Disusun oleh:
Kelompok 1
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Pancasila dalam bentuk makalah. Sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya diakhirat nanti.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia” ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan pembuatan laporan ini.
Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kami maupun pembaca. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Kritik dan saran..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara yang berisi lima nilai dasar yang dijadikan
sebagai kaidah negara yang fundamental. Pancasila sebagai dasar negara memiliki
arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala norma hukum
dan negara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah dilegalkan
oleh Instruksi Presiden Nomor 12/1968. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia memiliki arti bahwa segala peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.
Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan dari
sila pertama hingga sila kelima. Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus
diwujudkan dalam setiap lembaga atau organisasi dan insan yang ada di Indonesia.
Pancasila sebagai jiwa bangsa, berarti Pancasila memberikan ciri khas tersendiri bagi
bangsa Indonesia dan membedakannya dengan bangsa lain.
Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan dinamis, nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila tentu bersifat abadi, namun dalam pengaplikasiannya harus bersifat
dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat Indonesia yang dapat menerima dan
iv
mengakomodasikan pemikiran dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dasar Pancasila yang menjadi identitas bangsa. Oleh karena itu, dalam makalah
ini, kami membahas tentang “Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia” untuk
menelusuri proses sejarah dalam pembentukan Pancasila hingga menjadi pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui konsep dan perkembangan Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia.
3. Untuk mengetahui esensi dan urgensi Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia.
v
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ibid, Hal. 51-52
4
Julian, Restu Dwi. "Urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa." (2021). Hal. 4-5
5
Soraya, May Rosa Zulfatus. "Kontestasi Pemikiran Dasar Negara Dalam Perwujudan Hukum Di
Indonesia." Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 14.1 (2014). Hal. 2
vii
b. Periode Perumusan Pancasila
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10-
16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal "Pembukaan Hukum Dasar" yang
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Pada alinea ke-empat Piagam
Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:6
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta (Jakarta Charter) ini dikemudian hari dijadikan "Pembukaan"
UUD 1945, dengan sejumlah perubahan.
8
Umum, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib. "Pendidikan pancasila." Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia (2016). Hal. 57
ix
Pada zaman ini bangsa Indonesia masih bisa mempertahankan Pancasila
sebagai dasar negara karena Pancasila dianggap sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Tetapi lebih jauh, Pancasila dijadikan alat untuk menekan
perbedaan. Ia menjadi alat represi ideologi politik dan memberangus lawan
politik di pentas publik. Skrining ideologi mulai dari partai politik, organisasi
massa, hingga ke urusan pribadi menjadi fenomena yang mencolok selama
kekuasaan Orde Baru, terlebih lagi setelah pada tahun 1978, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengeluarkan ketetapan (Tap MPR) tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).9 Tetapi sebagian
masyarakat Indonesia telah menyalahgunakan nilai-nilai Pancasila dan terjadilah
KKN. Sehingga bangsa Indonesia mengalami krisis terutama dibidang ekonomi.
Dan juga Pada masa Orde Baru penguasa menjadikan Pancasila sebagai Ideologi
politik, hal ini bisa dilihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
berkaitan dengan seluruh elemen masyarakat yang harus berasaskan Pancasila.
Berbeda dengan saat era orde lama yang didominasi karismatik Bung Karno.
Pada era orde Baru Pancasila harus diterima masyarakat melalui doktrinisasi dan
pemaksaan dalam sistem pendidikan nasional yang membuat Pancasila melekat
erat dalam kehidupan bangsa.10 Era orde baru itu pemerintah menggunakan
Pancasila sebagai "alat" untuk melegitimasi berbagai produk kebijakan. Dengan
berjalannya waktu muncul persoalan yaitu infrastruktur politik terlalu larut dalam
mengaktualisasi nilai dasar, sehingga mulai muncul wacana adanya berbagai
kesenjangan di tengah masyarakat.
e. Periode Reformasi11
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti
pada masa lalu. Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam
melakukan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
9
Ibid, Hal. 24
10
Utama, Andrew Shandy, and Sandra Dewi. "Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia serta
Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi." (2018). Hal. 9-
13
11
Ibid, hal. 13-16
x
bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan jati
dirinya. Sebab utamannya sudah umum kita ketahui, karena rezim Orde Lama
dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.
Penolakan terhadap segala hal yang berhubungan dengan Orde Baru, menjadi
penyebab mengapa Pancasila kini absen dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Harus diakui, di masa lalu memang terjadi mistifikasi dan ideologisasi
Pancasila secara sistematis, terstruktur dan masif yang tidak jarang kemudian
menjadi senjata ideologis untuk mengelompokkan mereka yang tak sepaham
dengan pemerintah sebagai "tidak Pancasilais" atau "anti Pancasila". Pada era
reformasi pola pikir masyarakat perlahan bergeser. Masyarakat menginginkan
sinergi antara apa yang ada pada nilai dasar, nilai instrumen dan nilai praktis dan
tidak mau terulang lagi perwujudan bentuk sebagai ideologi murni, bukan hanya
dijadikan ideologi politik semata.
xi
bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama
yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Pancasila telah menjadi budaya dan
ciri khas yang melekat erat pada bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa lain.
12
Darmodiharjo, Darji. Pancasila: suatu orientasi singkat: dilengkapi dengan Pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR no. II/MPR/1978). Balai Pustaka, 1979. Hal. 24
13
Ibid, Hal. 22
xii
d. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia14
Pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah perwujudan
dari nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini kebenaran dan kebaikannya. Nilai-
nilai tersebut dapat diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan setiap warga negaranya.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa tidak lain berasal dari jiwa
masyarakat dalam bangsa itu sendiri. Pancasila berperan membimbing dan
mengarahkan perilaku bangsa dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti yang
diketahui, Pancasila terdiri dari lima butir yang berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Keterkaitan tersebut menunjukkan kesinambungan antar nilai dengan
kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tiap butir Pancasila mencerminkan
kepribadian bangsa. Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami betul
apa yang terkandung di dalamnya hingga kemudian mengamalkannya.
Esensi berasal dari kata essence yang menurut kamus Longman berarti
the most basic and important quality of something, sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat,
inti, hal yang pokok. Jadi segala sesuatu yang merupakan hakikat, dasar, inti
sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut
esensi tergantung dalam konteks dan penggunaannya. Dalam sila-sila pancasila
terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa menghancurkan nilai-nilai yang
terkandung pada setiap sila pancasila. Fenomena yang terjadi pada masa
Indonesia saat ini seperti korupsi, kerusuhan, berita hoax, pembodohan publik
dan kemerosotan moral yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika dasar
Pancasila itu tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini akan
berantakan. Dengan berkembangnya dunia dan segala masukan berbagai macam
dari luar negeri ke dalam negara, Pancasila sebagai konsep dasar kehidupan
rakyat Indonesia harus diperkuat serta ditanamkan agar kita tidak dijajah oleh
bangsa lain. Memang tidak dijajah dalam hal fisik. tetapi dijajah dalam hal
pemikiran yang secara perlahan-lahan membuat berubah rakyat Indonesia dari
sila-sila pancasila itu sendiri.
Beberapa contoh penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara:
1. Sila pertama
Ketuhanan yang Maha Esa, artinya sesuai dengan agama dan keyakinan
yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradab. Contohnya rakyat
15
Rohmawati, Tatik. "Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia." (2019). Hal. 65
xiv
Indonesia memiliki hak untuk memilih agama yang akan ia anut dan jalani tanpa
ada unsur paksaan, bebas melaksanakan kegiatan agama dengan syarat tidak
melanggar norma-norma di Indonesia dan saling menghormati dengan agama
lain.
2. Sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga negara telah
mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas
kebersamaan bangsa Indonesia, dan hak. Contoh penerapannya, majikan tidak
bertindak semena-mena terhadap pembantunya.
3. Sila ketiga
Persatuan Indonesia, artinya setiap warga negara mengutamakan
persatuan, kepentingan, kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi/golongan yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan,
dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus. Contoh penerapannya,
tidak terlalu menonjolkan kebudayaan masing-masing daerah untuk melihat siapa
yang terbaik tetapi dipelajari dan ikut melestarikan dengan serta meyakinkan
bahwa perbedaan itu baik.
4. Sila keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, artinya mengutamakan musyawarah untuk
menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan bijaksana, memikirkan
kententraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat dengan
mengikutsertakan perwakilan-perwakilan setiap masyarakat. Contohnya segala
persoalan yang ada untuk mendapatkan solusi dengan cara bermusyawarah
unntuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti rapat warga setiap RT untuk
membahas masalah dalam lingkungan tersebut.
5. Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menggambarkan dalam
bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara Indonesia, tanpa
membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa
Indonesia akan tercapai dengan keikutansertaan semua rakyat Indonesia.
xv
Contohnya pemerintah mengadakan program wajib bersekolah selama 9 tahun
tanpa membedakan-bedakan status sosial guna mengatasi masalah pendidikan
yang begitu rendah.
16
Rohmawati, Tatik. "Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia." (2019). Hal. 57
17
Sulasmono, Bambang Suteng. "Peluang Revitalisasi Nilai Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara." Satya Widya 35.1 (2019): 75-85.
xvi
Indonesia akan mencapai tujuan yang di cita-citakan seperti yang diharapkan
pejuang-pejuang dan para pahlawan pada masa dulu jika rakyat Indonesia
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xvii
Indonesia. a. Periode Pengusulan Pancasila, cikal bakal dari munculnya ideologi
bangsa ini diawali dengan lahirnya rasa Nasionalisme yang menjadi pembuka
kepintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia; b. Periode Perumusan
Pancasila, pada periode ini banyak hal penting yang dirumuskan dan disetujui
dalam sidang BPUPKI yang kedua yang berkaitan dengan Pancasila; c. Periode
Pengesahan Pancasila, Indonesia telah merdeka dari penjajahan dan Pancasila
disahkan sebagai dasar Negara pada periode ini; d. Periode Orde Baru, pada
periode ini bangsa Indonesia masih bisa mempertahankan Pancasila sebagai
dasar negara karena Pancasila dianggap sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Namun banyak terjadi penyalahartian makna Pancasila sehingga
menimbulkan kerugian negara yaitu KKN; e. Periode Reformasi, di era reformasi
ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun
masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu, karena
banyaknya pengaruh ideologi dari luar salah satunya liberalisme.
Pancasila masih sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia, yaitu sebagai
dasar negara, ideologi negara, sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
pandangan hidup dan pedoman dalam menjalankan sistem berbangsa dan
bernegara. Karena Pancasila telah merasuk dalam jiwa raga bangsa menjadi
suatu budaya yang eksistensinya tidak dapat dipisahkan dari kepribadian bangsa
Indonesia itu sendiri.
Esensi dari Pancasila adalah segala sesuatu yang merupakan hakikat,
dasar, inti sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala
sesuatu disebut esensi tergantung dalam konteks dan penggunaannya. Dalam
sila-sila pancasila terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa menghancurkan
nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila.
Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan
dua pendekatan yaitu, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya
manusia, Pendekatan institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan
negara yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga negara Indonesia
dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional.
xviii
B. Kritik dan Saran
Bagi para pembaca makalah ini, jika ingin memahami lebih dalam
tentang Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia, diharapkan membaca
buku, karya ilmiah, atau jurnal-jurnal keilmuan yang berkaitan dengan makalah
ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini membawa
manfaat bagi semua pihak dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca.
xix
DAFTAR PUSTAKA
Julian, Restu Dwi. "Urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa." (2021).
Utama, Andrew Shandy, and Sandra Dewi. "Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Indonesia serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru,
dan Era Reformasi." (2018).
xx