Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN
PADA REMAJA KORBAN TRAFFIKING

Dosen Pembimbing : Ns.Arabta Malem P.P,M.Kep

Disusun oleh :

DEWI KUSUMAWATI (221560112006)


DODY RAMADHAN (221560112007)
RISMA YUNITA (221560112013)
SHOFIE NURSANTI (221560112016)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG KEPERAWATAN (S1)


DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKERS MEDISTRA INDONESIA
TAHUN 2022-2023
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA PASIEN REMAJA KORBAN TRAFFIKING

Kasus
Nn.D Berusia 18 tahun yang berasal dari Labuan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Klien belum menikah, beragama kristen, lulusan SMP. Bekerja keluar negeri adalah yang
pertama kali baginya, dan akhirnya menjadi korban trafficking karena di tempatkan di
rumah prostistusi di wilayah Singapore sebelumnya Nn.D di janjikan pekerjaan sebagai
SPG. Sebelumnya Nn.D hanya berdagang kue membantu orang tua dikampung sejak ia
lulus SMP. Wawancara dengan Nn.D dilakukan hanya satu kali pada tanggal 6 Mei 2012,
di ruang psikoterapi poli kejiwaan.

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS

- Klien mengatakan Kalau malam takut tidur,suka mimpi tak enak


- Klien mengatakan sudah 9 bulan dipaksa bekerja sebagai Wanita malam
disingapur
- Klien mengatakan tidak tau akan dipekerjakan sebagai Wanita malam
karena sebelumnya dijanjikan akan bekerja sebagai SPG
- Klien mengatakan selalu takut akan laki-laki yang menatapnya dan
tidak berani keluar rumah
- Klien mengatakan Tiap waktu saya rasa batin ini tertekan,mau menangis
terus
- Klien mengatakan apa kata tetangga nanti ya,ada yang mau tidak ya
menikahi saya,jangan-jangan laki-laki juga malu punya istri saya
DO

- Klien nampak tremor dan berkeringat dingin saat berbicara


- Klien Nampak sering terdiam dengan tatapan kosong
- Klien tidak ada kontak mata,selalu menunduk dan berbicara
terbata-bata
- Tekanan darah : 150/90 mmHg,Nadi : 96 x/min,Pernafasan : 12
x/min,Suhu : 37 °C
- Berat badan pasien menurun hingga 5 kg selama 7 hari
- Turgor kulit tampak kering
- Konjungtivitis pucat

2. Diagnosa Keperawatan
Sindrom Pasca Trauma berhubungan dengan Penganiayaan Seksual

3. Tujuan Khusus
Di harapkan pasien mampu menunjukan koping yang efektif

4. Tindakan keperawatan
 Bantu pasien menganalisis situasi dan perasaannya
 Bantu pasien mengevaluasi efektivitas strategi coping sebelumnya
dan menemukan strategi coping yang efektif
 Bantu pasien menemukan sisi positif dirinya
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a) Salam terapeutik
Perawat : “ selamat pagi Nn.D, Perkenalkan saya perawat yang
bertugas dipoli kejiwaan saat ini,Apakah boleh saya memanggil
dengan sebutan mba sebelum kita lanjut mengobrol?
Pasien : “ pagi bu,Boleh”
Perawat : “kita telah berkenalan ya mba. Sesuai dengan ucapan
saya tadi , saya akan menemani mba bercakap-cakap sekarang
ya“
Pasien : “ iya bu”
b) Evaluasi / validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan mba hari ini ?
Pasien : “Tiap waktu saya rasa batin ini tertekan,mau menangis terus”
Perawat :”Baik jika seperti itu ,Bagaimana istirahatnya tadi
malam apakah nyenyak?”
Pasien : “Saya Kalau malam takut tidur,suka mimpi tak enak”
c) Kontrak
Perawat : “ Baik mba, saya mengerti kondisi mba, kita sekarang
akan bercakap-cakap lebih lanjut mengenai perasaan mba dan
kita akan mempelajari cara agar mampu mengatasinya ya mba.”
Pasien :” Iya bu “
Perawat : “ Bagaimana kalau kita bercakap-cakapnya 15 menit
saja mba ?”Atau jika mba ingin, kita bisa mengobrol lebih lama
lagi. Maksimal 20 menit. Bagaimana mba, apakah bersedia ? “
Pasien :” Bersedia bu, tetapi cukup 15 menit saja bu.”
Perawat : “Baik, karena mba telah bersedia, kita berbincang-
bincang disini saja ya mba.Apakah bersedia? “
Pasien : “baik bu”
2. Fase Kerja ( Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan )
Perawat :”Baik mba, sekarang kita mulai lagi bercakap-cakapnya ya.mba
jangan takut ataupun merasa canggung dengan saya.Sebelumnya mba
telah bercerita pada saya bahwa mba Tiap waktu merasa batin
tertekan,mau menangis terus, benar mba?”
Pasien : “ Iya bu.”
Perawat : “kalau saya boleh tahu, apa yang menyebabkan mba merasa
seperti itu?”
Pasien : (diam sejenak menunduk tanpa kontak mata)“saya sudah 9 bulan
dipaksa bekerja sebagai Wanita malam disingapur,sebelumnya saya dijanjikan
sebagai SPG lalu saya tidak tahu bahwa saya dibawa ke tempat prostitusi dan
diharuskan melayani para tamu yang datang ”

Perawat : “Baik mba saya mengerti ,sekarang kita akan mengevaluasi


perasaan mba dan cara mba mengatasinya ya ”
Pasien : “iya bu?”
Perawat : “apakah saat ini ada pikiran yang mengganggu mba dan
menyebabkan mba cemas ?”
Pasien : “ada bu,terkadang saya berpikir apa kata tetangga nanti ya,ada
yang mau tidak ya menikahi saya,jangan-jangan laki-laki juga malu punya istri
saya?”

Perawat : “apakah ada lagi perasaan mba yang mengganggu? “


Pasien : “saya selalu takut akan laki-laki yang menatap saya dan saya
tidak berani keluar rumah karena banyak orang”
Perawat : “baik jika seperti itu apa yang sudah mba lakukan untuk
mengatasi pikiran mba yang mengganggu tersebut?”
Pasien : “jika saya merasakan pikiran tersebut saya hanya bisa menangis
bu”
Perawat : “boleh saya tau apakah dengan menangis mba merasa lebih
baik ?”
Pasien :”saya merasa menangis malah tambah mengingatkan saya akan
hal buruk sehingga saya menjadi frustasi “
Perawat :”baik jika seperti itu ,apakah mba punya hobi atau kegiatan
yang mba sukai?”
Pasien : “hmmm apa ya?saya sebelumnya senang menonton film tapi
setelah saya bekerja disingapur saya tidak lagi bisa menonton
film,makan aja saya tidak ada waktu bu karena dipaksa terus menemani
dan melayani tamu yang datang terkadang saya sampai terasa lemas
dan ingin pingsan”
Perawat : “baik jika seperti itu ,apakah saat ini sudah pernah mencoba
untuk menonton film yang mba sukai jika ada pikiran yang mengganggu
mba?”
Pasien :”saya tidak pernah terpikir untuk menonton film bu karena saya
biasa hanya terdiam dikamar dan menangis sepanjang waktu”
Perawat :”baik saya mengerti perasaan mba,tapi mba boleh mencoba
untuk memulai melakukan hal yang mba sukai seperti menonton film
jika ada pikiran yang mengganggu mba ,dengan melakukan hal-hal yang
mba sukai diharapkan pikiran yang menggangu mba dan perasaan sedih
serta trauma yang mba rasakan akan bisa mba kendalikan dan
diharapkan bisa hilang perlahan.”
Pasien : “oh seperti itu ya bu?”
Perawat : “iya mba, boleh dicoba ya dirumah untuk menonton film
kesukaan mba,kalua boleh tau Sukanya nonton film apa mba?drakor ya
hehe”
Pasien : “iya bu saya senang menonton film drakor,tapi selain itu saya
juga senang menonton film superhero”
Perawat : “wah ,bagus sekali ,boleh dicoba ya dirumah untuk menonton
film tersebut”
Pasien :”baik bu “
Perawat : “nah sekarang ibu ingin bertanya apakah mba bisa
menyebutkan hal positif yang dimiliki diri mba?”
Pasien : “hal positif apa ya bu saya rasa saya hanya memiliki sisi positif
sebagai pribadi yang sabar,penyayang dan pekerja keras”.
Perawat :”wah bagus sekali mba,pasti mba bisa bekerja keras untuk
terus melawan rasa takut dan trauma yang mba hadapi dengan sabar
jika seperti itu mba“
Pasien : “masa sih bu?saya tidak yakin”
Perawat :”iya mba ,maka dari itu mba harus semangat dan terus
berpikiran positif ya agar bisa melewati masa-masa ini”
Pasien : “iya bu”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi ( Subyektif ) :
Perawat :“Setelah kita berbincang-bincang, bagaimana perasaannya
mba?”
Pasien : “lebih lega dan tenang bu”
Evaluasi ( Obyektif ) :
Perawat :”coba mba boleh sebutkan bagaimana car amba
mengatasi pikiran dan perasaan yang mengganggu mba?
Pasien :”boleh,dengan melakukan hal yang disukai sseperti
menonton film”
Perawat :”wah baik sekali,berarti mba sudah mengerti y mba”
Pasien :”iya bu”
b. Evaluasi kerja
Perawat :“Nah.. ini sudah 15 menit, jadi kita cukupkan saja dulu
pembicaraan kita. Sekarang mba istirahat dulu. Namun, sebelum itu
bisa mba mengulang yang saya jelaskan?”
Pasien :”saya bisa melakukan hal yang disukai dan menumbuhkan
sisi positif yang saya miliki untuk menyingkirkan perasaan dan
pikiran yang mengganggu bila rasa takut dan trauma muncul”
c. Kontrak yang akan datang
Perawat :“Jika nanti ada yang ingin diceritakan atau ditanyakan
kepada saya, mba bisa sampaikan pada pertemuan selanjutnya
sesuai jadwal control atau boleh datang kapanpun jika ada yang
ingin mba ceritakan kepada saya”
Pasien:”baik bu,terima kasih banyak”
Perawat :”sama-sama mba”

Anda mungkin juga menyukai