Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 1

Nama : Ny. K Pertemuan : Pertemuan pertama

Umur : 38 tahun Waktu : 09.30 WIB

Diagnosa Medis :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran.
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4. Tindakan Keperawatan
 Memberikan salam terapeutik.
 Memperkenalkan diri kepada pasien.
 Memberitahu tujuan interaksi kepada pasien.
 Melakukan kontrak waktu yang tepat dengan pasien.
 Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang untuk berinteraksi.
 Mengajak pasien mengobrol ringan mengenai kehidupannya.
 Mengobservasi respon verbal dan non verbal dari pasien.
 Menunjukkan sikap empati kepada pasien.
 Memberikan reinforcemen positif pada setiap jawaban yang diberikan oleh
pasien.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Halo, selamat pagi ibu. Perkenalkan, saya perawat A dari STIKES HANGTUAH.
Mulai hari ini saya bertugas untuk merawat Ibu selama 1 minggu ke depan. Nama ibu
siapa? nama lengkapnya? suka dipanggil siapa? oh ya, baiklah. Saya panggil ibu Kadek
saja ya. Hari ini saya jaga pagi dari jam 8 sampai jam 2 sore. Jadi, jika ibu ada
keperluan, bisa mencari saya di ruang perawat”
2. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini, bu? tadi pagi ibu sudah sarapan?
3. Kontrak
Topik:
“Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk saling mengenal”
4. Waktu:
“Lamanya 15 menit, bagaimana ibu? Jadi, kita akan ngobrol dari jam 10
sampai jam 10 lewat 15 menit nanti ya?”
5. Tempat:
“Ingin ngobrol dimana, bu? Bagaimana jika di teras depan kamar bu?”
6. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan dan keadaan ibu hari ini? Apakah ada yang dikeluhkan atau
ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?”
“ibu tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan
perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu ibu”
“ibu, bisa saya bertanya tentang identitas ibu, baik alamat, keluarga, hobi atau
mungkin keinginan untuk saat ini?”
“Bagus sekali ibu sudah dapat menceritakannya dengan sangat detil. ibu dulu
bekerja dimana? ibu suka dengan pekerjaan itu? Bagaimana dengan teman-teman di
sana?”
“Bagaimana dengan teman-teman sekamar ibu? ibu sudah kenal dengan mereka
semua? Ada berapa orang semuanya? bagus sekali ibu bisa menghafal semua nama
teman-temannya dengan baik”
“Wah terima kasih ibu karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya
akan memberitahu identitas saya, ibu mau kan mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi ibu tidak
perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, ibu mau kan
berteman dengan saya?”

7. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan
perawat serta mampu bercerita dengan nyaman dengan sesekali melihat ke
arah perawat.

8. Rencana Tindak Lanjut


“Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa? Wah, bagus sekali ibu bisa ingat
nama saya.”
“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan ibu dan ibu sudah bisa
mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan berteman
dengan saya.”
”Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini kita akan berbincang-bincang selama 15
menit dan ternyata waktunya sudah habis. Jika ada yang ingin ibu bicarakan, ibu
bisa mencari saya di ruang perawat.”

9. Kontrak
 Topik :
“Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi? Besok kita akan
membahas tentang cara mempraktekkan membina hubungan dengan orang
lain dan membicarakan kemampuan yang ibu miliki.”
 Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
 Waktu:
“Kira-kira 15 menit lagi ya. Kalau begitu, Saya pamit dulu. Terima kasih ibu.
Sampai jumpa besok.”
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 2

Nama : Ny. K Pertemuan : Pertemuan pertama

Umur : 38 tahun Waktu : 09.00 WIB

Diagnosa Medis :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan.
2. Diagnosa Keperawatan :
Waham Kebesaran.
3. Tujuan khusus :
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat
ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham
tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu. Apa kabar pagi ini?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Kemarin kita sudah berkenalan. ibu masih ingat dengan nama saya? bagus sekali ibu
masih mengingat nama saya.”

c. Kontrak
 Topik:
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita
akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina hubungan dengan orang lain
dengan cara berkenalan baik dengan sesama klien maupun dengan perawat, dan kita
juga akan membicarakan tentang kemampuan yang dimiliki ibu.”
 Waktu:
“Kita ngobrol 20 menit hari ini, bagaimana ibu? Jadi, kita akan ngobrol dari jam 9
sampai jam 9 lewat 20 menit nanti ya?”
 Tempat:
“Bagaimana kalau ngobrolnya di lobi depan saja?”

2. Fase Kerja
“Penampilan ibu hari ini bagus, rapi dan bersih. Bagus sekali, ibu. Hal seperti ini
harus dipertahankan”.
“ibu sudah mandi tadi? ibu kelihatan segar sekali.”
“ibu, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat ibu berkenalan
dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang ibu praktekkan.”
“Bagus sekali, ternyata ibu mampu berkenalan. Bagaimana rasanya, ibu? senang kan
punya banyak teman.”
” ibu sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya? Bisa ibu sebutkan
kembali? wah, hebat sekali ibu.”
“Sekarang ibu berkenalan dengan perawat juga ya. Ayo ini ada Ibu perawat, silahkan
berkenalan juga.”
“Wah hebat ibu sudah berani berkenalan dengan Bu perawat yang baru dilihat.
Bagaimana, bu? senang kan mempunyai kenalan banyak? Nah, coba sebutkan dengan
siapa saja tadi yang sudah diajak berkenalan. Hebat sekali, ibu. Daya ingatannya bagus
sekali.”
“ibu, sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh ibu. Kalau
saya lihat selama di ruangan ini ibu jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu kemampuan
atau keterampilan yang dimiliki oleh ibu apa saja? Misalnya menyapu, mengepel,
merapikan tempat tidur sendiri, dll. Wah hebat sekali. Selain itu apa lagi ibu? Bagus
sekali ternyata ibu pandai menari ya. ibu kalau di rumah sering menari ya?”
“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang ibu kerjakan? Oh ya, di sini ibu bisa
juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri jadi harus dipertahankan
kemampuan yang dimiliki. Terus, ibu bisa juga menonton TV, melakukan aktivitas
seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok gigi, keramas dll”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang? ibu juga
tadi sudah mampu berkenalan dengan teman yang lain serta dengan
perawat.”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan perawat
serta mampu berkenalan dengan teman serta perawat lainnya
meskipun masih agak canggung.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita. Saya senang ibu mau mengobrol
dengan saya. Tadi ibu sudah bagus bisa berkenalan dan mengungkapkan kemampuan apa
yang dimiliki dengan baik, pertahankan.”
c. Kontrak
 Topik :
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan ibu
yang belum terpenuhi, ibu setuju?”
 Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
 Waktu:
“Jam 9 lagi ya, bu. Kita akan ngobrol kira-kira 20 menit lagi ya. Baik, saya permisi
dulu, ibu bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya”
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 3

Nama : Ny. K Pertemuan : Pertemuan pertama

Umur : 38 tahun Waktu : 09.00 WIB

Diagnosa Medis :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan bahwa dirinya adalah presiden,
baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat diajak bicara.
2. Diagnosa Keperawatan :
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus :
Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, menanyakan kepada klien masih
ingat tidak dengan perawat, lakukan kontrak waktu dan jelaskan tujuan pertemuan
dengan klien.
b. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang
menjadi faktor pencetus wahamnya.
c. Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum dapat dipenuhi serta kejadian –
kejadian traumatik.
d. Diskusikan dengan klien antara keinginan yang klien ingin capai saat ini.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, apa kabar hari ini? Masih ingat dengan saya?”
“Bagus ibu masih ingat dengan saya”
b. Evaluasi :
“Apa yang ibu rasakan hari ini?
c. Kontrak
 Topik:
“Seperti janji saya kemarin, sekarang kita akan mengobrol tentang apa yang ibu
pikirkan / rasakan. ”
 Waktu:
“Ya seperti janji kita kemarin kita bicara 15 menit dari pukul 09.00-09.20 WIB”
 Tempat:
“Bagaimana kalau kita ngobrolnya di sini saja?”
2. Fase Kerja
“Apa yang ibu pikirkan saat ini? ibu bisa ceritakan kepada saya tentang pikiran /
perasaan ibu yang muncul secara berulang – ulang itu”
“Apa yang ibu bisa ceritakan kepada saya tentang kepercayaan dan pikiran-pikiran
ibu tersebut? Apa yang menyebabkan Ibu memiliki perasaan / pikiran seperti itu?”
“Apa yang ibu rasakan ketika ibu mempercayai pikiran – pikiran itu? Wah
menarik sekali, terima kasih sudah mau mengungkapkan perasaannya kepada saya.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
 Subjektif: “setelah ngobrol tadi, apa yang ibu rasakan setelah kita bicara ?
ibu masih ingat apa yang kita bicarakan tadi?”
 Objektif: ”klien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan tapi
kontak mata kurang.”
b. Tindak lanjut
“ibu, sudah 15 menit kita ngobrol – ngobrolnya,sekarang ibu bisa beristirahat,
nanti kita ngobrol lagi. Terima kasih.”
c. Kontak yang akan datang
 Topik:
”Bagaimana kalau besok kita membicarakan pengalaman – pengalaman ibu yang
lain.”
 Waktu: ”Kita nanti ngobrol – ngobrolnya 15 menit ya ibu?”
 Tempat: ”Kita betemu disini saja ya ni?” Di ruang tamu . kalau begitu
sampai bertemu besok ya, ibu. Terima kasih.
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 4

Nama : Ny. K Pertemuan : Pertemuan pertama

Umur : 38 tahun Waktu : 10.00 WIB

Diagnosa Medis :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :

Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan dirinya adalah presiden, baju
yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat diajak bicara.

2. Diagnosa Keperawatan :

Waham Kebesaran

3. Tujuan khusus :

Klien dapat mengidentifikasi wahamnya

4. Tindakan Keperawatan :
 Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, ajak berjabat
tangan, ciptakan lingkungan yang terapeutik, jelaskan tujuan.
 Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi.
 Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien.
 Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya.
 Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh
klien.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
a. Orientasi
1. Salam terapeutik :

“Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya? bagaimana kabar ibu sekarang? ”

2. Evaluasi :

“Bagaiman perasaan ibu sekarang?”

b. Kontrak
 Topik : “Sesuai dengan janji saya ke ibu kemarin, sekarang kita ngobrol tentang
pengalaman – pengalaman yang ibu alami.”
 Waktu : “Kita ngobrolnya 15 menit saja ya ibu hari ini. Apakah ibu bersedia?”
 Tempat : “ibu kita ngobrolnya seperti biasa ya bu, ditempat ini saja.”

c. Fase Kerja

“ibu, bisa tidak ibu menceritakan kembali tentang pengalaman – pengalaman ibu yang
lain seperti yang ibu ceritakan kemarin? Bagaimana perasaan ibu saat menghadapi
pengalaman itu?”

“Pengalaman apa saja yang paling sering ibu alami? Hmm….., maaf ya ibu, saya
percaya dengan apa yang ibu katakan tapi saya belum pernah lihat yang ibu alami
tersebut.”

“ibu, saya kurang yakin kalau ibu adalah seorang presiden, karena seorang presiden
yang sekarang adalah bapak SBY. Sekarang coba ibu tanyakan kepada perawat lain,
atau teman di ruangan ini, apakah mereka setuju dengan apa yang ibu katakan tadi.”

d. Terminasi
1. Evaluasi
 Subyektif: “ibu, setelah ngobrol – ngobrol tadi bagaimana perasaan ibu sekarang?”
 Obyektif: “Klien dapat mengidentifikasi wahamnya, kontak mata ada.”
e. Tindak Lanjut

“Sepertinya pertemuan kita hari ini sudah cukup, sekarang Ibu bisa beristirahat, kalau
ibu mau bercerita lagi / hal lain yang ingin disampaikan, ibu bisa cari saya, atau
mencari perawat yang lainnya.”

f. Kontrak yang akan datang


 Topik: “ibu nanti sore bagaimana kalau kita ngobrol lagi, tentang masalah yang Ibu
hadapi selama disini.”
 Waktu: “ibu nanti sore kita ngobrolnya berapa lama?”
 Tempat: “ibu, dimana nanti kita ngobrolnya? ibu mau di ruangan ini lagi?”
ANALISA PROSES INTERAKSI

KOMUNIKASI KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


RASIONAL
VERBAL VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN

P: Selamat pagi bu, boleh P: Tersenyum memandang P : Ingin membuka K masih ragu terhadap
duduk sebentar di sini? klien percakapan dengan klien orang baru yang masuk ke
dan berharap dengan lingkungannya Salam merupakan kalimat
K: menunduk sapaan sederhana P bisa pembuka untuk memulai
diterima oleh K. suatu percakapan sehingga
K: Pagi, iya. K: ekspresi senyum dan dapat terjalin rasa percaya.
memandang P P merasa senang ada K ragu terhadap orang
tanggapan atas salam baru
P: tersenyum
walaupun belum
diekpresikan secara tulus

P: Wah, suasana diruangan P: Memandang K dan P ingin memulai K memberikan respon Topik ringan akan
ini lumayan menyenangkan ruangan sekitar. percakapan dengan topik sepintas dan menunjukkan memudahkan interaksi
ya bu? ringan sebelum masuk ke perhatian cukup terhadap lebih lanjut
K: ikut memandang kondisi K P
K: Iyah, masih sambil ruangan sekitar
tersenyum. Tetapi
menunduk kembali K: Mengikuti P dengan
memandang ruangan
sekitar
P:menatap K

P: Oh iya, perkenalkan P: Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K masih memberikan Memperkenalkan diri
saya perawat Andini menjulurkan tangan. diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan rasa
mahasiswa STIKES tentang kedatangan P ragu percaya klien terhadap
HANGTUAH yang akan K: Menerima uluran
praktek disini selama 3 tangan dari para P. sambil perawat
minggu. Nama IBU siapa? tersenyum
K: Senyum. K.

P: Biasanya mibu senang P: Memandang K P ingin menjalin K mulai tertarik dengan Nama panggilan
dipanggil dengan nama kedekatan dengan pasien perkenalan dengan P merupakan nama akrab
apa? klien sehingga
P senang walaupun menciptakan rasa senang
K: Ya K. K: Memandang P dan jawaban singkat
akan adanya pengakuan
menunduk kembali
atas namanya

P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K mulai merasa bahwa P Pujian berguna untuk
tersenyum suasana datang untuk membantu K mendekatkan perawat
P: Wah, kalau begitu kami menjalin hubungan
panggil ibu K aja ya. K : Menunduk therapeutik dengan klien
K: Iya. K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
P : Memperhatikan K

P: ibu asalnya dari mana? P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan mengingat- Topik sederhana
membangun keakraban ingat membantu menjalin
K : berpikir dengan topik sederhana kedekatan dengan klien
K senang karena ingat
K: Ponorogo K : Menoleh ke P dan daerah asalnya dan
tersenyum lalu menunduk kembali membayangkan
lagi P senang karena K daerah asalnya tersebut
memberi respon
P : Memperhatikan K
P: Ooh Ponorogo, lumayan P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan
jauh ya bu. Ibu sudah tersenyum umum pasien mengingat apakah klien kronis atau
berapa lama disini? akut
K : Bicara sambil menatap
P tetapi kontak mata
kurang fokus P khawatir kalau K membayangkan
K: 1 tahun pertanyaan membuat K keadaan yang telah lama
P : Memandang K tersinggung dijalaninya

P : Sekarang ibu umurnya P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya
berapa? sambil tersenyum ingat ingat klien
P merasa arah pertanyaan
K : Emm 38 tahun K : Menoleh P sebentar sudah dapat dijawab jelas K menjawab sesuai
lalu menunduk lagi oleh K dengan daya ingat yang
(kontak mata kurang) dimilikinya

P : ibu ingat nggak, kenapa P : Menunjukkan P berhati-hati karena K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan
mas dirawat disini? keseriusan pertanyaan tsb sangat dasar pasien dirawat di RS
spesifik dan takut K menjawab agak ragu- Jiwa
K : Menunduk menyinggung pasien ragu
K: P lega karena K tidak
tersinggung

P : ibu pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh K mengingat-ingat


alasan pasien dirawat mencoba untuk menjawab
K : gak pernah. Tapi ada K : Menunduk
tetangga saya yang ingin
menyantet saya. K : Menoleh ke P
kemudian menjawab
P : Memperhatikan respon
pasien

P:- P : Memandangi P P mendiamkan karena K mencoba menceritakan Dengan diam therapeutik,


belum menemukan semuanya klien merasa didengarkan
K : tetangga saya itu punya K : Melihat kesana kemari pertanyaan yang tepat dan bercerita tentang
ilmu magis mas n dia itu diruangan sambil nyerocos untuk K keadaannya
sirik sama ayah saya jadi
dia mau nyantet saya. Tapi P menemukan adanya
sebenarnya saya juga pikir curiga
punya ilmu magis, saya
dapat ilmu itu dari mbah
saya.

P:- P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data K menikmati waham yang Waham kemungkinan
yang terkait kata-katanya dirasakannya terjadi karena halusinasi
K: tetangga saya itu emang K : Memandang kosong ke tadi
sirik sus gak suka sama sekitar ruangan
saya am ayah soalnya ayah
saya itu pernah bertengkar K : Menunduk sambil
sama pak lurah mungkin nyerocos P menemukan adanya
pak lurah itu yang kemungkinan waham
P : Memperhatikan kebesaran pada pasien
menyuruh menyantet saya.

P : ibu, kegiatan sehari-hari P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan K teralih karena Pengalihan agar klien tidak
biasanya ngapain saja? pembicaraan terkait pertanyaan baru larut dalam waham
K : Menoleh P waham
K : Mandi, makan, bantu
bersih-bersih ruangan K : Menggaruk-garuk P merasa senang karena
ehm…ya itu nyapu atau kepalanya pasien bisa beralih
ngepel.
P : Memperhatikan respon
K
P : ibu betah gak tinggal K : menunduk P mengalihkan perhatian K masih terbawa oleh Pengalihan agar pasien
disini? K dari waham waham tidak larut pada waham
P : memperhatikan pada fase interaksi ini
K : Tidak, saya mau P senang karena dapat K berusaha menjawab
pulang. mengalihkan perhatian sekenanya
pasien

P : Keluarga ibu sering P : Memandang K sambil P ingin mengkaji K berusaha mengingat Keluarga merupakan
menjenguk ? tersenyum keterlibatan keluarga keluarganya support sistem bagi klien
terhadap perawatan K sehingga harus dikaji
K : Dulu menjenguk, trus K : Menoleh P K ingat terhadap keterlibatannya
habis menjenguk saya P senang mendapatkan keluarganya
dipindahkan ke sini. K : Menunduk lagi jawaban K
P : Memperhatikan respon
K

P : Dulu ibu dari ruangan P : Memandang K P mengalihkan perhatian K masih terbawa oleh Pengalihan agar pasien
mana ? kenapa kok K dari waham waham tidak larut pada waham
dipindah kesini pada fase interaksi ini
P senang karena dapat K berusaha menjawab
K : Dari perkutut. Ya terus K : Bercerita dengan mengalihkan perhatian sekenanya
saya dipindah kesini, say senyum pasien
tidak tahu kenapa?

P : Kalau di rumah, mibu P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji K mengingat aktivitasnya Aktivitas di rumah
ngapain aja? tersenyum aktivitas K di rumah di rumah merupakan data pantas
tidaknya pasien dilibatkan
K : Menoleh P dalam keluarga
K : Memandang P
K : Saya suka bersih-bersih K menikmati waham yang
rumah sama suka ambil dialaminya
rumput untuk makanan
sapi

P : Bagaimana perasaan P : Memandang K sambil P mengalihkan topik K bingung dengan Pengalihan agar K tidak
ibu sekarang? tersenyum bahasan pertanyaan yang diberikan larut dengan wahamnya
K : Biasa aja. K : Menoleh P P bingung harus ngobrol K menjawab tentang
tentang apa lagi keadaannya
K : Memandang P sambil
tersenyum

P : ibu, kita tadi kan sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil
berkenalan, masih inget karena sudah cukup jika K dapat mengingat
nggak nama saya siapa? K : Menoleh banyak data yang terkaji nama P sehingga nantinya
terjalin trust
K : suster Andini K : Memandang P dan P senang karena K ingat K mengingat-ingat nama P
tersenyum nama P
P : Memperhatikan

P : saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan K senang diberikan Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan ibu K reinforcement pada K reinforcement ditentukan dan harus
Bagaimana kalau besok K : Menoleh dan mendapatkan persetujuan
kita ngobrol lagi? Sebentar tersenyum klien agar klien ingat
saja kok, yach cukup 20 terhadap kontrak
menit saja.
K : Boleh
P senang karena K mau K ikut menentukan
menentukan kontrak kontrak
K : Tersenyum berikutnya
P : Tersenyum

P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa Salam penutup merupakan
kesediaan ibu K untuk mengulurkan jabat tangan percaya pada P akhir fase yang harus
ngobrol dengan sya, dilakukan untuk mencegah
Assalamualaikum K : Menoleh, menjabat tidak percaya pada
tangan P
K : Wa’alaikumsalam
K : Tersenyum lalu
menunduk K menyambut salam P
P senang karena K mau
P : Tersenyum berinteraksi dengan P

Anda mungkin juga menyukai