KOMUNIKASI TERAPETIK
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
1. DS: Klien mengatakan bahwa dia sudah bosan dengan penyakit dideritanya
Selama ini,ini membuat ny. A sangat terpukul dan ingin mengakhiri hidupnya.
2. Ny. A mengatakan bahwa iya malu dengan keadaan yang dialaminya dan merasa
lelah dengan apa yang dihadapinya.
1. DO: Klien menarik diri dari lingkungan dan memikirkan hal-hal yang kurang baik
seperti harapan tidak akan sembuh lagi.
(Pertemuan I : Menggabungkan data subjektif dan objektif yang mendukung diagnosa).
(Pertemuan II, dst : Data tentang perkembangan kesehatan dan kemampuan klien).
2. Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang
hargai.
(Diagnosa yang ditegak kan sesuai dengan masalah klien saat itu)
3. Tujuan khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam , harga diri rendah
meningkatkan dengan KH:
1. Klien mulai bisa merasa diterima oleh lingkungannya.
(Tujuan yang direncanakan untuk diimplementasikan)
4. Tindakan keperawatan : indentifikasi kemampuan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
(sesuai dengan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang direncanakan)
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(Berupa kalimat yang dibuat dalam bentuk operasional)
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
P: “ Selamat pagi ibu. Perkenalkan saya perawat kiki patmala ,ibu bisa memanggil
saya perawat kiki. Saya perawat yang akan bertugas dari pukul 8 pagi ini sampai jam
2 siang nanti.”
P: “ Sebelumnya, apakah benar dengan ibu A?”
P: “ Boleh saya lihat tanda pengenal yang ada ditangan ibu.?”
(Pertemuan I : Perkenalan antara perawat dengan klien)
(Pertemuan II, dst : Mengucapkan salam)
b. Evaluasi / Validasi :
P: “ Baiklah bu, bagaimana keadaan ibu hari ini?”
P: “ Bagaimana tidurnya tadi malam, apakah nyenyak bu?”
(Pertemuan I : Berisi kajian tentang keluhan / alasan pasien meminta pertolongan)
(Pertemuan II, dst : Menanyakan perasaan pasien, mengevaluasi kembali topik
sebelumnya dan jadwal latihan pasien)
(Pertemuan terakhir : Berfokus pada semua tindakan keperawatan yang telah
dilakukan, kemampuan yang telah dimiliki klien, jadwal kegiatan RS yang dilakukan
di rumah)
c. Kontrak
Topik :
P: “ Baiklah bu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan yang ibu
alami saat ini.
(Hal yang akan dibicarakan sesuai dengan tujuan khusus saat itu)
Waktu :
P: “Baiklah bu, untuk waktunya kurang lebih 10 menit
(Alokasi waktu yang disepakati selama interaksi)
Tempat :
P: “ dan akan dilakukan diruangan ini saja ya bu.”
(Tempat dilaksanakannya interaksi sesuai kesepakatan)
2. Fase Kerja :
P: “ Baiklah ibu, jadi apa yang menyebabkan ibu defresi begini bisa ibu ceritakan kepada
saya?
P: “ Oh, jadi ibu putus asa, merasa malu dengan kondisi ibu saat ini dan sampai ingin
melakukan percobaan bunuh diri?”
P: “ Sabar ibu, jangan menyerah, dan terus lawan penyakit itu,banyak- banyak melakukan
hal positif seperti sholat dan mengaji tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan diluar
batas kemampuan ibu.Semuanya pasti berlalu. Saya tau ibu pasti bisa,karena ibu kuat jadi
bersemangatlah orang diluar sana terutama keluarga ibu dan saya memikirkan ibu dan
berdoa untuk kesembuhan ibu.”
(Berisi berbagai tindakan keperawatan yang direncanakan sesuai dengan SP)
3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif :
P: “ Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan bercakap-cakap tadi?”
(Menanyakan perasaan pasien setelah interaksi)
Evaluasi Objektif :
P: “ Baiklah ibu, bisa ibu sebutkan lagi apa saja yang saya beritahu tadi?”
(Pertemuan I, dst : Mengevaluasi kembali tindakan yang telah dilakukan)
(Pertemuan terakhir : Mengevalusi keseluruhan tindakan yang telah diajarkan)
4. Fase depression
Individu fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau berbicara,
kadang kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut atau dengan ungkapAn
yang menyatakan keputus asaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering di perlihatkan
adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libugo menurun
Teknik komunikasi yang di gunakan adalah jangan mencoba menenangkan klien dan biarkan
klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya.
5. Fase acceptance ( penerimaan )
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Fase menerima ini biasanya di
nyatakan dengan kata kata ini “ apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh?”
Apabila individu dapat memulai fase fase tersebut dan masuk pada fase damai atau penerimaan,
maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilnagannya secara
tuntas. Tapi apabila individu tetep berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase
penerimaan. Jika mengalami kehilangan lagi sulit baginya masuk pada fase penerimaan.
Teknik komunikasi yang di gunakan perawat adalah meluangkan waktu untuk klien dan
sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien.
6. Menyampaikan berita buruk
langkah – langkahnya adalah :
a. Persiapan
Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam informasi
Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu langsung dengan
orang yang kita tuju. Menyampaikan denagn tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari
seperti : “ ibu sri, datanglah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada
anda “
Selain itu alangkah lebih baiknya jika perawat menyediakan tempat duduk bagi perawat,
dokter dan orang yang akan di ajak bicara, duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan
perhatian dan tidak dalam keadaan tergesa gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau di tempat
yang tidak semestinya misal : koridor rumah sakit yang banyak ornag.
Beritahukan rekan anda bahwa anda tidak bisa di ganggu selagi anda menyampaikan berita
kepada pasien. Atur suara agar anda terlihat normal, tidak erogi atau bergetar
Kasus
Ny.A usia 45 tahun dirawat di RS XXX karena penyakit Diabetes Melittus yang tak
kunjung sembuh. Penyakit yang dideritanya selama 3tahun semakin lama semakin parah. Beliau
dibawa ke RS karena beberapa waktu lalu kaki kanannya terkena pecahan kaca dan lukanya tidak
lekas sembuh
Ny.A sudah dirawat selama dua minggu, Ny.A mendapat perawatan yang baik dari
RS. Namun, Ny.A mengatakan bahwa Beliau sudah bosan dengan penyakit yang dideritanya
selama ini. Ini membuat Ny.A sangat terpukul dan ingin mengakhiri hidupnya. Setelah ditanya
perawat, Ny.A mengatakan bahwa Beliau malu dengan keadaan yang dialami dan beliau merasa
lelah dengan apa yang dihadapinya
Ini membuat Ny.A menarik diri dari lingkungan dan lebih sering memikirkan hal – hal
yang kurang baik seperti harapan tidak akan sembuh lagi. Dengan begitu, perawat harus mencari
cara agar ny.A tidak lebih terpuruk dengan keadaannya Ny.Asehingga Ny.A mau untuk bersabar
dan menerima keadaan yang beliau alami saat ini.