Pertemuan pertama
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Pasien berbicara pelan, kontak mata kurang dan pembicaraan belum
terfokus.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan positif dan aspek positif yang
dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
TUK I:
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi
terapeutik: sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai pasien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya.
g. Beri perhatian dan kebutuhan dasar pasien.
TUK II:
Pertemuan kedua
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Pasien mau menjawab salam, pasien mau menjawab pertanyaan perawat.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan
4. tindakan keperawatan
TUK III
a. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat dimiliki selama
sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya.
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi pak S masih ingat dengan saya?” “ bagus.”
b. Evaluasi/ validasi
“ Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah masih ada kemampuan
yang lain yang belum disampaikan?”
c. Kontrak (topik, waktu dan tempat)
“ Masih ingat apa yang kita bicarakan sekarang pak?” benar.
“ Kita akan melihat kembali kelebihan yang lain yang masih bisa
dilakukan bapak disini. Bagaimana bapak bersedia? Kalau bersedia
dimana tempatnya pak? Berapa lama?”
2. Fase kerja
“ Apa hobi bapak dirumah? Apakah bapak masih melakukannya?” disini
masih bisa bapak melakukan kegiatan itu, dengan melakukan kegiatan itu,
bapak akan menjadi senang dan juga akan membantu perawa dan rumah
sakit ini.”
“ Nah itu juga kelebihan bapak kan?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol?”
b. Evaluasi obyektif
“ Coba ulangi lagi apa yang kita bicarakan tadi mengenai kemampuan
dan hoby bapak.” “ iya bagus bapak orangnya pintar.”
c. Rencana tindak lanjut
“ Baik pak cari lagi kemampuan yang lain yang masih bisa bapak
lakukan disini.”
d. Kontrak yang akan datang
“ Kita ngobrolnya sampai sini dulu ya pak.’
“ Bagaimana kalau besok kita kita berbincang-bincang lagi? Apakah
bapak bersedia? Kalau bersedia tempatnya dimana ya pak? Dan jam
berapa? Besok kita akan membicarakan tentang merencanakan
kegiatan yang pak S lakukan disini tapi yang sesuai kemampuan
bapak.” “ sekian dulu pak untuk hari ini, sampai bertemu besok.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan ketiga
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Pasien mau membuat jadwal kegiatan harian, pasien mau diajak
berkomunikasi, kontak mata ada.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Pasien dapat menetapkan (merencanakan) kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
TUK IV
a. Rencanakan bersama pasien aktifitas yang dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi pasien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan pasien.
Pertemuan keempat
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Pasien mau melakukan kegiatan diruangan dan pasien mau mengobrol
dengan perawat.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial: menri diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Pasien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuaanya.
4. Tindakan keperawatan
TUK V
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
b. Memberi pujian atas keberhasilan pasien.
c. Mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
Pertemuan kelima
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Pasien menunggu kunjungan dari keluarganya.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
4. Tindakan keperawatana.
TUK VI
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat pasien
dengan harga diri rendah.
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama pasien dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.