunakan
untuk menambah pemahaman pasien, pengetahuan dan kepatuhan pada regimen
pengobatan. Pada penelitian yang dilakukan Winterton, penggunaan informasi leaflet
dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang prosedur operasi dan komplikasi
potensi penyakit yang muncul (Winterton dkk., 2010). Pemberian leaflet juga
diketahui dapat meningkatkan pengetahuan gizi pada karyawan PT Tropica Nucifera
Industry (Wicaksono, 2010). Di Desa Pesucen belum tersedia apotek dan jumlah
tenaga medis yang sangat minimal, serta cukup jauhnya sumber informasi tentang
kesehatan, terutama tentang obat yang dapat diperoleh masyarakat setempat. Menurut
Mubarokah (2008) semakin jauh jarak dengan sumber informasi, maka semakin sulit
memperoleh informasi, sehingga seseorang cenderung mencari sendiri informasi dari
sumber lain yang belum pasti kebenarannya. latar belakang diatas, dapat diketahui
bahwa cukup besarnya jumlah penduduk dan luas wilayah yang tidak diimbangi
dengan tenaga medis, serta cukup jauhnya sumber informasi, maka peneliti tertarik
mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang
obat sebelum dan sesudah penyuluhan dengan leaflet pada ibu-ibu anggota PKK di
Desa Pesucen, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK tentang informasi obat.
C. Perumusan Masalah
a. Pengertian obat
b. Bagaimana penggolongan obat berdasarkan cara pemakaiannya
D. Tujuan
Untuk mengetahui penggolongan obat berdasarkan cara pemakaiannya
E.  Tinjauan Pustaka

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian obat

Obat adalah zat kimia selain makanan yang punya pengaruh dan dapat menimbulkan
efek terhadap organisme hidup. Obat mampu mencegah, menetapkan diagnosis, serta
menyembuhkan penyakit baik itu penyakit simptomatik maupun kausatif.

Menurut Drs. H. Syamsuni (2005:13) obat adalah suatu bahan atau campuran bahan
untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi.
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. luka atau kelainan
badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperolok tubuh
atau bagian tubuh manusia.

Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan


pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan
obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara
benar agar memberikan manfaat klinik yang optimal (Anonim, 2008). Menurut
WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis.
Sedangkan menurut Kebijakan Obat Nasional (KONAS) ialah bahan atau sediaan
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi dan kondisi
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
rasa sakit, gejala sakit, dan/atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan, dan
kontrasepsi (Priyanto dan Batubara, 2008).

 Pengertian Obat secara khusus :


 Obat Baru
Adalah obat yang berisi zat (berkhasiat tidak berkhasiat),seperti pembantu
pelarut.pengisi,lapisan atau komponen lain yang belum dikenal sehigga tidak
diketahui khasiat dan kegunaannya.

 Obat Essensial
Adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat Essensial Nasional (DOEN)
yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI.
 Obat Jadi
Adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
salep,cairan,suppositoria,capsul,pil,tablet,serbuk atau bentuk lainnya yang
secara teknis sesuai dengan Famakope Indonesia atau buku resmi lain yang
ditetapkan pemerintah.
 Obat Paten
Adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang
telah diberi kuasa dan obat itu dijual Dalam kemasan asli dari perusahaan yang
memproduksinya
 Obat Asli
Adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan bahanalamiah.diolah secara
sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
 Obat Tradisional
Adalah obat yang didapat dari bahan alam diolah secara sederhana
berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
 Obat Generik
Adalah obat yang nama resmi nya tercantum dalam Farmakope Indonesia
dengan zat khasiat yang dikandungnya.
B. Penggolongan obat berdasarkan cara penggunaan
 Penggolongan obat berdasarkan cara penggunaan obatnya yaitu :

 Medicamentum ad usum intenum atau pemaikan dalam yang biasanya ditandai oleh
etiket bewarna putih dan diperuntukan untuk pengguanaan oral (melalui mulut).

 Medicamentum ad usum atau pemakaian luar yang biasanya ditandai dengan etiket
bewarna biru. Contoh obat ini adalalah injeksi,plantasi,membran mukosa,rektal,
vaginal,nasal,opthalmic,aurical,collutio/gargar isma/gargle.
 Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Pemakaian Menurut Ruslami, dkk (2017),

 Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian dibagi menjadi beberapa bagian,


yaitu:
a. Oral obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh
tablet.kapsul, serbuk, sirup dan lainnya
b. Per rektal: obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang
tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh
pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
c. Sublingual: pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah, masuk ke
pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contohnya tablet hisap
d. Parenteral: obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah, baik secara intravena,
subkutan, intramuskular, intrakardial. langsung ke organ contohnya intrakardial dan
melalui selaput perut contohnya intraperitoneal

Untuk mencapai efek terapeutik yang optimal (di samping menghilangkan, atau
sekurang-kurangnya mengurangi efek samping obat yang dapat mengganggu) harus
ditetapkan pula waktu yang tepat sesuatu obat digunakan (Joenes, 2001). Sehingga
perlu adanya pengetahuan waktu penggunaan obat secara benar.

 Sebelum makan adalah dalam kondisi perut kosong, yaitu kira-kira satu jam setelah
makan atau dua jam setelah makan. Contoh obat yang diminum sebelum makan
adalah parasetamol, kaptopril.

 Sesudah makan adalah dalam kondisi perut terisi. Contoh obat yang diminum
sesudah makan adalah asetosal, asam mefenamat. 3) Sedang atau waktu makan
adalah bersama makanan atau ditengah-tengah saat makan. Contoh obat yang
diminum bersama makanan adalah ibuprofen, griseofulvin, spironolakton, akarbose.

 Malam atau sebelum tidur adalah obat diminum menjelang tidur malam. Contohnya
simvastatin, phenolphthalein (pencahar dengan aksi lambat)
 Pagi hari adalah obat diminum pada pagi hari. Contoh obat yang diminum pada pagi
hari adalah magnesii sulfat (pencahar dengan aksi cepat), furosemid,hidroklortiazid
(Joenoes, 2001). Aturan pakai obat: berapa kali atau berapa jumlah obat diminum
atau digunakan dalam sehari. Contoh:

 Sehari: 3 x 1 tablet, artinya 1 tablet diminum setiap 8 jam.

 Sehari: 3 x 2 tablet, artinya 2 tablet diminum setiap 8 jam.

 Sehari: 1 x 1 tablet, artinya 1 tablet diminum setiap 24 jam.

C. Cara Penyimpanan Obat


Sifat bahan obat dapat terurai menjadi zat lain atau bentuk lain karena adanya
pengaruh cahaya, kelembaban, temperatur (suhu udara), bahan wadah (pembungkus)
sehingga tidak lagi memenuhi syarat baku yang ditetapkan oleh Pharmakope
Indonesia. Obat yang tidak lagi memenuhi syarat baku (rusak) akan berbahaya apabila
digunakan, karena khasiat atau fungsi obat sudah tidak sesuai dengan efek terapi yang
diharapkan (Umar, 2005).

 Cara penyimpanan obat sebaiknya sebagai berikut:


 Menjauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
 Menyimpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah yang tertutup rapat.
 Menyimpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara
langsung.
 Menyimpan kapsul atau tablet ditempat kering, tidak ditempat panas atau tidak
ditempat lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak. 5) Menyimpan
obat sesuai dengan etiket atau kemasan obat. Misalnya: insulin disimpan dalam
lemari pendingin (20-80 C).
 Menghindarkan agar obat dalam bentuk cair menjadi beku.
 Menyimpan obat pada suhu kamar dan menyimpan obat sebelum waktu
kadaluarsa (Anonim, 2007).
D. Efek obat

Obat merupakan bahan dengan takaran tertentu dan dengan penggunaan yang tepat
dapat memberikan efek atau khasiat, yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah
penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan (Anonim, 2007).

 Beberapa efek obat adalah sebagai berikut:


 Analgesik adalah suatu zat yang mempunyai daya menghilangkan rasa nyeri.
parasetamol, ibuprofen. Contohnya
 Antipiretik adalah suatu zat yang mempunyai daya menurunkan demam.
Contohnya parasetamol, ibuprofen.
 Dekongestan adalah suatu zat yang bekerja menghilangkan sembab di selaput
lender hidung. Contohnya fenilefrin, fenilpropanolamin, pseudoefedrin.
 Antihipertensi adalah suatu zat yang dapat menurunkan tekanan darah. Contohnya
hidroklortiazid, kaptopril, propanolol.
 Ekspektoran adalah suatu zat yang dapat mengencerkan dahak. Contohnya gliseril
guaikolat, bromheksin.
 Antitusif adalah suatu zat yang dapat menekan batuk. Contohnya
dekstrometorfan, noskapin.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Obat merupakan suatu zat tunggal atau campuran yang digunakan untuk bagian
dalam maupun untuk untuk pencegahan,diagnosa dan pengobatan. Beberapa jenis
obat secara khusus antara lain obat jadi,obat generik,obat essensial obat
tradisional, dll. Penggolongan obat dapat dibedakan berdasarkan peraturan dalam
perundang undangan kesehatan.penggunaan,fisiologis dan biokimia didalam tubuh
serta cara kerja obat tersebut. Sediaan obat juga terdiri dari berbagai macam ada
yang dalam bentuk padat.setengah padat.cairan dan gas. Adanya bentuk sediaan
obat juga membantu pasien dalam mengkonsumsi obat seperti menutupi rasa pahit
obat dengan penggunaan kapsul. Bahan obat juga terdapat berbagai macam
sumber seperti tumbuhan,hewan,sintetis, serta mikroba atau fungi.

Anda mungkin juga menyukai