Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu :

Ns. Wahyi Sholehah E, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Hari Sugiantoro (16010017)
Febrian Fajar Arianto (19010055)
Firdausi Amalia (19010056)
Fitra Widya Lestari (19010060)
Fitri Ayu Endahsari (19010061)
Haby Ego Pratama (19010064)
Intan Balgis Humairo (19010074)
Khoirun Nisak (19010077)
Kristiya Medita (19010079)
Moch Alvin Zalih F (19010091)
Moch Maknun N (19010092)

19B ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/20221
KASUS

Bapak B sebulan lalu mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya cacat.


Bapak B mengatakan tidak ingin hidup lagi, merasa sedih karna keadaan tubuhnya
dan merasa malu bertemu dengan orang lain. Bapak B mengatakan sedih dengan
sakitnya karena tidak ada perubahan. Bapak B tampak sedih dan murung saat
menceritakan masalahnya. Menurut keluarga, Bapak B sering merenung dengan
kondisinya saat ini.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(SPTK)

Klien dengan Ketidakberdayaan

Pertemuanke 1
Sp 1

1. ProsesKeperawatan

a. Kondisiklien:

DS :

 Bapak B mengatakan tidak ingin hidup lagi, merasa sedih karna keadaan
tubuhnya dan merasa malu bertemu dengan orang lain
 Bapak B mengatakan sedih dengan sakitnya karena tidak ada perubahan
 Keluarga Bapak B mengatakan bahwa bapak B sering merenung

DO :

 Bapak B tampak sedih dan murung saat menceritakan masalahnya


 Bapak B tampak tidak berdaya dengan keadaan sekarang

b. Diagnosakeperawatan:
 Ketidakberdayaan
c. Tujuan Khusus
 Membina hubungan saling percaya
 Mengenal masalah yang dialami
 Mengidentifikasi kemampuan/ aspek positif
 Melakukan kegiatan aspek positif yang telah disetujui
 Memasukkan dalam jadwal kegiatan

2. Tindakan Keperawatan
a. Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan
ketidakberdayaan
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, serta
memperluas kesadaran diri.
c. Membantu klien menilai kemampuan klien yang dapat dilakukan saat ini
d. Membantu klien memilih kegiatan saat ini yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
e. Melatih kegiatan yang dipilih
f. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

1. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


a. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
Perawat : “Assalamualaikum, bapak. Selamat pagi perkenalkan nama saya Fitra
Widya Lestari atau bapak bisa panggil saya perawat Fitra, saya mahasiswa dari
STIKES dr. Soebandi Jember.”
Pasien : “Waalaikumsalam, Selamat pagi ners”
Perawat : “Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00-14.00. Saya yang akan
merawat bapak selama dirumah sakit ini.”
Pasien : “Baik ners”
Perawat : “Kalau boleh tau, nama bapak siapa ya? Senangnya dipanggil apa
bapak?”
Pasien : “Nama saya Bapak Budi Santoso, biasa dipanggil Bapak Budi”
Perawat : “Baik Bapak Budi”
b) Evaluasi Validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak saat ini ?”
Pasien : “Baik ners”
c) Kontrak (waktu, tempat, topik)
Perawat : “Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar
tentang perasaan yang bapak rasakan saat ini? Menurut bapak dimana enaknya
kita berbincang-bincang?”
Pasien : “Baik ners, bagaimana jika di teras saja ners?”
Perawat : “Baik bapak, selanjutnya saya akan berbincang-bincang dengan bapak
selama 20 menit. Tujuan kita melakukan perbincangan ini agar kita saling
mengenal, Apakah bapak bersedia?”
Pasien : “Iya ners, saya bersedia”

b. Fase Kerja
Perawat : “Baiklah bisa kita mulai ya bapak.”
Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Saya perhatikan tadi bapak terlihat sedih dan merenung, memangnya apa
yang dirasakan bapak saat ini?”
Pasien : “Iya ners, yang saya rasakan saya tidak mampu dengan diri saya sendiri
ners”
Perawat : “O begitu jadi bapak merasa tidak mampu pada diri bapak sendiri”
Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Iya, saya sangat mengerti bagaimana perasan bapak, kalau boleh saya tau
sudah berapa lama perasaan itu bapak rasakan?”
Pasien : “Saya merasakan hal itu setelah saya mengalami kecelakaan ners”
Perawat : “ Pada saat apa biasanya bapak merasa tidak mampu dengan diri sendiri?
Bagaimana dengan lingkungan sekitar bapak, misalnya dari keluarga bapak, adakah
hal-hal yang bapak sukai dari mereka?”
Pasien : “Tidak ada aners”
Perawat : “Baiklah kalau begitu, sekarang bisakah bapak sebutkan kepada saya hal
apa saja yang bapak sukai dalam diri bapak? Coba bapak ingat-ingat kembali
kemampuan apa saja yang dapat bapak lakukan?”
Pasien : “Saya masih bingung ners saya suka melakukan apa, karena saya ada
beberapa yang saya sukai ners seperti menjahit”
Perawat : “Sekarang bagaimana kalau saya membantu bapak untuk membuat daftar
hal-hal positif dan kemampuan apa saja yang bapak miliki”
Pasien : ”Baik ners”
Perawat : ”Baiklah, tadi bapak sudah menuliskan dan menyebutkan hal positif dan
kemampuan yang dimiliki. Bagus sekali bapak, disini bapak dapat melihat sendiri
bapak memiliki kelebihan seperti orang lain, tapi tergantung bapak juga, apakah
bapak ingin mengembangkan kemampuan tersebut atau tidak. Menurut bapak
kemampuan-kemampuan tersebut perlu dikembangkan atau tidak?”
Pasien : “Perlu ners”
Perawat : “Nah, setelah tadi kita menuliskan hal positif dan kemampuan yang bapak
miliki, menurut bapak kemampuan yang mana yang mampu untuk bapak lakukan
saat ini?”
Pasien : “Mungkin seperti menjahit ners”
Perawat : “Wah iya bagus sekali bapak, menjahit.”
Pasien : ”Iya ners”

a. Fase Terminasi
1) Evaluasi
 Subyektif
Perawat : “Apa yang bapak rasakan setelah berbincang-bincang dengan saya?”
Pasien : “Sudah sedikit leg aners”
Perawat : “Apa bapak merasa ada manfaatnya kita berbincang-bincang saat
ini ?”
Pasien : “Iya ners”
 Obyektif
Perawat : “Bapak masih ingat bagaimana cara mengatasi rasa sedih yang bapak
rasakan?”
Pasien : “Masih ners”
Perawat : “Coba bapak jelaskan cara mengatasi sedih yang bapak rasakan
seperti tadi”
Pasien : “bisa melakukan kegiatan kemampuan positif yang saya miliki seperti
menjahit ners”
Perawat : “Iya benar sekali yang bapak katakan, bapak hebat sekali… ”
Pasien : “Iya ners”

2) Rencana Tindak Lanjut


Perawat : “Jika bapak merasakan perasaan sedih lagi, nanti bapak dapat
mempraktekkan kembali kemampuan positif yang sudah bapak tulis”
Pasien : “Baik ners”
Perawat : “Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ya
pak?”
Pasien : “Iya ners”
3) Kontrak yang akan datang
Perawat : “Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 20
menit dan sekarang sudah 20 menit bapak”
Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Nah untuk hari ini sampai disini dulu. Besok kita akan bertemu lagi
dan membicarakan tentang kemampuan positif lain yang bapak miliki.. besok
bapak mau jam berapa? Apa sama seperti tadi jam 07.00 WIB?”
Pasien : “Iya boleh ners”
Perawat : “Baik bapak , tempatnya disini lagi saja yah bapak?”
Pasien : “Baik ners”
Perawat : “Baiklah bapak, saya permisi dulu, sampai bertemu besok yah bapak,
Assalamualaikum, selamat pagi”
Pasien : “Waalaikumsalam”
Pertemuan ke 2
SP 2
1) Proses Keperawatan

a. Kondisi klien:

DS :

 Bapak B mengatakan tidak ingin hidup lagi, merasa sedih karna keadaan
tubuhnya dan merasa malu bertemu dengan orang lain karena keadaan
tubuhnya
 Bapak B mengatakan sedih dengan sakitnya karena tidak ada perubahan
 Keluarga Bapak B mengatakan bahwa bapak B sering merenung

DO :

 Bapak B tampak sedih dan murung saat menceritakan masalahnya


 Bapak B tampak tidak berdaya dengan keadaan sekarang
b. Diagnosa keperawatan:
 Ketidakberdayaan
c. Tujuan Khusus
 Membina hubungan saling percaya
 Mengevaluasi hasil pertemuan ke 1
 Mengidentifikasi kemampuan/ aspek positif
 Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
 Memasukkan dalam jadwal kegiatan
2) Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi hasil pertemuan ke-1
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, serta
memperluas kesadaran diri.
c. Membantu klien menilai kemampuan klien yang dapat dilakukan saat ini
d. Membantu klien memilih kegiatan saat ini yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
e. Melatih kegiatan yang dipilih
f. Mengontrol perasaan ketidakberdayaan
g. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
A. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
Perawat : “Assalamualaikum, bapak. Selamat pagi perkenalkan nama saya
Kristiya Medita atau bapak bisa panggil saya Ners Medita, “Saya mahasiswa
dari STIKES dr. Soebandi Jember. Hari ini saya dinas pagi. Saya yang akan
merawat bapak selama dirumah sakit ini.”
Pasien : “Waalaikumsalam, selamat pagi ners”
Perawat : “Boleh tau, nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?”
Pasien : “Nama saya Bapak Budi Santoso, biasa dipanggil Bapak Budi”
Perawat : “Baik Bapak Budi”
b) Evaluasi Validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak saat ini ?”
Pasien : “Baik ners”
Perawat : “Apakah bapak sudah menerapkan jadwal hariannya?”
Pasien : “Sudah ners”
c) Kontrak (waktu, tempat, topik)
Perawat : “Kalau begitu, bagaimana jika kita ngobrol sebentar tentang perasaan
yang bapak rasakan saat ini dan membahas cara mengatasinya?”
Pasien : “Iya boleh ners”
Perawat : “Mungkin bapak memiliki tempat yang nyaman sehingga bapak bisa
merasakan ketenangan?”
Pasien : “Ada ners, mungkin di taman belakang rumah saja ners”
Perawat : “Baiklah bapak kalau begitu bagaimana kalau kita berbincang-
bincang selama 15 menit. Tujuan kita melakukan perbincangan ini agar kita
saling mengevaluasi dari hasil pertemuan 1 dan mencari cara mengatasi masalah
bapak, Apakah bapak berkenan?”
Pasien : “Baik ners”
B. Fase Kerja
Perawat : “Baik bapak bagaimana perasaan bapak saat ini setelah kita
berbincang-bincang kemarin?”
Pasien : “Sudah mendingan ners.”
Perawat : “Baik bapak, coba sekarang bapak ceritakan ke saya hal-hal apasaja
yang sudah bapakmlakukan setelah kita selesai berbincang-bincang tempo hari?”
Pasien : “Saya masih bingung ners saya harus melakukan apa, karena saya ada
beberapa hobby yang saya sukai ners seperti memancing, bertani dan juga
bersepeda.”
Perawat : “Wah ternyata bapak memiliki banyak hobby positif ya, kalau saya
boleh ngasih saran sebaiknya bapak melakukan hobby yang tidak terlalu berat
dan yang bisa santai-santai saja seperti contohnya memancing ikan, karena
dengan memancing kita dapat merelaksasikan pikiran"
Pasien : “Iya ners terimakasih”
Perawat : “Baik bapak kalau begitu kita sekarang melakukan fisioterapi ya
bapak"
Pasien : “baik Ners”
Perawat : “Kita mulai ya pak. Bapak berdiri pelan pelan dulu, setelah itu bapak
pegangan ke tongkat ini ya pak, bagaimana pak sudah siap melangkah?"
Pasien : “Siap Ners”
Perawat : “Optimis ya bapak pasti bisa melakukannya"
Pasien : “iya ners”
Perawat : "Bagus... bapak, ternyata bapak sudah bisa melakukannya seperti yang
sudah saya ajarkan (tepuktangan).”
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif :
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah berlati dengan saya?”
Pasien : “Alhamdulillah Ners saya sangat senang.”
Evaluasi objektif :
Perawat :“apakah bapak bisa melakukan fisioterapi seperti ini setiap hari ya
bapak?”
Pasien : “Iiya Ners bisa”
Rencana tindak lanjut :
Perawat : “Baiklah bapak kalau begitu bapak dapat menambahkan fisioterapi
ini ke jadwal harian bapak “
Pasien : “iya ners”
2. Kontrak yang akan datang
Topik :
Perawat : “Bagaimana jika besok kita melakukan kegiatan dan
aktifitas yang lain?"
Pasien : “Boleh ners”
Waktu :
Perawat : “Waktunya bisa kita mulai dari jam 08.00-09.00 lagi ya bapak”
Pasien : “Iya ners”
Tempat :
Perawat : “Untuk tempatnya kita bisa lakukan di taman rumah sakit”
Pasien : “Iya ners, boleh”
Perawat : “Ooh baiklah kalau begitu, saya ijin pamit dulu ya bapak”
Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Assalamu’alaikum”
Pasien : “Wa’alaikumsalam wr wb”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(SPTK)

Kliendengan Ketidakberdayaan

Pertemuanke 1
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Keluarga Klien
Keluarga mengatakan merasa malu bertemu dengan orang lain karena keadaan
tubuhnya. Dan Menurut keluarga bapak B sering merenung.

2. Diagnosa Keperawatan

Ketidakberdayaan

3. Tujuan Tindakan
a. Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota
keluarganya.
b. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami ketidakberdayaan.
c. Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri

b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ketidakberdayaan pasien dan cara


merawat agar proses penyembuhan lebih cepat

2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat
ketidakberdayaan pasien

3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:

a) Menjelaskan ketidakberdayaan, penyebab, proses terjadi,


tanda dan gejala, serta akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien:
membantu mengembangkan motivasi bahwa pasien dapat mengendalikan
situasi dan memotivasi cara afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada
pasien
4) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

Perawat : “Assalamu’alaikum, selamat pagi ibu”

Istri Pasien : “ Waalaikumsalam, selamat pagi ners”

Perawat : “Perkenalkan, nama saya Khoirun Nisak. Bisa dipanggil Ners


Nisak. Saya mahasiswa STIKES dr Soebandi Jember yang sedang
praktik di Ruangan ini ibu. Nama ibu siapa? Lebih senang dipanggil
siapa nggeh?.”

Istri Pasien : “Baik ners nisak, nama saya Ibu Endang Sukarni, biasa
dipanggil Ibu Endang”

 b. Evaluasi Validasi


Perawat : “Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
Istri Pasien : “Baik ners”
c. Kontrak
Perawat : “ibu, disini saya yang bertugas untuk merawat  Bapak B dari
pukul 07.00-14.00 ibu, dan saya harap selama saya merawat Bapak B saya
dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi Bapak B ibu”
Istri Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Sekarang saya ingin berbincang-bincang dengan ibu untuk
mengetahui keadaan Bapak B saat ini, apakah ibu bersedia?”
Istri Pasien : “Iya bersedia ners”
Perawat : “Ibu ingin kita bicara di mana? Bagaimana kalau ditaman”
Istri Pasien : “Iya boleh ners”
Perawat : “Hmm,,baiklah ibu. Berapa lama ibu ingin bincang-
bincangnya? Bagaimana kalau kita berbincang selama 30 menit ibu?”
Istri Pasien : “Baik ners”
2. Fase Kerja
Perawat : “Nah, sebenarnya, apa yang ibu rasakan selama merawat Bapak
B ibu?”
Istri Pasien : “Saya merasa sedih, bingung dan tidak tahu harus bagaimana
melihat Bapak B”
Perawat : “Owh jadi ibu merasa sedih dan bingung tidak tahu harus
bagaimana ya melihat Bapak B yang jadi lebih termenung dan sedih seperti
ini terus ya”
Istri Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Ibu jadi bigini, kondisi Bapak yang muncul saat ini itu
dikarenakan Bapak telah mengalami perasaan sedih dalam dirinya ibu, jadi
bapak B itu sering termenung sendiri namun dalam hal ini kesedihannya itu
d i akibatkan oleh keadaan tubuhnya dan sakitnya yang tak kunjung ada
perubahan ibu. Seperti halnya dengan Bapak B yang menunjukkan sikap
pasif, murung, jarang berinteraksi itu merupakan tanda dan gejala dari rasa
ketidakberdayaan ibu”
Istri Pasien : “Iya ners”
Perawat : “Dalam hal ini ibu harus memberikan dukungan kepada
Bapak karena keluarga itu berperan penting dalam meningkatkan
motivasi Bapak. Selain itu, ibu juga perlu memberikan pujian atas
kegiatan atau peningkatan pada kondisi Bapak atau ketika Bapak mampu
memutuskan untuk melakukan kegiatan ibu.”
Istri Pasien : “Oh, begitu ya ners. Baik ners kalua begitu”
3. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan.
Evaluasi Subjektif :
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita berbincang-  bincang?”
Istri Pasien : “Alhamdulillah ners jauh lebih tenang”
Pasien : “ apakah ibu bisa memahami apa yang telah kita diskusikan tadi ibu? Apakah
ada yang ingin ibu tanyakan terkait kondisi Bapak B?”
Istri Pasien : “Sudah cukup ners”
Evaluasi objektif :
Perawat : “jika ibu sudah faham coba ibu jelaskan secara singkat tentang apa yang
sudah kita bicarakan tadi?”
Istri Perawat : “Dalam hal tersebut saya sebagai keluarga harus memberikan
dukungan kepada Bapak karena keluarga itu berperan penting dalam
meningkatkan motivasi Bapak. Selain itu, keluarga juga perlu memberikan pujian
atas kegiatan atau peningkatan pada kondisi Bapak atau ketika Bapak mampu
memutuskan untuk melakukan kegiatan tersebut”
Perawat : “Bagus sekali, ibu sudah dapat memahami cara mengatasi masalah yang ada
pada Bapak B”
Istri Pasien : “Iya ners”

4. Rencana Tindak Lanjut

Perawat : “Nanti ibu dapat mencoba untuk memberikan dukungan dan pujian
atas keberhasilan Bapak ketika Bapak memutuskan untuk melakukan
kegiatan iya ibu?.”

Istri Pasien : “Baik ners”


a. Kontrak yang akan datang
Topik :
Perawat : “ibu tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang. untuk
hari ini sampai disini dulu ya ibu. Besok kita akan bertemu lagi dan
membicarakan tentang cara merawat dan mengatasi kondisi Bapak B
secara langsung nggeh ibu?.”
Istri Pasien : “Iya ners”
Waktu :
Perawat : “Bagaimana jika besok pukul 07.00 ibu?”
Istri Pasien : “Iya boleh ners”
Tempat :
Perawat : “Bagaimana jika kita melakukanya di taman ini saja ibu?”
Istri Pasien : “Baik ners”
Tujuan :
Perawat : “Tujuanya di sini agar ibu mengetahui bagaimana cara merawat Bapak
B dengan benar, baik kalua begitu kita dapat beremu kembali besok ya ibu, kalau
begitu saya ijin untuk pamit terlebih dahulu iya ibu. Assalamu alaikum.”
Istri Pasien : “Baik ners, Waalaikumsalam”

Pertemuan ke 2
SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan dan follow up

A.Proses Keperawatan

1. Kondisi Keluarga Klien


Keluarga mengatakan merasa malu bertemu dengan orang lain karena keadaan
tubuhnya dan menurut keluarga bapak B sering merenung.

2. Diagnosa Keperawatan

Ketidakberdayaan

3. Tujuan Tindakan
1. Keluarga mampu mengenal
masalah ketidakberdayaan pada anggota keluarganya.
2. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan.
3. Keluarga mampu memfollow up
anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan
4. Tindakan Keperawatan
1. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan
peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien
2. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3. Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol perasaan tidak
berdaya
4. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow up dan kondisi
pasien yang perlu dirujuk (klien tidak mau terlibat dalam perawatan diri) dan cara
merujuk pasien.
B.Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

1) Salam Terapeutik

Perawat : “Assalamu’alaikum, selamat pagi ibu. Masih ingat dengan saya ibu?

Istri Pasien : “Waalaikumsalam, iya masih Ners Nisak bukan?


Perawat : “Ya,  betul sekali. Saya Ners Nisak ibu. Seperti kemarin, pagi ini dari
pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Bapak B.”

Istri Pasien : “Baik ners”


2) Evaluasi validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
Istri Pasien : “Baik ners”
3) Kontrak
Perawat : “Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, ibu. Hari ini kita
bertemu untuk mengevaluasi kegiatan kemarin dan membicarakan
kemampuan ibu dalam merawat bapak B. Saya rasa 30 menit seperti kemarin
cukup ya, Bu.”
Istri Pasien : “Sangat cukup ners”
2. Fase Kerja
Perawat : “Bagaimana ibu, apakah ibu dapat memotivasi  bapak B dengan
memberikan pujian atas kegiatan yang telah Bapak B lakukan ibu?”
Istri Pasien : “sudah ners”
Perawat : “Pujian seperti apa itu ibu?”
Istri Pasien : “seperti ini ners, (wah.. bapak hebat sekali, sudah bisa melakukan
kegiatan tersebut). Seperti itu ners”
Perawat : “ohh bagus sekali itu ibu. Baiklah kalau begitu, ibu telah mampu
memotivasi bapak B atas kegiatan yang Bapak B lakukan sekarang ibu”
Istri Pasien : “iya ners”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah bisa membantu dan memotivasi
bapak B melakukan hal tersebut ibu?”
Istri Pasien : “alhamdulillah, senang ners”
Perawat : “oh, baiklah ibu hari ini kita akan membahas kegiatan positif lain
yang telah bapak B tuliskan dalam daftar harian iya ibu yaitu kegiatan seperti
menjahit”
Istri Pasien : “baik ners”
Perawat : “Jika Bapak B telah bisa melakukannya Ibu harus tetap memberikan
motivasi kepada Bapak B ya ibu?”
Istri Pasien : “Iya, siap ners”
Perawat : “Wah iya bagus sekali Sekali ibu”
Istri Pasien : “Iya ners”
3. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan.
Evaluasi Subjectif :
Perawat : “Baik ibu, bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dan melihat
Bapak B ada sedikit perkembangan?”
Istri Pasien : “Sangat senang ners”
Evaluasi Objectif :
Perawat : “Alhamdulillah, saya juga merasa senang melihat bapak B sekarang ada
sedikit perubahan ibu, dan ibu jangan lupa sering beri pujian pada Bapak B iya ibu,
agar bapak B merasa lebih semangat lagi.”
Istri Pasien : “baik ners”
4. Rencana Tindaklanjut
Perawat “Nanti ibu dapat mencoba untuk memberikan dukungan dan pujian atas
keberhasilan Bapak ketika Bapak memutuskan untuk melakukan kegiatan nggeh
ibu?.”
Istri Pasien : “iya ners”
a. Kontrak Yang Akan Datang
Topik :
Perawat : “ibu tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang, untuk hari
ini sampai disini dulu ya ibu. Besok kita akan bertemu lagi dan
membicarakan tentang cara merawat dan mengatasi kondisi Bapak secara
langsung.”
Istri Pasien : “Baik ners”
Waktu :
Perawat : “Untuk waktunya, bagaimana kalau seperti biasa ibu jam 07.00?”
Istri Perawat : “Iya ners”
Tempat :
Perawat : “owh iya untuk tempatnya, bagaimana jika kita melakukanya di taman ini
lagi nggeh ibu?”
Istri Pasien : “baik, boleh ners
Perawat : “baiklah kalau begitu saya ijin untuk pamit terlebih dahulu iya ibu.
Assalamu alaikum.”
Istri Pasien : “Iya ners, Waalaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai