Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

WAHAM

Disusun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Wiwit Deavy Octafiani

201803072

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2018
Masalah Utama : Waham

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan, klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga,
bermusuhan, takut, kadang panik, tidak tepat menilai lingkungan/realitas,
ekspresi tegang, mudah tersinggung, dan mendominasi pembicaraan
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses Pikir: Waham

B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b. Tindakan keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, membuat waktu dan tempat stiap kali
bertemu
2) Membantu orientasi realitas
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b) Meyakinkan pasien berada dalm keadaan aman
c) Mengobservasi waham terhadap aktivitas sehari-hari
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberi dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakanan dan orientasi seuai dengan realitas.
e) Memberikan pujian jika penampil
3) Mendiskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi
sehingga tidak menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4) Meningkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien.
5) Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang di miliki
6) Memban melakukan kemampuan yang dimiliki
7) Mendiskusikan tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi


kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan
yang tidak terpenuhi.

Fase Orientasi:
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Neda Khamida, Saya suka
dipanggil Neda, saya Mahasiswa dari Stikes Cendekia Utama Kudus, saya
yang akan merawat anda hari ini. Nama anda siapa?, senangnya dipanggil
apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Nn.M rasakan
sekarang?”
“Berapa lama Nn.M mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Nn.M ?”

Fase Kerja:
“Saya mengerti Nn.M merasa bahwa Nn.M adalah seorang Presiden, tapi
sulit bagi saya untuk mempercayainya karena Nn.M secara nyata bukan
seorang Presiden, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus Nn.S
?”
“Tampaknya Nn.M gelisah sekali, bisa mbk ceritakan apa yang Nn.M
rasakan?”
“O... jadi Nn.M merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
punya hak untuk mengatur diri Nn.M sendiri?”
“Siapa menurut Nn.M yang sering mengatur-atur diri Nn.M ?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya Nn.M, juga kakak dan adik
Nn.M yang lain?”
“Kalau Nn.M sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus Nn.M sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut Nn.M”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mbk ingin ada kegiatan diruangan
ini ya?”

Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Nn.M setelah berbincang-bincang dengan saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau jadual ini Nn.M coba lakukan, setuju Nn.M ?”
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
“Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Nn.M miliki? Mau
di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekkannya
Fase Orientasi :
“Selamat pagi Nn.M, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”
“Apakah Nn.M sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran Nn.M?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi Nn.M tersebut?”
“Berapa lama Nn.M mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?”

Fase Kerja :
“Apa saja hobby Nn.M? Saya catat ya Nn.M, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya Nn.M pandai bernyanyi ya, tidak semua orang bisa bernyanyi
seperti itu lho Nn.M”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa Nn.M ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar bernyanyi, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada Nn.M, dimana?”
“Bisa Nn.M peragakan kepada saya bagaimana bernyanyi yang baik itu?”
“Wah..baik sekali nyanyinya”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan Nn.M ini ya, berapa kali sehari/seminggu
Nn.M mau bernyanyi?”
“Apa yang Nn.M harapkan dari kemampuan bernyanyi ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan Nn.M yang lain selain bermain catur?”

Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Nn.M setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan Nn.M?”
“Setelah ini coba Nn.M lakukan latihan bernyanyi sesuai dengan jadual yang telah
kita buat ya?”
“Besok kita ketemu lagi ya Nn.M?”
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus Nn.M minum, setuju?”

SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Fase Orientasi :
“Selamat pagi Nn.M!”
“Bagaimana M sudah dicoba latihan bernyanyinya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang
kita membicarakan tentang obat yang Nn.M minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”
“Berapa lama Nn.M mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

Fase Kerja :
“Nn.M berapa macam obat yang diminum tiap Jam berapa saja obat
diminum?”
“Nn.M perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ diminum
2X sehari jam 1 siang dan 8 malam gunanya agar lebih tenang, yang
kuning ini namanya THP diminum 2X sehari jam 7 pagi dan jam 5 sore
gunanya agar rileks, mengurangi otot kaku dan menurunkan cairan saliva
dan yang biru ini namanya HLP diminum 2X sehari jam 7 pagi dan jam 5
sore gunanya agar berfikir lebih jernih, tenang dan tidak gugup”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut Nn.M terasa kering, untuk
membantu mengatasinya mas bisa banyak minum ”.
“Sebelum minum obat ini Nn.M dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama Nn.M tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama
obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar
harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya
Nn.M tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum
berkonsultasi dengan dokter”.

Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Nn.M setelah kita bercakap-cakap tentang obat
yang Nn.M minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan Nn.M Jangan lupa minum
obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Nn.M!”
“Nn.M, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di sini?”
“Sampai besok.”

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga


Tujuan :
a. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
b. Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan
yang dipenuhi oleh wahamnya.
c. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal
Tindakan :
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di
rumah.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
c. Diskusikan dengan keluarga tentang:
1) Cara merawat pasien waham dirumah
2) Follow up dan keteraturan pengobatan
3) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
d. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
e. Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera
f. Latih cara merawat
g. Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;


mengidentifikasi masalah menjelaskan proses
terjadinya masalah; dan obat pasien.

Fase Orientasi :
“Selamat pagi pak, bu, perkenalkan nama saya Neda Khamida, suka
dipanggil Neda. Saya yang merawat Nn.M selama ini. Nama bapak dan ibu
siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah Nn.M dan
cara merawat Nn.M di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang ruang tamu ini?”
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

Fase Kerja :
“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan
Nn.M ini? yang terjadi pada Nn.M ini merupakan salah satu gangguan
proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara
menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang
nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama, “Bapak/Ibu mengerti Nn.M
merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya
karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”
“Kedua, bapak dan ibu harus lebih sering memuji Nn.M jika ia melakukan
hal-hal yang baik.”
“Ketiga, hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
berinteraksi dengan Nn.M”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan Nn.M tentang kebutuhan yang
diinginkan Nn.M, misalnya, “Bapak/Ibu percaya Nn.M punya kemampuan
dan keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. Nn.M punya kemampuan
............ “ (kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak)
“Keempat katakan,“Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak
mau mencoba berikan pujian)
“Pak, bu, Nn.M perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya
juga tenang. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ
diminum 2X sehari jam 1 siang dan jam 8 malam gunanya agar lebih
tenang, yang kuning ini namanya THP diminum 2X sehari jam 7 pagi dan
jam 5 sore guanya supaya rileks, mengurangi otot kaku dan menurunkan
cairan saliva dan yang biru ini namanya HLP diminum 2X sehari jam 7 pagi
dan jam 5 sore gunanya agar pikiran tenang, berfikir lebih jernih dan lebih
tidak gugup. jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena
dapat menyebabkan Nn.M kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Nn.M sudah mempunyai
jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.

Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang
cara merawat Nn.M di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan
kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat Nn.M sesuai dengan
pembicaraan kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

Fase Orientasi :
“Selamat pagi pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke Nn.M
ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

Fase Kerja :
“Sekarang anggap saya Nn.M yang sedang mengaku-aku sebagai nabi,
coba bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila Nn.M sedang
dalam keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan
yang dimiliki Nn.M. Bagus!”
“Sekarang coba cara memotivasi Nn.M minum obat dan melakukan
kegiatan positifnya sesuai jadwal?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat Nn.M”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada Nn.M?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat
Nn.M?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali bapak dan ibu membesuk Nn.M”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali
kesini dan kita akan mencoba lagi cara merawat Nn.M sampai bapak dan
ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan pasien

Fase Orientasi :
“Selamat pagi pak, bu, karena Nn.M rencana mau pulang, bagaimana kalau
kita berbincang tentang perawatan lanjutan untuk Nn.M?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu
duduk di sini”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum
Bpk/Ibu menyelesaikan administrasi di depan.”

Fase Kerja :
“Pak/Bu, ini jadwal Nn.M yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah
kira-kira dapat dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa memperhatikan
Nn.M, agar ia tetap menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda
M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya Nn.M
mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah sakit
ya”

Fase Terminasi :
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah
siap melanjutkan di rumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Kalau ada apa-apa Bpk/Ibu boleh juga
menghubungi kami!”

Anda mungkin juga menyukai