Disusun Oleh :
AtikaDwi Sundari. S.Kep
NPM: 1826050011
(Ns. Ade Herman Surya Direja, S.Kep, MAN) (Ns. Maryanti Arifin, S.Kep)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara berlebihan tapi
tidak sesuai kenyataannya, klien mudah tersinggung, ekspresi wajah tegang.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham
curiga.
3. SP
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
4. Tindakan :
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan tujuan interaksi.
3. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang.
4. Mewancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung dan dari keluarga.
5. Megkaji aspek positif dan kemampuan positif yang dimiliki.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat
ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham
tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
c. Kontrak
Topik:
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita
akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina hubungan dengan orang lain
dengan cara berkenalan baik dengan sesama klien maupun dengan perawat, dan kita
juga akan membicarakan tentang kemampuan yang dimiliki Bapak.”
Waktu:
“Kita ngobrol 10 menit hari ini, bagaimana Bapak? Jadi, kita akan ngobrol dari jam 9
sampai jam 9 lewat 10 menit nanti ya?”
Tempat:
“Bagaimana kalau ngobrolnya di lobi depan saja?”
2. Fase Kerja
“Penampilan Bapak hari ini bagus, rapi dan bersih. Bagus sekali, Bapak. Hal seperti
ini harus dipertahankan”.
“Bapak sudah mandi tadi? Bapak kelihatan segar sekali.”
“Bapak, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat Bapak berkenalan
dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang Bapak praktekkan.”
“Bagus sekali, ternyata Bapak mampu berkenalan. Bagaimana rasanya, Bapak?
senang kan punya banyak teman.”
” Bapak sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya? Bisa Bapak
sebutkan kembali? wah, hebat sekali Bapak.”
“Sekarang Bapak berkenalan dengan perawat juga ya. Ayo ini ada Ibu perawat,
silahkan berkenalan juga.”
“Wah hebat Bapak sudah berani berkenalan dengan Bu perawat yang baru dilihat.
Bagaimana, Bapak? senang kan mempunyai kenalan banyak? Nah, coba sebutkan dengan
siapa saja tadi yang sudah diajak berkenalan. Hebat sekali, Bapak. Daya ingatannya bagus
sekali.”
“Bapak, sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh Bapak.
Kalau saya lihat selama di ruangan ini Bapak jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh Bapak apa saja? Misalnya menyapu,
mengepel, merapikan tempat tidur sendiri, dll. Wah hebat sekali. Selain itu apa lagi
Bapak? Bagus sekali ternyata Bapak pandai menari ya. Bapak kalau di rumah sering
menari ya?”
“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang Bapak kerjakan? Oh ya, di sini Bapak
bisa juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri jadi harus dipertahankan
kemampuan yang dimiliki. Terus, Bapak bisa juga menonton TV, melakukan aktivitas
seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok gigi, keramas dll”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang? Bapak
juga tadi sudah mampu berkenalan dengan teman yang lain serta
dengan perawat.”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan perawat
serta mampu berkenalan dengan teman serta perawat lainnya
meskipun masih agak canggung.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita. Saya senang Bapak mau
mengobrol dengan saya. Tadi Bapak sudah bagus bisa berkenalan dan mengungkapkan
kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan.”
c. Kontrak
Topik :
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan Bapak
yang belum terpenuhi, Bapak setuju?”
Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
Waktu:
“Jam 10 lagi ya, Bapak. Kita akan ngobrol kira-kira 10 menit lagi ya. Baik, saya
permisi dulu, Bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas
waktunya”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Klien dapat Mengidentifikasi Stressor / Pencetus Wahamnya
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan bahwa dirinya adalah presiden,
baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat diajak bicara.
3. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
4. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
5. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, menanyakan kepada klien masih
ingat tidak dengan perawat, lakukan kontrak waktu dan jelaskan tujuan pertemuan
dengan klien.
b. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang
menjadi faktor pencetus wahamnya.
c. Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum dapat dipenuhi serta kejadian –
kejadian traumatik.
d. Diskusikan dengan klien antara keinginan yang klien ingin capai saat ini.