Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MATA KULIAH PANCASILA


“MENGANALISIS PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA
INDONESIA”

DOSEN PEMBIMBING
Rossyana Septyasih, S.Kp., M.Pd
Drs. H.Moh. Zainol Rachman, S.ST., M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. Indah Permata Nurhayati (P17211221005)
2. Nella Riznanda Rachmadanti (P17211221016)
3. Tryos Iqbal Zusyam (P17211221024)
4. Muhammad Zainal Arifin (P17211221026)
5. Lailatul Azizah Aprili S. (P17211221032)
6. Chiesa Nadia Putri (P17211221048)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran
dalam penyusunan makalah Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama yang
dibimbing oleh bapak Muhammad Taufiq Lc, M.Pd. I. Kami ucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Budi Susatia, S.Kp., M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Malang yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk
menimba ilmu di Poltekkes Kemenkes Malang.
2. Imam Subekti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom. Selaku Ketua Jurusan
Keperawatan yang telah memberikan kelancaran pelayanan dan urusan
Akademik.
3. Dr. Erlina Suci Astutik, S.Kep,Ns,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi
Keperawatan yang telah memberikan kelancaran pelayanan dan urusan
Akademik.
4. Rossyana Septyasih, S.Kp., M.Pd. dan Drs. H.Moh. Zainol Rachman,
S.ST., M.Kes. Selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan
pengarahan kepada kami.
5. Semua teman - teman STr Keperawatan Malang + Profesi 1-A.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas
kami di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya
tugas makalah ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis, Aamiin.

Malang, 21 Agustus 2022

i
KELOMPOK 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pancasila Pada Era Kerajaan................................................................4
2.2 Pancasila Pada Era Penjajahan.............................................................6
2.3 Pancasila Pada Era Kemerdekaan........................................................6
2.4 Pancasila Pada Era Orde Lama.............................................................7
2.5 Pancasila Pada Era Orde Baru..............................................................8
2.6 Pancasila Pada Era Reformasi.............................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Bukan suatu hal yang
baru melaikan sudah lama pancasila dikenal sebagai bagian dalam nilai-
nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia yang kemudian dirumuskan
sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
sudah dilegalkan oleh intruksi Presiden nomor 12/1968. Kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa segala peraturan
negara harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi bangsa merupakan konsep yang final bagi
bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk. Fungsi Pancasila
sebagai suatu dasar negara yakni sebagai sumber dari segala sumber
hukum yang mengatur seluruh unsur NKRI yaitu pemerintah, wilayah,
serta rakyat.
Sebagai dasar negara republik Indonesia (way of life), Pancasila
berisi nilai-nilai yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman
dulu. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat-istiadat dan
religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri
bangsa Indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan
pandangan hidup. Tindak-tanduk serta perilaku masyarakat nusantara
sejak dahulu kala telah tercermin dalam nilai-nilai Pancasila. Untuk itu,
pendiri republik Indonesia berusaha merumuskan nilai-nilai luhur itu
kedalam sebuah ideologi bernama Pancasila.
Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dilaksankan secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki
keterkaitan dari sila pertama hingga sila ke lima. Sebagai ideologi yang
bersifat terbuka dan dinamis, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
tertentu bersifat abadi, namun dalam pengaplikasiannya harus bersifat
dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat indonesia yang dapat
menerima dan mengakomodasikan pemikiran dari luar selama tidak
bertentangan dengan niali-nilai dasar Pancasila yang menjadi identitas

1
bangsa. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami membahas tentang
“Menaganalisis Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia” untuk
menelusuri proses sejarah dalam pembentukan pancasila hingga menjadi
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri
bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia pada era
kerajaan?
2. Bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia pada era
penjajahan?
3. Bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia pada era
kemerdekaan?
4. Bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia pada era
orde lama?
5. Bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia pada era
orde baru?
6. Bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia pada era
reformasi?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia pada era kerajaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia pada era penjajahan.
3. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia pada era kemerdekaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia pada era orde lama.

2
5. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia pada era orde baru.
6. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia pada era reformasi.

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Pada Era Kerajaan


Pada abad ke VII berdirilah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan
wangsa Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno
dan huruf pallawa adalah kerajaan maritime yang mengandalkan jalur
perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasai selat Sunda (686),
kemudian Selat Malaka (775). Sistem perdagangan telah diatur dengan
baik, dimana pemerintah melalui pegawai raja membentuk suatu badan
yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat
mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Dalam sistem pemerintahan
sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan
yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-
patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya
dengan nilai-nilai Ketuhanan. Dokumen tertulis yang membuktikan
terdapatnya unsur-unsur tersebut ialah Prasasti-prasasti di Talaga Batu,
Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo dan Kota Kapur.
Pada hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan
Sriwijaya telah menunjukkan nilkai-nilai Pancasila, yaitu:
- Nilai Sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan
Hindu hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya
terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
- Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India
(Dinasti Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar di India.
Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Nilai Sila Ketiga, sebagai negara martitim, Sriwijaya telah menerapkan
konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi Wawasan Nusantara.
- Nilai Sila Keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat
luas, meliputi (Indonesia sekarang) Siam, semenanjung Melayu.
- Nilai Sila Kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangan, sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
Kerajaan majapahit

4
Pada abad ke XIII berdiri kerajaan Singasari di Kediri Jawa Timur
yang ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293)
Zaman Keemasan Majapahit pada pemerintahan raja Hayam Wuruk
dengan maha patih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa
jayanya membentang dari semananjung Melayu sampai ke Irian Jaya.
Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada
waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai, Empu
Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang di dalamnya telah
terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma
dimana dalam buku itu tedapat seloka persatuan nasional yang berbunyi
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun
berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan
yang berbeda. Hal ini menunjukkan realitas beragama saat itu. Seloka
toleransi ini juga diterima oleh kerajaan Pasai di Sumatera sebagai bagian
kerajaan Majapihit yang telah memeluk agama Islam.
Sila kemanusiaan telah terwujud, yaitu hubungan raja Hayam
Wuruk dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa dan
Kamboja. Menagadakan persahabatan dengan negara-negara tetangga atas
dasar Mitreka Satata.
Sebagai perwujudan nilai-nilai Sila Persatuan Indonesia telah
terwujud dengan keutuhan kerajaan, khususnya Sumpah Palapa yang
diucapkan oleh Gajah Mada yang diucapkannya pada sidang Ratu dan
Menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara raya yang berbunyi : Saya baru akan berhenti berpuasa
makan palapa, jika seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan
negara, jika gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sundda,
Palembang dan Tumasik telah dikalahkan.
Sila Kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan
mufakat yang dilakukan oleh sistim pemerintahan kerajaan Majapahit
Menurut prasasti Brumbung (1329) dalam tata pemerintahan kerajaan
Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan seperti Rakryan I Hino, I
Sirikan dan I Halu yang berarti memberikan nasehat kepada raja.

5
Kerukuan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah
menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan
masalah bersama.
Sedangkan perwujudan sila keadilan sosial adalah sebagai wujud
dari berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya ditopang dengan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

2.2 Pancasila Pada Era Penjajahan


Zaman penjajahan dimulai bangsa Eropa yang membutuhkan
rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, spanyol,
Inggris dan belanda. Masuknya bangsa Eropa seiring dengan keruntuhan
Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari perselisihan dan perang soudara,
yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah di tinggalkan. Pada zaman ini
tidak ada rasa persatuan dan kesatuan sehingga perjuangan melawan
penjajah secara fisik dilakukan secara sendiri-sendiri disetiap daerah.
Rakyat mudah diadu domba sehingga mudah dipecah belah, hal ini juga
yang menimbulkan rakyat Indonesia semakin miskin dan bodoh akibat
penjajahan tersebut Oleh karena itu untuk semboyan yang berbunyi
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" merupakan semangat agar rakyat
Indonesia bisa menciptakan persatuan dan kesatuan karena tanpa persatuan
kita tidak akan bisa mengusir penjajah.

2.3 Pancasila Pada Era Kemerdekaan


Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945,
meminta kepada sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia
merdeka, permintaan itu menimbulkan rangsangan memutar kembali
ingatan para pendiri bangsa ke belakang; hal ini mendorong mereka untuk
menggali kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan kebangsaan
yang terpendam lumpur sejarah. Begitu lamanya penjajahan menyebabkan
bangsa Indonesia hilang arah dalam menentukan dasar negaranya. Atas
permintaan Dr. Radjiman inilah, figur-figur negarawan bangsa Indonesia

6
berpikir keras untuk menemukan kembali jati diri bangsanya. Pada sidang
pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945,
tampil berturut-turut untuk berpidato menyampaikan usulannya tentang
dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan
calon rumusan dasar Negara Indonesia sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan,
2. Peri Kemanusiaan,
3. Peri Ketuhanan,
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945
mengemukakan teori-teori Negara, yaitu:
1. Teori negara perseorangan (individualis),
2. Paham negara kelas, dan
3. Paham negara integralistik.
Selanjutnya oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang
mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari:
1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia),
2. Internasionalisme (peri kemanusiaan),
3. Mufakat (demokrasi),
4. Kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan).

2.4 Pancasila Pada Era Orde Lama


Orde lama merujuk ke masa pemerintahan Soekarno yang
berlangsung setelah masa kemerdekaan yaitu pada tahun 1945-1966. Pada
saat masa Orde Lama, tidak banyak dilakukan pembangunan untuk
kepentingan masyarakat, bahkan pembangunan pembangunan tersebut
baru dituntaskan saat masa orde baru.
Pada tahun 1950-1959, diberlakukan sistem politik Demokrasi
liberal serta mulai diberlakukan undang undang RIS dan UUDS 1950, di

7
masa ini keadaan ekonomi cenderung sulit akibat beberapa faktor seperti
adanya tanggungan hutang luar negeri dan dalam negeri, defisit yang
ditanggung oleh pemerintah cukup besar, politik keuangan Indonesia yang
tidak dibuat oleh Indonesia melainkan dirancang oleh Belanda, serta
kabinet yang sering berganti sehingga beberapa program program tidak
terlaksana. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah pada masa itu
mengupayakan berbagai kebijakan seperti adanya gunting syarifudin,
sistem ekonomi gerakan benteng, sistem ekonomi ali baba, dan lainnya.
Situasi pada masa demokrasi liberal dinilai tidak stabil karena banyaknya
pemberontakan dan kondisi ekonomi yang juga buruk sehingga
kesejahteraan masyarakat menurun.
Pada tahun 1959-1966, Sistem pemerintahan yang digunakan yaitu
sistem demokrasi terpimpin yang dimana dalam sistem demokrasi tersebut
segala kekuasaan dan keputusan terpusat atau dipegang oleh pemimpin
negara, Presiden Soekarno. UUD 1945 kembali diterapkan dan UUDS
tidak diberlakukan. Soekarno mulai menata dan memperbaiki parlemen
baru dan membubarkan parlemen lama. Pada masa ini, Partai Komunis
Indonesia (PKI) hadir sebagai partai yang paling menonjol dan dianggap
sebagai penyeimbang kekuasaan. MPRS, DPRS, dan DPAS juga
diberlakukan pada masa ini dan semua anggotanya dipilih oleh presiden.
Ciri lainnya dari demokrasi ini yaitu adanya NASAKOM, kebebasan pers
dilarang, dan berlakunya politik mercusuar atau politik yang berkiblat ke
Cina sebagai negara komunis. Sistem demokrasi terpimipin mulai
ditinggalkan setelah peristiwa G30S/PKI 1965 yang menjadi awal
runtuhnya masa orde lama.

2.5 Pancasila Pada Era Orde Baru


Orde Baru berarti suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat,
bangsa dan negara yang diletakan kembali kepada pelaksanaan Pancasila
dan UUD 45 secara murni dan konsekuen. Orde baru merupakan sistem
pemerintahan di Indonesia yang menggantikan zaman sebelumnya
didasarkan atas koreksi terhadap berbagai penyimpangan. Pemerintah

8
Orde Baru bertekad untuk mengoreksi penyimpangan politik yang terjadi
pada era Orde Lama dengan memulihkan tertib politik berdasarkan
Pancasila.
A. Latar belakang adanya orde baru
- Lahirnya orde baru ditandai TRITURA atau Tri Tuntutan
Rakyat yang merupakan ide perjuangan Angkatan 66/KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). TRITURA terdiri dari
tiga tuntutan yaitu pembubaran PKI, perombakan Kabinet
Dwikora, dan penurunan harga.
- Presiden Soekarno bertolak belakang dengan aksi-aksi
TRITURA, sehingga membuat TRITURA semakin panas dan
terjadilah peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat
Indonesia menurunkan kepercayaannya terhadap
pemerintahan Soekarno.
- Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya
kredibilitas Soekarno dan membuatnya mengeluarkan Surat
Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah
11 Maret 1966 (Supersemar).
- Dalam Surat Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto
untuk melakukan segala tindakan demi keamanan,
ketenangan, dan stabilitas politik. Supersemar menjadi titik
awal berkembangnya kekuasaan Orde Baru.
B. Sistem pemerintahan pada masa orde baru
- Sistem pemerintahan pada masa orde baru adalah presidensial
dengan bentuk pemerintahan Republik dan UUD 1945
sebagai dasar konstitusi yang berlaku. Dalam periode masa
orde baru, terjadi banyak perubahan-perubahan politik dan
ekonomi.
- Jabatan Presiden menjadi seumur hidup.
- Adanya MPR, DPR dan DPA yang sah.
- Sistem pemerintahan masa Orde Baru mengubah tatanan
kehidupan rakyat dan negara dengan berlandaskan kemurnian

9
pelaksanaan Pancasila serta UUD 1945 untuk setiap
kebijakan pemerintah. Beberapa pokok sistem pemerintahan
pada masa Orde Baru yang tercantum pada Penjelasan UUD
1945 yaitu:
1. Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem
konstitusional.
2. Kekuasaan negara tertinggi ada di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
3. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara
tertinggi dan berada di bawah MPR.
4. Menteri adalah pembantu Presiden dan tidak bertanggung
jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Kekuasaan yang dimiliki Kepala Negara atau Presiden
tidak tak terbatas.
- Ekonomi Indonesia berkembang sangat pesat.
C. Penyebab jatuhnya pemerintahan orde baru
Pada saat politik dan ekonomi negara semakin kuat, namun
kondisi ini menurun ketika di tahun 1997 saat terjadi krisis
moneter yang membuat pemerintah kehilangan kepercayaan
rakyat sehingga Soeharto sebagai presiden mengundurkan diri
pada tanggal 21 Mei 1998 yang mengakhiri kekuasaan Orde
Baru.

2.6 Pancasila Pada Era Reformasi


Masa reformasi adalah masa perubahan dari masa sebelumnya. Di
Indonesia masa reformasi terjadi pada tahun 1998, yaitu masa peralihan
dari orde baru (pemerintah soeharto) ke masa selanjutnya yaitu (masa
pemerintahan B. J Habibie).
Awalnya dari pemerintahan di Era Reformasi atau disebut masa
transisi ini digunakan untuk membuka peluang dalam menata kehidupan
yang lebih berdemokrasi. Masa reformasi dimulai dengan adanya

10
kepemimpinan B.J Habibie sebagai presiden untuk menggantikan Soeharto
yang telah mengundurkan diri. Hal ini dikarenakan, setiap kegiatan
ekonomi maupun pembangunan infrastruktur yang dilakukan pada saat itu
tidak diimbangi dengan adanya pembentukan mental para pelaksana
pemerintahannya yang membuat banyak terjadinya penyelewengan,
penyimpangan, pemerintahan yang otoriter, dan juga yang terbesar KKN.
- Tujuan Era Reformasi:
a. Dengan adanya masa reformasi digunakan untuk menata
kembali segala struktur pemerintah dan kenegaraan, termasuk
di dalam yaitu perundang-undangan serta konstitusi yang
menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai serta cita-cita yang
diharapakan seluruh masyarakat indonesia.
b. Dengan adanya masa reformasi diharapkan melakukan
perubahan serius serta bertahap dalam menemukan berbagai
nilai baru dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan juga
bernegara.
c. Dengan adanya masa reformasi diharapkan perbaikan dalam
berbagai bidang kehidupan yaitu politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan dan keamanan.
d. Dengan adanya era reformasi diharapkan dapat menghapus dan
menghilangkan berbagai kebiasaan dan cara hidup mesyarakat
indonesia yang tidak sesuai dengan hukum yang ada.
Berakhirnya rezim orde baru, telah membuka peluang guna
menata kehidupan demokrasi.
Reformasi politik, ekonomi, dan hukum merupakan agenda yang
tidak bisa ditunda. Pada masa ini demokrasi menuntut lebih dari sekedar
pemilu dan demokrasi yang mumpuni harus dibangun melalui struktur
politik dan kelembagaan demokrasi yang sehat, namun nempaknya
tuntutan reformasi politik, telah menempatkan pelaksaan pemilu, menjadi
agenda pertama.
Sidang istimewa MPR yang memgukuhkan B. J Habibie sebagai
presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu

11
mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang
deonstrasi itu memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi yang
menewaskan 18 orang.
Masa pemerintahan B. J Habibie ditandai dengan dimulainya
kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam
proses pemulihan ekonomi. Selain itu, B. J Habibie juga melonggarkan
pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Presiden B. J Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan
koreksi. Salah satunya adalah keadaan ekonomi yang porak poranda yamg
berdampak pada hilangnya kepercayaan publik pada pemerintah.
Kejadian penting pada masa pemerintahan B. J Habibie adalah
keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan
referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayahnya tersebut dari
Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak populer
dimata masyarakat sehingga hingga kini pun masa kelam dalam sejarah
Indonesia.
Presiden B. J Habibie segera membentuk sebuah kabinet yang
disebut pula dengan nama Kabinet Reformasi. Kabinet ini diumumkan
pada 22 Mei 1998 dan bertugas sejak 23 Mei 1998 hingga masa baktinya
berakhir pada oktober 1999. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali
memdapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas
negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi.
Penyebab kemunduran B. J Habibie adalah karena B. J Habibie
menyerukan referendum kemerdekaan Timor Leste pada tahun 1999 untuk
menemtukan masa depan Timor Leste. Tindakan ini mengejutkan banyak
orang dan membuat marah beberapa orang. Pada tanggal 30 Agustus,
penduduk Timor Timur memilih untuk merdeka. Lepasnya provinsi ini
merugikan popularitasnya dan aliansi politiknya, sehingga itu menjadi
akhir dari masa kepresidenan yang di pimpinnya yaitu era reformasi.

12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kajian sejarah bangsa Indonesia di perlukan sumber historis,
politis dan sosiologis. Sumber- sumber ini bisa ditemukan pada dasar
negara Indonesia yaitu pancasila. Dasar negara pancasila ini sudah
tersusun era kerajaan hingga era reformasi. Pancasila hingga kini masih
akan menjadi salah satu bentuk perjuangan yang menyatakan bahwa
masyarakat harus memberikan kontribusi terhadap negara yang sudah di
perjuangkan selama bertahun-tahun. Salah satu kontribusinya adalah
menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.
Kemerdekaan Indonesia dicapai melalui perjuangan panjang berbagai
golongan masyarakat Indonesia tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan
agama. Oleh karena Itu, Pancasila memiliki makna yang berbeda akan
tetapi tetap satu, banyak ragam tetapi tetap mewujudkan persatuan. Hal ini
tertuang pada semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika
yang artinya adalah berbeda-beda, namun tetap satu jua. Pancasila harus
diyakini oleh seluruh elemen masyarakat sebagai nilai moralitas sehingga
tetap terjawab dengan nilai-nilai Pancasila.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari perjalanan pancasila sejak era
kerajaan hingga era reformasi masa kini:
a. Era Kerajaan
Nilai pancasila sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Hal ini dapat dilihat dari tata kehidupan
pemerintahan dan masyarakat. Selain itu, dibuktikan dengan
adanya dokumen-dokumen tertulis yang ada, seperti Telaga
Batu, Kedukan Bukit, Kota Kapur, dll. Selain itu dalam kitab
Negarakertagama karangan Mpu Prapanca juga dijelaskan
mengenai susunan pemerintahan Majapahit, yakni
musyawarah, hubungan antar negara tetangga, dan sebagainya.
Dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, juga tertulis
adanya toleransi kehidupan beragama, khususnya agama Budha

13
dan Hindu di zaman tersebut. Dapat disimpulkan pada masa itu
unsur-unsur Pancasila telah terwujud sebagai dasar untuk
menjiwai dan tata laksana bangsa Indonesia.
b. Era Penjajahan
Pada era ini peran pancasila terlihta jelas dengan adanya
perjuangan setiap warga Indonesia dalam menjaga keutuhan
negaranya. Terbukti dengan adanya kongres pemuda pada 28
Oktober 1928 yang menjadi tonggak persatuan Indonesia
menuju kemerdekaannya. Warga Indonesia berjuang bahu-
membahu demi satu tujuan utama yaitu merdeka yang semua
ini memiliki dasar nilai dari setiap sila-sila pancasila.
c. Era Kemerdekaan
Pada masa ini pancasila mendapatkan banyak tantangan dalam
menjalankan tugasnya untuk menjadi dasar ideology bangsa.
Hal ini terbukti dengan banyaknya pertetatangan dalam
masyarakat Indonesia dibuktikan dengan adanya
pemberontakan PKI di Madiun yang hampir merubah ideology
pancasila menjadi ideology komunis, pemberontakan DI/TII
yang hendak merubah dasar negara pancasila dengan syariat
islam sebagai dasar negaranya, dan sebagainya.
d. Era Orde Lama
Masa orde lama merupakan masa peralihan bagi warga
Indonesia dari yang terjajah menjadi bangsa yang sepenuhnya
merdeka. Keberadaan Pancasila sempat mengalami polemik,
karena ada sebagian masyarakat yang setuju dan sebagian lain
merasa keberatan dengan kemerdekaan yang sudah berhasil
direbut dari penjajah. Penerapan Pancasila pada zaman ini juga
sangat tidak ideal dengan banyak penyimpangan yang
dilakukan oleh para penyelenggara negara. Penyimpangan
tersebut berupa adanya penetapan presiden seumur hidup
hingga pembubaran DPR hingga pemberontakan PKI oleh D.N.
Aidit pada 30 September 1965. Tujuan pemberontakan ini

14
masih sama dengan yang sebelumnya yaitu untuk mengubah
ideologi Pancasila menjadi komunis.
e. Era Orde Baru
Pada masa ini Soeharto sebagai Presiden RI berhasil
memulihkan kembali beberapa kekacauan yang pernah terjadi.
Upaya pemulihan tersebut terlihat dari adanya Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita), Pemilu, pendidikan
penghayatan dan pengamalan Pancasila, dan pemerataan
pembangunan. Upaya pemulihan ini mengacu pada nilai-nilai
Pancasila. Contohnya adalah pemerataan pembangunan yang
sesuai dengan nilai sila kelima Pancasila, yakni Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Meksipun begitu permasalah
juga tidak dapat luput seperti kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme), mebatasi hak berpendapat, dan adanya dwifungsi
ABRI.
f. Era Reformasi
Dalam pemerintahannya, B.J. Habibie berusaha untuk
memperbaiki sistem ekonomi, mereformasi bidang politik dan
hukum, mengeluarkan UU tentang Kemerdekaan Menyatakan
Pendapat di Muka Umum, dan lain-lain. Mulai pada masa ini,
penerapan Pancasila sebagai ideologi negara terus digaungkan
hingga saat ini. Tidak hanya itu, upaya penggantian ideologi
Pancasila dengan ideologi lainnya juga berkurang. Penerapan
Pancasila kian membaik meskipun penyimpangan berupa
tindak Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) tidak dapat
terelakkan. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh Pancasila
di era Reformasi berasal dari kebebasan informasi yang ada di
zaman sekarang

3.2 Saran
Dalam menjaga dasar negara yaitu pancasila maka yang harus di
lakukan adalah dengan menjaga dan tetap melaksanakan pancasila sebagai

15
dasar negara dengan menerapkan nilai pancasila dikegiatan apapun dan
dimanapun kita berada. Lalu kita harus mengukuhkan norma dan aturan
yang berlaku yang tertera dalam norma pancasila agar menjadi tuntunan
hidup. Selain itu pemerintah atau pimpinan harus mampu bertindak secara
baik dan tepat dalam mengayomi masyarakat agar tercapai kehidupan yang
baik sesuai pancasila.

16
DAFTAR PUSTAKA

Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta.


Darmodihardjo, D dkk., 1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha Nasional,
Surabaya. https://repository.unikom.ac.id/.
Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas
Pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
https://modul.mercubuana.ac.id/.
Kusumaningrum, Arin. (2019). Masa Demokrasi Terpimpin. Singkawang: PT
Maraga Borneo Tarigas.
Pujosantoso, Sudarwanto. (2018). Demokrasi Liberal (1950-1959) dan Demokrasi
Terpimpin (1959-1966). Pontianak: Derwati Press.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-orde-lama-orde-baru-reformasi/
amp/, (diakses pada 20 Agustus 2022).
https://sejarahlengkap.com/lembaga-pemerintah/sistem-pemerintahan-pada-masa-
orde-baru ,(diakses pada 3 Agustus 2022, pukul 18.00 WIB)
Utama, A. S., & Dewi, S. (2018). Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru,
dan Era Reformasi.
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Orde%20Baru-BB/
Topik-1.html, (diakses pada 3 Agustus 2022, pukul 20.50 WIB).
www.detik.com/edu/detikpedia/d-6042076/masa-orde-baru-latar-belakang-sistem-
pemerintah-dan-penyebab-jatuhnya, (diakses pada 3 Agustus 2022, pukul
21.49 WIB).

Anda mungkin juga menyukai