Disusun oleh :
ASIF ROKHISYAM
NIM. 48933191582
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
(GANGGUAN RASA NYAMAN)
A. Pengertian
Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk
melindungi diri. Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan
mengakibatkan dilepasnya bahan –bahan yang dapat menstimulus reseptor
nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan
substansi P yang akan mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk, 2009).
Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanik seperti pembengkakan
jaringan yang menekanpada reseptor nyeri (Potter & Perry, 2006).
D. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri menurut Prasetyo (2010) di bagi menjadi beberapa
macam, yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cidera akut, penyakit, atau
intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang
bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat.
2. Nyeri Kronik
Nyeri kronik berlangsung lebih lama daripada nyeri akut,
intensitasnya bervariasi (ringan sampai berat) dan biasanya berlangsung
lebih dari 6 bulan
3. Nyeri kutaneus/superficial (cutaneus pain)
Nyeri superficial dapat dirasakan pada seluruh permukaan tubuh
atau kulit klien .
4. Nyeri somatis dalam (deep somatic pain)
Nyeri somatis dalam biasanya bersifat difus (menyebar) berbeda
dengan nyeri superficial yang mudah untuk dilokalisir.
5. Nyeri visceral
Istilah nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian viscera
abdomen, walaupun sebenarnya kata viscus (jamak dari viscera) berarti
setiap organ tubuh bagian dalam yang lebar dan mempunyai ruang
seperti cavitas tengkorak, cavitas thorak, cavitas abdominal dan cavitas
pelvis. Penyebab nyeri viceral adalah semua rangsangan yang dapat
menstimulasi ujung saraf nyeri didaerah visceral.
E. Tingkatan Nyeri
Skala intensitas nyeri dan tipe nyeri menurut Potter & Perry (2005).
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul