Oleh :
CHRISNA AYU INTANIAR
2008125
1
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu
lama dan terus menerus (NANDA, 2012). Stuart (2013) menyatakan harga diri
rendah adalah evaluasi diri negatif yang berhubungan dengan perasaan yang
lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak berharga, dan
tidak memadai. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat dkk, 2011). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan gejala dan peningkatan kemampuan
klien harga diri rendah kronis secara signifikan setelah diberikan tindakan
keperawatan (Pardede, Keliat, dan Wardani, 2013).
2
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri
D. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
E. Tindakan keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pasien
a. Tujuan : Klien mampu
1) Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan
akibat Harga diri rendah, mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2) Menilai kemampuan yang dapat digunakan, menetapkan/memilih
kegiatan yang sesuai kemampuan
3) Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
4) Melakukan kegiatan yang sudah dilatih
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
1) SP 1 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
masih dimiliki klien.
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di
rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
2) SP 2 pasien: Membantu klien menilai kemampuan yang dapat
digunakan, Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan
yang akan dilatih
3
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang
aktif
d) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
3) SP 3 Pasien : Melatih kemampuan yang dipilih klien
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan
pertama yang dipilih
b) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
c) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang
dilakukan
4) SP 4 Pasien : Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
telah dilatih dalam rencana harian
4
2) SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat
pasien
3) SP 3 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien dengan
harga diri rendah dan berikan pujian
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pelaksaan Pasien
SP 1 Pasien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien.
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Chrisna”
”Saya mahasiswa dari STIKES KARYA HUSADA, saya yang akan merawat
bapak”
”kalo saya boleh tahu namanya siapa??? senang dipanggil siapa, mas atau
bapak?”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini?”. Apakah bapak merasa senang atau
sedih?”.
“(pasien), saya tidak berguna, saya mati saja, saya sebagai bapak Dan suami
gagal”.
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Baik pak, bagaimana kalau kita ngobrol lebih lanjut tendang kesedihan yang
Pak T alami?”.
“berapa lama waktu yang bapak inginkan untuk berbincang-bincang?”.
“dimana tempat kita berbincang-bincang? Mungkin bapak suka di taman atau di
kamar ini....”
KERJA
“Mungkin Bapak bisa ceritakan kepada saya, peristiwa apa yang membuat bapak
sedih. Bagus, bapak sudah bisa bercerita. Sekarang saya akan coba untuk
5
membantu bapak mengatasi rasa sedih itu. “sebelumnya bolehkah saya tahu apa
kemampuan positif yang bisa bapak lakukan ???”
Baiklah.. bagus sekali!! Ternyata bapak masih punya kegiatan positif yang masih
bisa dilakukan.”
TERMINASI :
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol dan latihan ? Yah, ternyata
bapak banyak memiliki kemampuan positif yang dapat dilakukan di rumah sakit
ini.
RTL
”Besok pagi kita akan mengobrol dan memilih kemampuan positif yang masih
bisa bapak lakukan. Mau jam berapa pak? Baik jam 10.00. Dimana pak?baik di
sini saja ya pak.sampai jumpa.”
6
pak!!”bagaimana penilaian bapak tentang diri bapak? Bagus sekali bapak
menjadi percaya diri dengan kemampuan bapak.”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol? Yah, ternyata bapak suadah
percaya dengan kemampuan diri bapak.”
RTL
”Besok pagi kita akan membuat kerajinan tangan. kalu begitu kita akan latihan
membuat kerajinan tangan besok jam 8 pagi di ruangan ini sehabis makan pagi
yaa pak. Sampai jumpa ya”
7
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan membuat kerajinan tangan ?”
Ohh iya bagus sekali bapak merasa senang, dan lebih percaya diri” selain
melakukan kegiatan kerajinan tangan,bapak juga bisa melakukan kegiatan positif
lain yang bisa bapak lakukan seperti melukis, dan mendengarkan musik”.
RTL
”Besok kita akan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian.”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Oh ya
baiklah…Sampai jumpa ”
8
RTL
”selanjutnya bapak dapat memasukan kegiatan lain seperti melukis dan
mendengarkan music di jadwal harian bapak. Sampai jumpa ”
9
SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya harga diri rendah dan cara merawat pasien
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”perkenalkan saya Chrisna. Perawat yang merawat Tn.S.
Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tendang cara merawat Tn.S? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA
“Apa yang Ibu ketahui tendang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan
dirinya dan mengatakan dirinya adalah “saya tidak berguna, saya mati saja,
saya sebagai baPak Dan suami gagal”.
. “Dengan kata lain, anak Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang didandai
dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila
keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah
yang lebih berat lagi, misalnya Pak T jadi malu dan selalu menyesali dirinya
sendiri”.
“Sampai disini, Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah Pak T dapat menjadi masalah serius,
maka kita perlu memberikan perawadan yang baik untuk Bapak”
”Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)
”Bapak itu telah berlatih dua kegiadan yaitu melukis dan membuat kerajinan
dangan. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Ibu dapat
mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiadan tersebut sesuai jadual. tolong
bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar
10
harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi danda cek list pada jadual yang
kegiadannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, Ibu tetap perlu
memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul
dan tidak terdangani lagi, Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada Bapak”
ttemui Bapak Dan danyakan kegiadan yang sudah dia lakukan lalu berikan
pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin
terampil membuat kerajinan dangan”.”Coba Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi Pak T dan bagaimana
cara merawatnya?”
“Bagus sekali Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Ibu kemari
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendadang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
11
Kontrak (Waktu, tempat, topik)
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya dadang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak
cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Bu, sekarang Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga
Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI
Evaluasi
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi?”
“Mulai sekarang Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak”
RTL
“ tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman IBu
Selakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Bu”
“ Sampai jumpa”
12
SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Chrisna.
Validasi
“Bagaimana kabar ibu? Sudah bisa kan merawat Tn.S?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan
jadwal Bapak selama di rumah”
”Berapa lama Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Bu ini jadwal kegiadan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Bu, jadwal yang telah dibuat
selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiadan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan
diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiadan harian Bapak.
RTL
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
13
DAFTAR PUSTAKA
Rinawati, F., Mustikasari, & Setiawan, A. (2014). Pengaruh Self Help Group terhadap
Harga Diri pada Pasien Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri Jawa Timur. FIK UI :
Depok
Rahayuningsih, Atih., Hamid, A. Y., & Mulyono., S. (2007). Pengaruh terapi kognitif
terhadap tingkat harga diri dan kemandirian klien dengan kanker payudara. FIK
UI : Depok
Rochdiat, Daulima, & Nuraini. (2011). Pengaruh Tindakan Keperawatan Generalis dan
Terapi Kelompok Suportif Terhadap Perubahan Harga Diri Klien Diabetes
Melitus di RS Panembahan Senopati Bantul. FIK UI : Depok
Sasmita, Keliat, B, A., & Budiharto. (2007). Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy
Pada Klien Harga Diri Rendah Di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2007. FIK UI : Depok
Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (9th ed)
Philadelphia: Elsevier Mosby
Wahyuni, S., Keliat, B.A., & Budiharto. (2007). Pengaruh Logoterapi Terhadap
Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Perilaku Pada lansia Dengan Harga Diri
Rendah di Panti Wredha Pekanbaru Riau. FIK UI : Depok 100
Keliat, B.A. dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN Basic
Course. Jakarta: EGC
Lelon, S. K., Keliat, B., A., & Besral. (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Terhadap Klien Perilaku
Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor. FIK UI : Depok
Maryatun,S., Hamid, A.Y., & Mustikasari. (2011). Pengaruh Logoterapi terhadap
Perubahan Harga Diri Narapidana Perempuan dengan Narkotika di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Palembang. FIK UI : Depok
NANDA. (2012). Nursing Diagnosis : Definitions & Classification 2012-2014.
Philadelphia: NANDA international
Nurwiyono, A., Keliat, B., A., & Daulima, N., H., C. (2013). Pengaruh Terapi Kognitif
Dan Reminiscence Terhadap Depresi Psikotik Lansia di Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Jawa Timur. FIK UI : Depok
14