Pathway SC
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG SECTIO CAESARIA
Berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang untuk pasien section caesaria.
Elektroensefalogram ( EEG ), Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari
kejang.
Pemindaian CT, Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
Magneti resonance imaging (MRI), Menghasilkan bayangan dengan menggunakan
lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah –
daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.
Pemindaian positron emission tomography ( PET ), Untuk mengevaluasi kejang
yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau
alirann darah dalam otak.
Uji laboratorium, Fungsi lumbal: menganalisis cairan serebrovaskuler, Hitung
darah lengkap: mengevaluasi trombosit dan hematocrit, Panel elektrolit, Skrining
toksik dari serum dan urin, AGD, Kadar kalsium darah, Kadar natrium darah,
Kadar magnesium darah.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu SC adalah :
1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas
dibagi menjadi:
a. Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
b. Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut
sedikit kembung
c. Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan
cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing,
embolisme paru yang sangat jarang terjadi.
4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.
F. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan awal
Letakan pasien dalam posisi datar atau 45 derajat dalam ruang perawatan
Periksa kondisi pasien, cek tanda vital. Periksa tingkat
Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
2. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah 1 x 24 jam, jika penderita
sudah terdengar bising usus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan
peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan
pada minimal 6 jam pasca operasi, berupa air putih.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
Miring kanan dan kiri
Posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler)
Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar
duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari
ke-3 pasca operasi.
4. Fungsi gastrointestinal
Tunggu bising usus timbul, diet bertahap (cair di teruskan dengan diet lunak)
Pemberian infus diteruskan sampai minimal 1x24 jam
5. Perawatan fungsi kandung kemih
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanya terpasang 24 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.
6. Perawatan luka
Ganti verban dengan cara steril (jika verban terdapat rembesan/ terbuka)
Luka harus dijaga agar tetap kering dan bersih
Mengganti balutan dilakukan pada hari ketiga pasca SC atau sebelum pasien
pulag
7. Jika masih terdapat perdarahan
Lakukan masase uterus
Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau RL) 60
tetes/menit, ergometrin 0,2 mg I.M. dan prostaglandin
8. Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas
demam selama 48 jam
9. Analgesik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
10. Hal – Hal lain yang perlu diperhatikan
Paska bedah penderita dirawat dan diobservasi kemungkinan komplikasi
berupa perdarahan dan hematoma pada daerah operasi
Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma.
Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut
ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang.
Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis.
Lakukan perawatan luka untuk mencegah terjadiny infeksi
Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat.
Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menaikkan
tekanan intra abdomen
Keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan fisik berupa nyeri dan
kenya-manan psikologis juga perlu dikaji sehingga perlu adanya orientasi dan
bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasi dan nafas dalam untuk
mempercepat hilangnya pengaruh anestesi.
Perawatan pasca operasi, Jadwal pemeriksaan ulang tekanan darah, frekuensi
nadi dan nafas. Jadwal pengukuran jumlah produksi urin Berikan infus
dengan jelas, singkat dan terinci bila dijumpai adanya penyimpangan
Penatalaksanaan medis, Cairan IV sesuai indikasi. Anestesia; regional atau
general Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria. Tes
laboratorium/diagnostik sesuai indikasi. Pemberian oksitosin sesuai indikasi.
Tanda vital per protokol ruangan pemulihan, Persiapan kulit pembedahan
abdomen, Persetujuan ditandatangani. Pemasangan kateter fole
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan
meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin,
prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien.
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register , dan diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi,
DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar
pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda
persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT,
TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada klien.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga
kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan
dirinya
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat
lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena
mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema
dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering
terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
5) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
6) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan
orang lain.
7) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara
terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya
9) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep
diri antara lain dan body image dan ideal diri
10) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau
fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan
dan nifas.
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing
4) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papila mamae
7) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam
kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung
atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa Keperawatan Dengan SC
Diagnosa yang mungkin muncul:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik jalan lahir.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan sehabis bersalin
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar
dengan sumber informasi tentang cara perawatan bayi.
5. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu
tentang cara menyusui yang bernar.
3. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN (NOC)
Kontrol infeksi
1 Risiko infeksi b.d Setelah dilakuakan Bersihkan lingkungan setelah
tindakan invasif, asuhan keperawatan dipakai pasien lain
paparan lingkungan selama 2x24 jam pasien Pertahankan teknik isolasi
pathogen dapat memperoleh Batasi pengunjung bila perlu
1.Pengetahuan:Kontrol Instruksikan pada pengunjung untuk
infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan
Indikator: setelah berkunjung meninggalkan
- Menerangkan cara- pasien
cara penyebaran Gunakan sabun antimikrobia untuk
infeksi cuci tangan
- Menerangkan Cuci tangan setiap sebelum dan
factor-faktor yang sesudah tindakan kperawtan
berkontribusi Gunakan baju, sarung tangan
dengan penyebaran sebagai alat pelindung
- Menjelaskan tanda- Pertahankan lingkungan aseptik
tanda dan gejala selama pemasangan alat
- Menjelaskan Ganti letak IV perifer dan line
aktivitas yang dapat central dan dressing sesuai dengan
meningkatkan petunjuk umum
resistensi terhadap Gunakan kateter intermiten untuk
infeksi menurunkan infeksi kandung
Keterangan: kencing
1 : tidak pernah Tingktkan intake nutrisi
2 : terbatas Berikan terapi antibiotik bila perlu
3 : sedang Proteksi Terhadap Infeksi
4 : sering Monitor tanda dan gejala infeksi
5 : selalu sistemik dan lokal
2.Status Nutrisi Monitor hitung granulosit, WBC
- Asupan nutrisi Monitor kerentanan terhadap
- Asupan makanan infeksi
dan cairan Batasi pengunjung
- Energi Saring pengunjung terhadap
- Masa tubuh penyakit menular
- Berat badan Partahankan teknik aspesis pada
Keterangan: pasien yang beresiko
1 : sangat bermasalah Pertahankan teknik isolasi k/p
2 : bermasalah Berikan perawatan kuliat pada area
3 : sedang epidema
4 : sedikit bermasalah Inspeksi kulit dan membran
5 : tidak bemasalah mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
2, Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Laporkan kecurigaan infeksi
injuri fisik (luka asuhan keperawatan Laporkan kultur positif
insisi operasi) selama 3x24 jam pasien Management Nyeri
mampu untuk - Lakukan pengkajian nyeri secara
Mengontrol nyeri komprehensif termasuk lokasi,
dengan indikator: karakteristik, durasi, frekuensi,
Mengenal factor-faktor kualitas dan faktor presipitasi
penyebab nyeri - Observasi reaksi nonverbal dari
Mengenal onset nyeri ketidaknyamanan
Melakukan tindakan - Gunakan teknik komunikasi
pertolongan non- terapeutik untuk mengetahui
analgetik pengalaman nyeri pasien
Menggunakan - Kaji kultur yang mempengaruhi
analgetik respon nyeri
Melaporkan gejala- - Evaluasi pengalaman nyeri masa
gejala kepada tim lampau
kesehatan - Evaluasi bersama pasien dan tim
Mengontrol nyeri kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
Keterangan: masa lampau
1 tidak pernah dilakukan - Bantu pasien dan keluarga untuk
2 jarang dilakukan mencari dan menemukan
3kadang-kadang dukungan
dilakukan - Kontrol lingkungan yang dapat
4 sering dilakukan mempengaruhi nyeri seperti suhu
5selalu dilakukan ruangan, pencahayaan dan
pasien kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan
Menunjukan tingkat nyeri (farmakologi, non
nyeri farmakologi dan inter personal)
Indikator: - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Melaporkan nyeri menentukan intervensi
Melaporkan frekuensi - Ajarkan tentang teknik non
nyeri farmakologi
Melaporkan lamanya - Berikan analgetik untuk
episode nyeri mengurangi nyeri
Mengekspresi nyeri: - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
wajah - Tingkatkan istirahat
Menunjukan posisi - Kolaborasikan dengan dokter jika
melindungi tubuh ada keluhan dan tindakan nyeri
kegelisahan tidak berhasil
perubahan respirasi - Monitor penerimaan pasien tentang
rate manajemen nyeri
perubahan Heart Rate Pemberian Analgesik
Perubahan tekanan - Tentukan lokasi, karakteristik,
Darah kualitas, dan derajat nyeri
Perubahan ukuran sebelum pemberian obat
Pupil - Cek instruksi dokter tentang jenis
Perspirasi obat, dosis, dan frekuensi
Kehilangan nafsu - Cek riwayat alergi
makan - Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
Keterangan: ketika pemberian lebih dari satu
1 : Berat - Tentukan pilihan analgesik
2 : Agak berat tergantung tipe dan beratnya nyeri
3 : Sedang - Tentukan analgesik pilihan, rute
4 : Sedikit pemberian, dan dosis optimal
5 : Tidak ada - Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Setelah dilakukan - Berikan analgesik tepat waktu
3 Defisit perawatan asuhan keperawatan terutama saat nyeri hebat
diri b.d. Kelelahan selama 3x24 jam ADLs - Evaluasi efektivitas analgesik,
klien meningkat dengan tanda dan gejala (efek samping)
indicator: Self Care assistane : ADLs
Self care : Activity of - Monitor kemempuan klien untuk
Daily Living (ADLs) perawatan diri yang mandiri.
- Klien terbebas dari - Monitor kebutuhan klien untuk
bau badan alat-alat bantu untuk kebersihan
- Menyatakan diri, berpakaian, berhias, toileting
kenyamanan dan makan.
terhadap - Sediakan bantuan sampai klien
kemampuan untuk mampu secara utuh untuk
melakukan ADLs melakukan self-care.
- Dapat melakukan - Dorong klien untuk melakukan
ADLS dengan aktivitas sehari-hari yang normal
bantuan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Keterangan: - Dorong untuk melakukan secara
1 : tidak pernah mandiri, tapi beri bantuan ketika
2 : terbatas klien tidak mampu melakukannya.
3 : sedang - Ajarkan klien/ keluarga untuk
4 : sering mendorong kemandirian, untuk
5 : selalu memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
- Berikan aktivitas rutin sehari- hari
Pengetahuan : proses sesuai kemampuan.
4 Kurang pengetahuan penyakit
tentang perawatan - Mengenal nama
ibu nifas dan penyakit 1. Pembelajaran : proses penyakit
perawatan post - Deskripsi proses - Kaji tingkat pengetahuan klien
operasi b/d penyakit tentang penyakit
kurangnya sumber - Deskripsi faktor - Jelaskan patofisiologi penyakit
informasi penyebab atau dan bagaimana kaitannya
faktor pencetus dengan anatomi dan fisiologi
- Deskripsi tanda tubuh
dan gejala - Deskripsikan tanda dan gejala
- Deskripsi cara umum penyakit
meminimalkan - Identifikasi kemingkinan
perkembangan penyebab
penyakit - Berikan informasi tentang
- Deskripsi kondisi klien
komplikasi - Berikan informasi tentang hasil
penyakit pemeriksaan diagnostik
- Deskripsi tanda - Diskusikan tentang pilihan
dan gejala terapi
komplikasi - Instruksikan klien untuk
penyakit melaporkan tanda dan gejala
- Deskripsi cara kepada petugas
mencegah 3. Pembelajaran: prosedur/
komplikasi perawatan
Skala : - Informasikan klien waktu
1 : tidak ada pelaksanaan
2 : sedikit prosedur/perawatan
3 : sedang - Informasikan klien lama waktu
4 : luas pelaksanaan
5 : lengkap prosedur/perawatan
2. - Kaji pengalaman klien dan
tingkat pengetahuan klien
tentang prosedur yang akan
dilakukan
- Jelaskan tujuan
prosedur/perawatan
Pengetahuan : prosedur - Instruksikan klien untuk
perawatan berpartisipasi selama
5 Menyusui tidak - Deskripsi prosedur prosedur/perawatan
efektif berhubungan perawatan - Jelaskan hal-hal yang perlu
dengan kurangnya - Penjelasan tujuan dilakukan setelah
pengetahuan ibu perawatan prosedur/perawatan
tentang cara - Deskripsi langkah- Health Education:
menyusui yang benar langkah prosedur Berikan informasi mengenai :
- Deskripsi adanya Fisiologi menyusui
pembatasan Keuntungan menyusui
sehubungan dengan Perawatan payudara
prosedur Kebutuhan diit khusus
- Deskripsi alat-alat Faktor-faktor yang menghambat
perawatan proses menyusui
Skala : - Demonstrasikan breast care dan
1 : tidak ada pantau kemampuan klien untuk
2 : sedikit melakukan secara teratur
3 : sedang - Ajarkan cara mengeluarkan ASI
4 : luas dengan benar, cara menyimpan,
5 : lengkap cara transportasi sehingga bisa
Setelah diterima oleh bayi
diberikan tindakan - Berikan dukungan dan semangat
keperawatan selama pada ibu untuk melaksanakan
3x24 jam klien pemberian Asi eksklusif
menunjukkan respon - Berikan penjelasan tentang tanda
breast feeding adekuat dan gejala bendungan payudara,
dengan indikator: infeksi payudara
- klien mengungkapkan - Anjurkan keluarga untuk
puas dengan memfasilitasi dan mendukung
kebutuhan untuk klien dalam pemberian ASI
menyusui - Diskusikan tentang sumber-sumber
- klien mampu yang dapat
mendemonstrasikan memberikan informasi/memberika
perawatan payudara n pelayanan KIA
Skala :
1 : tidak ada
2 : sedikit
3 : sedang
4 : luas
5 : lengkap