Disusun Oleh :
Valentya Nadya Aulia Faramudita
P27220021095
SP 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
DO :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasannya
b. Tujuan Khusus
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2) Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
3) Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
4) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
6) Pasien dapat mempraktikkan cara mengontrol secara fisik
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi penyebab perasaan marah
c. Bantu pasien mengungkapkan tanda dan gejala yang dirasakan
d. Bantu pasien mengungkapkan perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Bantu pasien mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f. Latih cara mengontrol secara fisik
3. Kerja
"Apa yang menyebabkan Mbak marah? Apakah sebelumnya mbak pernah marah?
Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pada saat penyebab
marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak
tersedia (misalnya ini penyebab marah klien), apa yang mbak rasakan? Apakah
mbak merasa kesal, kemudian dada mbak berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?"
"Apa yang mbak lakukan selanjutnya"
"Apakah dengan mbak marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
"Menurut mbak adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?”
"Maukah mbak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
"Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu
cara dulu”
"Begini mbak, kalau tanda-tanda marah itu sudah mbak rasakan, mbak berdiri lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari
mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi mbak dan lakukan sebanyak 5
kali. Bagus sekali mbak sudah dapat melakukannya.”
"Nah sebaiknya latihan ini mbak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul mbak sudah terbiasa melakukannya. Lalu jika tanda-tanda
marah itu sudah cukup besar, mbak bisa melampiaskan marah tersebut dengan cara
yang kedua yaitu memukul bantal atau kasur secara berulang-ulang sampai mbak
merasa lega.”
“Bagaimana jika mbak mencobanya?. Bagus sekali mbak, dengan begitu energi mbak
bisa tersalurkan dan tidak merugikan siapapun.”
“Dari latihan yang sudah saya ajarkan apakah dapat dipahami mbak? Baik jika tidak
ada.”
3. Terminasi
a. Kesimpulan
“Jadi kita sudah selesai berbincang-bincang tentang perasaan marah yang sedang
mbak rasakan dan cara mengontrol rasa marah secara fisik.”
b. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
" Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang tadi mbak?
Saat berlatih tadi apa yang mbak rasakan?”
2) Evaluasi Obyektif
"Coba mbak ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari tadi.”
c. Rencana Tindak Lanjut
"Baik, latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian ya mbak"
"Berapa kali sehari mbak mau latihan nafas dalam dan memukul bantal? Bagus.
Pada jam berapa mbak akan melakukan?”
"Nanti tolong mbak tulis M, bila mbak melakukannya sendiri, tulis B bila mbak
dibantu dan T bila mbak tidak melakukan"
3. Terminasi
a. Kesimpulan
“Baik mbak, hari ini kita sudah selesai mengobrol tentang cara minum obat
dengan benar.”
b. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
"Bagaimana perasaan mbak setelah kita mengobrol tadi?"
2) Evaluasi Obyektif
"Coba mbak sebutkan lagi apa yang sudah kita pelajari tadi? Bagus!"
c. Rencana Tindak Lanjut
"Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya Mbak.
Jangan lupa untuk minum obat sesuai resep dokter dan diminum secara teratur
ya.”
d. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
"Baik mbak, besok kita bertemu lagi ya untuk mengobrol tentang latihan
bicara dengan baik saat mbak marah.”
2) Waktu
“Mau jam berapa mbak? Berapa lama? Baik 15 menit ya”
3) Tempat
“Ditempat mana kita akan berlatih mbak? Oh disini juga ya mbak.”
“Baik mbak saya izin pamit undur diri terlebih dahulu.”
“Wassalamu’alaikum wr wb”
SP 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
a. Data subjektif
1) Klien berkata tidak sabar melakukan tindakan selanjutnnya
b. Data objektif
1) Klien kooperatif
2) Klien bersikap tenang
3) Terdapat kontak mata saat berbicara
4) Sesekali nada bicaara agak tinggi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
d. Tujuan Umum
Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal (3 cara, yaitu
dengan mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
e. Tujuan Khusus
1) Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara
sosial/verbal
2) Mengevaluasi jadwal harian
3) Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
4) Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat kemudian beri pujian
b. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal dengan 3 cara, yaitu
mengungkapkan, meminta, dan menolak dengan benar
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan verbal
B. Strategi Pelaksanaan (SP)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi mbak, kembali lagi bertemu dengan saya, mbak L masih ingat
saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Sesuai dengan janji saya, kita ketemu lagi"
"Bagaimana perasaan Mbak L pagi hari ini? Apakah Bapak L sudah minum obat
tadi pagi? Sudah ya mbak. Sekarang coba sebutkan cara minum obat yang baik dan
benar. Wah Bagus mbak L bisa menyebutkannya dengan benar. kemarin kita juga
sudah melakukan Latihan fisik untuk mengalihkan marah kan, coba mbak L lakukan
Latihan Teknik relaksasi napas dalam dan pukul bantal/kasur.” c. Kontrak
1) Topik
" Baiklah mbak L, sekarang kita akan mengobrol sekarang tentang cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan mengungkapkan rasa marah secara
verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan
perasaan dengan baik.”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan bicara? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Kita mau melakukannya dimana ya mbak? Mau disini saja atau mau dimana
mbak?”
2. Kerja
"Sekarang kita latihan cara bicara mbak L untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah
lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga
caranya mba:
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar.
“Kemarin mbak mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia,
rumah berantakan.
3. Terminasi
a. Kesimpulan
“Jadi Mbak L, kita sudah selesai mengobrol tentang cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan
baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.”
b. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
"Bagaimana perasaan mbak setelah bercakap-cakap tentang cara ketiga
mengontrol marah dengan bicara yang baik?"
2) Evaluasi Obyektif
"Coba mbak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari."
"Bagus sekali.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang kita masukkan latihan cara mengungkapkan marah secara verbal
pada jadwal harian ya? Kira-kira mbak L mau berapa kali dalam sehari untuk
melakukan latihannya tadi? Oke bagus, dua kali ya. Kira-kira mau melakukan
latihannya jam berapa saja? Baik, jam 10.00 pagi dan jam 18.00 ya. Mbak L
bisa langsung praktikkan latihan ini tadi dan bisa dilakukan lagi sesuai jadwal
yang telah kita buat ya. Misalnya untuk meminta obat, makanan, dan juga
keperluan lainnya.”
d. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
"Besok kita akan bertemu lagi membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marah mbak yaitu dengan cara spiritual, mbak setuju?”
2) Tempat
“Mau dimana mbak? Disini lagi?”
3) Waktu
“Mbak mau melakukannya jam berapa? Sampai bertemu besok mbak.”
SP 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS : Klien mengatakan dirinya menjadi lebih tenang saat berinteraksi dengan
orang lain
DO : Klien tampak tenang, kooperatif, berbicara dengan jelas
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan
b. Tujuan Khusus
Pasien dapat mencegah/mengendalikan perilakun kekerasanya secara spiritual
4. Tindakan Keperawatan
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan
hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan
beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
2. Kerja
"Sebelumnya izin bertanya, agama mbak apa?”
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa mbak lakukan! Bagus, yang mana yang
mau di coba?"
"Nah, kalau mbak sedang marah coba ambil air wudhu kemudian sholat dan berdoa
serta berdzikir kepada Allah SWT".
"Mbak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan." "Coba
mbak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya?"
“Wah, iya bagus mbak L seperti itu ya. Jangan lupa kegiatan ini dipraktikkan setiap
hari supaya hati dan pikiran mbak menjadi tenang dan nyaman, serta bisa juga
meredamkan amarah atau emosi.”
3. Terminasi
a. Kesimpulan
“Baik mbak L kita sudah selesai mengobrol tentang cara mengendalikan emosi
secara spiritual.”
b. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
"Bagaimana perasaan mba L setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
keempat ini?"
2) Evaluasi Obyektif
"Coba mbak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat mbak lakukan bila mbak
sedang marah"
c. Rencana Tindak Lanjut
"Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan mbak. Baik kita
masukkan sholat dan berdoa ya mbak pada waktu shubuh, dhuhur, ashar,
maghrib, dan isya."
"Setelah ini coba mbak lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi"
d. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Besok kita ketemu lagi ya mbak, untuk melihat sejauh mana mbak L
melakukan kegiatan dan sejauh mana mbak L dapat mencegah rasa marah?”
2) Tempat
“Tempatnya mbak ingin di sini lagi atau pindah?”
3) Waktu
“Bagaiman kalau besok jam 10 pagi?”
“Baiklah, besok kita ketemu lagi jam 10 di sini lagi ya mbak. Saya permisi
dulu”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KELUARGA
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Keluarga klien mengatakan tidak mengerti tentang bagiaman cara merawat
klien
DO :
- Keluarga klien tampak bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah perilaku kekerasan
b. Tujuan Khusus
1) Keluarga klien dapat mengerti tentang pengertian, tanda gejala, dan jenis
Perilaku Kekerasan yang di alami pasien" dan proses terjadinya
2) Keluarga klien mengerti tentang cara merawat anggota dengan perilaku
kekerasan
4. Tindakan Keperawatan
SP I K
a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi apa yang dirasakan oleh keluarga pasien
c. Menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala, dan jenis perilaku kekerasan yang
di alami pasien dan proses terjadinya kepada keluarga pasien
d. Menjelaskaan tentang cara merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan
2. Kerja
“Kita mulai diskusinya Bapak/Ibu.”
“Coba Bapak/Ibu ceritakan terlebih dahulu apa yang Bapak/ibu ketahui mengenai
apa yang dialami Nn.”
“Baik, sekarang saya akan menjelaskan mengenai apa itu perilaku kekerasan.”
“Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana suatu respon seseorang terhadap
orang lain atau sesuatu yang merusak sebagai bentuk agresif fisik. Atau dapat
juga di artikan perilaku kekerasan merupakan hasil dari marah yang ekstrim
atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa
ancaman serangan fisik atau konsep diri.”
“Sampai disini sudah paham mengenai perilaku kekerasan? Apa ada yang
ditanyakan Bapak/Ibu ?. ”
“Bila tidak ada saya lanjutkan ya untuk tanda dan gejalanya.”
“Untuk tanda dan gejala yang muncul dapat berupa ancaman, ungkapan kata kata
yang kasar atau ungkapan ingin memukul/melukai. Dapat juga dilihat dari wajah
yang merah dan tegang, pandangan mata yang tajam saat berbicara, mengepalkan
tangan, bicara yang kasar, suara tinggi, melempar benda atau bahkan memukul
orang lain.”
“Apabila pasien dalam keadaan marah dan beresiko untuk melakukan perilaku
kekerasan yang perlu kita lakukan adalah tetap tenang, bicara dengan lembut
dan tegas, tetap menjaga jarak aman dan jauhkan benda-benda yang berbahaya
dari Nn ya Ibu/Bapak.”
“Bapak/ibu sudah mengerti kan bagaimana tanda-tanda kemarahan itu muncul.
Jangan lupa juga untuk mengingatkan latihan cara mengontrol marah yang
sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur. Untuk latihan
Fisik itu seperti pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam. Untuk latihan
Social/verba dapat menyatakan secara asertif rasa marahnya sedangkan
spiritual dapat sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien.”
“Jika nanti Nn bisa melakukan sesuai jadwal dengan baik jangan lupa dipuji agar
pasien bersemangat.”
3. Terminasi
a. Kesimpulan
“Baik Bapak/Ibu kita sudah selesai membahas tentang masalah yang dialami
Nn, tanda gejala dan cara mengatasinya.”
b. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi tadi?“
“Sudah mengerti mengenai kondisi Nn dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Baik sudah mengerti ya Bapak/Ibu .”
2) Evaluasi Obyektif
“Sekarang coba Bapak/Ibu jelaskan kembali apa yang sudah saya
jelaskan tadi mengenai apa itu perilaku kekerasan dan bagaimana cara
merawatnya.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Untuk pertemuan selanjutnya kita akan mengevalusi apa yang sudah saya
sampaikan tadi sekaligus mempraktekkannya secara langsung pada Nn ya
Bapak/Ibu?.”
“Ingatkan juga tentang kegiatan yang sudah disepakati sesuai dengan jadwal
harian, dan juga kepatuhan dalam minum obat.”
d. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
”Untuk pertemuan selanjutnya kita akan mempraktekkan secara langsung ke
Nn ya Bapak/Ibu ”
2) Waktu
“Kira-kira kapan Bapak/ Ibu ada waktu lagi. Baik Berarti kita
bertemu lagi besuk ya, mau jam berapa Bapak/Ibu. Baik jam 10.00 ya."
3) Tempat
“Dimana kita akan bertemu ? Baik kita bertemu lagi disini ya , terimakasih
Bapak/Ibu, saya pamit terlebih dahulu. Sampai jumpa.
Wassalamualaikum.”