Anda di halaman 1dari 28

UNIVERSITAS FALETEHAN

STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN JIWA

Intan Salsabila

5022031059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2023
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO BUNUH DIRI

Pertemuan :
Hari / Tanggal :
Nama Klien :
Ruangan :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak dua
kali dengan menggunakan tali
DO:
- Klien tampak berbicara lambat, kontak mata kurang karena klien
cenderung memandang satu titik, dan tidak memandang lawan bicaranya.
- Ekspresi wajah tampak sedih
- Klien tampak putus asa

2. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri

3. Tujuan Khusus
Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri

4. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda yang dapat mengamankan pasien
3. Melakukan kontrak treatment
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5. Melatih cara mengendalikan bunuh diri.

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan nama saya Intan Salsabila, saya
senang dipanggil dengan Intan, saya mahasiswa Universitas Faletehan
Serang yang bertugas di sini selama 3 Minggu dari tanggal 27 Maret
s.d 15 April dari jam 08.00 – 14. 00 WIB, dari hari senin sampai
dengan jumat, nama ibu siapa? Senangnya di panggil apa? Tujuan saya
di sini agar saya dapat membantu menyelesaikan masalah yang ibu
hadapi.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan dan kabar ibu hari ini?, bagaimana ibu tidur
semalam?”
c. Kontrak
“Bagaimana bu kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang benda-
benda apa saja yang dapat membahayakan diri ibu, serta bagaimana
cara mengendalikan dorongan bunuh diri?”, dimana kita akan bicara?
berapa lama kita akan berbincang-bincang?”, bagaimana kalau waktu
berbimcang-bincang kita selama 15 menit?”, apakah ibu setuju?”
d. Tujuan
“Tujuan pembicaraan kita adalah agar ibu tahu benda-benda apa saja
yang dapat membahayakan diri ibu, serta ibu dapat mengetahui cara
mengendalikan dorongan bunuh diri”.

2. Fase kerja
“ibu, apakah ibu tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri?, coba
sebutkan apa saja benda-benda tersebut!. Bagus sekali sekali. ibu tahu
benda-benda yang dapat membahayakan diri. Apakah salah satu benda
tersebut ada dikamar ibu?, kalau ada benda tersebut jangan ibu dekati
atau pegang ya. Apa ibu sering mendengar bisikan yang mendorong
untuk melakukan bunuh diri?, apa yang lakukan ketika suara-suara itu
datang? “ibu, bagaimana kalau saya ajarkan cara-cara lain untuk
mengusir suara-suara itu, apakah ibu mau?, “bu, kalau suara-suara itu
ada, ibu tutup kedua telinga rapat-rapat, seperti ini bu, dan katakan
dengan keras, JAUHI SAYA, PERGI KAMU !!! “Coba ibu lakukan
seperti yang saya ajarkan tadi, iya bu seperti itu, bagus…

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif (respon klien)
“Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui benda-benda yang dapat
membahayakan diri, dan mengetahui cara mengusir suara-suara yang
menyuruh ibu melakukan bunuh diri?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba ibu ulangi lagi apa yang saya ajarkan tadi”, iya begitu bu…
c. Rencana tindak lanjut
“ibu, selama kitak tidak bertemu, bila ibu melihat benda-benda yang
dapat membahayakan, segera jauhi, dan jika mendengar suara-suara itu
kembali, segera usir dengan cara yang sudah kita pelajari tadi ya bu”.
d. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang ibu saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi
pak?,bagaimana kalau besok?, baiklah besok kita akan membahas
tentang cara berfikir positif tentang diri sendiri dan mengahargai diri
sebagai individu yang berharga. Tempatnya mau dimana bu? baik besok
kita dari jam 09.00- 09.30 WIB. Apakah setuju?, baiklah bu selamat
beristirahat”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DS:
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
pada saat diselingkuhi oleh suaminya pada pemikahan yang pertama
dan kedua.
- kien mengatakan sedih karena tinggal di panti dan keluarga tidak
tahu kalau klien masuk panti
- Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan apapun saat di
panti,klien lebih senang menyendiri.
- Klien mengatakan sedih karena hanya sekolah sampai SD itupun
tidak lulus.
- Klien mengatakan sedih karena sudah tidak bisa bekerja lagi sebagai
asisten rumah tangga.
- Klien mengatakan ekonomi pas-pasan karena ia tidak bekerja dan
suami sudah meninggal.
- klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya dan merasa
baik
- Klien mengatakan namanya Ny. A, berusia 45 tahun, sudah menikah
dan mempunyai 2orang anak
- Klien mengatakan sebelum masuk panti klien pemah bekerja sebagai
asisten rumah tangga selama 5 tahxm kemudian mengumpulkan
botol gelas air mineral untuk di jual kiloan.
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakit yang di
alaminya, agar klien bisa cepat pulang
DO:
- Tidak mau berbicara dengan orang lain.
- Menyendiri
- Wajah terlihat tampak sedih

B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah

C. Tujuan
a. Pasien
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuaikan dengan
kemampuan
5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
b. Keluaga
1) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
2) Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien sesuai kemampuan
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
latihan yang dilakukan, da memberikan pujian atas keberhasilan
pasien
4) Keluarga mampu menilai kemampuan perkembangan perubahan
perilaku pasien

D. Tindakan Keperawatan
a. Pasien
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien untuk membantu pasien dapat mengungkapkan
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah,
adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setaip kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
b. Keluarga
1) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada
pasien
2) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji pasien atas kemampuannya
3) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan
kegiatan yanag sudah dilatihkan pasien dengan perawat
4) Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan
perilaku pasien

D. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
”Selamat pagi Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Intan Salsabila,
saya senang dipanggil dengan Intan, saya mahasiswi dari
Universitas Faletehan Serang yang bertugas di sini selama 3
Minggu dari tanggal 27 Maret s.d 15 April dari jam 08.00–14.00
WIB, dari hari senin sampai dengan Jumat”
“Nama ibu siapa? Senangnya di panggil apa?”
“Tujuan saya di sini agar saya dapat membantu menyelesaikan
masalah yang ibu hadapi”

2) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Bagaimana tidurnya tadi malam?”
“Ada keluhan tidak?”

3) Kontrak
“Apa yang ingin kita bicarakan?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kemampuan
dan kegiatan yang pernah Bapak/Ibu lakukan?”
“Setelah itu, kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
Bapak/Ibu lakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih
satu kegiatan untuk kita latih.”
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang?”
“Bagaimana kalau di ruang tamu bu?”
“Berapa lama kita akan bicara? Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang selama 10 menit saja?”
“Apakah ibu setuju?”

b. Fase Kerja
“Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang Bapak/Ibu miliki?”
“Bagus, apa lagi?”
“Saya buat daftarnya, ya!”
“Kegiatan rumah tangga apa saja yang biasa Bapak/Ibu lakukan?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar?”
“Menyapu? Mencuci piring ……….dst”.
“Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bapak/Ibu
miliki”.
“Dari lima kegiatan kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah... yang kedua………sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan)”
“Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di rumah sakit
ini”
“Sekarang, Bapak/Ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini”
“Nomor satu ya Pak/Bu, merapikan tempat tidur?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur ya
Pak/Bu”
“Mari kita lihat tempat tidur Bapak/Ibu ya”
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya”
“Bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik”
“Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya”
“Bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah
pinggir masukkan”
“Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala”
“Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki”
“Bagus! Bapak/Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik
sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan?”
“Bagus! Coba Bapak/Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M
(mandiri) kalau Bapak/Ibu melakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan)
jika diingatkan dan bisa melakukannya, dan T (tidak) melakukan”

c. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Subjektif ( Respon Klien)
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap dan
latihan merapikan tempat tidur?”
“Bapak/Ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat
tidur yang sudah Bapak/Ibu praktekkan dengan baik sekali.”
b. Evaluasi Objektif
“Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi,?”
c. Rencana tindak lanjut
“Bagus sekali! Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.
Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur?
“Bagus! Dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa?”
“Lalu sehabis istirahat jam 16.00 WIB”
“Jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Bapak/Ibu
melakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan dan bisa
melakukannya, dan T (tidak) melakukan”
d. Kontrak yang akan datang
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak/Ibu
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah
sakit selain merapikan tempat tidur?”
“Ya bagus! Cuci piring
“Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam 08.00
pagi di dapur setelah makan pagi”
“Sampai jumpa ya.. Assalamu’alaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Mengancam
- Mengumpat dengan kata-kata kotor
- Suara keras
- Bicara kasar, ketus
DO :
- Menyerang orang lain
- Melukai diri sendiri/orang lain
- Merusak lingkungan
- Amuk/agresif
- Mata melotot/pandangan tajam
- Tangan mengepal
- Wajah memerah

1. Diagnosa Keperawatan:
Perilaku kekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PK nya
3. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. mengidentifikasi penyebab marah
c. memberitahu tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan
d. memberitau cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
fisik pertama ( latihan nafas dalam).
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Intan
Salsabila, saya biasa dipanggil Intan. Saya perawat yang dinas diruang
ini, saya dinas diruangan ini selama 3 Minggu. Hari ini saya dinas pagi
dari jam 8 sampai jam 1 siang, jadi selama 5 hari ini saya yang
merawat ibu. Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan R hari ini? Apa keluhan R saat ini”
c. Kontrak
Topik : ”Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang
perasaan marah yang ibu rasakan,”
Waktu : ”Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
Tempat :”Di mana kita duduk? Di ruang makan?”
Tujuan : ”Supaya Ibu dapat mengendalikan perasaan marah Ibu”
2. Fase Kerja
“Apa yang menyebabkan ibu marah? Apakah sebelumnya ibu R
pernah marah? Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang? Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang
berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia
(misalnya ini penyebab marah klien), apa yang ibu R rasakan?“
“Apakah ibu R merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “apa yang ibu
lakukan selanjutnya” “Apakah dengan ibu R marah-marah, keadaan
jadi lebih baik?“ Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain
marah-marah?“ maukah ibu belajar mengungkapkan marah dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk
mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara dulu”
“begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-
lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan
lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu R sudah dapat melakukan
nya.“ nah sebaiknya latihan ini ibu R lakukan secara rutin, sehingga
bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu R sudah terbiasa
melakukannya”.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan A setelah berbincang-bincang
tentang kemarahan Ibu tadi?”
Obyektif : ”Bisa Ibu ulangi sekali lagi cara yang baru kita
lakukan?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Coba ibu R sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan dan
apa yang ibu lakukan serta akibatnya?” “Baik, sekarang latihan tadi
kita masukkan ke jadwal harian ya Bu”
c. Kontrak
Topik :”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan marah dengan cara yang kedua?
Waktu :”Jam berapa Bu? Bagaimana kalau besok pagi? Berapa
lama kita akan berlatih?
Tempat :”Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

A. Proses Keperawatan
2. Kondisi Klien
DS :
- klien mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan yang
isi suaranya akan mendorong dirinya hingga jatuh.
DO :
- klien tampak bicara sendiri
- klien tampak tertawa dan senyum sendiri
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
b. Identifikasi jenis halusinasi klien
c. Identifikasi isi halusinasi klien
d. Identifikasi waktu halusinasiklien
e. Identifikasi frekuensi halusinasi klien
f. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
g. Identifikasi respons klien terhadap halusinasi
h. Ajarkan klien menghardik halusinasi
i. Anjurkan klien memasukkan cara menghardik dalam jadwal kegiatan
harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
”Assalamualaikum mba? Saya mahasiswa keperawatan Universitas
Faletehan yang akan merawat mba. Nama Saya Intan Salsabila,
senang dipanggil Intan,. Nama mba siapa? Senang dipanggil apa”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan A hari ini? Apa keluhan A saat ini”
c. Kontrak
Topik : ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
suara yang selama ini A dengar tetapi tak tampak
wujudnya?
Waktu : ”Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
Tempat :”Di mana kita duduk? Di ruang makan?”
Tujuan : ”Supaya A dapat mengendalikan suara-suara yang A
dengar”
3. Kerja
”Apakah A mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan
suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang
paling sering A dengar suara? Berapa kali sehari M alami? Pada keadaan
apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
”Apa yang A rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang A lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul?
”A, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung A
bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu
suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba
A peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus A sudah bisa”
4. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan A setelah peragaan latihan
tadi?”
Obyektif : ”Bisa A ulangi sekali lagi cara yang baru kita latih?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
”Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut !
bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian klien).
c. Kontrak
Topik :”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang
kedua?
Waktu :”Jam berapa A? Bagaimana kalau besok lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?
Tempat :”Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pertemuan :

Hari / Tanggal :

Nama Klien :

Ruangan :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
b. Data Obyektif
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju agak kotor, bau dan
menolak diajak mandi.

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan
a. Pasien mampu menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Pasien mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri, kemudian memasukkannya kedalam jadwal kegiatan
harian

4. Tindakan Keperawatan
a. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
c. Latih cara menjaga kebersihan diri, kemudian bimbing untuk
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Bu, perkenalkan nama saya Intan Salsabila
Ibu bisa memanggil saya Intan. Saya mahasiswa Universitas Faletehan
yang bertugas pada pagi hari ini. Saya disini akan membantu
menyelesaikan masalah yang Ibu hadapi. Kalau boleh tau nama Ibu
siapa ya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini ?”
“Apakah ibu sudah mandi ?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri? Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 10
menit saja?”
1) Tempat
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bu ?
Bagaimana kalau di ruang tamu saja ?”
2. Kerja
a. Masalah kebersihan diri
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan
mandi?“
“Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?”
“Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti
apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut ibu yang bisa muncul?“
“Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau
kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar
sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi,
odol, shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa menyebutkan
dengan benar.”
b. Masalah berdandan
“Apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja
Ibu menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita
sisiran dan berdandan?“
“Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan?
Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.”
c. Masalah makan dan minum
“Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari.
Kalau minum sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari.
Apa saja yang disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan?“
“Bagaimana cara makan yang baik menurut ibu? Apa yang dilakukan
sebelum makan? Apa pula yang dilakukan setelah makan?”
d. Masalah BAB dan BAK
“Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana
biasanya ibu BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?”
“Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian,
makan dan minum serta BAB dan BAK.”
“Sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara melakukan mandi,
keramas dan gosok gigi. Ya benar.”
“Pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil
shampo gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih, selanjutnya ambil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol, giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah.”
“Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan ke belakang. Bagus lalu
kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu
sampai bersih lalu keringkan dengan handuk.”
“Ibu bagus sekali melakukannya. Selanjutnya ibu bisa pasang baju dan
sisir rambutnya dengan baik.

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakukan
kebersihan diri?“
2) Evaluasi Obyektif
“Sekarang coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa
saja alat untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara menjaga
kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah menjawabnya dengan
benar. Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat
dicermin, lebih bersih dan segar ya.”

b. Rencana Tindak Lanjut


“Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berapa kali bu? Ya
bagus mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali
seminggu. Nanti ibu masukkan ke jadwal ya bu.”
“Bila ibu melakukan tanpa bantuan, tulis M, bila ibu melakukan
dengan bantuan, tulis B dan bila tidak melakukan tulis T”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Baiklah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara berdandan. Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang? bagaimana kalau besok jam
08.00 WIB selama 15 menit?”
1) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di
ruang tamu saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok bu, Wassalamualaikum wr.wb.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- klien mengatakan bahwa dirinya seorang pangeran
disebuah kerajaan
DO :
- klien tampak bicara sendiri
- klien tampak tertawa dan senyum sendiri
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Waham

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal waham
c. Klien dapat mengontrol waham

4. Tindakan Keperawatan
a. mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
b. memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi.

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
”Assalamualaikum mba? Saya mahasiswa keperawatan Faletehan
yang akan merawat mba. Nama Saya Intan Salsabila, senang
dipanggil Intan. Nama mba siapa? Senang dipanggil apa”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan R hari ini? Apa keluhan R saat ini?”
c. Kontrak
Topik : ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
perasaan yang Mba rasakan ?
Waktu : ”Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat :”Di mana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
Tujuan : ”Supaya Mba dapat mengendalikan perasaan yang Mba
rasa”
2. Fase Kerja
“Saya mengerti Mba merasa bahwa Mba adalah seorang Nabi, tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi tidak
hidup didunia ini, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus
Mba?”
“Tampaknya Mba gelisah sekali, Mba ceritakan kepada saya apa yang
Mba rasakan?”
“Oooo, jadi Mba merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
punya hak untuk mengatur diri Mba sendiri?”
“Siapa menurut Mba yang sering mengatur-atur diri Mba ?”
“Jadi teman mba yang terlalu mengatur-atur ya?”
“Kalau Mba sendiri inginnya seperti apa?”
“Ooo, Bagus Mba sudah punya rencana dan jadwal unutk diri sendiri.”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut.”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya Mba ingin ada kegiatan di luar
rumah sakit karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan Mba setelah berbincang-bincang
dengan saya tadi ?”
Obyektif : “Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus.”
b. Rencana Tindak Lanjut:
”Kalau muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat
jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?
c. Kontrak
Topik : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar cara yang
kedua?”
Waktu: ”Jam berapa ? Bagaimana kalau besok lagi? Berapa lama kita
akan berlatih?
Tempat: ”Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1)
TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS:

● Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.

● Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.

● Klien merasa orang lain tidak selevel.

DO:

● Klien tampak menyendiri.

● Klien terlihat mengurung diri.

● Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan
dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan
sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
e. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang laindalam kegiatan harian.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum. selamat pagi ...... perkenalkan nama saya Intan
Salsabila, biasa dipanggil Intan. Saya mahasiswa Universitas Faletehan
yang sedang dinas diruangan ini selama 3 Minggu. Hari ini saya dinas
pagi dari jam 08:00 sampai jam 13:00 siang. Saya akan merawat ibu
selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil
apa?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan Bu...... hari ini? O.. jadi Ibu merasa bosan dan
tidak berguna. Apakah Ibu masih suka menyendiri ?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
perasaan Ibu dan kemampuan yang Ibu miliki? Apakah bersedia?
Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu
dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain”
Waktu : “Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
10 menit saja ya?”
Tempat : “Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di
ruang tamu?”.

2. Fase kerja.
“Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
ibu? apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa
anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? apa yang
membuat ibu tidak dekat dengan orang lain? Apa saja kegiatan yang
biasa ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan teman-
teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan
ketika bergaul dengan orang lain?Apa yang menghambat ibu dalam
berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain? Menurut ibu apa
keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai
teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi ibu?” (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) “Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai
teman apa ibu? ya apa lagi?” (sampai menyebutkan beberapa) “jadi
banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu ingin ibu
belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk memulainya sekarang
ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu.Begini ibu, untuk
berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu
nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.”
Contohnya: “nama saya Khairil Anwar, senang sipanggil Anwar.
Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.”
Contohnya: “ nama Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo bu
coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. coba ibu
berkenalan dengan saya.Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!!
bagus sekali ibu!! Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak
ngobrol tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang
keluarga, tentang hobi, pekerjaan dan sebagainya, Nah bagaimana
kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman ibu.”
(dampingi pasien bercakap-cakap).

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan
berkenalan tadi?”
Obyektif : ”Bisa Ibu ulangi sekali lagi cara yang baru kita lakukan
tadi ?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-
cakap dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan
latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pada jam 11:00 dan 15:00.

c. Kontrak
Topik :”Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-
bincang tentang pengalamanibu bercakap-cakap dengan
teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengantopik
tertentu. apakah ibu bersedia?
Waktu :”Jam berapa Bu? Bagaimana kalau besok lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?
Tempat :”Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum

Anda mungkin juga menyukai