Anda di halaman 1dari 76

TUGAS STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN JIWA II

Dosen Pengampu :

Ns. Dwinara Febrianti, SKep., MKep.,Sp.Kep Jiwa

Ns. Suwarningsih, SKep.,MKep

Di susun Oleh :

Sabila Miftahul Zanah 1032201041

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MOHHAMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA

2022
HARGA DIRI RENDAH KRONIK

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO
1. Data Subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

2. Data Objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Kronik
3. Tujuan
1. Klien & keluarga mampu
1. Klien & keluarga dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
4. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai kemampuan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
4. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pada Klien (Strategi Pelaksanaan)
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan, Membantu klien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
c. Melatih kemampuan yang dipilih klien
d. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
2. Tindakan Keperawatan pada Keluarga (Strategi Pelaksanaan)
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat pasien
c. Melatih keluarga cara merawat pasien dengan harga diri rendah dan berikan pujian
d. Menjelaskan perawatan lanjutan
B. Strategi Komunikasi

Strategi Pelaksanaan pada Klien

SP 1 Pasien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, perkenalkan saya Bila”

”Saya mahasiswa dari Mh Thamrin, saya yang akan merawat bapak”

”kalo saya boleh tahu namanya siapa??? senang dipanggil siapa, mas atau bapak?”

2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini?”. Apakah bapak merasa senang atau sedih?”.

“(pasien), saya tidak berguna, saya mati saja, saya sebagai bapak Dan suami

gagal”.

3) Kontrak (Waktu, Tempat, Topik)

“Baik pak, bagaimana kalau kita ngobrol lebih lanjut tentang kesedihan yang Pak B
alami?”.

“berapa lama waktu yang bapak inginkan untuk berbincang-bincang?”. “dimana tempat
kita berbincang-bincang? Mungkin bapak suka di taman atau di kamar ini”

2. Fase Kerja

“Mungkin Bapak bisa ceritakan kepada saya, peristiwa apa yang membuat bapak sedih.
Bagus, bapak sudah bisa bercerita. Sekarang saya akan coba untuk membantu bapak
mengatasi rasa sedih itu. “sebelumnya bolehkah saya tahu apa kemampuan positif
yang bisa bapak lakukan ???”

“Baiklah.. bagus sekali!! Ternyata bapak masih punya kegiatan positif yang masih bisa
dilakukan.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol dan latihan? Yah, ternyata bapak
banyak memiliki kemampuan positif yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.”

2) Rencana Tindak Lanjut

”Besok pagi kita akan mengobrol dan memilih kemampuan positif yang masih bisa
bapak lakukan. Mau jam berapa pak? Baik jam 10.00. Dimana pak? baik di sini saja
ya pak.sampai jumpa.”

SP 2 pasien: Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan, Membantu


klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, masih ingat dengan saya? Iya benar saya perawat Bila”

2) Evaluasi Falidasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini?”. Apakah bapak merasa senang atau sedih?”.

3) Kontrak (Waktu, Tempat, Topik)

“Baik pak, bagaimana kalau kita ngobrol lebih lanjut tentang kemampuan positif yang
akan bapak pilih, berapa lama waktu yang bapak inginkan untuk berbincang-
bincang?”. Baik 20 menit.

“dimana tempat kita berbincang-bincang? Mungkin bapak suka di taman atau dikamar
ini ”

2. Fase Kerja

“Kalau boleh saya tau kegiatan apa yang paling bapak suka, ooh baiklah bapak sangat
menyukai melukis dan membuat kerajinan tangan. Bagus sekali pak!!”bagaimana
penilaian bapak tentang diri bapak? Bagus sekali bapak menjadi percaya diri dengan
kemampuan bapak.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol? Yah, ternyata bapak suadah percaya
dengan kemampuan diri bapak.”
2) Rencana Tindak Lanjut

”Besok pagi kita akan membuat kerajinan tangan. kalu begitu kita akan latihan
membuat kerajinan tangan besok jam 8 pagi di ruangan ini sehabis makan pagi yaa
pak. Sampai jumpa ya”

SP 3 Pasien : Melatih kemampuan yang dipilih klien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Bila"

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah hari ini” ”Bagaimana
Bapak, masih percaya dengan kemampuan diri bapak kan?”

3) Kontrak (Waktu, Tempat, Topik)

“Sekarang kita akan latihan kemampuan yang bisa bapak lakukan. Masih ingat apa
kegiatan itu pak? Ya benar, kita akan latihan membuat kerajinan tangan” ”Waktunya
sekitar 30 menit. Mari kita lakukan!”

2. Fase Kerja

“Bapak sebelum kita melakukan membuat kerajinan tangan kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu kayu, alat ukir, amplas.

“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”

“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil kayu potong sesuai ukuran, ukir
kayu sesuai keinginan, bisa bentuk bunga, hewan atau bentuk-bentuk lain. Nah selesai…

“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”

“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan membuat kerajinan tangan dengan baik.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan membuat kerajinan tangan ?”


Ohh iya bagus sekali bapak merasa senang, dan lebih percaya diri” selain melakukan
kegiatan kerajinan tangan,bapak juga bisa melakukan kegiatan positif lain yang bisa
bapak lakukan seperti melukis, dan mendengarkan musik”.

2) Rencana Tindak Lanjut

”Besok kita akan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian.”Mau jam berapa? Sama dengan sekarang? Oh ya baiklah…Sampai
jumpa ”

SP 4 Pasien : Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam


rencana harian

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Bila"

2) Evaluasi Falidasi

“Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah hari ini” ”Bagaimana
Bapak, sudah membuat kerajinan tangan berapa?”

3) Kontrak (Waktu, Tempat, Topik)

“Sekarang kita akan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian. Waktunya sekitar 30 menit. Mari kita lakukan!”

2. Fase Kerja

“Bagaimana jika kegiatan membuat kerajinan tangan ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari

“Bapak mau berapa kali membuat kerajinan tangan? Bagus sekali Bapak dapat
melakukannya setiap hari.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana perasaan bapak setelah membuat jadwal kerajinan tangan ?”oh yaa bagus
sekali bapak merasa senang. Jadi bapak akan membuat kerajinan tangan setiap hari”

2) Rencana Tindak Lanjut


”selanjutnya bapak dapat memasukan kegiatan lain seperti melukis dan

mendengarkan music di jadwal harian bapak. Sampai jumpa ”

Strategi Pelaksanaan Keluarga

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat


pasien di rumah

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi !”perkenalkan saya Bila Perawat yang merawat Tn.B."

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini?”

“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi Bapak/ibu
dalam merawat Tn.B? Berapa lama waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di
ruangan wawancara!”

3) Kontrak

“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi Bapak/ibu
dalam merawat Tn.B? Berapa lama waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di
ruangan wawancara!”

2. Fase Kerja

“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat Tn.B? ohh baiklah ternyata ibu tidak
mengetahuhi penyakit yang diderita Tn.B? iya bu Tn.B memiliki masalah harga diri
rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri.” Oleh karena itu Tn.B membutuhkan perawatan untuk mengatasi penyakitnya.
Maka dari itu ibu harus tau bagaimana cara merawat Tn.B”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?” oh iya ibu ingin mengetahui
bagaimana cara merawat Tn.B.”

2) Rencana Tindak Lanjut


“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk meberitahu bagaimana penyakit HDR dan
cara merawat Tn.B. Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga


diri rendah dan cara merawat pasien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi !” perkenalkan saya Bila. Perawat yang merawat Tn.B."

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini?”

3) Kontrak

“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tendang cara merawat Tn.B? Berapa lama
waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

2. Fase Kerja

“Apa yang Ibu ketahui tendang masalah Bapak”

“Ya memang benar sekali Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya dan
mengatakan dirinya adalah “saya tidak berguna, saya mati saja, saya sebagai bapak dan
suami gagal”.

“Dengan kata lain, anak Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang didandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak
ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi,
misalnya Pak B jadi malu dan selalu menyesali dirinya sendiri”.

“Sampai disini, Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?” “Bagus sekali Ibu
sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah Pak B dapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”

”Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan

hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)”
”Bapak itu telah berlatih dua kegiadan yaitu melukis dan membuat kerajinan dangan.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Ibu dapat mengingatkan Bapak
untuk melakukan kegiadan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya,
ya Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula
memberi danda cek list pada jadual yang kegiadannya”.

”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, Ibu tetap perlu memantau
perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak terdangani
lagi, Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Bapak”

“temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil membuat kerajinan
dangan”. ”Coba Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?”

“Dapatkah Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi Pak B dan bagaimana

cara merawatnya?”

“Bagus sekali Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Ibu kemari lakukan
seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara

memberi pujian langsung kepada Bapak”

“Jam berapa Bpk/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 3 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan


masalah harga diri rendah langsung kepada pasien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu. Masih ingat dengan saya? iya benar saya perawat Bila”
2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”

”Ibu masih ingat latihan merawat keluarga Ibu seperti yang kita pelajari dua

hari yang lalu?”

3) Kontrak

“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.” ”Waktunya 20
menit”.

”Sekarang mari kita temui Bapak”

2. Fase Kerja

”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”

”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

”Nah Bu, sekarang Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari
lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga Ibu”

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang


telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?” ”Baiklah,


sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan


keluarga)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi?”

“Mulai sekarang Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak”

2) Rencana Tindak Lanjut


“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman ibu Selakukan
cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Bu”. “ Sampai jumpa”

SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu. Masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Bila”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana kabar ibu? Sudah bisa kan merawat Tn.B?”

3) Kontrak

”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal
Bapak selama di rumah”

”Berapa lama Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor”

2. Fase Kerja

”Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?” Bu, jadwal yang telah dibuat selama Bapak
dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun
jadwal minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri
sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. B.”

2) Rencana Tindak Lanjut


“Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya.”

…………………………,…………
Mahasiswa,

(…………………………………….)
ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO
1) Data Subyektif

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak diam

2) Data Obyektif

Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
3. Tujuan

Tujuan : Klien mampu

a. Mengenal masalah isolasi sosial


b. Berkenalan dengan perawat atau klien lain
c. Bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
d. Berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.

Tujuan : Keluarga mampu

a. Mengenal masalah klien Isolasi sosial


b. Mengambil keputusan untuk merawat klien Isolasi sosial
c. Merawat klien Isolasi sosial
d. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien Isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) Pada Klien

1. Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi


sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan
2. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan (klien- perawat lain)
3. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan (klien- perawat-klien lain)
4. Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari.

Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) Pada Klien


1. Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat pasien dengan isolasi sosial.
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab
isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
3. Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien Isolasi sosial
4. Menjelaskan perawatan lanjutan
B. Strategi Komunikasi

(Strategi Pelaksanaan) Pada Klien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi ”

“Saya Sabila Saya senang dipanggil Bila, Saya mahasiswa mh thamrin

yang akan merawat Bapak.”

“Kalau boleh tahu Siapa nama Bapak? Senang dipanggil siapa?”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana keadaan Bapak hari ini?”

3) Kontrak

“Bagaimana kalau kita ngobrol tentang keluarga dan teman-teman bapak? Mau
dimana kita ngobrol? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, Bapak?
Bagaimana kalau 15 menit??”

2. Fase Kerja

(Jika pasien baru)

”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan Bapak? Siapa yang
jarang ngobrol dengan Bapak? Apa yang membuat Bapak jarang ngobrol dengannya?”

(Jika pasien sudah lama dirawat)

”Apa yang Bapak rasakan selama Bapak dirawat disini? O.. Bapak merasa sendirian?
Siapa saja yang Bapak kenal di ruangan ini”

“Apa saja kegiatan yang biasa Bapak lakukan dengan teman yang Bapak kenal?”
“Apa yang menghambat Bapak dalam berteman atau ngobrol dengan pasien yang lain?”

”Menurut Bapak apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman ngobrol. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Bapak? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah Bapak ? belajar bergaul dengan orang lain ?

”Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain” “Begini
lho Bapak ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya A, senang dipanggil A.
Asal saya dari Semarang, hobi bermain sepak bola” “Selanjutnya Bapak
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana dan Hobinya apa?”

“Ayo Bapak dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Bapak. Coba berkenalan dengan
saya!”

“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”

“Setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut Bapak bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan Bapak bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan berkenalan?”

” Bapak tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”

2) Rencana Tindak Lanjut

”Selanjutnya Bapak dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya
tidak ada. Sehingga Bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Mau jam
berapa mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiadan hariannya.”

”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak Bapak berkenalan
dengan teman saya, perawat I. Bagaimana, Bapak mau kan?”

”Baiklah, sampai jumpa.”


SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap berkenalan (klien-
perawat lain

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bapak!”Masih ingat dengan saya? Iya betul pak saya perawat Bila.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini?

“Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan. Coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan perawat !”

“Bagus sekali, Bapak masih ingat.”

3) Kontrak

“Nah seperti janji saya, saya akan mengajak Bapak mencoba berkenalan dengan
teman saya perawat I. Tidak lama kok, sekitar 10 menit”

“Ayo kita temui perawat I disana”

2. Fase Kerja

( Bersama-sama klien saudara mendekati perawat I)

“Selamat pagi perawat I, ini ingin berkenalan dengan A”

“Baiklah Bapak, Bapak bisa berkenalan dengan perawat I seperti yang kita

praktekkan kemarin”

(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat I: memberi salam,


menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)

“Ada lagi yang Bapak ingin tanyakan kepada perawat I. coba tanyakan tentang

keluarga perawat I”

“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak bisa sudahi perkenalan ini. Lalu
bapak bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat I, misalnya jam 1 siang nanti”
“Baiklah perawat I, karena Bapak sudah selesai berkenalan, saya dan Bapak akan
kembali ke ruangan Bapak. Selamat pagi”

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat I untuk melakukan terminasi


dengan klien di tempat lain)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Bapak setelah berkenalan dengan perawat I” “Bapak tampak


bagus sekali saat berkenalan tadi”

”Pertahankan terus apa yang sudah Bapak lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan
keluarga, hobi, dan sebagainya.”

“Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya.
Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti Bapak coba sendiri.”

2) Rencana Tindak Lanjut

”Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”

SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap Berkenalan (klien-


perawat-klien lain)

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak! Masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Soli.

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana keadaanya hari ini, Apakah tidur nyenyak semalam?”

”Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan perawat I kemarin

siang”

”Bagus sekali bapak menjadi senang karena punya teman lagi”

3) Kontrak

”Kalau begitu bapak ingin punya banyak teman lagi?”


”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
Tn.G.”seperti biasa kira-kira 10 menit.”Mari kita temui dia di ruang makan”

2. Fase Kerja

( Bersama-sama klien mendekati Tn.G)

“Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan”.

“Baiklah Pak, Bapak sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah Bapak
lakukan sebelumnya”.

(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama


panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).

“Ada lagi yang Bapak ingin tanyakan kepada Tn. G”

“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak bisa sudahi perkenalan ini. Lalu
bapak bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti” “Baiklah,
karena bapak sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke ruangan. Selamat
pagi “

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan Tn.G untuk melakukan terminasi)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah berkenalan dengan Tn.G?”

”pertahankan apa yang sudah Bapak lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali
dengan Tn.G jam 4 sore nanti”

”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang


lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari bapak dapat berbincang-
bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8
malam, Selanjutnya Bapak bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.
Bagaimana Bapak, setuju kan?”

2) Rencana Tindak Lanjut

”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sehari-hari. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”
SP 4 pasien : Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sehari-hari.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak! Masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Bila.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana keadaannya hari ini?”

"Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan Tn.G kemarin siang”

”Bagus sekali bapak menjadi senang karena punya teman lagi”

3) Kontrak

”Kalau begitu bapak ingin punya banyak teman lagi?”

”Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap lagi dengan orang lain, yaitu Tn.E.
”seperti biasa kira-kira 10 menit.”Mari kita temui dia di ruang makan”

2. Fase Kerja

(Bersama-sama klien mendekati Tn.E)

“Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin bebincang-bincang”

“Baiklah Pak, Bapak sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah Bapak
lakukan sebelumnya”.

(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama


panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).

Selanjutnya bapak bisa berbincang-bincang dengan Tn.E, seperti menanyakan

tentang keluarga atau pengalamnya”.

“Ada lagi yang Bapak ingin tanyakan kepada Tn.E”

“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak bisa sudahi perbincangan ini. Lalu
bapak bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”

“Baiklah, karena bapak sudah selesai berbincang, saya dan klien akan kembali
ke ruangan. Selamat pagi”

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan Tn.E untuk melakukan terminasi)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang dengan Tn.E?”

”pertahankan apa yang sudah Bapak lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali
dengan Tn.E jam 4 sore nanti”

”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain kita


tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari bapak dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam,
Selanjutnya Bapak bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.

Bagaimana Bapak, setuju kan?”

2) Rencana Tindak Lanjut

”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sehari-hari. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”

(Strategi Pelaksanaan) Pada Keluarga

SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat pasien dengan


isolasi sosial

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu. Saya Bila, perawat yang merawat Tn.A.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn.A?”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn A.”
“Kita mau diskusi di mana Bu? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama waktu
Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

2. Fase Kerja

“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn.A? ooh jadi ibu/bapak tidak
tau apa penyakit Tn.A sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara merawat Tn.A.
Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn.A bicara sendiri dan tertawa sendiri.”

“Jangan takut bu penyakit yang dialami Tn.A adalah penyakit isolasi sosial yaitu sering
menyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
isolasi sosial itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam 10.00.” Baik,
sampai Jumpa. Selamat pagi”

SP 2 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tendang masalah isolasi


sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi bu. Masih ingat dengan saya? Iya benar saya perawat Bila”.

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”

3) Kontrak

“Sesuai kontrak hari ini kita akan berbincang-bincang tentang masalah Tn.A dan cara
perawatannya”.

“Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Ibu punya waktu? Bagaimana kalau 30
menit?”
2. Fase Kerja

”kira-kira Ibu tahu apa yang terjadi dengan Tn.A? Apa yang sudah dilakukan?” “Masalah
yang dialami oleh Tn.A disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang
juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”. ” Tanda-tandanya antara lain
tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar
dengan wajah menunduk”

”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang–orang terdekat”

“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”

“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Ibu dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi Tn.A dan untuk merawat Tn.A, keluarga perlu melakukan beberapa
hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn.A yang
caranya adalah bersikap peduli dengan Tn.A dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga
perlu memberikan semangat dan dorongan kepada Tn.A untuk bisa melakukan kegiatan
bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”

“Selanjutnya jangan biarkan Tn.A sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap- cakap
dengan anak bapak. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama,
melakukan kegiadan rumah dangga bersama.”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu” ”Begini
contoh komunikasinya, Bu : Ibu lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap dengan
orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu senang sekali melihat
perkembangan kamu, Pak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu
bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu
sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di
mushola kampung. Bagiamana bu, kamu mau coba kan, ?”

”Nah coba sekarang Ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, bu. Ibu telah memperagakan dengan baik sekali” ”Sampai sini ada yang
ditanyakan?”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Baiklah bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi?”

“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang
yang mengalami isolasi sosial”

“Selanjutnya bisa Ibu sebutkan kembali cara-cara merawat Tn.A yang mengalami
masalah isolasi sosial”

“Bagus sekali bu, Ibu bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut” “Nanti
kalau ketemu Tn.A coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka juga melakukan hal yang sama”.

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada Tn.A ?”

“Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama”

SP 3 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan


masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi bu” masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Bila”.

”Bagaimana perasaan ibu hari ini?”

2) Evaluasi Validasi

”ibu masih ingat latihan merawat Tn.A seperti yang kita pelajari berberapa hari yang
lalu?”

3) Kontrak

“Mari praktekkan langsung ke Tn.A! Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan. Baik kita
akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui Tn. A.”

2. Fase Kerja

”Selamat pagi Tn.A. Bagaimana perasaan Tn. A hari ini?”

”istri Tn.A hari ini besuk. Beri salam! Bagus. Tolong Tn.A tunjukkan jadwal
kegiatannya!” (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut) ”Nah bu,
sekarang Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang


telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan Tn.A setelah berbincang-bincang dengan istri Tn.A?” ”Baiklah,


sekarang saya dan istri Tn.A ke ruang perawat dulu”

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan


keluarga)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi? Ibu sudah bagus.” “Mulai sekarang
Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Tn.A”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan
cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Pak”

“Sampai jumpa”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Bila.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana kabarnya hari ini? Sudah bisa kan melakukan perawatan Tn.A?”
3) Kontrak

”Karena rencana Tn.A mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan lanjutan di
rumah.”

”Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan tersebut disini saja”


”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

2. Fase Kerja

”Bu, ini jadwal Tn.A yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan? Di
rumah Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal
kegiadan maupun jadwal minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Tn.A
selama di rumah. Misalnya kalau Tn.A terus menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit atau bawa Tn.A ke rumah sakit”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiadan harian Tn.A”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang

tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”

.........................................
Mahasiswa

(........................................)
HALUSINASI

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO

Data Subyektif

a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d. Klien merasa makan sesuatu
e. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g. Klien ingin memukul/melempar barang-barang

Data Obyektif

a. Klien berbicara dan tertawa sendiri


b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3. Tujuan
1. Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon. Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
2. Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
3. Mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat.
4. Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas.
4. Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) Klien

1. Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara- cara mengontrol halusinasi,


mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik
halusinasi. Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau penerapan cara ini, dan
menguatkan perilaku pasien.
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan
orang lain.
3. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur Menjelaskan pentingnya penggunaan
obat, jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus
obat, jelaskan cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan
prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).
4. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: Melaksanakan aktivitas
terjadwalMenjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan aktifitas yang
biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan aktifitas, menyusun jadual
aktifitas sehari-hari sesuai dengan jadual yang telah dilatih, memantau jadual
pelaksanaan kegiatan, memberikan reinforcement.

Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) Keluarga

1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.


2. Pendidikan Kesehadan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi, proses
terjadinya halusinasi
3. Melatih keluarga praktek merawat pasien yang mengalami halusinasi. Jelaskan dan
latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi : menghardik, minum
obat, bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
4. Menjelaskan perawatan lanjut.

B. Strategi Komunikasi

SP 1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara- cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara
pertama: menghardik halusinasi

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa Thamrin yang akan merawat bapak, Nama
Saya Sabila, senang dipanggil Bila, Nama bapak siapa? Bapak Senang dipanggil apa”

2) Evaluasi Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”

3) Kontrak

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak
dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa
lama? Bagaimana kalau 30 menit.”

2. Fase Kerja

”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering dengar
suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
pada waktu sendiri?”

”Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara
itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?

”Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiadan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya
sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya tidak mau
dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus
bapak sudah bisa”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu
muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien).
2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak?Bagaimana kalau dua jam lagi?
Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya?”

”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-


cakap dengan orang lain

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Bila dari Thamrin pak.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah
sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurang kan suara- suaranya? Bagus.”

3) Kontrak

“Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di
mana? Di sini saja?”

2. Fase Kerja

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara- suara, langsung saja
cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya
begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau
ada orang dirumah misalnya istri, anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan saya,
karena saya sedang dengar suara-suara. Begitu mas Coba bapak lakukan seperti saya tadi
lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya!”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau
bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal
kegiadan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan
secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul!

2) Rencana Tindak Lanjut

Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat.Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00? Mau di mana? Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”

SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Bila dari Thamrin pak.

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah
sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih?bagus!!

3) Kontrak

“Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tendang
obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang. Di sini saja ya pak?”

2. Fase Kerja

“pak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih
(THP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang
merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat
lagi. Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat- obatan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya
bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum
10 gelas per hari”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tendang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika
jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiadan
bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
di rumah. Nah makanan sudah datang.”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: melaksanakan


aktivitas terjadwal

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Bila dari Thamrin pak.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah
dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus!”

3) Kontrak

“Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita
duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

2. Fase Kerja
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiadannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali
bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada
kegiatan.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali.Mari kita masukkan dalam jadwal kegiadan
harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang
lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai
malam).”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat
4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 12.00 pagi? Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu!. Saya Bila, perawat yang merawat Tn. S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn. S ?”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn. S.”

“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit”
2. Fase Kerja

“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn. S? ooh jadi ibu/bapak tidak
tau apa penyakit Tn. S sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara merawat Tn. S.
Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn. S bicara sendiri dan tertawa sendiri. “Jangan
takut bupenyakit yang dialami Tn. S adalah penyakit halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada benda nya atau tidak nyata.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
halusinasi itu ya bu”.

”Jam berapa kita bertemu?” “bagaimana jika jam 10.00.” “Baik, sampai Jumpa.
Selamat pagi”

SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi


yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien
halusinasi.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Bila, perawat yang
merawat Tn. S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu halusinasi dan cara merawat Tn.S.“Kita
mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit”

2. Fase Kerja
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak? Apa yang Ibu lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh pak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.”

”tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab” “Jadi kalau
anak Bapak/IBu Sengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”
"Kalau pak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak
ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara
untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara- cara tersebut antara lain:
Pertama, dihadapan pak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan
saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan,
tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.

”Kedua, jangan biarka pak, melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan
muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan
keluarga seperti makan bersama, sholat bersama- sama. Tentang kegiatan, saya telah
melatih pak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”

”Ketiga, bantu pak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih untuk minum obat secara
teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange
namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3X
sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya
membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya
menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu
diminum untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi bapak dengan
cara menepuk punggung bapak. Kemudian suruhlah bapak menghardik suara tersebut.
Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”. ”Sekarang, mari kita latihan
memutus halusinasi bapak. Sambil menepuk punggung pak, katakan : bapak sedang apa
kamu? bapak ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir
suara itu, bapak Tutup telinga bapak Dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”.
Ucapkan berulang-ulang, pak”

"Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan” ”Bagus Bu”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi
Tn.S?“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?”Bagus sekali
Bu.”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Tn.S ”

”Jam berapa kita bertemu?”Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi”

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi”. Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Bila, perawat yang
merawat Tn.S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”Apakah Ibu/bapak Sasih ingat bagaimana cara
memutus halusinasi bapak yang sedang mengalami halusinasi? Bagus!”

3) Kontrak

”Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan Tn.S. Mari kita datangi Tn.S”.

2. Fase Kerja

”Selamat pagi Tn.S, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara-
suara yang sering Tn.S dengar. Untuk itu pagi ini istri Tn.S datang untuk mempraktekkan
cara memutus suara-suara yang Tn.S dengar. Nanti kalau sedang dengar suara-suara
bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini”
”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang mas alami seperti
yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir
suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi
apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien) Bagus sekali! Bagaimana pak? Senang
dibantu Ibu? Nah Ibu ingin melihat jadwal harian bapak. “Baiklah sekarang saya dan ibu
ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan
terminasi dengan keluarga)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung


dihadapan bapak?”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan
cara itu bila bapak mengalami halusinasi”.

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal
kegiatan harian bapak. Jam berapa Ibu bisa datang? Tempatnya di sini ya. Sampai
jumpa.”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu, Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Bila perawat yang
merawat Tn.S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana kabar nya ibu?”

3) Kontrak

“Sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan jadwal
selama dirumah”

“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu!“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”

2. Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu
lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?”
Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal
minum obatnya”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
bapak selama di rumah. Misalnya kalau mas terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa
kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat
bapak Bagus (jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya.
Sampai jumpa”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.
Silakan selesaikan administrasinya!”

.......................................
Mahasiswa

(..............................................)
WAHAM

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO
1) Data Subyektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,


kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.

2) Data Obyektif

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang
lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan
/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Waham
3. Tujuan

Klien mampu :

a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari waham Latihan
orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan
b. Minum obat dengan prinsip 6 benar minum obat, manfaat/keuntungan minum obat
dan kerugian tidak minum obat
c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akibat wahamnya, memenuhi
kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Melakukan kegiatan/aspek positif yang dipilih

Keluarga mampu :

a. Mengenal masalah waham


b. Mengambil keputusan untuk merawat klien waham
c. Merawat klien waham
d. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waham
4. Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada Klien


1. Membina hubungan saling percaya: mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi, melatih latihan orientasi realita.
2. Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya.
3. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
4. Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar

Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada Keluarga

1. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah


menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien
2. Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien waham
3. Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham
4. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara
rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan
B. Strategi Komunikasi

Strategi Pelaksanaan Pasien

SP 1 Membina hubungan saling percaya: mengidentifikasi kebutuhan yang tidak


terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan
yang tidak terpenuhi, melatih latihan orientasi realita.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

”Selamat pagi mas, Saya Mahasiswa Thamrin yang akan merawat mas, Nama Sabila
senang dipanggil Bila. Nama mas siapa? mas Senang dipanggil apa”

2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan mas hari ini? Apa yang mas D rasakan saat ini”

3) Kontrak

”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang dirasakan mas
saat ini. Bagaimana kalau 20 menit.”Apakah mas bersedia?”

2. Fase Kerja
“Saya mengerti mas merasa bahwa mas adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus mas rasakan? Jadi mas merasa takut nanti diatur-atur oleh
orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri mas sendiri?”

“Siapa menurut mas yang sering mengatur-atur diri mas?”

“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas yang lain?”

“Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?”

“O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri” “Coba kita tuliskan
rencana dan jadwal tersebut mas”

“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan ini ya”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”Apa saja tadi


yang telah kita bicarakan? Bagus”

“Bagaimana kalau jadwal ini mas coba lakukan, setuju mas?”

“Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”

”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Mas miliki? Mau di mana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP 2 Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi mas D. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Bila dari Thamrin
mas.”

2) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
mas sudah mengingat apa saja hobi mas?”

3) Kontrak

“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas R tersebut?” “Berapa


lama mas D mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal
tersebut?”

2. Fase Kerja

“Apa saja hobby amas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?”

“Wah.., rupanya mas D pandai main catur ya, tidak semua orang bisa bermain catur
seperti itu lho D”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).

“Bisa mas D ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada mas D, dimana?

“Bisa mas D peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik itu?”

“Wah..baik sekali permainannya”

“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan mas D ini ya, berapa kali sehari/seminggu mas
D mau bermain catur?”

“Apa yang mas D harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”

“Ada tidak hobi atau kemampuan mas D yang lain selain bermain catur?”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan mas D setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan


kemampuan amas?” “Setelah ini coba mas D lakukan latihan catur sesuai dengan
jadual yang telah kita buat ya?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Besok kita ketemu lagi ya mas?”

“Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas D minum, setuju?”

“Bagaimana kalau sekarang mas D teruskan kemampuan bermain catur


tersebut…….”

SP 3 Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,


manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Bila. dari Thamrin mas.

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah sudah dicoba terus latihan
bermain caturnya?” “Bagus sekali”

3) Kontrak

“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang mas D minum?”

“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?” “Berapa lama mas D mau kita
berbicara? 20 atau 30 menit?”

2. Fase Kerja

“Mas D berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”

“ Mas D perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”

“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam
7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut mas D terasa kering, untuk membantu
mengatasinya amas bisa banyak minum ”

“Sebelum minum obat ini mas D dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar
nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja
harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas D tidak menghentikan
sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan mas D setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang mas D
minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”

“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan mas. Jangan lupa minum obatnya dan nanti
saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”

“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 4 Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Bila. dari Thamrin mas.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah mas sudah meminum obat
sesuai dengan jadwal?”

3) Kontrak

“Sesuai dengan janji saya dengan mas D, saya akan menmani mas berbincang-
bincang lagi. Kali ini saya ingin membahas kegiatan atau aktivitas mas selama dirmah
sakit yang tidak dapat mas laukan secara mandiri dengan kata lain memerlukan
bantuan teman atau perawat. Apakah mas bersedia?” Mau dimana?” Baiklah,
waktunya tidak lama sekitar 20 menit”
1. Fase Kerja

“Mas R apa sajakah aktivitas mas D yang memerlukan bantuan dari perawat atau teman
sekamar?”Baiai sekarang mas D harus baiklah mulai sekarang mas D harus sering latihan
untuk melakukan kegiatan tersebut dengan mandiri.” “bagaimana apakah mas D
bersedia?” Bagus”. Mulai dari sekarang mas D bisa memasukkan kegiatan yang dapat
mas D lakukan secara mandiri setiap harinya di jadwal kegiatan harian.”

2. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan mas D setelah kita bercakap-cakap tadi?” “Aakah ada


pertanyaan?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

Strategi Pelaksanaan Keluarga

SP 1 Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah


menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

”Selamat pagi pak/bu, Saya Mahasiswa keperawatan Thamrin yang akan merawat mas
R, Nama Saya Sabila senang dipanggil Bila. Nama bapak/ibu siapa?Bapak/ibu Senang
dipanggil apa”

2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”

3) Kontrak

“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas R dan cara
merawat mas D di rumah?”

“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?” “Berapa lama
waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
2. Fase Kerja

“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan mas D
ini?yang terjadi pada mas D ini merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk
itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu
berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama: “Bapak/Ibu
mengerti mas D merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya
karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”

“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji D jika ia melakukan hal-hal yang baik.”

“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan
D”

“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan D tentang kebutuhan yang diinginkan D,


misalnya: “Bapak/Ibu percaya D punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan
kepada bapak/ibu. D khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernah
dimiliki oleh anak)

“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan
pujian) “Pak, bu, D perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”

“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan D kambuh kembali” (Libatkan
keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Mas D sudah
mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
D di rumah?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali.”

2) Rencana Tindak Lanjut


“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat D sesuai dengan pembicaraan kita tadi”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 2 Melatih keluarga cara merawat pasien

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya, ya saya Bila.”

2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? “

3) Kontrak

“Sesuai kontrak kemarin ketemu lagi”

“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”

“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke mas R ya?” “Berapa
lama bapak dan ibu punya waktu?”

2. Fase Kerja

“Sekarang anggap saya mas R yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila mas D sedang dalam keadaan yang seperti
ini”

“Bagus, betul begitu caranya”

“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki
mas D. Bagus.”

“Sekarang coba cara memotivasi mas D minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat D” “Bagaimana
kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada D?” (Ulangi lagi semua cara diatas
langsung kepada pasien)

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas D?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk mas D”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat D sesuai dengan pembicaraan kita tadi”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 3 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?” Ya saya perawat Sabila.

2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang kemarin
sudah dipraktekan ke mas D?” “iya bagus”

3) Kontrak

“Sesuai janji kemarin kita bertemu lagi ya pak/bu?”. Sekarang kita akan
mendiskusikan tentang dampak yang dapat terjadi pada mas D jika tidak dapat
menerima realita atau kenyataan, bagaimana? “Apakah bapak/ibu ssetuju?” “Disini
saya ya, waktunya tidaqk lama sekitar 10 menit”.
2. Fase Kerja

“Jadi mas D menganggap bahwa dirinya adalah seorang nabi yang pada kenyataannya
bukan seperti itu.”

Jika keadaan ini terus menerus terjadi tanpa ada yang memaparkan realita kehidupan ke
mas D, mas D akan hidup layaknya seperti apa yang dia fikirkan, tanpa sadar mas D
melakukan hal itu.”

Disini tugas bapak/ibu sebagai orang tua sangat diperlukan untuk memaparkan realita
kehidupan mas D bahwa mas D adalah seorang manusia biasa bukan seorang nabi.
Bagaimana apakah bapak ibu mengerti?”

“Bagus. Butuh ketekunan keuletan serta kesabaran untuk menjelaskan kepada mas D,
baik dijelaskan tiap harinya agar mas D mengingat kebenaran atas dirinya sediri.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap


melakukannya?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Alangkah baiknya besok kita bertemu lagi, untuk membahas tentang kesiapan
bapak/ibu dalam merawat mas D selama dirumah nanti.”

SP 4 Menjelaskan perawatan lanjutan pasien (Menjelaskan cara memanfaatkan


fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan kesehatan klien dan
mencegah kekambuhan)

1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?”

2) Evaluasi Validasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang kemarin
sudah dipraktekan ke mas D?” “iya bagus”

3) Kontrak
“Karena mas D rencana mau pulang, bagaimana kalau kita berbincang tentang
perawatan lanjutan untuk D?”

“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di
sini”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan.”

2. Fase Kerja

“Pak/Bu, ini jadwal mas D yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kira- kira dapat
dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan mas D, agar ia tetap menjalankan di
rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakan).”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya mas D mengaku sebagai seorang nabi
terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera kontrol ke
rumah sakit ya”.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap


melanjutkan di rumah?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Jika mas D menunjukan tanda dan gejala yang aneh aneh lagi seperti mengaku
sebagai nabi, langsung saja periksakan lagi mas R ke rumah sakit” “Terima kasih,
sampai jumpa”.

.................................................
Mahasiswa

(..................................................)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO

Data Subjektif

1. Keluarga klien mengatakan klien suka marah – marah tanpa sebab


2. Keluarga klien mengatakan klien suka memukul pengendara motor yg lewat
3. Klien pernah menjadi korban penipuan

Data Objektif

1. Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat.


2. Klien nampak tegang saat berinteraksi.
3. Mata klien tampak melotot dan kesal.
4. Klien menjawab pertanyaan dengan singkat.
5. Klien tampak bermusuhan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1. Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2. Keluarga mampu mengenal masalah perilaku kekerasan
3. Mengambil keputusan untuk merawat klien perilaku kekerasan
4. Merawat klien perilaku kekerasan
5. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien perilaku kekerasan
6. Tindakan Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada Pasien
1) Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku kekerasan serta
melatih latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal
2) Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
3) Melatih cara verbal/ bicara baik-baik
4) Melatih cara spiritual
2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada Keluarga
1) Menjelaskan masalah perilaku kekerasan
2) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien perilaku
kekerasan
3) Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien perilaku kekerasan
4) Menjelaskan mengenai perawatan lanjutan kepada keluarga
B. Strategi Komunikasi

Strategi Pelaksanaan Klien

1. SP 1 Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah,


tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya
serta cara mengontrol secara fisik I
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak, perkenalkan saya Sabila Mahasiswa Thamrin saya perawat
yang dinas di ruangan ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”

3) Kontrak

“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah ” “Berapa


lama bapak mau kita berbincang-bincang?”Bagaimana kalau 10 menit? “Dimana
enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bapak? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”

2. Fase Kerja

“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O..iya, apakah ada
penyebab lain yang membuat bapak marah”

“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti stress karena pekerjaan atau masalah
uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu
respons pasien)

“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,

rahang terkatup rapat, dan dangan mengepal?”


“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi baak marah-marah, membanting
pintu dan memecahkan barang-barang, memukul adik dan ibu bapak, apakah dengan
cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian dari cara yang bapak
lakukan? Betul, ibu jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik
danpa menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bapak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiadan fisik disalurkan rasa marah.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

”Begini bapak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah
bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Selain itu saat merasa marah bapak bisa melampiaskan kemarahan dengan memukul-
mukul benda lunak seperti bantal

“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan


bapak?” ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah (sebutkan) dan apa yang bapak
rasakan........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya
......... (sebutkan)

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya pak. bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiadan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiadan harian pasien).

2) Rencana Tindak Lanjut


Bagaimana kalau kita latihan cara untuk mencegah/mengontrol marah.? Jam
berapa pak? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih

”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak”

“Baiklah, sampai jumpa.”

2. SP 2 Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,


manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat siang pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Sabila dari Thamrin
pak”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana bapak apakan perasaan marah bapak muncul lagi. Jika tadi muncul
apakah bapak sudah bisa mengontrol kemarahan bapak dengan latihan yang tadi
kita lakukan.” “Bagus.”

3) Kontrak

“Sesuai janji kita tadi saya akan memberi tahu cara kedua untuk mengontrol emosi
bapak yaitu dengan cara meminum obat dengan rutin sesuai yang dianjurkan oleh
dokter, bagaimana pak?”. “Waktunya tidak lama sekitar 10 menit. Mau dimana?”
“Disini”

2. Fase Kerja

“Cara kedua yang bisa bapak lakukan untuk mengontrol perasaan emosi bapak adalah
dengan meminum obat secara rutin. Obat yang diberikan oleh petugas dari ruangan
wajib bapak minum, usahakan jangan telat meminum obat. Bagaimana apakah bapak”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

Bagaiman perasaan bapak setelah tadi kita belajar tentang pentingnya meminum
obat. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiadan harian bapak.

2) Rencana Tindak Lanjut


“Besok pagi saya akan kemari lagi. Bagaimana kalau kita latihan cara ketiga cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan berbicar. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat siang.”

3. SP 3 Melatih cara verbal/bicara baik-baik


1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Sabila dari Thamrin
pak.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan hari ini? Apakah bapak masih marah-marah ? Apakah bapak
sudah meminum obat secara rutin?” “Bagaimana hasilnya?” “Bagus!”

3) Kontrak

“Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mengatasi
marah-marah yaitu melakukan kegiatan yang terjadwal yaitu bicara verbal yang
baik. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita
bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

2. Fase Kerja

“Bagaimana cara bapak berbicara saat bapak marah-marah? Keras? Nah berbicara itu
merupakan salah satu stimulus atau pendorong emosi bapak untuk marah. Mulai
sekarang saat bapak merasa tidak enak dan ingin marah marah tahan dulu emosi bapak
kemudian lakukan latihan yang kemarin kita pernah lakukan yaitu tarik napas
dalam/pukul pukul bantal, apakah bapak sudah melakukannya? Bagus. Dan saat itu
juga usahakan nada suara bapak dipelankan dan berbicara dengan baik. Katakan apa
yang bapak rasakan saat itu?”. Bagaimana bapak mengerti ? Bagus. Kalau perasaan
itu muncul bapak harus mempraktekan latihan ini.”

3. Fase Terminasi
3) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang. Senang, bagus sekali,
jadi bapak sudah mengerti apa saja yang harus dilakukan saat perasaan marah itu
nantinya muncul. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak.”
4) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau nanti siang kita ketemu untuk latihan yang berikutnya. Mau jam
berapa?” “Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?” “Di ruang makan ya! Sampai jumpa”

4. SP 4 Melatih cara spiritual


1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat siang pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Sabila Thamrin
pak.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan hari ini? Apakah bapak masih marah-marah ? apakah cara
bicara bapak sudah diperbaiki, tidak lagi dengan nada keras?” “Bagaimana
hasilnya ?” “Bagus!”

3) Kontrak

“Sesuai janji kita tadi pagi, siang ini kita akan belajar cara yang keempat untuk
mengontrol marah-marah yaitu dengan meningkatkan kegiatan spiritual bapak.
Dimana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara?
Bagaimana kalau 20 menit? Baiklah.”

2. Fase Kerja

“Sebelum ke percakapan saya mau bertanya agama bapak apa ya?”. Islam?” Oh baik
kalau begitu apakah bapak sudah melakukan kewajiban bapak sebagai seorang
muslim?”. Belum?”. “Apakah bapak tau jika wudhu itu dapat meredakan emosi,
seseorang emosi atau marah dalam islam dianjurkan untuk berwudhu dan apabila
perasaan marah tersebut belum hilang juga maka dianjurkan untuk sholat. “Nah
sekarang bapak tau kalau manfaat dari wudhu dan sholat itu dapat mengontrol
perasaan marah bapak selama ini, apakah bapak mengerti dan mau mempraktekannya
dalam kehidupan bapak sehari-hari?”. “Bagus.” “Jadi jangan menungggu emosi bapak
tidak terkontrol, jika bapak merasa perasaan marah akan muncul langsung saja ambil
air wudhu dan holat seger”.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang lama membahas
manfaat wudhu dan sholat.Senang?”. “Bagus sekali, jadi bapak sudah mengerti apa
saja yang harus dilakukan saat perasaan marah itu nantinya muncul?”. “Ya bagus”
“Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak.”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaiman kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat
4 cara mengontrol marah yang telah kita bicarakan.” “Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 13.00 siang? Di ruang makan ya! Sampai jumpa”

Strategi Pelaksanaan Keluarga

1. SP 1 Menjelaskan masalah perilaku kekerasan


1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu!. Saya Sabila perawat yang merawat Tn.S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn.S ?”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn.S.” “Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Berapa lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

2. Fase Kerja

“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn.S? ooh jadi ibu/bapak tidak
tau apa penyakit Tn.S sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara merawat Tn.S.
Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn.S marah-marah memecahkan barang-barang
dan memukuli orang. “Penyakit yang dialami Tn.S adalah penyakit perilaku
kekerasan, yaitu perilaku seseorang dimana dirinya tidak dapat mengontrol perasaan
atau perasaan berlebihan yang meluap luap, Tn S tidak dapat mengontrol emosi
sehingga Tn.S mudah marah dan tersinggung serta mengaplikasikannya dengan
memecah barang dapat juga memukuli orang bahkan menciderai dirinya sendiri”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?” iya ibu jadinya bisa lebih tahu
tentang masalah yang sebenarnya bapak hadapi.”

2) Rencana Tindak Lanjut

Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
perilaku kekerasan itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam
10.00.” “Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi”

2. SP 2 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien perilaku
kekerasan
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Sabila perawat
yang merawat Tn.S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu prilaku kekerasan dan cara merawat
Tn.S.“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

2. Fase Kerja

“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak? Apa yang Ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh bapak itu dinamakan perilaku kekerasan, yaitu perilaku
yang aktual melakukan kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri/ orang lain secara
verbal maupun non verbal dan pada lingkungan.”

”Tandanya marah-marah tanpa sebab, mata melotot, tangan mengepal,memecahkan


barang serta melukai diri sendiri maupun orang lain” ”Untuk itu kita diharapkan dapat
membantunya dengan mengetahui penyebab kemarahan, bagaimana apakah ibu
sudahmengerti?”. “Bagus.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi?”iya bagus ibu bisa lebih memahami tentang perilaku kekerasan.”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau nanti siang kita ketemu lagi untuk membahas tentang cara cara
merawat bapak.?” Iya baiklah bu. Ibu mau dimana?”. Disini saja ya bu.”

3. SP 3 Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien perilaku kekerasan


1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat siang Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Sabila perawat
yang merawat Tn.S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”. “Ada yang ingin ibu tanyakan sebelum
kita berdiskusi.”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang cara mengendalikan kemarahan bapak
Berapa lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

2. Fase Kerja

“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah ibu bisa membantu menenangkan bapak
dengan membantu bapak dengan rutin mengendalikan emosi dengan tarik nafas dalam
setiap pagi atau setiap sore, menyediakan bantal untuk digunakan bapak jika sewaktu
waktu perasaan marah bapak muncul, kemudian selalu memberi perhatian yang tepat
kepada bapak serta memantau obat obatan yang bapak minum. Dengan cara itu ibu
dapat membantu bapak serta lebih mendekatkan diri untuk membantu proses
pemulihan kesehatan bapak.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi?”iya bagus ibu bisa lebih memahami tentang perilaku kekerasan.
2) Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana jika 2 hari dari sekarang kita berdiskusi lagi mengenai masalah
bapak?” Apakah ibu bersedia?”. Tempatnya disini lagi ya bu. Selamat siang”

4. SP 4 Menjelaskan mengenai perawatan lanjutan kepada keluarga


1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Sabila perawat
yang merawat Tn.S.”

2) Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?” “Ada yang ingin ibu tanyakan sebelum
kita berdiskusi.”

3) Kontrak

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang perawatan lanjutan yang perlu dilakukan
kepada Tn.S. Tidak lama kok bu Cuma 15 menit disini saja ya?”

2. Fase Kerja

“Nah ibu, Tn S sudah bisa pulang, disini saya akan menjelaskan perawatan lanjutan
Tn.S selama dirumah. Selama disini Tn. S memiliki jadwal kegiatan nah itu bisa
diterapkan selama ibu merawat Tn S dirumah. Diantaranya kegiatan sehari hari Tn S
yang perlu dilakukan seperti jadwal meminum obat secara teratur serta ada cara cara
mengontrol kemarahan Tn.S. Bagaimana apakah ada yang mau ibu tanyakan?”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi selama ini?”iya bagus ibu jadi bisa merawat Tn.S selama dirumah”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Ibu jangan lupa untuk membawa Tn.S kontrol sebelum obat habis atau adagejala
yang timbul.”
............................................
Mahasiswa

(...............................................)
ANSIETAS

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien (DS & DO)
a) Data Subjektif
- Klien mengatakan sering insomnia
- Klien mengatakan sering merasa ketakutan
- Klien mengatakan sering lupa mengerjakan sesuatu
- Klien mengatakan jantungnya sering berdegup kencang
- Klien mengatakan dia sering gelisah
b) Data Objektif
- Klien terlihat tampak pucat
- Saat di ukur tekanan darah pasien tinggi
- Wajah klien terlihat tegang
- Ketika berbicara klien tampak gugup
2. Diagnosa Keperawatan
- Ansietas Berat
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengenali ansietas
c. Klien mampu menjelaskan situasi yang menimbulkan cemas
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya. Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan
yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah:
- Mengucapkan salam terapeutik
- Berjabat tangan
- Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
- Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai. Menjelaskan
tujuan interaksif. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
b. Bantu pasien mengenal ansietas
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
- Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
- Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
- Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk mengurangi rasa cemas
- Latihan relaksasi nafas dalam
- Mengerutkan dan mengendurkan otot
d. Motivasi pasien melakukan teknim relaksasi napas dalam setiap kali ansietas muncul
B. STRATEGI KOMUNIKASI
FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Sabila, saya mahasiswa Keperawatan
Universitas Mh Thamrin yang saat ini bertugas dari jam 08.00-14.00 di ruangan ini.
Nama mbak siapa? Mbak lebih senang di panggil siapa?”
2. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan mbak pagi ini?”
“Jadi mbak semalam gelisah? Mbak tidak bisa tidur?”
3. Kontrak
a. Topik
“Baiklah, mbak bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan
yang mba rasakan?”
b. Tujuan
“Tujuan saya disini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan mbak saat ini”
c. Waktu
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?”
d. Tempat
“Kita akan berbincang-bincang dimana mbak? Baiklah kita akan berbincang di
ruangan ini ”aja"
FASE KERJA
(Langkah – langkah tindakan keperawatan s.d membuat jadwal latihan)
“Tadi mbak katakan, mbak merasa gelisah, tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Coba
mbak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan mbak? Apa yang mbak sedang pikirkan? Apa
yang mbak lakukan terkait dengan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga mbak
merasa gelisah?”
“Bagaimana kalau saya ukur dulu ya mbak tekanan darahnya”
“Oh jadi mbak merasa gelisah saat mbak kepikiran ujian nasional 2 bulan lagi. Terus mbak
mengatasinya dengan cara pergi keluar rumah menghirup udara segar”
“Bisa kita diskusikan apa yang membuat mbak gelisah menghadapi ujian nasional?”
“Oh, jadi mbak gelisah karena saat mengerjakan soal-soal latihan ujian hasilnya kurang
memuaskan bahkan sempat gagal”
“Apakah sebelumnya mbak pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?”
“Jadi mbak sebelumnya sering juga mengalami perasaan gelisah seperti sekarang?”
“Apa masalah yang sebelumnya sering membuat mbak gelisah?”
“Selama ini, bila mbak punya masalah yang menganggu, apa yang mbak lakukan?”
“Jadi kalau mbak punya masalah, mbak akan terus memikirkan masalah itu sehingga mbak
merasa gelisah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan”
“Kalau mbak sedang tidak gelisah, bagaimana kebiasaan tidur dan makan mbak?”
“Selain sekolah kebiasaan apa yang dikerjakan mbak sehari-hari? Apakah mbak selama ini
puas dengan kebiasaan yang mbak lakukan?”
“Dalam keluarga mbak, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah?”
“Oh, jadi dalam keluarga mbak, memang terbiasa cepat panik dalam menghadapi masalah?”
“Bagaimana kebiasaan mbak dalam beribadah? Bagaimana dengan kebiasaan beribadah
dalam keluarga mbak?”
“Apakah sebelumnya mbak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan?”
“Apa yang mbak lakukan? Dengan siapa biasanya mbak meminta bantuan untuk
menyelesaikan masalah kalau mbak merasa tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut?”
“Wah, baik sekali, berarti dulu mbak pernah mampu menyelesaikan masalah yang cukup
berat, saya yakin sekali mbak sekarang juga akan mampu menyelesaikan kecemasan yang
mbak rasakan”
“Baiklah mbak, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan mbak dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang mbak rasakan. Bagaimana kalau kita latihan sekarang, saya
akan lakukan, mbak perhatikan saya, lalu mbak bisa mengikuti cara yang sudah saya
ajarkan. Kita mulai ya mbak. Mbak silahkan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-
tama mbak tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga
setelah itu mbak hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah
sekarang coba mbak praktikkan. Wah bagus sekali, mbak sudah mampu melakukannya.
Mbak bisa lakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai mbak meras arileks atau
santai”
FASE TERMINASI
1. Evaluasi Respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita ngobrol tentang masalah yang mbak
rasakan?”
“Apa perubahan yang mbak rasakan dengan kondisi kecemasan?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba mbak sebutkan lagi apa yang membuat mbak cemas? Wah bagus sekali”
2. Rencana Tindak Lanjut ( Apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan)
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian mbak. Jadi, setiap mbak cemas, mbak bisa
langsung pratikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita
buat.
3. Kontrak Yang Akan Datang
a. Topik
“Masih ada cara lain untuk mengatasi kecemasan, yaitu dengan latihan mengerutkan
dan mengendurkan otot, bagaimana jika kita lakukan besok?”
b. Waktu
“Kita akan melakukan jam berapa mbak? Baik, besok kita akan mulai jam 10.00 ya
mbak”
c. Tempat
“Untuk tempatnya mbak ingin dimana? Baik mbak besok kita latihan di ruangan ini
lagi”

.........................................
Mahasiswa

(........................................)
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO
1) Data Obyektif
a. Rambut kotor, acak-acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat
2) Data Subjektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
1) Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit perawatan diri serta melatih
klien merawat diri: mandi
2) Menjelaskan dan melatih klien perawatan kebersihan diri: berhias
3) Melatih cara melakukan perawatan diri: makan/minum
4) Melatih cara melakukan perawatan diri : BAK/BAK
B. Strategi Komunikasi
1. SP 1 Pasien : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri
dan melatih pasien tendang cara-cara perawadan kebersihan diri

ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, saya perawat Sabila, biasa di panggil Bila”. saya mahasiswa dari
Thamrin , yang akan merawat ibu pada hari ini”. “kalau boleh tau nama ibu siapa,
senang dipanggil siapa?“

b. Validasi

“Bagaimana kabarnya hari ini? Dari tadi saya lihat Bu M menggaruk-garuk


badannya, gatal ya?”

c. Kontrak ( Waktu, Tempat, Topik )

”Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita berbicara?
20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.”

FASE KERJA

“Berapa kali Bu M mandi dalam sehari? Apakah Bu M sudah mandi hari ini?
Menurut Bu M apa kegunaannya mandi ? Apa alasan Bu M sehingga tidak bisa merawat
diri? Menurut Bu M apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-
tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut
bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Bu
M yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang Bu M lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Bu M
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”

“Berapa kali Bu M makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul,
kita harus sikat gigi setelah makan.”

“Di mana biasanya Bu.M berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita


kencing dan berak harus di WC, Nah... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut Bu M kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali..Bu M perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat
gigi, shampo dan sabun serta sisir”. ”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi,
suster akan membimbing Bu M melakukannya. Sekarang Bu M siram seluruh tubuh Bu
M termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala Bu M sampai berbusa lalu
bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Bu M mulai dari depan
sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh Bu M sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Bu M bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya Bu M pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

FASE TERMINASI

a. Evaluasi

“Bagaimana perasaan Bu M setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Bu M


sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah bu S lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Bu M setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi danda-danda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali Bu M mandi dan sikat gigi...? dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya Bu M..., dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Seperti M (mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh,
B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan Bu S ( tidak ) tidak melakukan
begitu ya Bu?

b. Rencana Tindakan Lanjutan

Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan jam 10 ya bu?
Mau dmana bu? Oh yaa di ruang tamu ya? Sampai jumpa”.

2. SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien berdandan: Berpakaian, menyisir


rambut, bercukur

ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu S? masih ingat dengan saya. Iya betul bertemu lagi dengan saya
perawat Sabila yang akan merawat ibu.”

b. Validasi

“Bagaimana perasaan Bu M hari ini?” “Bagaimana mandinya?” “sudah dilakukan?


Sudah tidandai di jadwal hariannya?”

c. Kontrak
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di
ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.

FASE KERJA

“Apa yang Bu M lakukan setelah selesai mandi ?”apa Bu M sudahganti baju? “Untuk
berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”. “Apakah Bu M
menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke cermin,
bagus…sekali!

FASE TERMINASI

a. Evaluasi

“Bagaimana perasaan ibu setelah berdandan”. “Coba bu, sebutkan cara berdandan
yang baik sekali lagi”..“Selanjutnya ibu setiap hari setelah mandi berdandan dan
pakai baju seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiadan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berapa ?”

b. Rencana Tindakan Keperawatan

“Nanti siang kita latihan makan yang baik ya bu. Mau dimana? Oh ya baik diruang
makan bersama dengan pasien yang lain.”

3. SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

“Selamat siang Bu M. masih ingat dengan saya? Iya betul saya Sabila perawat

yang akan merawat ibu”

b. Validasi

“Wah...masih rapi yaa Bu M”. “Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan
yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya..!”

c. Kontrak ( Waktu, Tempat, Topik )

“Hari ini kita akan latihan makan. Bagaimana kita latihan diruang tamu? Kurang
lebih setengah jam ya bu”

FASE KERJA

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Bu.M


makan?“Sebelum makan kita harus cuci dangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelumdisantap
kita berdoa dulu. Silakan Bu. M yang pimpin!. Bagus.. “Mari kita makan.. saat
makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya,
Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring, dan gelas yang
kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci dangan. Ya bagus!”Itu Suster yulia
sedang bagi obat, coba...Bu.M minta sendiri obatnya.”

FASE TERMINASI

a. Evaluasi

“Bagaimana perasaan Bu M setelah kita makan bersama-sama”. ”Apa saja yang


harus kita lakukan pada saat makan, (cuci dangan, duduk yang baik, ambil makanan,
berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci dangan.)” Nah... coba Bu
M lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadwal?.”

b. Rencana Tindakan Lanjutan

Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB/BAK yang baik, bagaiman kalau jam
10.00. Mau dimana? disini saja ya..”

4. SP 4 Pasien Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri

ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu M ? Bagaimana perasaan Bu M hari ini ?”

b. Validasi

“sudah dijalankan jadual kegiatannya..?”

c. Kontrak ( Waktu, Tempat, Topik )


“Kita akan membicarakan tendang cara berak dan kencing yang baik?” “ Kira-kira 20
menit ya...Bu M. dan dimana kita duduk? Baik disana deh...!”

FASE KERJA

“Cara cebok yang bersih setelah Bu M berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah
depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk mencegah
masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita. Setelah Bu M
selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC dibersihkan. Caranya
siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu
tidak tersisa di WC. Jika membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Bu M
ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing. Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus,
lalu cuci dangan denganmenggunakan sabun.”

FASE TERMINASI

a. Evaluasi

“Bagaimana perasaan Bu.M setelah kita membicarakan tendang cara


berak/kencing yang baik?. Coba Bu.M jelaskan ulang tendang cara BAB?BAK
yang baik.” Bagus.! Untuk selanjutnya Bu M bisa melakukan cara-cara yang telah
dijelaskan tadi.”

b. Rencana Tindakan Lanjutan

besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana Bu M bisa melakukan
jadwal kegiadannya”.

........................................

Mahasiswa

(..........................................)
RESIKO BUNUH DIRI

A. Proses Keperawatan
1. DS & DO
1) Data Subjektif
a. Ungkapan ingin mati diucapkan oleh pasien berisi keinginan untukmati
b. Ungkapan rencana untuk mengakhiri kehidupan
c. Ungkapan dan tindakan menyiapkan alat untuk melaksanakanrencana tersebut.
2) Data Objektif
a. Banyak melamun
b. Menyiapkan alat untuk rencana bunuh diri
c. Gelisah
d. Mudah emosi
e. Sedih
f. Murung
g. Menangis
h. Jalan mondar-mandir
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan
a. Tetap aman dan selamat/Klien tidak menciderai diri sendiri.
b. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan membuat daftar
aspek positif diri sendiri.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri: isarat, ancaman,
percobaan (jika percobaan segera rujuk)
b. Mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan mengamankannya (lingkungan
aman untuk pasien)
c. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuhdiri: buat daftar aspek
positif diri sendiri, latihan afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki
d. Mendiskusikan harapan dan masa depan
B. Strategi Komunikasi

SP 1 Pasien : Percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat bunuh diri


1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik

Selamat pagi Ibu, perkenalkan saya Solikhatun mahasiswa Thamrin Apakah benar
ini Ibu L. Ohh, senang dipanggil apa ? Ohh Ibu L.
2) Evaluasi Validasi

Bagaimana perasaan Ibu L hari ini? Saya akan selalu menemani Ibu disini
mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan
saya untuk menemani Ibu selama dirawat di rumah sakit ini.
3) Kontrak

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan


selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan.
Bagaimana kalau kita lakukan disini saja? Jam berapa kita akan berbincang-
bincang? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang Ibu?”
2. Fase Kerja

“Bagaimana perasaan Ibu setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana tersebut
Ibu merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Ibu kehilangan kepercayaan diri?
Apakah Ibu merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah Ibu
sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Ibu berniat untuk menyakiti
diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Ibu mati? Apakah Ibu mencoba untuk
bunuh diri? Apa sebabnya?” “Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera
memberikan tindakan untuk melindungi klien.” “Baiklah tampaknya Ibu memerlukan
bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh
kamar Ibu untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Ibu.”

“Nah, karena Ibu tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup Ibu, maka saya tidak akan membiarkan Ibu sendiri.”

“Apakah yang akan Ibu lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. Ibu
harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu Ibu. Saya percaya
Ibu dapat melakukannya.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Respon Klien

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang selama ini ? Coba ibu
sebutkan cara tersebut ?”

2) Rencana Tindak Lanjut

“Ibu, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga


diri pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Ibu bersedia bercakap-cakap lagi? mau
berapa lama?Ibu, mau dimana tempatnya?

SP 2 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Saya perawat Sabila.

b. Validasi

Bagaimana keadaan Ibu saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan?

c. Kontrak

Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang masih Ibu miliki. Mau berapa lama? Dimana? Baiklah 30 menit
disini ya bu.
FASE KERJA

Apa saja dalam hidup Ibu yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi
kalau Ibu meninggal. Coba Ibu ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Ibu.
Keadaan yang bagaimana yang membuat Ibu merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan
Ibu masih ada yang baik yang patut Ibu syukuri. Coba Ibu sebutkan kegiatan apa yang
masih dapat Ibu lakukan selama ini. Bagaimana kalau Ibu mencoba melakukan kegiatan
tersebut, Mari kita latih.

FASE TERMINASI

a. Evaluasi

Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa
saja yang Ibu patut syukuri dalam hidup Ibu? Ingat dan ucapkan hal- hal yang baik
dalam kehidupan Ibu jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Ibu. Coba Ibu
ingat lagi hal-hal lain yang masih Ibu miliki dan perlu di syukuri!

b. Rencana Tindakan Lanjutan

Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya
dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera
hubungi saya ya!
SP 3 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan
masalah pada pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya? Iya saya perawat Sabila.
b. Validasi

Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi
hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!
c. Kontrak

Coba ceritakan situasi yang membuat Ibu ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi
kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Ibu. Nah, sekarang coba kita
diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari
kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut Ibu cara yang
mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan Ibu. Sekarang kita buat rencana kegiatan
untuk mengatasi perasaan Ibu ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.

FASE KERJA

Coba ceritakan situasi yang membuat Ibu ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi
kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Ibu. Nah, sekarang coba kita
diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari
kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut Ibu cara yang
mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan Ibu. Sekarang kita buat rencana kegiatan
untuk mengatasi perasaan Ibu ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.
FASE TERMINASI

a. Evaluasi

1) Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Ibu, setelah kita bercakap-cakap?

2) Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Ibu gunakan. Coba Ibu
melatih cara yang Ibu pilih tadi.

b. Rencana Tindakan Lanjut

Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalamanIbu
menggunakan cara yang Ibu pilih.

SP 4 Pasien : Mendiskusikan harapan dan masa depan


ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya? Iya saya perawat Soli”

b. Validasi

Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!
c. Kontrak (waktu, tempat, topik)

Sekarang kita akan berdiskusi tentang harapan dan masa depan ibu. Mau berapa lama
Ibu? Mau disini saja?
KERJA

Coba ceritakan apa harapan yang ingin ibu capai? Oh iyaa bagus ibu ingin menjadi istri
dan ibu yang baik untuk suami dan anak ibu, ibu juga ingin menjoba berjualan sayur
dirumah setelah pulang dari RS.
TERMINASI

a. Evaluasi

Baiklah ibu sudah mengungkapkan harapan masa depan ibu, dengan demikian
kemungkinan ibu untuk bunuh diri dapat dicegah.
b. Rencana Tindak Lanjut

Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman Ibu
menggunakan cara yang Ibu pilih.

......................................

Mahasiswa

(.....................................)

Anda mungkin juga menyukai