RESUME KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya ( Khusus Pertemuan Pertama )
b. Pasien dapat menyadari penyebab isolasi sosial
c. Pasien dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d. Pasien dapat mengetahui kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e. Pasien mampu berinteraksi secara bertahap
b. Evaluasi Validasi
“Apa keluhan bapak hari ini?” ( Pada Pertemuan Pertama )
“Masih ingat yang saya ajarkan kemarin, coba sebutkan/ ulangi lagi? Bagus ! ( Pada
pertemuan berikutnya)
c. Kontrak :
Topik : “ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman
teman Bapak?”
Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?”
Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 15 Menit?”
2. Kerja :
( Jika Pasien Baru )
“ Siapa saja yang tinggal serumah dengan bapak? Siapa yang paling dekat
dengan bapak? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan dengan bapak? Apa yang
membuat bapak jarang bercakap-cakap dengannya?
( Jika Pasien sudah Lama Di Rawat )
“ Apa yang bapak rasakan selama di rawat di sini? Bapak merasa sendirian? Siapa
Saja yang kenal dengan bapak di ruangan ini?”
“ Apa saja kegiatan yang biasa Bapak lakukan dengan teman yang bapak kenal?”
“ Apa yang menghambat Bapak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
lain?”
“ Menurut Bapak, apa saja manfaat kalau kita memiliki teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi?” ( Sampai Pasien dapat menyebutkan beberapa )
“ Nah sekarang apa kerugiannya kalau bapak tidak memiliki teman? Ya, apa lagi?
( Sampai Pasien dapat menyebutkan beberapa ). Nah, banyak juga ruginya tidak punya
teman ya? Jadi apakah bapak mau belajar bergaul dengan orang lain?”
“Bagus! Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“Begini lho pak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama
kita, nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi kita. Contohnya (Lakukan ke
pasien): Nama saya IL, senang di panggil I, asal saya dari kota kendari, hobi saya
membaca.”
“Ayo bapak di coba! Misalnya saya belum kenal dengan bapak, coba berkenalan
dengan saya? Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali!”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif :
“ Bagaimana perasan bapak setelah kita latihan berkenalan?”
b. Evaluasi Obyektif :
“ Coba sekarang bapak peragakan cara berkenalan yang saya sudah ajarkan tadi? Ya,
Bagus sekali!”
c. Rencana Tindak Lanjut :
“ Selanjutnya bapak dapat mengingat-ingat apa yang telah kita pelajari tadi selama
saya tidak ada sehingga bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain,
bagaimana klo kita buat jadwal latihannya kedalam kegiatan harian bapak? Ya, Bagus
sekali”
d. Kontrak Yang Akan Datang :
Topik : Bagaimana besok bapak berkenalan dengan teman saya, bapak mau kan?
Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?
Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 15 Menit?
“ Baiklah, Sampai Jumpa! “
Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik
( ................................. ) ( ..........................)
Orientasi
“Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan lagi
“Bagus sekali, Bapak/Ibu A masih ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak
Bapak/Ibu A mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat H. Tidak lama kok,
sekitar 10 menit.”
Kerja
Baiklah Bapak/Ibu A bisa berkenalan dengan perawat H seperti yang kita peraktikkan
“Ada lagi yang Bapak/Ibu A ingin tanyakan kepada perawat H? Coba tanyakan
“Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak/Ibu A dapat menyudahi perkenalan
ini, Lalu Bapak/Ibu A bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan perawat H, misalnya
Baiklah perawat H, karena Bapak/Ibu A sudah selesai berkenalan, saya dan bapak/Ibu
Terminasi
“Pertahankan terus apa yang sudah A lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan
keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain? Mari kita
masukan kedalam jadwal. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik,
Nanti A coba sendiri, Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai
besok!”
SP 3 pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang kedua)
Orientasi
jawaban pasien, ya, perawat dapat melanjutkan komunikasi berikutnya dengan pasien
lain).”
kemarin siang?”
“Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan teman seruangan Bapak/Ibu
A yang lain, yaitu B. Seperti biasa, kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia di ruang
makan.”
Kerja
Memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal
yang sama.)
“Ada lagi yang Bapak/Ibu A ingin tanyakan kepada B “Jika tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, Bapak/Ibu A bisa menyudahi perkenalan ini, Lalu Bapak/Ibu A bisa buat
janji untuk bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti.” (A membuat janji
“Baiklah B, karena Bapak/Ibu A sudah selesai berkenalan, saya dan bapak/Ibu A akan
Terminasi
dengan B, Pertahankan terus apa yang sudah A lakukan tadi. Jangan lupa untuk
lain kita tambahan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari Bapak/Ibu A dapat berbincang-
bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8
malam, Bapak/Ibu A bisa bertemu dengan C, dan tambah dengan pasien yang baru
dikenal. Selanjutya Bapak/Ibu A bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya.” Sampai besok!”
Sumber :
Budi Anna Keliat dan Akemat, 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
EGC : Jakarta
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA
Nama Pasien : Tn. ... Hari/ Tanggal :
No. Register : ...... Dx. Keperawatan : Isolasi Sosial
Ruangan : Matahari SP :I
Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik
( ................................. ) ( ..........................)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN HALUSINASI
No. SPI P
SPIIP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SPIIIP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SPIVP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan (kegiatan
yang biasa dilakukan di rumah)
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
h. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian.
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini, Apa keluhan bapak saat ini?”
“Masih ingat yang saya ajarkan kemarin, coba sebutkan/ ulangi lagi? Bagus ! ( Pada
pertemuan ke dua dan berikutnya)
c. Kontrak :
Topik : “ Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini bapak dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?
Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?
Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 30 Menit?
2. Kerja :
“ Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang di katakan suara itu?”
“Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan bapak paling sering
mendengar suara itu? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah waktu sendiri?”
“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang bapak lakukan saat
mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita
belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
“Pak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, Pertama, dengan cara
menghardik suara tersebut, Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan merhardik. Caranya adalah
(contohkan ke pasien) saat suara-suara itu muncul, tutup telinga dan katakan, pergi saya
tidak mau dengar.....Saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu! Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu,....bagus! Coba
Lagi! Ya bagus, bapak sudah bisa.”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif :
“ Bagaimana perasaan bapak setelah memperagakan latihan tadi?”
b. Evaluasi Obyektif :
“ Coba sekarang bapak peragakan cara menghardik halusinasi yang saya sudah ajarkan
tadi? Ya, Bagus sekali!”
c. Rencana Tindak Lanjut :
“ Selanjutnya kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?” ( Anda
masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien )
d. Kontrak Yang Akan Datang :
Topik : Bagaimana besok kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?
Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?
Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 30 Menit?
Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik
( ................................. ) ( ..........................)
suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah
jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah tadi sudah minum obat? Baik, hari ini
kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang Bapak/Ibu D minum. Kita akan diskusi
Kerja
“Bapak/Ibu D, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara itu
berkurang/hilang? Minum obat sangat penting agar suara-suara yang Bapak/Ibu D dengar
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Bapak/Ibu
minum? (Perawat menyiapkan obat pasien) “Obat yang warna orange (Chlorpromazine
(Tryhexipenidil, THP) gunanya agar D merasa rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang
berwarna merah jambu (Haloperidol, HLP) berfungsi untuk menenangkan pikiran. Semua
obat ini di minum 3 kali sehari, setiap jam 7 pagi, 1 siang, dan jam 7 malam “Jika suara-
suara sudah hilang, minum obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasikan dengan
Dokter, sebab kalau putus obat, Bapak/Ibu D akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan pada keadaan semula. Kalau obat habis, Bapak/Ibu D bisa minta ke dokter
untuk mendapatkan obat lagi. Bapak/Ibu juga harus teliti saat minum obat-obatan ini.
Pastikan obatnya benar, artinya Bapak/Ibu harus memastikan bahwa itu obat yang benar-
benar punya Bapak/Ibu. jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Bapak/Ibu juga harus perhatikan berapa
jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas perhari.”
Terminasi
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan bagus! (Jika
jawaban benar) “Mari kita masukkan jadwal minum obatnya kedalam jadwal kegiatan
Bapak/Ibu. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
di rumah.” Nah, makanan sudah datang, Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4
cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
lain.
Orientasi
suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah diapakai cara yang telah kita latih?
Berkurangkah suara-suaranya? Bagus! sesuai janji kita tadi, saya akan latih cara kedua
untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan
Kerja
“Cara ketiga untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bapak/Ibu D mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol dengan Bapak/Ibu D, Contohnya begini :
“Tolong, saya mulai dengar suara-suara. ayo ngobrol saya!” Atau kalau ada orang
dirumah misalnya kakak Bapak/Ibu D, katakan, “Kak, ayo ngobrol dengan D, D sedang
dengar suara-suara.” Begitu Bapak/Ibu D. Coba Bapak/Ibu D lakukan seperti itu. Ya,
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! bagus! Nah latih terus ya Bapak/Ibu D!” Di sini, D
Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D setelah latihan ini? Jadi, sudah ada berapa cara yang
Bapak/Ibu D pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini
kalau Bapak/Ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan kedalam
jadwal kegiatan harian Bapak/Ibu D. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah,
nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan
kesini lagi. bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10 pagi? mau dimana atau disini lagi?
terjadwal.
Orientasi
“Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita
“Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi
Mau dimana kita bicara? Baik, kita duduk diruang tamu, Berapa lama kita bicara?
Kerja
“Apa saja yang biasa Bapak/Ibu D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya? terus jam
“Wah banyak sekali kegiatannya! Mari kita latih dua kegiatan hari ini!”(latih kegiatan
tersebut) ! Bagus sekali jika Bapak/Ibu D bisa lakukan!” Kegiatan ini dapat Bapak/Ibu D
lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar
Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali! Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
Bapak/Ibu D. Coba lakukan sesuai jadwal Ya!” (Perawat dapat melatih aktivitas yang lain
pada pertemuan berikutnya sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam).
“Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang
baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Diruang makan
Sumber :
Budi Anna Keliat dan Akemat, 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
EGC : Jakarta
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
melakukan kegiatan ( kegiatan yang biasa dilakukan
pasien )
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Keterangan :
M = Mandiri
B = Bantuan
T = Tidak Di Lakukan
LAPORAN KEGIATAN HARIAN PERAWAT
Nama : Ruangan :
( ................................. ) ( ..........................)
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Ruangan :
NIM : Kelompok :
Paraf
No. Hari/Tgl LP ADL SP Dok. ASKEP TAK CATATAN CI Ci Inst