Isolasi sosial
A. Proses Keperabapakatan
1. Kondisi klien : Klien tampak tenang, klien tidak mau bergaul, dan lebih suka
menyendiri
2. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
3. Tujuan khusus : Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
SP1P
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
Isolasi sosial
A. Proses Keperabapakatan
1. Kondisi klien : Klien tampak tenang, klien tidak mau bergaul, dan lebih suka
menyendiri
2. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
3. Tujuan khusus : pengalaman bapak bercakap-cakap dengan teman-teman baru
dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu
SP2P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang
lain sebagai salah satu kegiatan harian
Isolasi sosial
A. Proses Keperabapakatan
1. Kondisi klien : Klien tampak tenang, klien tidak mau bergaul, dan lebih suka
menyendiri
2. Diagnosa keperawatan: isolasi sosial
3. Tujuan khusus : Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang atau lebih
SP3P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan dua
orang atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperabapakatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapiutik
“ Assalamualaikum pak, selamat pagi!!”
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bisa kita berbincang-bincang sebentar pak?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, sekarang kita akan diskusi tentang mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang atau lebih.
waktu : “ Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang?”
Tempat : “Dimana kita mau berbincang-bincang Bapak?”
2. Fase kerja
“Baiklah Bapak, “Apakah bapak sudah siap bergabung dengan banyak orang? Nah pak,
sesampainya disana, bapak langsung bersalaman dan memperkenalkan diri seperti yang
sudah kita pelajari, bapak bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-orang disana senang
dengan kedatangan bapak…Baik pak….kita berangkat sekarang (selanjutnya perawat
mendampingi pasien di kegiatan kelompok, sampai dengan kembali kerumah).
Nah pak, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat bapak
melakukan kegiatan harian. Kegiatan apa yang ingin dilakukan? Oh merapihkan kamar.
Baiklah…Kegiatannya merapihkan tempat tidur dan menyapu kamar tidur yah pak…
(perawat mengajak menantu pasien untuk menemani pasien merapihkan tempat tidur dan
menyapu kamar, kemuadian memotivasi pasien dan menantu bercakap-cakap)
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang?”
b. Evaluasi objektif
“Bisa bapak ulangi apa yang kita perbincangkan tadi?”
c. Rencana tindak lanjut
“ Jadi Bapak bisa melakukan kegiatan ini sesuai dengan jadwal yang kita buat ya
bapak.”
d. Kontrak
Topik :”Baiklah bapak, bincang-bincang kita sampai disini saja ya bapak, besok kita
akan lanjutkan lagi bincang-bincangnya tentang pengalaman bapak bercakap-cakap
dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu?”
waktu : “Jam berapa kita berbincang-bincang besok Bapak? Bagaimana kalau kita
mulai jam 10.00?”
Tempat : “ Dimana kita bisa berbincang-bincang Bapak? Bagaimana kalau disini
saja”