Anda di halaman 1dari 2

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PADA KLIEN HDR KRONIS

Oleh Ananda Puspitasari, 0806316101


Kelas B1

A. PROSES KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Kondisi Klien :
Ibu B, 24 tahun, dirawat di RS Jiwa kerena tidak mau berbicara dengan orang lain,
tidak mau keluar rumah dan tidak mengurus diri. Hasil wawancara dengan perawat
didapatkan data bahwa “klien malu karena tidak berharga sebagai perempuan, dan
sudah dicerai oleh suaminya”, “saya bodoh dan jelek suster”, “malas ngobrol dengan
orang lain”. Hasil pengamatan: klien lebih banyak diam dan jarang berinteraksi
dengan klien lain. Ketika didekati perawat, tercium bau yang tidak sedap dari baju dan
badan klien. Ketika ditanyakan tentang kebersihan diri klien mengatakan malas mandi
karena airnya dingin.
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah kronis
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya.
2. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3. Klien dapat memilih kegiatan sesuai kemampuan.
4. Klien dapat latihan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Tindakan Keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimilikinya.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase orientasi
“Selamat pagi Ibu. Nama saya perawat Ananda Puspitasari, senang dipanggil Nanda. Saya
perawat yang bertugas merawat Ibu dari pukul 8 pagi sampai 2 siang selama 3 hari kedepan.
Nama Ibu siapa? senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana tidurnya semalam Bu? Saya lihat Ibu selalu mengurung diri dikamar dan terlihat
murung, ada apa Bu? Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan mencari solusi masalah Ibu
bersama-sama. Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang mengenai kemampuan
dan kegiatan yang pernah Ibu B lakukan? Tujuannya supaya Ibu dapat meningkatkan aspek
positif yang Ibu miliki. Ibu mau berapa lama kita mengobrolnya? Bagaimana kalau 15 menit?
Baiklah, Ibu B mau kita ngobrol dimana? Bagaimana kalau di ruangan ini saja?”

2. Fase kerja
“Apa saja kemampuan yang Ibu B miliki? Bagus, apa lagi Bu? Saya buat daftarnya ya Bu.”
“Apa kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu B lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar,
menyapu, membereskan tempat tidur, menyapu, cuci piring?”
“Wah, bagus sekali! Ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Ibu B miliki.”
“Menurut Ibu B, dari kelima kegiatan tadi, kegiatan apa yang bisa kita lakukan di Rumah
Sakit? Bagus sekali, ternyata ada 3 kegiatan yang masih bisa Ibu lakukan di Rumah Sakit!”
“Nah Ibu, dari ketiga kegiatan tadi, kegiatan mana yang paling Ibu senangi? Oh bagus sekali
Ibu, ternyata Ibu menyukai kegiatan merapikan tempat tidur.”
“Baiklah Bu, coba Ibu lihat, sudah rapi kah tempat tidurnya?”
“Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya lalu kita balik. Nah sekarang kita pasang
lagi spreinya, kita mulai dari arah atas. Ya bagus! Sekarang sebelah kirinya Bu, tarik dan
masukkan, lalu masukkan kain yang sebelah pinggir. Sekarang, ambil bantal, rapikan dan
letakkan di sebelah atas atau kepala.”
“Setelah itu, mari kita lipat selimutnya. Bagus!”
“Ibu B sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba Ibu B lakukan dan setelah
dilakukan jangan lupa memberi tanda dikertas daftar kegiatan. Tulis M (melakukan) jika Ibu
B melakukan kegiatan tanpa disuruh, B (bantuan) jika Ibu melakukan kegiatan dengan
dibantu orang lain dan T (tidak) jika Ibu tidak melakukan kegiatan.

3. Fase terminasi
”Bagaimana perasaan Ibu setelah mengobrol dengan saya?”
“Coba Bapak ulangi, cara-cara merapikan tempat tidur!”
“Jadi, mau berapa kali Ibu merapikan tempat tidur?”
“Baiklah Bu, pertemuan kali ini cukup sampai disini. Nanti siang pukul 11 saya akan datang
lagi kesini untuk membantu Ibu melakukan kegiatan kedua yang sering Ibu lakukan, yaitu
mencuci piring. Tujuannya adalah agar Ibu bisa meningkatkan hal-hal positif yang Ibu miliki.
Nanti Ibu mau kita melakukannya berapa lama? Baiklah 15 menit saja diruangan ini ya Bu.”
“Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi Bu!”

Anda mungkin juga menyukai