Anda di halaman 1dari 5

ROLE PLAY KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

Di susun oleh:

Christina S. Bulu (perawat)

Beatrix Y. D. Gadi ( pasien)

Kelas B/II

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI DIII KEPERAWATAN WAIKABUBAK

2023
ROLE PLAY PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN HARGA DI RENDAH

Ny.B berusia 26 tahun di bawa ke RSJ. Didapatkan data sudah sejak 3 tahun Ny.B
tidak pernah mau berbicara dengan orang lain. Sebelum dibawa ke rumah sakit jiwa
oleh keluarganya ia selalu mengurung diri di kamar sambil menangis dan berteriak.
Klien tidak mau makan, maupun mandi, dan ia mengatakan bahwa ia adalah manusia
yang bodoh yang tidak dapat berbuat apa- apa, dan tidak jauh lebih baik dari saudara
kandungnya. Menurut mbak kandung klien mengalami hal tersebut semenjak adiknya
menikah lebih dulu daripada dirinya. Dari hasil pengkajian dari keluarganya pasien
mengalami masalah keperawatan gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional.
Salam terapeutik, pagi ini perawat akan melakukan melakukan SP 1 dengan klien:

1. Tahap 1 (orientasi)

Salam terapeutik:

Perawat: “Assalamu’alaikum, selamat pagi bu. Saya christin, ibu bisa memanggil saya
suster christin. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti
dan saya yang akan merawat ibu . O iya bu kalau boleh tau ibu namanya siapa? Dan
senangnya dipanggil apa?”

Klien :(diam saja)

Perawat :“tenang saja bu, disini kita akan ngobrol-ngobrol santai kok,oke? Kalau
boleh diulang ibu namannya siapa tadi?

Klien :“Betrix sus”

Perawat : “nama yang bagus, bu

Klien : iya sus terima kasih”

Evaluasi/validasi:

Perawat: “Baiklah bu, bagaimana keadaannya hari ini?”

Klien: (menyembunyikan kepala kebawah)


Perawat : “Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang
keadaan ibu? Tujuannya supaya ibu bisa lebih tenang dan dengan berbagi cerita
kepada saya, kesedihan ibu mungkin bisa berkurang

Kontrak:

Perawat: bu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?Kira-kira 20 menit saja


bisa?

Klien : (Mengangguk)

Perawat: “oke kalau begitu mau tetap disini atau kita pergi ke tempat lain?”

Klien : disini saja

2. Tahap 2 (kerja)

Perawat: baik, kalau begitu bu bisa mulai cerita sekarang (sambil menatap mata dan
sentuhan terapeutik)

Klien :(termenung sejenak) saya sedih sus, (menundukkan kepala)

Perawat : (memegang tangan pasien)

Klien : saya ini hanya jadi beban pikiran untuk keluarga saya sus. Saya malu, saudara
saya banyak yang sudah menikah sedangkan saya justru malah belum mendapatkan
pasangan. Padahal saya anak tertua di keluarga. Mungkin saya memang terlalu jelek
sus

Perawat: “Saya mengerti bu sangat sulit menerima kenyataan ini” Tapi bukan maksud
saya menggurui ibu namun seperti yang sudah kita ketahui, jodoh seseorang kan
memang sudah diatur oleh Tuhan. Adik ibu menikah lebih dulu daripada ibu juga
merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Jodoh. Tidak ada satu orang pun
yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri,”

Klien : (menganganguk)

Perawat: “nah sekarang coba ibu renungkan kembali, di rumah ibu masih punya
keluarga, teman, ataupun sahabat, masih banyak hal-hal besar yang ibu bisa lakukan,
ibu punya pekerjaan dan hobi maka ibu ini adalah seseorang yang bermakna,
istimewa dan banyak diharapkan oleh orang disekitar ibu, nah kalau ibu berputus asa
maka di mana semangat untuk membahagiakan ibu sendiri dan orang disekeliling
ibu?”

Klien : Lalu bagaimana saya yang sekarang sus?

Perawat: “nah, ibunya tidak perlu cemas. Umur ibu kan masih muda, ibu bisa
mencoba mencari jodoh untuk menjadi pendamping hidup. Saya tahu ibu memiliki
sifat yang baik apalagi wajah ibu juga cantik.”

Klien : laku” tidak sus, sayakan tidak cantik, saya ini jelek, buktinya saya belum

Perawat :”cantik itu tidak hanya dilihat dari fisik saja ibu tapi kita juga bisa
membangun kecantikan itu dari kebaikan hati kita, untuk cantik soal fisik, gampang
bu, sekarang saya akan mengajari ibu berdandan, ibu yang sudah cantik ini pasti akan
tambah cantik lagi bagaimana bu kita lakukan sekarang?” “oke kalau begitu ibu
ambilkan kotak make up terlebih dahulu ya, bu tunggu sebentar disini”

perawat : “nah kita mulai sekarang ya bu, (baca aturan make up yang bagus, dan
menarik sesuai bentuk wajah klien”

Perawat: bu” wah sekarang ibu semakin tambah cantik lagi, coba lihat dikaca

Klien : (tersenyum)

Perawat: “nah sekarang ibu harus mulai semangat lagi, untuk membahagiakan orang
tua ibu dan menemukan jodoh yang terbaik. Namun jika ibu sekarang belum mandi
dan makan nanti ibu dapat semangat dan energinya dari mana? Kalau tidak punya
energi bagaimana bisa berdoa dan melakukan aktivitas?”

Klien : “Baiklah sus”

Perawat: “nah, ibu makan ya, saya temani, ini makanannya”

Perawat: (setelah makan) oke, setelah kita tadi banyak berbincang-bincang, dan tidak
terasa 10 menit sudah berlalu, maka kita sudahi sampai sini ya bu

Klien :“iya sus”

3. Tahap 3 (terminasi)

Perawat: “Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apa ibu sudah mulai memahami
kondisi yang sebenarnya terjadi?”
Klien: “Iya sus”

Perawat: “Kalau begitu, coba ibu jelaskan lagi, hal-hal yang ibu dapatkan dari
perbincangan kita tadi”

Klien : (Menjelaskan ulang)

Perawat :“ya bagus, pintar sekali bu, ibu masih mengingat semuanya, nah sekarang
coba ibu ulangi teknik make up yang tadi sudah diajarkan”

Klien : (melakukan)

Perawat: wah ternyata ibu ini tidak kalah dengan pesalon-pesalon di luar Sana,
hasilnya cantik, rapi dan halus.

Tindak Lanjut: Perawat bagus sekali ibu. Nanti kemampuan make upnya bisa semakin
ditingkatkan, dan kalau nanti ibunya pergi keluar bisa lebih cantik lagi ya bu. Pasti
banyak orang yang ingin kenal dengan ibu”

Kontrak yang akan datang:

Perawat: kira-kira kapan ibu mau kita melanjutkan perbincangan kita? Bagaimana
kalau kita besok membicarakan tentang hobinya ibu untuk sedikit melepaskan
kepenatan?

Klien : Iya boleh sus

Perawat: ibu maunya dimana? Disini atau ditaman?

Klien : Ditaman sus

Perawat: Baiklah bu berarti besok kita ketemu lagi ya ditaman di jam yang Sama.
Nah, sekarang ibu istirahat dulu kalau ada apa-apa nanti bisa Menghubungi saya,
selamat pagi

Anda mungkin juga menyukai