Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH


BANGSA INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diampu oleh
Mustakim, M.Pd.I

Disusun oleh:
Kelompok 1

1. Muhammad Irsyad A. S. (2022.080.01.0060)


2. Mata’ Adista (2022.080.01.0045)
3. Ricky Alvian A. (2022.080.01.0076)
4. Yanuar Izzudin Abror (2022.080.01.0084)
5. Cici Trisia Nengsi (2022.080.01.0022)
6. Mohamad Alpin (2022.080.01.0051)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


DIPONEGORO TULUNGAGUNG
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Pancasila dalam bentuk makalah. Sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya diakhirat nanti.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia” ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan pembuatan laporan ini.
Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kami maupun pembaca. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Tulungagung, 24 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................3

A. Konsep dan Perkembangan Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa


Indonesia.............................................................................................................3
B. Alasan Diperlukannya Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa
Indonesia.............................................................................................................8
C. Esensi dan Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa
Indonesia.............................................................................................................11

BAB III : PENUTUP......................................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Kritik dan saran..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara yang berisi lima nilai dasar yang dijadikan
sebagai kaidah negara yang fundamental. Pancasila sebagai dasar negara memiliki
arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala norma hukum
dan negara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah dilegalkan
oleh Instruksi Presiden Nomor 12/1968. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia memiliki arti bahwa segala peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.

Menurut sejarawan Inggris, John Tosh, sejarah merupakan memori kolektif,


pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia dan prospek
manusia tersebut di masa yang akan datang. Terbentuknya negara Indonesia adalah
suatu proses sejarah yang panjang dan melalui beberapa tahap, yang dalam tahapan
tersebut mencakup beberapa peristiwa berkaitan dengan nilai-nilai perumusan
Pancasila. Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang
dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan yang dirumuskan
melalui sidang BPUPKI, pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.

Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan dari
sila pertama hingga sila kelima. Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus
diwujudkan dalam setiap lembaga atau organisasi dan insan yang ada di Indonesia.
Pancasila sebagai jiwa bangsa, berarti Pancasila memberikan ciri khas tersendiri bagi
bangsa Indonesia dan membedakannya dengan bangsa lain.

Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan dinamis, nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila tentu bersifat abadi, namun dalam pengaplikasiannya harus bersifat
dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat Indonesia yang dapat menerima dan

iv
mengakomodasikan pemikiran dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dasar Pancasila yang menjadi identitas bangsa. Oleh karena itu, dalam makalah
ini, kami membahas tentang “Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia” untuk
menelusuri proses sejarah dalam pembentukan Pancasila hingga menjadi pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami menetapkan rumusan makalah


sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dan perkembangan Pancasila dalam arus sejarah bangsa


Indonesia?

2. Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?

3. Bagaimana esensi dan urgensi Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan makalah diatas, maka kami menetapkan tujuan makalah


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep dan perkembangan Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia.

2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa


Indonesia.

3. Untuk mengetahui esensi dan urgensi Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Perkembangan Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia


Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi
landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia.1 Dengan kata lain, Pancasila adalah pedoman dasar dalam mengatur
pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan semua komponen di seluruh
wilayah Indonesia.
Pancasila selalu menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia di setiap
zaman. Eksistensi Pancasila berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman ada
yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan
ada juga yang tidak.
Berikut ini merupakan perkembangan Pancasila dalam arus sejarah Indonesia di
setiap periodenya:
a. Periode Pengusulan Pancasila
Cikal bakal munculnya ideologi bangsa ini diawali dengan lahirnya rasa
Nasionalisme yang menjadi pembuka kepintu gerbang kemerdekaan bangsa
Indonesia. Sartono Kartodirdjo sebagai mana yang dikutip oleh Mochtar
Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul "Pancasila sebagai Modal
Rasionalitas Politik"2 menerangi bahwa benih Nasionalisme sudah mulai
tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan
solidaritas dan kesatuan bangsa. Kemudian disusul lahimya Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928 yang merupakan momen-momen perumusan diri
bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang
sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan. Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI
berlangsung secara bertahap dan penuh dengan semangat musyawarah untuk
1
Heru Nurgiansah T. Pendidikan Pancasila. CV. Mitra Cendekia Media, 2021. Hal. 9-10
2
Umum, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib. "Pendidikan pancasila." Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia (2016).Hal. 50
vi
melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hinggga sampai kepada masa
sekarang ini.3
Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI
pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh
pemerintahan pendudukan jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60
orang. menurut catatan sejarah diketahui bahwa sidang tersebut menampilkan
beberapa pembicara yaitu, Mr. Moh Yamin, Ir. Soekarno, Kibagus Hadikusumo,
Mr. Soepomo. Berdasarkan catatan sejarah kelima butir gagasan oleh Soekarno
diberi nama PANCASILA, yaitu:4
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
3. Mufakat atau Demokrasi,
4. Kesejahteraan Sosial,
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak setuju
dengan angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu TRISILA yang terdiri atas
(1) Sosio - Nasionalisme (2) Sosio - Demokrasi (3) Ketuhanan yang Maha Esa. 5
Soekarno juga menawarkan angka 1 yaitu, EKASILA yang berisi asas gotong
royong. Pidato lisan Soekarno kemudian diterbitkan oleh Kementrian
Penerangan Republik Indonesia yang berjudul lahimya pancasila (1947) dan
menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Setelah pidato Soekarno,
sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat Negara yang
diusulkan oleh Soekarno dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus
Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yasmin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto
Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar
calon dasar Negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 mei-1 juni 1945) ini
berhenti untuk sementara.

3
Ibid, Hal. 51-52
4
Julian, Restu Dwi. "Urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa." (2021). Hal. 4-5
5
Soraya, May Rosa Zulfatus. "Kontestasi Pemikiran Dasar Negara Dalam Perwujudan Hukum Di
Indonesia." Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 14.1 (2014). Hal. 2
vii
b. Periode Perumusan Pancasila
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10-
16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal "Pembukaan Hukum Dasar" yang
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Pada alinea ke-empat Piagam
Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:6
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta (Jakarta Charter) ini dikemudian hari dijadikan "Pembukaan"
UUD 1945, dengan sejumlah perubahan.

c. Periode Pengesahan Pancasila


Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu
Soekarno, Hatta, dan Rajiman Widyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer
Jepang di Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan
Indonesia sebagaimana yang pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan ternyata
pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada Sekutu tanpa syarat. Perubahan
situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok pemuda
dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri
Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.7 Melalui jalan berliku, akhimya
dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks
kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini
hari. Selanjutnya, naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik.
Pada 18 agustus 1945, PPKI bersidang untuk menentukan dan
menegaskan posisi bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa
6
Kaderi, M. Alwi. "Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi." (2015). Hal. 15-16
7
Umum, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib. "Pendidikan pancasila." Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia (2016). Hal. 55
viii
yang merdeka. Atas prakarsa Soekarno, anggota PPKI ditambah 6 orang lagi,
dengan maksud agar lebih mewakili seluruh komponen bangsa Indonesia.
Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo,
Sayuti Melik, Iwa Koesoema Soemantri, dan Ahmad Subarjo. Putusan-putusan
penting yang dihasilkan mencakup hal-hal berikut:
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD‘45) yang terdiri atas
Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI
dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI
ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29
Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.8
Setelah pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia oleh Belanda pada 27
Desember 1949, maka Indonesia pada 17 Agustus 1950 kembali ke Negara
kesatuan yang sebelumnya berbentuk Republik Indonesia. Berdasarkan UUD
sementara 1950 dilaksanakanlah pemilu yang pertama pada 1955. Pada 5 Juli
1959 Soekarno mengambil langkah "darurat" dengan mengeluarkan dekrit,
sesudah dikeluarkannya dekrit oleh Presiden Soekarno terjadi beberapa
penyelewengan Antara lain, Soekarno diangkat sebagai Presiden seumur hidup.
Pertentangan Antara pihak begitu keras, seperti yang terjadi antara tokoh PKI
dengan perwira Angkatan Darat (AD) sehingga. terjadilah penculikan dan
pembunuhan sejumlah perwira AD yang dikenal dengan peristiwa Gerakan 30
September (G30S/PKI). Peristiwa G30S/PKI menimbulkan peralihan kekuasaan
dari Soekarno ke Soeharto, peralihan kekuasaan itu diawali dengan terbitnya
surat perintah dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jendral Soeharto yang
dikenal dengan nama SUPERSEMAR (surat perintah 11 Maret).

d. Periode Orde Baru

8
Umum, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib. "Pendidikan pancasila." Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia (2016). Hal. 57
ix
Pada zaman ini bangsa Indonesia masih bisa mempertahankan Pancasila
sebagai dasar negara karena Pancasila dianggap sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Tetapi lebih jauh, Pancasila dijadikan alat untuk menekan
perbedaan. Ia menjadi alat represi ideologi politik dan memberangus lawan
politik di pentas publik. Skrining ideologi mulai dari partai politik, organisasi
massa, hingga ke urusan pribadi menjadi fenomena yang mencolok selama
kekuasaan Orde Baru, terlebih lagi setelah pada tahun 1978, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengeluarkan ketetapan (Tap MPR) tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).9 Tetapi sebagian
masyarakat Indonesia telah menyalahgunakan nilai-nilai Pancasila dan terjadilah
KKN. Sehingga bangsa Indonesia mengalami krisis terutama dibidang ekonomi.
Dan juga Pada masa Orde Baru penguasa menjadikan Pancasila sebagai Ideologi
politik, hal ini bisa dilihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
berkaitan dengan seluruh elemen masyarakat yang harus berasaskan Pancasila.
Berbeda dengan saat era orde lama yang didominasi karismatik Bung Karno.
Pada era orde Baru Pancasila harus diterima masyarakat melalui doktrinisasi dan
pemaksaan dalam sistem pendidikan nasional yang membuat Pancasila melekat
erat dalam kehidupan bangsa.10 Era orde baru itu pemerintah menggunakan
Pancasila sebagai "alat" untuk melegitimasi berbagai produk kebijakan. Dengan
berjalannya waktu muncul persoalan yaitu infrastruktur politik terlalu larut dalam
mengaktualisasi nilai dasar, sehingga mulai muncul wacana adanya berbagai
kesenjangan di tengah masyarakat.

e. Periode Reformasi11
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti
pada masa lalu. Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam
melakukan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
9
Ibid, Hal. 24
10
Utama, Andrew Shandy, and Sandra Dewi. "Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia serta
Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi." (2018). Hal. 9-
13
11
Ibid, hal. 13-16
x
bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan jati
dirinya. Sebab utamannya sudah umum kita ketahui, karena rezim Orde Lama
dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.
Penolakan terhadap segala hal yang berhubungan dengan Orde Baru, menjadi
penyebab mengapa Pancasila kini absen dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Harus diakui, di masa lalu memang terjadi mistifikasi dan ideologisasi
Pancasila secara sistematis, terstruktur dan masif yang tidak jarang kemudian
menjadi senjata ideologis untuk mengelompokkan mereka yang tak sepaham
dengan pemerintah sebagai "tidak Pancasilais" atau "anti Pancasila". Pada era
reformasi pola pikir masyarakat perlahan bergeser. Masyarakat menginginkan
sinergi antara apa yang ada pada nilai dasar, nilai instrumen dan nilai praktis dan
tidak mau terulang lagi perwujudan bentuk sebagai ideologi murni, bukan hanya
dijadikan ideologi politik semata.

B. Alasan Diperlukannya Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

Pancasila masih sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia, yaitu sebagai


dasar negara, ideologi negara pandangan hidup dan pedoman dalam menjalankan
sistem berbangsa dan bernegara. Karena Pancasila telah merasuk dalam jiwa raga
bangsa menjadi suatu budaya yang eksistensinya tidak dapat dipisahkan dari
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri, maka sepatutnya kita sebagai generasi
penerus harus terus menjaga kedaulatan Pancasila sebagai dasar negara kita.

Berikut ini beberapa fungsi Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia:


a. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses
inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas Bangsa Indonesia
merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. Sa’ad Ali
dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa mengatakan

xi
bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama
yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Pancasila telah menjadi budaya dan
ciri khas yang melekat erat pada bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa lain.

b. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia12


Pancasila disebut juga sebagai keprinbadian Bangsa Indonesia, artinya
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan bangsa
Indonesia. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena
tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan
atau hal nya sendiri. Sehingga Pancasila menjadi suatu cerminan dari
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri di mata dunia.

c. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia13


Pancasila dalam pengertian ini sering juga disebut “The Way of Life”
yang artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya
oleh Bangsa Indosenia dan menjadikan sebagai pedoman bermasyarakat.
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Itu
mengandung makna bahwa semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari Bangsa
Indonesia harusnya sesuai dengan Pancasila. Dalam berperilaku hingga
menyelesaikan berbagai persoalan, Pancasila hendaknya dijadikan sebagai acuan
oleh Bangsa Indonesia.
Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik, sehingga,
Pancasila pun dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan juga bernegara.

12
Darmodiharjo, Darji. Pancasila: suatu orientasi singkat: dilengkapi dengan Pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR no. II/MPR/1978). Balai Pustaka, 1979. Hal. 24
13
Ibid, Hal. 22
xii
d. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia14
Pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah perwujudan
dari nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini kebenaran dan kebaikannya. Nilai-
nilai tersebut dapat diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan setiap warga negaranya.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa tidak lain berasal dari jiwa
masyarakat dalam bangsa itu sendiri. Pancasila berperan membimbing dan
mengarahkan perilaku bangsa dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti yang
diketahui, Pancasila terdiri dari lima butir yang berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Keterkaitan tersebut menunjukkan kesinambungan antar nilai dengan
kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tiap butir Pancasila mencerminkan
kepribadian bangsa. Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami betul
apa yang terkandung di dalamnya hingga kemudian mengamalkannya.

e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan keputusan akhir bagi bangsa Indonesia yang harus


diamalkan dan dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Keberagaman yang
melekat pada masyarakat Indonesia lah yang merupakan salah satu faktor yang
menjadikan pancasila sebagai perjanjian luhur. Perjanjian luhur itu telah
dilakukan pada 18 Agustus 1945, yaitu pada saat PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) telah menerima Pancasila dan menetapkan dasar negara
secara konstitusional dalam Pembukaan UUD 1945.
Di dalam isi pancasila, terdapat sila yang mencantumkan perjanjian luhur
untuk seluruh rakyat Indonesia yaitu pada sila yang pertama yang bunyinya
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila tersebut menandakan bahwa keberagaman
agama yang ada di Indonesia tidak menghalangi setiap rakyat untuk bersatu
dalam membangun Indonesia.
Selain keberagaman agama yang terdapat di Indonesia, keberagaman
budaya juga menjadi sebuah tolak ukur kenapa pancasila disebut sebagai
14
Darmodiharjo, Darji. Pancasila: suatu orientasi singkat: dilengkapi dengan Pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR no. II/MPR/1978). Balai Pustaka, 1979. Hal. 23
xiii
perjanjian luhur bangsa Indonesia. Karena keberagaman suku bangsa dan agama,
menyatakan bahwa mereka bisa bersatu atas nama bangsa indonesia, yang
menjadikannya pancasila sebagai perjanjian luhur yang menyangkut seluruh
rakyat Indonesia.

C. Esensi dan Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

a. Esensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia15

Esensi berasal dari kata essence yang menurut kamus Longman berarti
the most basic and important quality of something, sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat,
inti, hal yang pokok. Jadi segala sesuatu yang merupakan hakikat, dasar, inti
sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut
esensi tergantung dalam konteks dan penggunaannya. Dalam sila-sila pancasila
terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa menghancurkan nilai-nilai yang
terkandung pada setiap sila pancasila. Fenomena yang terjadi pada masa
Indonesia saat ini seperti korupsi, kerusuhan, berita hoax, pembodohan publik
dan kemerosotan moral yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika dasar
Pancasila itu tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini akan
berantakan. Dengan berkembangnya dunia dan segala masukan berbagai macam
dari luar negeri ke dalam negara, Pancasila sebagai konsep dasar kehidupan
rakyat Indonesia harus diperkuat serta ditanamkan agar kita tidak dijajah oleh
bangsa lain. Memang tidak dijajah dalam hal fisik. tetapi dijajah dalam hal
pemikiran yang secara perlahan-lahan membuat berubah rakyat Indonesia dari
sila-sila pancasila itu sendiri.
Beberapa contoh penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara:
1. Sila pertama
Ketuhanan yang Maha Esa, artinya sesuai dengan agama dan keyakinan
yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradab. Contohnya rakyat

15
Rohmawati, Tatik. "Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia." (2019). Hal. 65
xiv
Indonesia memiliki hak untuk memilih agama yang akan ia anut dan jalani tanpa
ada unsur paksaan, bebas melaksanakan kegiatan agama dengan syarat tidak
melanggar norma-norma di Indonesia dan saling menghormati dengan agama
lain.
2. Sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga negara telah
mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas
kebersamaan bangsa Indonesia, dan hak. Contoh penerapannya, majikan tidak
bertindak semena-mena terhadap pembantunya.
3. Sila ketiga
Persatuan Indonesia, artinya setiap warga negara mengutamakan
persatuan, kepentingan, kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi/golongan yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan,
dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus. Contoh penerapannya,
tidak terlalu menonjolkan kebudayaan masing-masing daerah untuk melihat siapa
yang terbaik tetapi dipelajari dan ikut melestarikan dengan serta meyakinkan
bahwa perbedaan itu baik.
4. Sila keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, artinya mengutamakan musyawarah untuk
menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan bijaksana, memikirkan
kententraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat dengan
mengikutsertakan perwakilan-perwakilan setiap masyarakat. Contohnya segala
persoalan yang ada untuk mendapatkan solusi dengan cara bermusyawarah
unntuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti rapat warga setiap RT untuk
membahas masalah dalam lingkungan tersebut.
5. Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menggambarkan dalam
bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara Indonesia, tanpa
membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa
Indonesia akan tercapai dengan keikutansertaan semua rakyat Indonesia.
xv
Contohnya pemerintah mengadakan program wajib bersekolah selama 9 tahun
tanpa membedakan-bedakan status sosial guna mengatasi masalah pendidikan
yang begitu rendah.

b. Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia16

Ir. Soekarno menggambarkan urgensi pancasila secara ringkas tetapi


meyakinkan. Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah dan juga satu
alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam
perjuangan melenyapkan segala macam penjajahan terutama imperialisme.
Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan dua
pendekatan yaitu, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya manusia,
Pendekatan institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan negara yang
berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga negara Indonesia dapat
mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional.17 Sementara
itu pendekatan sumber daya manusia terdapat pada dua aspek, yaitu orang-orang
yang menjalankan pemerintahan dengan cara melaksanakan nilai-nilai Pancasila
secara murni dan konsekuen di dalam mengemban tugas dan bertanggung jawab.
Sehingga kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengedepankan
kepentingan rakyat.

Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada perlu pemahaman yang


mendalam terhadap urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam pemahaman
tersebut ada tahap implementasi juga yaitu tahap yang selalu memperhatikan
prinsip-prinsip good governance, antara lain transparan, akuntabel, dan fairness
sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan warga
negara yang berkiprah dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai
sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara melakukan free
fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni, serta warga negara yang
bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan bidang politik. Maka

16
Rohmawati, Tatik. "Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia." (2019). Hal. 57
17
Sulasmono, Bambang Suteng. "Peluang Revitalisasi Nilai Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara." Satya Widya 35.1 (2019): 75-85.
xvi
Indonesia akan mencapai tujuan yang di cita-citakan seperti yang diharapkan
pejuang-pejuang dan para pahlawan pada masa dulu jika rakyat Indonesia
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi


landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa

xvii
Indonesia. a. Periode Pengusulan Pancasila, cikal bakal dari munculnya ideologi
bangsa ini diawali dengan lahirnya rasa Nasionalisme yang menjadi pembuka
kepintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia; b. Periode Perumusan
Pancasila, pada periode ini banyak hal penting yang dirumuskan dan disetujui
dalam sidang BPUPKI yang kedua yang berkaitan dengan Pancasila; c. Periode
Pengesahan Pancasila, Indonesia telah merdeka dari penjajahan dan Pancasila
disahkan sebagai dasar Negara pada periode ini; d. Periode Orde Baru, pada
periode ini bangsa Indonesia masih bisa mempertahankan Pancasila sebagai
dasar negara karena Pancasila dianggap sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Namun banyak terjadi penyalahartian makna Pancasila sehingga
menimbulkan kerugian negara yaitu KKN; e. Periode Reformasi, di era reformasi
ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun
masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu, karena
banyaknya pengaruh ideologi dari luar salah satunya liberalisme.
Pancasila masih sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia, yaitu sebagai
dasar negara, ideologi negara, sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
pandangan hidup dan pedoman dalam menjalankan sistem berbangsa dan
bernegara. Karena Pancasila telah merasuk dalam jiwa raga bangsa menjadi
suatu budaya yang eksistensinya tidak dapat dipisahkan dari kepribadian bangsa
Indonesia itu sendiri.
Esensi dari Pancasila adalah segala sesuatu yang merupakan hakikat,
dasar, inti sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala
sesuatu disebut esensi tergantung dalam konteks dan penggunaannya. Dalam
sila-sila pancasila terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa menghancurkan
nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila.
Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan
dua pendekatan yaitu, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya
manusia, Pendekatan institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan
negara yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga negara Indonesia
dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional.

xviii
B. Kritik dan Saran

Bagi para pembaca makalah ini, jika ingin memahami lebih dalam
tentang Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia, diharapkan membaca
buku, karya ilmiah, atau jurnal-jurnal keilmuan yang berkaitan dengan makalah
ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini membawa
manfaat bagi semua pihak dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Darmodiharjo, Darji. Pancasila: suatu orientasi singkat: dilengkapi dengan


Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR no. II/MPR/1978).
Balai Pustaka, (1979).

Julian, Restu Dwi. "Urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa." (2021).

Kaderi, M. Alwi. "Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi." (2015).

Nurgiansah, T. Heru. Pendidikan Pancasila. Jakarta. CV. Mitra Cendekia Media,


(2021).

Rohmawati, Tatik. "Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia." (2019).

Soraya, May Rosa Zulfatus. "Kontestasi Pemikiran Dasar Negara Dalam


Perwujudan Hukum Di Indonesia." Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 14.1
(2014).

Sulasmono, Bambang Suteng. "Peluang Revitalisasi Nilai Nilai Pancasila dalam


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara." Satya Widya 35.1 (2019)

Umum, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib. "Pendidikan pancasila." Jakarta:


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (2016).

Utama, Andrew Shandy, and Sandra Dewi. "Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Indonesia serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru,
dan Era Reformasi." (2018).

xx

Anda mungkin juga menyukai