Disusun oleh :
Muhamad abdul wakhid
1814201248
S1 keperawatan
Stikes perintis padang
Scenario
Pasien berinisial S,berumur 22 th di diagnose mengalami cancer, dirawat dir s stroke bukit
tinggi, pasien berstatus sebagai pelajar di pesantren almunawwaroh, pasien masih memiliki
kedua orang tua, pasien sudah 2 minggu di rawat dir s stroke bukit tinggi, diduga pasien
sering terpapar asap rokok baik dari ayahnya sendiri ataupun keluarganya, pasien terjatuh di
depan dapur yang kemudian dibawa langsung ke rs stroe bukit tinggi.
Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat wakhid.Saya
adalah Mahasiswa Keperawatan perintis yang sedang praktek disini.Saya
praktek disini selama 4 hari.Nama mba siapa ya? Senangnya dipanggil
apa?
Pasien : iya pagi juga, saya …., biasa dipanggil S..,
Perawat : hmmm, baiklahmba S..
b. Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi Ny,S,kok seperti merana gitu ya ? kira-kira apa yang
sedang difikirkan mba ?”
Psaien : ga ada
c. Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang pentingnya
mendekatkan diri pada yang kuasa, soalnya kan kita ga tau kapan batas
umur kita mba.
Pasien : boleh.
Waktu:“Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya?
Pasien : terserah mas aja, yang penting tidak terlalu lama.
Perawat : Oke, jadi Ny. S , bagaimana kalo kita mengobrol kurang lebih
15 menit aja ?.
Tempat:“ Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. S?
Pasien : ditaman aja mas.
Perwat : Oh jadi kita ngobrolnya ditaman saja ya”.
Pasien : iya mas.
2. Kerja
Perawat : jadi begini, sebenarnya apa yang mba pikirkan tadi ? kok
saya lihat sepertinya mba terlihat sedih begitu ?
Pasien : saya berfikiran, apa saya tidak bisa kembali sehat seperti sedia
kala ? saya ingin sekali seperti orang-orang lain yang bisa menikmati
hidupnya tanpa penyakit paarah kayak saya begini.
Perawat : hmm begitu ya mba, mba yang terpenting begini ma, kita kan
sudah diberi jalan ceritanya masing-masing mba, mungkin memang ini
jalan cerita milik mba sendiri yang sudah diatur oleh yang maha kuasa,
dan mba hanya tinggal harus menjalani apa yang sudah ditentukan
sama yang maha kuasa serta kita ddekatkan diri kita yang maha kuasa,
sebenarnya mba hanya diberi cobaan dengan penyakit mba ini, apakah
mba bisa menghadapinya atau tidak, apakah mba dengan di beri
penyakit ini , mba bakal semakin mendekatkan diri kepada allah, atau
justru semakin menjauh hingga nanti mba berada disuatu titik keputus
asaan, jangan sesali apa yang sudah terjadi mba, seharusnya mba harus
semangat, jangan pantang menyerah, sebab allah selalu ada untuk
hamba-hambany yang pantang menyerah mba. Soal urusan dunia,
dunia ini hanya sementara mba, dunia ini hanya kesenangan fana mba,
kesenangan yang kekal hanya di syurganya allah mba, apa mba ga
kepengen mendapatkan syurganya allah ?
Pasien : saya kepengen banget mas, tapi terkdang saya suka keoikiran
akan hal itu mas.
Perawat : ya udah sekarang begini ya mba, saya selalu mensupport
mba, pokokknya apapun yang mnejadi kendala mba, silahkan curhat ke
allah, siapa tau allah memberikan jalan terbaik untukmba, baik itu dari
kesembuhan atau mendapatkan surganya allah jika mba mau
mendekatkan diri kepada allah dengan mengharao ridhonya. Aamiin
Pasien : iya mas, aamiin, terimakasih ya mas,sudah memberi solusi
kpada saya.
Perawat : baik mba, sama-sama , dan sudah menjadi kewajiban saya
untuk membantu saudara apalagi itu sesame muslim.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
Perawaat ; “Bagaimana perasaan mba ? apakah pikirannya sudah
membaik ? tidak berfikiran hal-hal negative lagi atau merasa menyesal
bahwa mba memiliki penyakit seperti ini
Perawat : Alhamdulillah, sudah baikan mas, saya sudah semangat
menjalani hidup saya dengan segala kekurangan saya mas, saya yakin
allah selalu bersama saya.
Perawat : baik mb, Alhamdulillah kalo begitu mba, ingat !!! jangan
menyerah!!!
Pasien ; iya mas, saya semangat!!!
Perawat : jadi bagaimana mba ? apa yang akan mba lakukan untuk
kedepannya ?
Pasien : saya ingin memberi semangat juga kepada saudara-saudara
kita yang memiliki kekurangan seperti saya atau yang semacamnya
mas.
Perawat : bagus mba, kita harus berguna kususnya untuk sesame mba.
Pasien : iya mas .
Perawat : mba sudah shalat duha ?
Pasien : belum mas
Perawat : mba bisa shalat duha kan ? bagaimana kalo skrg mba shalat
duha ?
Pasien : iya mas, makasih sudah mengingatkan.