Anda di halaman 1dari 2

BAHAN PKS GKS WEE KAPODA

CINTA KASIH DALAM PENGHARAPAN


Nats : Matius 28:1-10

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa cinta itu buta, maksudnya adalah ketika seseoarng
sedang jatuh cinta maka ia akan menutup mata dengan berbagai penilaian terhadap orang
yang ia kasihi, walupun penilaian tersebut adalah benar adanya/ sesuai dengan realita. Orang
tersebut hanya berfokus pada orang yang dikasihinya. Sehingga ketika yang dikasihi tersebut
pergi meninggalkannya, maka ia akan menglami duka yang dalam yang berakibat pada
kehilangan fokus hidup, melemahnya memori, mengalami kesulitan dalam memahami dan
merespon peristiwa yang ada disekitarnya, dan lain sebagainya.

Dalam firman Tuhan yang kita baca, kita dapat melihat bahwa para murid perempuan Yesus
memiliki cinta yang besar untuk Yesus, tidak hanya ketika Ia masih hidup, bahkan ketika
Yesus telah mati pun mereka tetap mencintai Dia. Wujud cinta kasih itu mereka nyatakan
dengan mengunjungi makam Yesus. Namun semuanya tidak berjalan sesuai harapan. Ada
tantangan yang mereka hadapi, yakni mayat Yesus tidak berada di tempatnya. Realita yang
mereka alami tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Walupun demikian mereka
tidak berputus asa. Mereka tetap menaruh pengharapan pada Yesus yang mereka kasihi
dengan mendengar, percaya, dan mengikuti apa yang disampaikan oleh malaikat untuk pergi
ke Galilea. Ketika mereka berjumpa dengan Yesus di Galilea, para murid perempuan Yesus
langsung mengenaliNya. Walaupun masih berduka, tetapi mereka tidak larut dalam duka cita
karena ada pengharapan dan iman bahwa mereka akan berjumpa dengan Yesus. Karena
itulah mereka mampu mengenali Yesus yang berdiri di depan mereka. Cinta kasih dan
pengharapan yang mereka miliki, memperjumpakan mereka dengan Yesus.

Begitupun dengan kita. Tentunya kita memiliki seseorang yang kita kasihi dan kita akan
melakukan yang terbaik bagi mereka. Namun kita pun menyadari bahwa dalam
mengusahakan yang terbaik bagi orang-orang yang kita cintai terkadang tidak berjalan sesuai
dengan harapan. Ada duka yang datang dalam wajah yang beragam, ketika kita gagal
membahagiakan mereka, gagall memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan karena krisis
ekonomi keluarga, keretakan dalam relasi dalam keluarga dan masyarakat, dan peristiwa
lainnya. Lalu apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi situasi ini?

Belajar dari para murid perempuan Yesus, kita diajak untuk senantiasa berpengharapan
dalam Yesus dan tetap memelihara cinta kasih yang ada. Hidup dalam pengharapan bukan
berarti kita mengabaikan realita yang ada, tetapi bagaimana kita tetap berjuang dalam situasi-
situasi sulit sambil terus mengarahkan pandangan kita pada hal-hal yang positif dan pada
Firman Tuhan yang dinyatakan bagi kita. Dan cinta kasih yang kita miliki tidak hanya sekedar
perasaan emosional sesaat, tetapi di dalamnya ada ketulusan, harapan baik, dan kerelaan
untuk memberi bagi orang yang kita kasihi. Karena itu cinta yang dinyatakan bukanlah cinta
yang membutakan sesorang sehingga ia tidak mampu mengambil kendali atas hidupnya.
Tetapi cinta yang dinyatakan adalah cinta yang membuat seseorang mampu melihat; melihat
pengharapan hidup, melihat dan memahami realita yang ada, membuka mata hati sehingga
memiliki kepekaan terhadap kebutuhan sesama, melihat pancaran kasih Tuhan dalam setiap
pribadi yang kita jumpai.

Yesus Kristus secara fisik tidak dapat kita jumpai dalam hidup kita. Tetapi dengan cinta kasih
dan pengharapan yang kita miliki, kita dimampukan untuk mengenal dan mengalami
perjumpaan dengan Kristus dalam setiap peristiwa kehidupan kita bersama dengan orang-
orang yang ada disekitar kita. Perjumpaan dengan Kristus dalam hidup, secara pribadi dapat
membawa kita dalam perubahan hidup yang berkenan kepada Allah.
BAHAN PKS GKS WEE KAPODA

Anda mungkin juga menyukai