Anda di halaman 1dari 16

SCRIPT DAN SKENARIO DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Oleh:
Dhia Oryza S. (P17320117060)
Leni Wulandari (P17320117063)
Alda Noviyanty (P17320117066)
Siti Yunia Y. (P17320117069)
Ratih Nurul Aini (P17320117072)
Tri Utami Putri (P17320117075)
Vina Wahyu A. (P17320117078)

Tingkat: 3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
Jalan Dr. Otten No. 32 Bandung 40171 Telepon (022) 4231057
2019
SCRIPT DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Di Rumah Sakit Jiwa, ada seorang perawat yang mendapatkan pasien kelolaan di
kamar flamboyan bernama Nn. A berusia 25 tahun dengan defisit perawatan diri. Selama
sakit klien tidak mau makan dan mandi. Klien tampak kotor dengan penampilan lusuh,
rambut acak-acakan dan kotor. Menurut keluarga, Nn. Ayu juga sering BAK di samping
tempat tidur. Perawat membantu pasien untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri
dengan cara menjelaskan dan melatih pasien tentang pentingnya perawatan diri, pentingnya
berdandan, melatih cara makan yang benar, dan melatih BAK yang benar. Perawat bertemu
dengan keluarga pasien untuk membicarakan kondisi pasien serta melatih keluarga agar dapat
ikut merawat pasien. Dalam hal ini perawat beserta keluarga mendiskusikan masalah yang
dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang definisi perawatan
diri, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri dan memberi
kesempatan pada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien.
NASKAH ROLE PLAY DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Di Rumah Sakit Jiwa, ada seorang perawat yang mendapatkan pasien kelolaan di
kamar flamboyan bernama Nn. A berusia 25 tahun dengan defisit perawatan diri. Selama
sakit klien tidak mau makan dan mandi. Klien tampak kotor dengan penampilan lusuh,
rambut acak-acakan dan kotor. Menurut keluarga, Nn Ayu juga sering BAB dan BAK di
samping tempat tidur. Sebelum melakukan tindakan kepada pasien, perawat menemui kepala
ruangan terlebih dahulu untuk menceritakan keadaannya saat ini agar saat menemui klien
perawat bisa membujuk klien untuk mengatasi perawatan dirinya.

FASE PRA-INTERAKSI
Perawat : “Assalamualaikum bu.”
Kepala Ruangan : “Waalaikumsalam neng, silakan masuk neng.”
Perawat : “Terima kasih bu.”
Kepala Ruangan : “Iya sama-sama, ada apa ya neng?”
Perawat : “Jadi begini bu, hari ini saya akan menemui pasien yang bernama
Ayu Utami berusia 25 tahun dengan masalah defisit perawatan diri.
Nah, saya akan melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi
defisit perawatan diri tersebut dengan harapan tindakan ini dapat
berjalan dengan lancar dan pada akhirnya klien mau melakukan
perawatan diri secara mandiri dengan baik.”
Kepala Ruangan : “Oh begitu, lalu apa saja yang sudah kamu siapkan?”
Perawat : “Ini bu, saya sudah mempelajari cara untuk melakukan tindakan
mengatasi defisit perawatan diri dan sudah mengetahui sedikit
informasi mengenai klien, tetapi ini kali pertama saya melakukan
tindakan tersebut karena sebelumnya saya merawat pasien dengan
gangguan body image, hdrk, kecemasan dan isolasi sosial. Nah,
walaupun begitu, selama di kampus saya sudah sering berlatih di lab
bagaimana tindakan yang harus dilakukan terhadap klien dengan
defisit perawatan diri, namun kadang-kadang tindakannya tidak
berurutan sesuai SOP. Jika itu terjadi, saya akan membaca SOP nya
dan berlatih kembali tindakan yang terlewat di SOP, sehingga pada
akhirnya langkah-langkah tersebut bisa dilaksanakan sesuai SOP. Saat
ini saya merasa tertantang karena bagi saya menghadapi pasien
dengan defisit perawatan diri itu tidak mudah karena harus sabar dan
rajin latihan bersama pasien. Nah, untuk waktunya fleksibel bu, sesuai
dengan keadaan pasien. Saya juga sudah mempersiapkan alat-alat yang
dibutuhkan, untuk tindakannya akan dilakukan di kamar pasien.”
Kepala ruangan : “Oh, begitu ya. Baiklah kalau begitu. Semangat ya, neng!”
Perawat : “Iya bu, terima kasih. Kalau begitu, saya pamit ke ruangan pasien
dulu ya bu.”
Kepala Ruangan : “Iya, silakan.”
Perawat : “Assalamualaikum.”
Kepala Ruangan : “Waalaikumsalam.”

(Perawat pun bergegas ke ruangan untuk melakukan tindakan keperawatan dengan pasien
defisit perawatan diri dan tidak lupa mencuci tangan sebelum ke ruangan pasien)

FASE ORIENTASI
Perawat : “Assalamualaikum. Selamat pagi teteh!”
Klien : “Waalaikumsalam.”
Perawat : “Teteh, perkenalkan saya Teh Rani . Saya perawat di Rumah Sakit ini yang
kebetulan akan merawat teteh pada pagi ini. Ini dengan teteh siapa ya?
Klien : (dengan wajah kebingungan) “Ayu.”
Perawat : “Senang dipanggil siapa?”
Klien : “Ayu.”
Perawat : “Ayu gimana perasaannya hari ini?”
Klien : “Senang.”
Perawat : “Wah kalau boleh tahu apa yang membuat Ayu senang?”
Klien : “Ayu habis bertemu teman-teman tadi.”
Perawat : “Oh begitu, baik Ayu hari ini kita akan membahas tentang cara mandi yang
benar, cara berpakaian, cara BAK , berhias diri, cara menggunting kuku, cara
makan dan minum obat yang benar, bagaimana?
Klien : “Ayu bodoh ya sus?”
Perawat : “Tidak, Ayu tidak bodoh. Tidak ada orang bodoh, yang ada hanya orang
yang malas dan rajin.”
Klien : (menunduk)
Perawat : “Nah yuk sekarang kita balik lagi ke pembicaraan kita. Hari ini kita akan
membahas tentang cara mandi yang benar, cara berpakaian, cara BAK ,
berhias diri, dan cara makan dan minum obat yang benar, bagaimana?”
Klien : “Itu buat apa?”
Perawat : “ Tujuannya agar Ayu terlihat lebih bersih dan cantik serta terawat.”
Klien : “Terus kalau makan sama minum obat biar apa diajarin, kan Ayu sudah biasa
makan.”
Perawat : “Biar Ayu makan dan minum obatnya teratur dan sesuai jadwal.”
Klien : “Oh gitu ya ?”
Perawat : “Iya.Bagaimana Ayu mau ? Untuk waktunya menyesuaikan.”
Klien : “Iya.” (tampak menggaruk-garuk badannya)
Perawat : “Baik kalau begitu. Tapi sebelumnya, dari tadi saya lihat Ayu menggaruk-
garuk badan terus, gatal ya?”
Klien : “Enggak. Aku loh udah mandi. Emang suster, paling suster kan yang belum
mandi?” (tampak menggaruk garuk badannya)
Perawat : “Saya juga udah mandi kok hehe.”
Klien : “O”
Perawat : “Nah, Ayu tadi kan mengatakan bahwa Ayu mau ya berdiskusi dengan saya
mengenai perawatan diri. Nah, sebelumnya saya mau ambil peralatannya dulu
ya, nanti saya ke sini lagi.”
Klien : “Iya teh.”
(Perawat pun keluar ruangan untuk mengambil alat-alat)

(MANDI DAN MEMAKAI BAJU)


Perawat : “Nah, Ayu tadi mandi jam berapa?”
Klien : “Kemarin pagi.”
Perawat : “Oh. Hari ini kenapa Ayu belum mandi?”
Klien : “Males.”
Perawat : “Apa yang menyebabkan Ayu malas mandi?”
Klien : “Buat apa mandi? Ayu kan bersih. Tuh, bersih kan badan Ayu.”
(Menunjukkan badannya)
Perawat : “Ayu, mandi itu supaya mencegah kita dari penyakit. Kan kuman-kuman itu
suka nempel di tubuh setiap orang, bahkan suka nempel di tubuh Ayu dan
tubuh saya juga, kalau udah nempel nanti malah gatal-gatal. Nah, biar gatal-
gatalnya berkurang kita harus kurangin kuman-kuman di tubuh itu dengan cara
kita harus rutin mandinya. Insyaallah kalau mandinya rutin dan benar caranya
nanti bisa terhindar dari penyakit.”
Klien : “Hmm.” (Mengangguk)
Perawat : “Menurut Ayu mandi itu harus berapa kali?”
Klien : “Gimana Ayu, kalau mau mandi ya tinggal mandi aja.”
Perawat : “Begitu ya. Nah, sebaiknya mandi itu 2 kali sehari ya, saat pagi sesudah
bangun tidur, dan saat sore hari. Bagaimana dari penjelasan saya tadi, apakah
Ayu paham?”
Klien : “Paham teh.”
Perawat : “Baik, kalau sudah paham. Nah, apakah Ayu tahu manfaat dari mandi itu
apa?”
Klien : (Mengangguk)
Perawat : “Coba, boleh Ayu sebutkan apa saja?”
Klien : “Hmm... Ayu mau bilang kalau Ayu suka Eyang Sapardi. Teteh tahu Eyang
Sapardi?”
Perawat : “Tahu.”
Klien : “Siapa?”
Perawat : “Penulis puisi dan novel kan?”
Klien : “Teteh pernah ketemu?”
Perawat : “Belum.”
Klien : “Hmm.” (Menganggukkan kepala)
Perawat : “Apakah Ayu sudah pernah bertemu eyang?”
Klien : (Mengangguk) “Dalam mimpi teh. Di mimpi Ayu, eyang bacain puisinya
gitu. Jangan bilang sama Eyang kalau Ayu seneng dan suka tulisannya ya.”
Perawat : “Iya, saya gak akan bilang Eyang kok. Sekarang balik lagi ke topik awal kita
ya?”
Klien : “Teteh, Ayu suka main kucing, tapi disini gak ada kucing. Kenapa gak ada
kucing teh di sini?”
Perawat : “Karena gak semua orang suka sama kucing kayak Ayu, ada yang takut
kucing, nah saya takut kucing nih, kalau ada kucing saya langsung loncat-
loncat terus kabur lari gitu.”
Klien : “Ah, teteh gak seru.”
Perawat : “Nanti kita main-main lagi yuk biar Ayu nya senang lagi.”
Klien : (Mengangguk bahagia).
Perawat : “Nah, sekarang balik lagi ke pembahasan kita diawal ya?”
Klien : (Mengangguk).
Perawat : “Nah, Ayu tahu gak manfaat dari mandi itu apa?”
Klien : “Hmm... Biar gak sakit.”
Perawat : “Ada lagi?”
Klien : “Biar gak gatal-gatal.”
Perawat : “Iya benar sekali. Alhamdulillah Ayu sudah paham ya.”
Klien : “Teh, ini namanya Tobi. Dia gendut jadi enak dipeluk. Teteh mau kenalan
sama Tobi ga?”
Perawat : “Boleh.”
Klien : “Ayo Tobi kenalan sama Teh Rani. Jabat tangannya teteh.”
Perawat : (Berkenalan dengan bonekanya Ayu).
Klien : “Horeeee. Tobi punya teman baru.”
Perawat : “Nah, sekarang ayo kita balik lagi ke pembahasan kita sebelumnya ya?”
Klien : “Nanti Ayu mau main sama Tobi, teteh harus ikut ya.”
Perawat : “Iya, nanti teteh ikut main, tapi sebelum main yuk kita selesaikan dulu
pembahasan kita ya, bagaimana?”
Klien : “Yaah.. ya sudah kalau begitu.”
Perawat : “Iya. Kita fokus dulu ke pembahasan kita ya.”
Klien : (Mengangguk).
Perawat : “Nah, apakah Ayu tahu apa saja tanda-tanda kalau tidak mandi?”
Klien : (Menggelengkan kepala).
Perawat : “Tanda-tanda dari tidak mandi itu badannya jadi bau, kulitnya kotor, sering
menggaruk badan, gigi kotor, dan mulutnya jadi bau.”
Klien : “Ayu suka garuk-garuk badan.”
Perawat : “Nah, itu tandanya Ayu harus mandi biar gatal-gatalnya berkurang ya.”
Klien : “Iya.”
Perawat : “Wah, hebat sekali Ayu sudah mau mandi.Coba kalau untuk mandi apa saja
yang harus disiapkan?”
Klien : “Air, ember, gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi.”
Perawat : “Wah, hebat sekali Ayu. Kalau mandi bagaimana caranya?”
Klien : “Tinggal disiram badannya pake air, terus pake sabun. Terus kalau sikat gigi
ya tinggal dikasih pasta gigi sikatnya tuh terus disikat-sikat giginya.” (Sambil
memperagakan).
Perawat : “Kalau sebelum mandi apa yang harus dilakukan?”
Klien : “Buka baju.”
Perawat : “Nah, benar sekali Ayu, sebelum mandi harus dibuka dulu bajunya.
Alhamdulillah Ayu sudah tahu ya. Sekarang Ayu mandi yuk.”
Klien : “Boleh teh.”
Perawat : “Nah, harus benar ya cara mandinya dan harus bersih juga biar kuman-kuman
di badan bisa ikut terbawa oleh air saat mandi.”
Klien : “Iya teh.”
(Klien pun mandi di kamar mandi)
Perawat : “Yuk, sekarang duduk lagi ya Ayu.”
Klien : “Ayu haus teh.”
Perawat : “Ini minum dulu ya.”
(Klien minum tetapi minumnya tumpah mengenai baju)
Perawat : “Nah, Ayu kalau bajunya basah harus bagaimana?
Klien : “Diganti.”
Perawat : “Apakah Ayu tahu kenapa bajunya harus diganti?”
Klien : “Basah teh.”
Perawat : “Iya, benar sekali ya bajunya harus diganti dengan yang bersih supaya tidak
bau susu. Nah Ayu biasanya kalau pakai baju gimana, coba Ayu contohkan?”
Klien : “Ini sudah, teh.” ( menutup pakaian tanpa di kancing )
Perawat : “Nah, Ayu kalau misalkan Ayu memakai baju seperti itu dan Ayu jalan –
jalan lalu lupa menutupnya, nanti dada sama perut Ayu jadi terlihat ya?”
Klien : “Oh iya ya, jadi saya harus bagaimana? “
Perawat : “Nah tadi itu sudah benar caranya hanya tinggal dikancing saja seperti ini.”

( pasien menghiraukan perawat )


Perawat : “Yu, coba Ayu lihat kesini supaya Ayu bisa melakukannya setiap Ayu
memakai baju. Saya buka lagi ya Yu. Coba sekarang Ayu yang melakukan!“

(Klien pun mengancing bajunya)


Perawat : “Hebat ya Ayu bisa mengancicng baju dengan benar.Coba saya mau lihat
kukunya Ayu boleh?”
Klien : (Menunjukkan kukunya).
Perawat : “Wah, kukunya Ayu bersih ya, tidak panjang juga.”
Klien : “Ayu gak suka kalau kukunya kotor.”
Perawat : “Memangnya kenapa kalau kukunya kotor?”
Klien : “Nanti kotorannya kemakan sama Ayu, terus masuk perut Ayu. Ayu gak
suka itu.”
Perawat : “Oh begitu ,Yu.”

(BAK)
Perawat : “Ayu coba kita kembali lagi ke obrolan ya, kalau Ayu mau buang air kecil itu
di mana ?”
Klien :”Ya di kamar mandi. “
Perawat : “Ya benar ya di kamar mandi, BAK yang baik itu di WC, kamar mandi, atau
tempat lain yang tertutup, dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita
tidak BAK di sembarang tempat ya.”
Klien : (Mengangguk) “Iya ga boleh sembarangan, bau. “
Perawat : “Iya, yang Ayu katakan benar ya.Sekarang, Ayu tunjukkan bagaimana
caranya cebok, apa Ayu tau ?”
Klien : “Cebok, di obok-obok airnya hehe.”
Perawat : “ Coba bagaimana, bisa Ayu katakan.”
Klien : (Klien pun memperagakkan cara melakukan cebok) “Ya gini-gini sus, masa
suster gatau, ah payah. Disiram dulu dari depan ke belakang gitu pake air.”
Perawat : “ Iya, yang Ayu lakukan sudah bagus ya.”
Klien : “ Iya dong aku kan pinter, aku ilmuan besar, aku bisa melakukan apapun.”
Perawat : “Sudah bagus ya Ayu, yang perlu diingat saat Ayu cebok adalah Ayu
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak
ada sisa kotoran yang masih tersisa di tubuh Ayu. Cara cebok yang bersih
yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik
ya.”
Klien : “ Iya iya susternya bawel.”
Perawat : “Ayu tahu tujuannya kenapa kita harus bersih saat cebok?”
Klien : “Tujuannya supaya saya bisa jadi ilmuan besar, dikenal banyak profesor.”
Perawat : “Bukan Ayu, coba kita fokus lagi, tujuan dari kenapa kita harus bersih saat
cebok apa?
Klien : “Oh iya iya,kenapa ya gatau.”
Perawat : “Hal itu berguna untuk mencegah masuknya kotoran yang ada di anus ke
bagian kemaluan kita. Setelah Ayu selesai cebok, jangan lupa kotoran yang
ada di WC dibersihkan. Caranya siram kotoran tersebut dengan air secukupnya
sampai kotoran itu tidak tersisa di WC. Jangan lupa merapikan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC, lalu cuci tangan dengan menggunakan
sabun.”
Klien : “Oh begitu teh.” (Mengangguk)
Perawat : “Iya, gimana coba sekarang Ayu ulangi, bagaimana cara melakukan cebok
yang benar?”
Klien : “Gini teh, tadi kan teteh bilang kalau setelah buang air saya harus cebok,
harus menyiramnya dari depan ke belakang, terus saya harus bersihkan setelah
itu cuci tangan.” ( Klien sambil memepergakan )
Perawat : “Ya bagus sekali ya Ayu, nah jangan lupa sisa kotoran yang di WC nya juga
harus disiram ya. Sekarang Ayu sudah tahu cara melakukan cebok yang benar,
hebat sekali Ayu.”
Klien : “Iya, teh.”

(BERDANDAN)
Setelah selesai mandi dan memakai baju, klien dan perawat pun mulai berdandan.

Perawat : “Nah, Ayu di sini sudah ada sisir untuk merapikan rambut Ayu ya. Mari kita
menyisir, Yu!”
Klien : “Iya teh jangan lama-lama ya!”
Perawat : “Iya, Yu. Nah sisir ini digunakan untuk menata rambut dan meluruskannya.”
Klien : “Hmm.”
Perawat : “Baik. Langsung pakai saja sisirnya kalau begitu ya.”
Klien : “Tidak dipakai juga tidak apa-apa kan teh. Ayu tidak mau.”
Perawat : “Memangnya kenapa Ayu tidak mau memakainya?”
Klien : “Malas teh pakai yang begituan, tanpa itu Ayu mah sudah cantik teh.”
Perawat : “Iya benar,Yu. Ayu memang sudah cantik ya. Nah ditambah pakai ini, Ayu
tambah cantik, rapi, juga lebih terlihat segar, Yu. Yuk, kita coba ya!”
Klien : “Coba apa suster?”
Perawat : “Iya coba kalau menyisir rambut, Ayu lebih cantik, rapi, juga segar. Nah
mari mulai sekarang ya.”
Klien : “Hmm.”
Perawat : “Nah coba pakai dari rambut bawah, kalau sudah rapi baru sisirkan ke atas
sampai pangkal. Sisir deh semua bagian rambut Ayu.”
Klien : (Ayu menyisir rambutnya sesuai dengan anjuran perawat).
Perawat : “Bagaimana, Yu? Sudah selesai menyisirnya?”
Klien : “Hmm. Sudah, teh.”
Perawat : “Wah sekarang rambut Ayu rapi,ya!”
Klien : “Iya, teh. Kan disisir rambutnya.”
Perawat : “Nah, sudah. Coba lihat lagi sama Ayu, Ayu makin cantik ya, makan rapi ya,
bener ya?”
Klien : (Menunduk malu) “Hehe iya, teh. Ayu jadi malu.”
Perawat : “Hihi memang benar kan yang dibilang, teteh. Terbukti juga kan, sekarang
Ayu makin cantik, rapi, tampak lebih segar juga ya!”

(MAKAN DAN MINUM OBAT)


Perawat : “Nah, sebelum kita makan kita harus siapkan alat makannya dulu nih ayu,
kira kira ayu tahu tidak alat makannya apa saja?”
Klien : “Gelas, piring, sama sendok, teh.”
Perawat : “Iya benar. Sekarang piring gunanya untuk apa?”
Klien : “Buat tempat nasi sama sayur, teh.”
Perawat : “Ya benar sekali untuk menaruh makanan, selanjutnya sendok untuk apa?”
Klien : “Buat ngambil nasinya biar masuk ke mulut ayu.”
Perawat : “Iya benar ayu. Ayu bisa menggunakan sendok biar memudahkan ayu untuk
makan. Tapi selain pake sendok ayu juga bisa menggunakan tangan kanan ayu,
selagi tangan ayu bersih dari kotoran. Nah kalau gelas disiapkan untuk apa?”
Klien : “Untuk menyimpan air, kalau Ayu ingin minum Ayu tinggal ambil
gelasnya.”
Perawat : “Bagus sekali Ayu sudah bisa menjawab dengan benar, bagaimana kebiasaan
sebelum, saat, maupun sudah makan?”
Klien : “Ya tinggal makan aja kan sus.”
Perawat : “Sebelum makan kita harus cuci tangan pakai sabun. Yu mari kita
praktekkan, Yu. Cuci tangannya di wastafel ya, menggunakan air mengalir.”
(Klien mencuci tangan 6 langkah sesuai arahan dari perawat)
Perawat : “Setelah itu duduk dan ambil makanan menggunakan alat yang tadi ayu
sudah sebutkan. Makannya di meja.”
Klien : “Oke sus.”
Perawat : “Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan ayu mau pimpin atau sama
teteh?”
Klien : “Sama Ayu teh, ayu tahu doa sebelum makan kok.”
Perawat : “Iya bagus ayu. Silakan pimpin.”
Klien : “Alloohumma barik lanaa fiimaa razatanaa waqinaa ‘adzaa bannar. Aamiin.”
Perawat : “Aamiin. Bagus. Lalu, Ayu mulai makan deh.”
Klien : “Iya.”
Perawat : “Iya, Ayu. Saat makan kita harus menyuapkan makan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya mari kita makan.”
Klien : “Oh tidak boleh buru-buru, teh?”
Perawat : “Iya, Ayu. Nanti kalau Ayu makannya tidak pelan-pelan Ayu bisa tersedak.
Lalu usahakan saat makan juga jangan mengobrol ya karena kalau mengobrol
saat makan juga bisa membuat Ayu tersedak.”
Klien : “Oh gitu ya teh, iya deh.”
Perawat : “Iya Ayu. Nah kalau Ayu selesai makan, boleh minum dan mengucapkan
Alhamdulillah karena sudah selesai makannya.”
Perawat : “Setelah makan kita bereskan piring, sendok, dan gelas yang kotor.”
Klien : “Iya, teh. Cuci tangan lagi ga?”
Perawat : “Ya betul, kita akhiri dengan cuci tangan. Coba Ayu praktekkan seperti tadi
yang suster arahkan diawal.”
(Klien cuci tangan 6 langkah)
Perawat : “Ya bagus! Hebat, Ayu!”
Klien : “Iya, teh. Ayu pinter kan, teh?”
Perawat : “Iya Ayu pinter banget. Nah, Ayu sekarang sudah waktunya minum obat.
Yuk, sekarang minum obat dulu.”
Klien : “Iya teh.”
Perawat : “Nah, Ayu sebelum obatnya diminum Ayu harus perhatikan dulu apakah
obatnya benar punya Ayu atau bukan. Bisa dilihat di label nama di sini,
dicocokkan nama panjangnya dan tanggal lahirnya. Nah, obat yang Ayu
minum ada satu macam, yaitu haloperidol. Obatnya warna putih diminumnya
dua kali sehari sesudah makan.”
Klien : “Oh, begitu ya teh.”
Perawat : “Iya, yuk sekarang diminum dulu obatnyaa.”
(Klien pun meminum obatnya secara mandiri)

FASE TERMINASI
Perawat : “Nah Yu berhubung waktu kita sudah selesai, sekarang bagaimana perasaan
ayu ketika tadi sudah diajarkan cara mandi, memakai baju, cara BAK yang
benar, berhias diri, menggunting kuku, makan, dan minum obat secara
mandiri?”
Klien : “Senang teh, saya jadi lebih tahu saja teh dan bisa mengerti.”
Perawat : “Oh iya alhamdulillah kalau begitu, coba sekarang Ayu jelaskan apa yang
tadi kita bahas!"
Klien : (Klien menjelaskan cara mandi sampai dengan mimum obat sengan benar
secara mandiri)
Perawat :”Iya benar begitu ya,nanti Ayu bisa melaksanakan apa yang tadi sudah di
ajarkan kepada Ayu.”
Klien : “Oh iyaa baik , teh.”
Perawat : “Ya sudah kalau begitu, teteh tinggal dulu ya. Besok kita ketemu lagi untuk
membahas sejauh mana Ayu bisa melakukan semua kegiatan yang sudah kita
ajarkan dari awal. Bagaimana? ”
Klien : “Iya siap , teh.”
Perawat : “Iya. Teteh permisi dulu ya. Assalamualaikum”
Klien : “Iya silahkan teh, waalaikumsalam”

FASE ORIENTASI SP 1 KELUARGA


Keluarga : “Assalamualaikum teh.”
Perawat : “Waalaikumsalam. Silakan duduk bu. Ada apa ya?”
Keluarga : “Saya mau menjenguk Ayu.”
Perawat : “Ini dengan siapanya Ayu ya?”
Keluarga : “Saya ibunya.”
Perawat : “Oh, dengan ibunya ya. Sebelumnya perkenalkan dulu ya bu saya Rina
perawat yang merawat Ayu. Ini dengan ibu siapa ya namanya?”
Keluarga : “Ibu Rani.”
Perawat : “Baik bu boleh saya minta waktunya, ada hal yang perlu di diskusikan
dengan ibu mengenai Ayu ? “
Keluarga : “Iya silahkan saja sus, memang nya apa yang mau di diskusikan, sus?“
Perawat : “Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami Ayu dan
bantuan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah Ayu, bagaimana,
bu ?.”
Keluarga : “Oh iya baik sus , kebetulan saya juga kurang paham mengenai masalah yang
Ayu alami. “
Perawat : “ Alhamdulillah kalau begitu, waktunya sekitar 20 menit dan tempatnya di
ruang perawat bu. Bagaimana apakah ibu bersedia ? “
Keluarga : “Iya bersedia sus”

FASE KERJA KELUARGA


Perawat : “Nah begini bu, apakah ada masalah yang ibu rasakan dalam merawat Ayu?”
Keluarga : “Emmmm masalah ? masalah apa ya sus saya kurang paham ?“
Perawat : “ Apakah ibu sebelumnya sudah tahu apa itu perawatan diri ?”
Keluarga : “ Mandi, sus ?”
Perawat : “Iya itu salah satu nya bu, nah perawatan diri yang utama adalah kebersihan
diri, berdandan, makan dan BAK “
Keluarga : “Lalu apa hubungan nya dengan masalah yang dialami oleh anak saya, sus? “
Perawat : “Begini bu jadi, perilaku yang ditunjukkan oleh Ayu itu dikarenakan
kurangnya masalah perawatan diri yang membuat Ayu tidak mempunyai
keinginan untuk mengurus diri sendiri “
Keluarga : “ Saya masih kurang paham sus “
Perawat : “ Baik, akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah mengajarkan
ayu untuk mandi, ganti baju, cara buang air kecil yang benar, berdandan,
potong kuku, dan makan serta minum obat . Saya harap Ibu dapat
menyediakan alat – alat tersebut untuk mendukung perawatan diri pada ayu
juga tetap memastikan agar Ayu bisa mandiri dalam melakukan hal tersebut.
Ayu juga sudah mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari. Untuk mandi,
pastikan penggunaan sabun untuk badan dan shampo untuk rambut, juga
pastikan hal tersebut tidak tertukar ya bu, ibu juga nanti pastikan ya apakah
Ayu sudah benar cara bilasnya atau tidak, kalau tidak ibu bisa meminta Ayu
untuk membilas kembali hingga bersih. Setelah mandi, gunakan pakaian yang
bersih dan rapi ya, kalau berkancing juga ibu pastikan kancingnya terpasang
dengan benar. Nah kalau Ayu sudah ingin buang air kecil, pastikan ke kamar
mandi langsung, lalu celananya dibuka di kamar mandinya, terus BAK nya
jongkok, kalau ada kloset jongkoknya di klosetnya kalau tidak Ayu
jongkoknya dekat lubang pembuangan air, setelah beres BAK, pastikan Ayu
cebok, arahnya dari depan ke belakang mendekati anus dan keringkan
menggunakan tissue atau handuk, jangan lupa siram sampai bersih, setelah itu
cuci tangan.Untuk pelaksanaan berdandan, saya harap ibu memotivasi ayu
sehabis mandi untuk sisiran yang rapi. Untuk makan, sebaiknya ayu makan
bersama keluarga dirumah, ayu juga sudah mengetahui langkah - langkahnya
seperti : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapi , cuci tangan,
lalu cuci piring dan gelasnya. Nah bu sebaiknya ayu makan pas mendekati jam
makan obat, supaya 30 menit sehabis makan, bisa langsung makan obat.
Keluarga : “Oh gitu,sus.Baik, nanti saya akan usahakan tetap memastikan Ayu mandiri “
Perawat : “ Iya begitu bu , lalu bu jika ayu kurang motivasi dalam merawat diri apa
yang ibu lakukan ?”
Keluarga : “ Saya hanya menyuruh ayu untuk mandi saja sus “
Perawat : “ Jika Ayu kurang motivasi nih bu, ibu harus mengingatkan Ayu, ibu juga
harus mendampingi nya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui
apakah Ayu sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam
melakukannya, seperti itu, bu.”
Keluarga : “Oh gitu ya sus, yasudah deh kalo gitu nanti saya akan mencoba melakukan
sesuai saran dari suster. “
Perawat : “ Iya bagus yaa bu, sebelumnya apakah ada yang ingin ditanyakan lagi bu ? “
Keluarga : “Tidak ada sus, alhamdulillah saya sudah paham.“
Perawat : “Alhamdulillah baik bu, nah sekarang bagaimana perasaan ibu setelah tadi
kita bercakap – cakap ? ”
Keluarga : “Saya senang sekali karena saya jadi lebih mengetahui cara untuk mengatasi
masalah anak saya “
Perawat : “ Alhamdulillah kalau ibu merasa senang, saya juga ikut senang . Coba bu
sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak ibu ,
ayu dalam merawat diri ?”
Keluarga : “Saya harus menyediakan alat – alat perawatan diri nya sus, harus
mengingatkan ayu, harus mendampingi nya pada saat merawat diri sehingga
dapat diketahui apakah ayu sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan
dalam melakukannya, seperti itu sus “
Perawat : “Iya benar ya bu, nah nanti ketika waktu besuk ibu bisa tanyakan kembali
kepada ayu mengenai perawatan diri ya bu “
Keluarga : “Iya baik,sus.”
Perawat : “Iya bu, jadi ibu harus melalukan apa yang tadi sudah kita diskusikan ya bu ,
dan dirumah nanti, coba Ibu mendampingi ayu saat membersihkan diri dan
memastikannya kalau Ayu bisa melakukan kegiatan tersebut dengan benar “
Keluarga : “Oh baik sus, terima kasih ya.”
Perawat : “Iya,bu. Adakah yang ingin ditanyakan lagi?”
Keluarga : “Tidak,sus. Sudah cukup jelas.”
Perawat : “Alhamdulillah kalau sudah cukup jelas ya bu. Nah, sekarang mari saya antar
ke kamarnya Ayu.”
Keluarga : “Iya sus terima kasih.”
(Perawat pun mengantarkan keluarga ke kamar Ayu).

Anda mungkin juga menyukai