Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PELAKSANA TINDAKAN KERJA (SPTK)

DI IGD RSKJ SOEPRAPTO BENGKULU


14 fbruari-16 februari 2019

Disusun Oleh :
AtikaDwi Sundari. S.Kep
NPM: 1826050011

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

(Ns. Ade Herman Surya Direja, S.Kep, MAN) (Ns. Maryanti Arifin, S.Kep)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU 2019
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DI UGD

Masalah : Waham Curiga


Pertemuan :1
Hari/Tanggal : senin, 14 februari 1019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara berlebihan tapi
tidak sesuai kenyataannya, klien mudah tersinggung, ekspresi wajah tegang.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham
curiga.
3. SP
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
4. Tindakan :
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan tujuan interaksi.
3. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang.
4. Mewancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung dan dari keluarga.
5. Megkaji aspek positif dan kemampuan positif yang dimiliki.

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapetik :
“ Selamat pagi, Pak ?”
“ Kenalkan saya perawatan ATIKA biasa dipanggil perawat tika. Saya mahasiswa
profesi ners stikes Tms yang sedang bertugas di sini.“
“ Kalau boleh tahu nama Bapak siapa ? Suka dipanggil siapa ? Usianya berapa ?
Alamatnya mana ?”
2. Evaluasi / validasi :
“ Bagaimana kabarnya hari ini ?”
“ Apakah Bapak sudah makan, mandi dan bagaimana tidurnya semalam ?”
“Bapak tahu kenapa sampai dibawa kesini?”
3. Kontrak :
“ Hari ini kita akan berbincang-bincang tentang kondisi Bapak ,dan yang Bapak
rasakan hari ini serta apa yang menyebabkana Bapak dibawa ke sini, waktunya ± 10
menit saja. Dimana kita bicara ? Bagaimana kalau di sini saja?”

II. FASE KERJA


Klien
 “ Apakah Bapak merasa ada yang akan menyakiti Bapak? Siapa? Kenapa mereka
menyakiti Bapak?
 “ Apakah Bapak merasa bisa membaca pikiran orang lain? Apa yang ada dipikiran
mereka? Apakah Bapak merasa pikiran Bapak juga bisa dibaca orang lain ? “
 “ Apakah Bapak merasa jadi orang penting di dunia ini? Sebagai apa? Apa saja yang
bisa Bapak lakukan?
 “ Apakah Bapak selalu curiga dengan semua orang yang ada dilingkungan Bapak ?”
 “ Apakah Bapak mengatakan langsung kepada keluarga tentang apa yang bapak
rasakan ?”
 “ Bapak sudah bagus bisa mengungkapkan perasaannya pada saya dan semua hal
yang ingin diungkapkan tentang kecurigaannya pada keluarga?”
 “ Apa yang Bapak lakukan jika mendengar hal-hal dalam pikiran Bapak yang
menimbulkan perasaan curiga tersebut muncul?”
 “ Apakah Bapak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ? “
 “ Kalau di rumah Bapak biasanya ngapain saja ? “
Keluarga :
 “ Sudah berapa lama Bapak SA berperilaku seperti ini ? “
 “ Apa yang biasa Bapak lakukan kalau Bapak SA berbicara atau mencurigai keluarga
?”
 “ Apakah Bapak SA pernah di rawat di sini ? “ Kalau pernah, sudah berapa kali ?”
Dan apakah penyebabnya sama ?”
 “ Apakah yang biasanya Bapak SA lakukan di rumah ? “
 “ Apakah Bapak SA sudah berkeluarga ? Apakah masih bekerja ?”
 “ Apakah pernah ada pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah dialami
oleh Bapak SA ?”
 “ Bagaimana hubungan Bapak SA dengan tetangga dan teman – temannya ? “

III. FASE TERMINASI


a. Evaluasi respon klien
Evaluasi subyektif :
“ Baiklah, kita sudah berbincang-bincang selama 10 menit. Sementara itu dulu apa
yang kita bicarakan hari ini ya, Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-
bincang?”
“Saya sangat senang dan menghargai karena Bapak mau berkenalan dan berbincang-
bincang dengan saya.”
Evaluasi obyektif : ““Coba sebutkan kenapa bapak SA sampai dibawa kemari? Bagus
sekali”
b. Tindak lanjut klien
“Setelah dari sini nanti Bapak akan dirawat di ruangan, nanti di ruangan saya
harapkan Bapak bisa mengungkapkan penyebab Bapak di bawa ke sini yang belum
kita bicarakan serta dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang Bapak
miliki. “
c. Kontrak yang akan datang
“Nanti setelah di ruangan rawat inap, Bapak akan dirawat oleh petugas yang akan
membantu menyelesaikan masalah Bapak, waktunya akan disesuaikan dengan kondisi
Bapak.
“Baiklah, terima kasih, Pak. “
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Klien dapat Mengidentifikasi Kemampuan yang Dimiliki

Masalah : Waham Kebesaran


Pertemuan : Ke 2 (dua)
Hari/Tanggal : selasa,15 februari 1019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat
ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham
tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bapak. Apa kabar pagi ini?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Kemarin kita sudah berkenalan. Bapak masih ingat dengan nama saya? bagus sekali
Bapak masih mengingat nama saya.”

c. Kontrak
Topik:
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita
akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina hubungan dengan orang lain
dengan cara berkenalan baik dengan sesama klien maupun dengan perawat, dan kita
juga akan membicarakan tentang kemampuan yang dimiliki Bapak.”
Waktu:
“Kita ngobrol 10 menit hari ini, bagaimana Bapak? Jadi, kita akan ngobrol dari jam 9
sampai jam 9 lewat 10 menit nanti ya?”
Tempat:
“Bagaimana kalau ngobrolnya di lobi depan saja?”

2. Fase Kerja
“Penampilan Bapak hari ini bagus, rapi dan bersih. Bagus sekali, Bapak. Hal seperti
ini harus dipertahankan”.
“Bapak sudah mandi tadi? Bapak kelihatan segar sekali.”
“Bapak, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat Bapak berkenalan
dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang Bapak praktekkan.”
“Bagus sekali, ternyata Bapak mampu berkenalan. Bagaimana rasanya, Bapak?
senang kan punya banyak teman.”
” Bapak sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya? Bisa Bapak
sebutkan kembali? wah, hebat sekali Bapak.”
“Sekarang Bapak berkenalan dengan perawat juga ya. Ayo ini ada Ibu perawat,
silahkan berkenalan juga.”
“Wah hebat Bapak sudah berani berkenalan dengan Bu perawat yang baru dilihat.
Bagaimana, Bapak? senang kan mempunyai kenalan banyak? Nah, coba sebutkan dengan
siapa saja tadi yang sudah diajak berkenalan. Hebat sekali, Bapak. Daya ingatannya bagus
sekali.”
“Bapak, sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh Bapak.
Kalau saya lihat selama di ruangan ini Bapak jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh Bapak apa saja? Misalnya menyapu,
mengepel, merapikan tempat tidur sendiri, dll. Wah hebat sekali. Selain itu apa lagi
Bapak? Bagus sekali ternyata Bapak pandai menari ya. Bapak kalau di rumah sering
menari ya?”
“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang Bapak kerjakan? Oh ya, di sini Bapak
bisa juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri jadi harus dipertahankan
kemampuan yang dimiliki. Terus, Bapak bisa juga menonton TV, melakukan aktivitas
seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok gigi, keramas dll”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang? Bapak
juga tadi sudah mampu berkenalan dengan teman yang lain serta
dengan perawat.”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan perawat
serta mampu berkenalan dengan teman serta perawat lainnya
meskipun masih agak canggung.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita. Saya senang Bapak mau
mengobrol dengan saya. Tadi Bapak sudah bagus bisa berkenalan dan mengungkapkan
kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan.”
c. Kontrak
Topik :
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan Bapak
yang belum terpenuhi, Bapak setuju?”
Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
Waktu:
“Jam 10 lagi ya, Bapak. Kita akan ngobrol kira-kira 10 menit lagi ya. Baik, saya
permisi dulu, Bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas
waktunya”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Klien dapat Mengidentifikasi Stressor / Pencetus Wahamnya

Masalah : Waham Kebesaran


Pertemuan : Ke 3 (tiga)
Hari/Tanggal : Rabu,16 februari 1019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan bahwa dirinya adalah presiden,
baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat diajak bicara.
3. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
4. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
5. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, menanyakan kepada klien masih
ingat tidak dengan perawat, lakukan kontrak waktu dan jelaskan tujuan pertemuan
dengan klien.
b. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang
menjadi faktor pencetus wahamnya.
c. Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum dapat dipenuhi serta kejadian –
kejadian traumatik.
d. Diskusikan dengan klien antara keinginan yang klien ingin capai saat ini.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bapak, apa kabar hari ini? Masih ingat dengan saya?”
“Bagus Bapak masih ingat dengan saya”
b. Evaluasi
“Apa yang Bapak rasakan hari ini?
c. Kontrak
Topik:
“Seperti janji saya kemarin, sekarang kita akan mengobrol tentang apa yang
Bapak pikirkan / rasakan. ”
Waktu:
“Ya seperti janji kita kemarin kita bicara 15 menit dari pukul 15.00 – 15.15
WITA”
Tempat:
“Bagaimana kalau kita ngobrolnya di sini saja?”
2. Kerja
“Apa yang pikirkan saat ini? Bapak bisa ceritakan kepada saya tentang pikiran /
perasaan Bapak yang muncul secara berulang – ulang itu”
“Apa yang Bapak bisa ceritakan kepada saya tentang kepercayaan dan pikiran-
pikiran Bapak tersebut? Apa yang menyebabkan Ibu memiliki perasaan / pikiran
seperti itu?”
“Apa yang Bapak rasakan ketika Bapak mempercayai pikiran – pikiran itu? Wah
menarik sekali, terima kasih sudah mau mengungkapkan perasaannya kepada saya.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subjektif: “setelah ngobrol tadi, apa yang Bapak rasakan setelah kita bicara ?
Bapak masih ingat apa yang kita bicarakan tadi?”
Objektif: ”klien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan tapi kontak mata
kurang.”
b. Tindak lanjut
“Bapak, sudah 15 menit kita ngobrol – ngobrolnya,sekarang Bapak bisa
beristirahat,. Terima kasih. ”

Anda mungkin juga menyukai