Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TATALAKSANA NUTRISI PADA PASIEN TYPHOID DAN

HIPERTENSI

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Gizi & Diet

Oleh : Kelompok 3

Dosen Pembimbing : Dr. Riswani Tanjung, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom.

Siti Julaeha (P17320117102)

Nabilah Nurilmi Diah P (P17320117105)

Anida Firdaus (P17320117108)

Dedi Nugraha (P17320117110)

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI


BANDUNG
Jalan Dr. Otten No. 32 Bandung 40171 Telepon. (022) 4231057 Faksimile (022) 4213391

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah ilmu gizi dan diet ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya Amiin.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai “Penatalaksanaan Nutrisi pada Pasien Typhoid dan
Hypertensi”
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah
ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya

Bandung, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Typhoid dan Hipertensi

2.1.1 Pengertian Typhoid

2.2.2 Pengertian Hipertensi

2.2 Gizi dan diet pada penderita typhoid

2.2.1 Gizi dan diet pada penderita typhoid

2.2.2 Gizi dan diet pada penderita hipertensi

2.3 Tatalaksana Diet

2.3.1 Contoh menu yang dapat diberikan pada penderita typhoid

2.3.2 Contoh menu makanan pada penderita hipertensi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam typhoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersih
yang dapat diminum. Diagnose dari pelubangan penyakit tipus dapat sangat berbahaya
apabila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah melahirkan. Kebanyakan
penyebaran penyakit demam typhoid ini tertular pada manusia pada daerah – daerah
berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum baik, hygiene personal
yang buruk. Salah satu contoh yaitu di Negara Nigeria, dimana terdapat 467 kasus dari
tahun 1996 sampai dengan 2000.
Selain typhoid hal serupa terjadi pada penderita hipertensi. Hipertensi banyak
terjadi pada manusia lanjut usia (LANSIA) akibat gaya hidup yang kurang baik,
lingkungan yang kurang memadai, dan juga kurang adanya upaya preventif dan
promotif dari tenaga kesehatan mengenai bahaya yang ditimbulkan dari penyakit-
penyakit tersebut.
Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%,
tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(16,8%). Berdasarkan data tersebut dari 25,8% orang yang mengalami hipertensi hanya
1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis. Data menunjukkan hanya 0,7%
orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi minum obat Hipertensi. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak menyadari menderita
Hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan.
Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi
seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan Kebutaan. Stroke
(51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian tertinggi.
Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan pelayanan
yang tepat terhadap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika, namun perlu
juga asuhan keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar
dapat mempercepat proses penyembuhan pasien dengan demam typhoid.
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, penulis tertarik untuk mempelajari

1
tatalaksana nutrisi untuk pasien typhoid dan hipertensi agar dapat memahami dan
memberikan terapi diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, di
antaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Typhoid dan Hipertensi?
2. Bagaimana Gizi dan diet pada penderita Typhoid dan Hipertensi?
3. Bagaimana tatalaksana gizi dan diet pada penderita Typhoid dan Hipertensi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Typhoid dan Hipertensi
2. Untuk mengetahui gizi dan diet pada penderita Typhoid dan Hipertensi
3. Untuk mengetahui tatalaksana gizi dan diet pada penderita Typhoid dan
Hipertensi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Typhoid dan Hipertensi


2
2.1.1 Pengertian Typhoid
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai
saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi
lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran
(FKUI, 1985).
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella
paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa
perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan
demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit
(Soedarto, 1996)
Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan
gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi,
Yuliani Rita, 2001)
Typhus abdominalis (demam typhoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi
akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7
hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000)
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput
lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh
tubuh. (Tambayong,2000)

2.2.2 Pengertian Hipertensi


Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang melebihi 140 untuk
tekanan sistolik dan 90 untuk tekanan diastolik. Tekanan sistolik terjadi pada saat
jantung menguncup sementara tekanan diastolik pada saat jantung mengembang.
Penyakit yang oleh awam dikenal dengan istilah darah tinggi ini merupakan faktor
risiko terjadinya stroke dan gangguan jantung.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada
pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena
jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal
jantung.

3
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik,
ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG
mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari
mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Dari beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa hipertensi adalah


suatu kondisi dimana tekanan sistolik menunjukkan angka lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko dari
penyakit gagal ginjal, stroke dan gagal jantung.

2.2 Gizi dan diet pada penderita typhoid


2.2.1 Gizi dan diet pada penderita typhoid
Tujuan diet pada penyakit lambung adalah memberikan makanan adekuat
(cukup), tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung, dan
menetralkan kelebihan asam lambung. Syarat diet ini adalah mudah dicerna, porsi
makanan kecil dan diberikan sering, protein cukup untuk mengganti jaringan yang
rusak, serta makanan secara berangsur harus memenuhi kebutuhan gizi normal.

A. Syarat- syarat diet pada lambung


1. Mudah cerna, Porsi makan Kecil Tapi Sering diberikan
2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya
3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila muntah
6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam.
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa
8. Pada fase akut dpt diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung.

B. Makanan yang dianjurkan adalah:


1. Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2. Susu atau produk-produk turunannya.
3. Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah
dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll.
4. Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula,
agar-agar, cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.

4
5. Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll
agar motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary
fibre, seperti: daun bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll.
6. Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
7. Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah,
makanan yang dibakar.
8. Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu
yang terlalu tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
9. Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
10. Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
11. Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre:
kangkung, batang bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung,
beras merah, meras tumbuk, dll).
12. Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak
terlalu baik untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori
nasi.

C. Diet penyakit lambung ini terbagi :


1. Diet Lambung I, diberikan kepada pasien ulkus peptikum akut, ulkus
peptikum dengan perdarahan, esofagitis, gastritis akut, dan tifus
abdominalis berat. Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu, hanya
diberikan selama 2 hari dalam porsi kecil tiap 3 jam.
Nilai gizi makanan ini adalah:
Energi 1630 kalori
Protein 58 gram
lemak 63 gram
Karbohidrat 213 gram
Kalsium 2,6 gram
Besi 2,0 mg
Vitamin A 2340 SI
Thiamin 0,5 mg
Vitamin C 18 mg

2. Diet Lambung II, diberikan sebagai perpindahan diet lambung I setelah


fase akut dapat diatasi, pada tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi,
dan sesudah operasi saluran cerna tertentu. Makanan diberikan selama
beberapa hari saja, berbentuk saring atau cincang tiap 3 jam.
Nilai gizi makanan ini adalah:
kalori 1990 kalsium 1,2 gr

5
protein 73 gr besi 12,8 gr
lemak 84 gr Vitamin A 10103
SI
karbohidrat 236 gr Thiamin 0,9 mg
Vitamin C 174
mg

3. Diet Lambung III, diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II atau pada
pasien ulkus peptikum ringan, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah
kembali normal. Makanan Berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari dalam porsi
kecil. Makanan ini cukup kalori, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin.
Nilai gizi pada makanan ini adalah:
Energi 1921 kal kalsium 0,8 gr
protein 61 gr besi 17,8 mg
lemak 74 gr Vitamin A 10469 SI
Karbohidrat 257 gr Thiamin 0,8 mg
Vitamin C 134 mg

Bahan makanan Dianjurkan Tidak


dianjurkan
Sumber Beras dibubur atau ditim; kentang Beras ketan,
Karbohidrat dipure; makaroni direbus; rotiberas tumbuk,
dipanggang; krakers, biscuit; mi,roti whole wheat,
bihun, tepung-tepungan dibuat buburjagung, ubi,
atau dibuat puding. talas, singkong;
cake, dodol dan
berbagai kue
yang terlalu
manis dan
berlemak tinggi.
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan,
hewani digiling atau dicincang dan direbus,ayam yang
disemur, ditim, dipanggang; telurdiawet, digoreng;
ayam direbus, didadar, ditim, diceplokdaging babi; telur
air dan dicampur dalam makanan; diceplok atau
susu. digoreng.
Sumber protein Tempe dan tahu direbus, ditim,Tahu dan tempe
nabati ditumis; kacang hijau direbus atau digoreng; kacang
dihaluskan. tanah, kacang
merah, kacang
tolo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan Sayuran mentah;
tidak menimbulkan gas dimasak:sayuran yang

6
bayam, bit, wortel, labu kuning, labu berserat tinggi
siam dan tomat direbus dan ditumis. dan
menimbulkan
gas seperti daun
singkong,
kacang panjang,
kol, lobak, sawi
dan asparagus.
Buah Pepaya, pisang, jeruk manis, sariBuah yang
buah; pir dan peach dalam kaleng. banyak serat dan
atau
menimbulkan
gas seperti
jambu biji,
nanas, apel,
kedondong,
durian, nangka;
buah yang
dikeringkan.
Lemak Margarin dan mentega; minyak untukLemak hewan,
menumis dan santan encer. santan kental.
Minuman Teh, sirup. Minuman yang
mengandung
soda dan
alkohol, kopi dan
es krim.
Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur,Lombok,
jahe, kunyit, terasi, laos, salam dan bawang, merica,
sereh. cuka dan
sebagainya yang
tajam.

4. Diet Lambung IV, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III
atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta
tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak
dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat
gizi. Nilai gizi makanan ini adalah:
energi 2080 kal Kalsium 0,8 gr
protein 74 gr Besi 21,3 mg
Lemak 65 gr Vitamin A 9055 SI
Karbohidrat 303 gr Thiamin 0,9 mg
Vitamin C 132 mg

Bahan makanan Dianjurkan Tidak


dianjurkan
Sumber Beras ditim, nasi; kentang direbus,Beras ketan,
7
Karbohidrat dipure; makaroni, mi, bihun direbus;beras tumbuk,
roti, biskuit, krakers; tepung-tepunganroti whole wheat,
di-buat bubur atau dibuat puding. jagung; ubi,
talas, singkong,
kentang
digoreng; dodol
dan sebagainya.
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan,
hewani direbus, disemur, ditim, dipanggang;ayam yang
telur ayam direbus, didadar, ditim,dikaleng,
diceplok air dan dicampur dalamdikeringkan,
makanan; susu. diasap, diberi
bumbu-bumbu
tajam; daging
babi, telur
digoreng.
Sumber protein Tempe dan tahu direbus, ditim,Tahu dan tempe
nabati ditumis; kacang hijau direbus. digoreng; kacang
tanah, kacang
merah, kacang
tolo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan Sayuran
tidak menimbulkan gas dimasak:dikeringkan.
bayam, buncis, kacang panjang, bit,
labu siam, wortel, tomat, labu kuning
direbus, ditumis, disetup dan diberi
santan.
Buah Pepaya, pisang, sawo, jeruk manis,Buah yang
sari buah, buah dalam kaleng. banyak serat dan
atau
menimbulkan
gas seperti
jambu biji,
nanas, apel,
kedondong,
durian, nangka;
buah yang
dikeringkan.
Lemak Margarin, minyak, santan encer. Lemak hewan,
santan kental.
Minuman Teh encer, sirup. Minuman yang
mengandung
soda dan
alkohol, kopi, teh
kental dan es
krim.
Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin dalam jumlahLombok, merica,
terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit,cuka dan bumbu
terasi, laos, salam, sereh danlainnya yang

8
sebagainya. tajam.

2.2.2 Gizi dan diet pada penderita Hipertensi


A. Diet Rendah Garam
1. Diet rendah garam tingkat tinggi (200-400 mg Na)
Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Garam dapur
sama sekali tidak boleh ditambahkan ke dalam makanan yang
disajikan.
2. Diet rendah garam tingkat II (600-800 mg Na)
Pada diet ini penambahan garam hanya 1/2 sdt atau 2gr.
3. Diet rendah garam tingkat III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan pada penderita hipertensi ringan. Dalam diet ini, 1
sdt atau 4gr garam dapur boleh ditambahkan dalam pengolahan
makanan.
B. Jenis Makanan yang Boleh dikonsumsi
1. Buah –buahan
a. Pisang
Pisang dapat digunakan sebagai salah satu bahan makanan yang bisa
dikonsumsi oleh penderita hipertensi. Di dalam pisang matang
terkandung zat gizi sebagai berikut:

Energi 99 kalori

Protein 1.2 gram

Lemak 0.2 gram

Karbohidrat 25.8 mg

Serat 1.7 gram

Kalsium 8 gram

Fosfor 28 mg

Besi 0.5 gram

Vitamin A 44 RE

Vitamin B 0.08 mg

Vitamin C 3 mg
9
Air 72 gram

Pisang diduga berasal dari wilayah Malaysia sekitar 4000 tahun yang
lalu. Pisang dapat menjadi buah-buahan yang dikenal di dunia akibat
diperkenalkan oleh bangsa Portugis. Menurut sebuah penelitian di
Amerika Serikat yang dipublikasikan oleh Archives of internal
Medicine terungkap bahwa orang yang mengkonsumsi pisang dapat
menurunkan resiko terkena jantung coroner dan stroke. Oleh karena itu,
pisang sangat bermanfaat dalam mempertahankan tekanan darah
manusia agar selalu berada pada angka normal. Hal ini diakibatkan
salah satunya kandungan kalium yang sangat tinggi sekitar 467 mg
dibandingkan dengan natrium yang hanya 1 mg.
b. Tomat
Tomat merupakan jenis buah-buahan yang dapat digunakan untuk
menurunkan tekanan darah seseorang. Hal ini disebabkan kandungan
natrium dan kaliumnya mencapai presentase 1 : 100. Pada sebuah
percobaan,kucing yang diberikan sirup tomat ternyata dapat
menurunkan tekanan darahnya tanpa menggangu denyut jantung dan
menstimulir otot polos. Selain itu, pada beberapa hewan percobaan,
tomatine yang terdapat di dalam tomat ternyata berkhasiat sebagai zat
anti radang serta dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah.
Hasil percobaan menggunakan tikus ini ternyata sesuai dengan hasil
penelitian Dr.Esther Paran dari Sooka Medical Centre. Menurut Paran,
tomat ternyata dapat menurunkan hipertensi serta resiko sakit jantung.
Kandungan likopen di dalam tomat dapat menurunkan tekanan darah,
mengontrol LDL dari teroksidan yang menyebabkan melekatnya pada
arteri sehingga menyempitkan pembuluh darah. Lebih lanjut ia
menganjurkan agar mengkonsumsi 4 buah tomat dalam satu hari bagi
para penderita hipertensi. Oleh karena itu, bila penderita hipertensi
melakukan diet, sangat di anjurkan untuk memasukkan tomat ke dalam
menu dietnya

2. Sayur Mayur
a. Pete

10
Bagi penderita hipertensi, mengkonsumsi pete dapat menurunkan
tekanan darah seseorang. Hal ini disebabkan di dalam pete terkandung
kadar kalium yang sangat tinggi namun rendah kadar garam. Jika jenis
makanan mengandung zat tersebut maka makanan tersebut sangat
cocok dikonsumsi oleh penderita hipertensi
b. Kentang
Bahan makanan yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan
darah biasanya harus memiliki kandungan kalium yang tinggi
dibandingkan dengan kalsium. Salah satu bahan pangan yang memiliki
kadar kalium yang lebih tinggi dibandingkan dengan natrium adalah
kentang. Kandungan kalium di dalam kentang sekitar 449 mg/100 gram
sedangkan natriumnya hanya 0.4 mg/100 gram. Selain itu, di dalam
kentang juga terkandung kalsium 26.0 mg/100 gram, fosfor49 mg/100
gram, dan besi sebanyak 1.1 mg/100 gram. Asupan natrium ke dalam
tubuh kita berasal dari garam dapur, monosodium glutamate (MSG)
dan sodium bikarbonat.
c. Susu
Susu ternayata dapat digunakan sebagai minuman penurun tekanan
darah/hipertensi. Menurut penelitian para ahli di dalam air susu
terdapat kandungan kalium yang dapat menurunkan tekanan darah
seseorang. Diperkirakan kandungan natrium dengan kalium di dalam
susu sekitar 0.31. kalium sangat bermanfaat tidak saja bagi penurunan
tekanan darah seseorang tetapi juga dapat membantu fungsi saraf dan
pengendalian otot terutama otot jantung. Hal ini pula yang
menyebabkan kontraksi serta rileksasi otot jantung semakin baik jika
mengkonsumsi kalium.
Selain kalsium, di dalam air susu juga terkandung ACE inhibitor.
Peningkatan tekanan darah seseorang dapat terjadi akibat perubahan
angiotensin I dari ginjal menjadi angiotensin II. Hal inilah yang dapat
memicu terjadinya kenaikan tekanan darah seseorang. Jika seseorang
rajin meminum susu maka proses ini dapat dihambat sehingga tekanan
darah tetap stabil.

C. Jenis Makanan yang tidak Boleh dikonsumsi


Tabel 1

No Jenis Makanan Contoh


11
1 Makanan berkadar lemak jenuhOtak,ginjal,paru,minyak
tinggi kelapa,gajih

2 Makanan olahan menggunakanBiscuit,craker,keripik,dan


garam natrium makanan kering yang asin

3 Makanan dan minuman dalam kalengSarden,sosis,kornet,buah


kaleng,soft drink

4 Makanan yang diawetkan Dendeng,asinan,telur asin,selai


kacang

5 Susu full cream Mentega,margarine,keju,mayon


naise,kuning telur,kulit ayam

6 Bumbu masakan Kecap,terasi,saus tomat,taoco


serta bumbu penyedap lainya
yang mengandung natrium

7 Alcohol Durian dan tape merupakan


makanan yang mengandung
alcohol

Tabel 2
Bahan makanan yang boleh dikonsumsi dan bahan makanan yang harus
dihindari

Zat Diperbolehkan Dihindarkan


Makanan

Karbohidrat Nasi, kentang, bihun, sun, Biscuit, crakers,


tepung beras, terigu, cornflakes, cereal, keripik,
maizena, ubi/singkong kentang, jagung, sup
instan, kue kering

Protein Daging, ayam, ikan, telur, Sosis, daging asap, kornet,


Hewani susu (1 gelas/hari) sarden, ikan asin, pindang,
12
keju, otak, ginjal, telur
asin, abon, ebi

Protein Tahu, tempe, kacang hijau, Keju kacang tanah, kacang


Nabati kacang kedelai,kacang asin, tauco, tahu asin
tanah, kacang kapri

Lemak Santan encer, minyak, Salad dressing, mentega,


mentega tanpa garam margarine, lemak hewan

Sayur Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan,


sawi asin, acar,asinan,
sayuran dalam kaleng

Buah – Semua buah-buahan segar Buah yang diawetkan,


buahan buah kering, buah keleng

Bumbu Semua bumbu dapur Garam dapur, MSG,


kecap, saus tomat botol,
saus cabai, pengempuk
daging, terasi, soda kue,
petis, saus tiram

Minuman Teh, kopi encer Coklat, kafein, alcohol

Tabel 3
Jenis bahan makanan yang dapat meredam pengaruh negative ion natrium

No Jenis Bahan Makanan Kandungan / dosis

1 Apel 159 mg kalium

2 Jeruk 250 mg kalium

3 Tomat 366 mg kalium

4 Pisang 451 mg kalium

5 Kentang panggang 503 mg kalium

6 Susu skim 1 gelas (406 mg kalium)

7 Keju rendah natrium 250 graam kalium

2.3 Tatalaksana Diet


13
2.3.1 contoh menu yang dapat diberikan pada penderita typhoid

a) Diet lambung I

Bahan makanan yang diberikan sehari:

Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga


Makanan

Susu 1800 9 gelas

maezena 60 12 sdm

Gula pasir 90 9 sdm

Pagi (07.00) Pukul 10


Bubur susu Susu
susu

Pukul 13.00 Pukul 15.00


Bubur susu Susu
Susu

Pukul 18.00 Pukul 20.00


Bubur susu Susu
Susu

b) Diet lambung II

Bahan makanan yang diberikan sehari:

Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga


Makanan

Beras 60 2 gelas bubur saring

maezena 50 10 sdm

biskuit 20 2 buah

daging 100 ½ gelas saring

telur 150 3 butir

Susu segar 900 4 ½ gelas

14
Pepaya 200 1 gelas saring

Sayuran 100 1 gelas

Margarin 20 2 sdm

Gula pasir 70 7 sdm

Pagi Pukul 10.00


Bubur susu puding + saus susu
Telur 1/2 masak
Susu

Siang dan sore Pukul 16.00


Bubur saring/ bubur tepung Bubur susu
Semur daging saring Teh manis
Telur 1/2 masak Pukul 20.00
Sayur saring biskuit
Sari pepaya susu

c) Diet lambung III

Bahan makanan yang diberikan sehari:

Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga


Makanan

beras 90 2 ¾ gelas

maezena 30 6 sdm

roti 40 2 potong

Daging 100 2 potong sedang

telur 100 2 butir

Susu 600 2 gelas

Sayuran 200 2 gelas

15
Buah 200 2 potong buah sedang

Margarin 35 3½ sdm

Gula pasir 70 7 sdm

Pagi Pukul 10 (selingan)


Bubur nasi/ Nasi tim puding maizena+ saus sirup
Telur 1/2 masak susu
Setup wortel Pukul 16.00 (selingan)
Teh manis roti bakar
orak arik telur
Pukul 20.00 (selingan)
Susu

Siang Malam
bubur nasi bubur nasi
semur daging giling sup ayam giling
setup bayam tumis labu siam +tomat
jus pepaya pisang

d) Diet pada lambung IV

Bahan makanan yang diberikan sehari:

Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga


Makanan

beras 200 4 gelas

maezena 15 63 sdm

biskuit 20 2 buah

Daging 100 2 potong sedang

telur 50 1 butir

Susu 400 2 gelas

Tempe 100 4 potong sedang

Sayuran 200 2 gelas

Buah 200 2 potong buah sedang

Minyak 25 2½ sdm

16
Gula pasir 40 4 sdm

Pagi Pukul 10.00 (selingan)


Nasi tim sayur ayam Puding jambu+ saus susu (fla)
telur dadar sayuran Air putih
susu beruang
air putih

Siang Malam
Nasi lunak Nasi lunak
Ikan acar kuning Tempe+tahu kecap
sayur bening bayam+jagung capcay
pepaya jeruk
air putih air putih

2.3.2 Contoh menu makanan pada penderita hipertensi

Menu makanan sehat seperti yang dianjurkan baik oleh ahli gizi maupun
Departemen Kesehatan meliputi tercukupinya kebutuhan bahan makanan atau
pangan yang meliputi, serealia, sayuran, buah, kacang-kacangan beserta
olahannya, ungags, ikan, putih telur, daging merah, minyak santan, lemak, jeroan,
margarine, susu, serta gula dan garam. Namun dari semua daftar bahan pangan ini
tidak semuanya layak dikonsumsi oleh orang yang menderita penyakit hipertensi.
Berikut iniadalah panduan bagi mereka yang akan melakukan diet untuk
mengendalikan tekanan darahnya. Pertama, makanlah secara teratur dengan
mengurangi takaran menu makanan dari biasanya. Hal ini disebabkan dengan
mengurangi takaran menu makanan maka dapat menghindarkan diri kita dari
kemungkinan terjadinya penimbunan kadar kolesterol yang tinggi. Sebagaimana
yang disebutkan di atas, penyebab tingginya kadar kolesterol yang dapat memicu
tekanan darah tinggi adalah pola makan yang cenderung salah/kurang tepat. Oleh
karena itu, hindarilah mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, berasa
gurih dan manis seperti, sosis, minyak, margarine, gorengan, gula permen,
minuman alcohol, dan makanan lainnya yang memiliki kolesterol tinggi.

Berikut ini adalah contoh menu diet yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari :

17
Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga
Makanan

Nasi 250 1¾

Roti tawar 80 2 iris

Telur ayam 60 1 butir

Daging sapi 50 1 potong sedang

Daging ayam 50 1 potong sedang

Tahu 200 2 buah

Sayuran 500 5 gelas

Buah 200 2 potong sedang

Minyak 30 2 sendok makan

Sedangkan contoh menu makanan yang dapat dipilih secara tersusun sebagai berikut :

Pagi Siang Sore

Roti sandwich Nasi Nasi

Teh tawar/air putih Sup ayam + sayur Ikan bumbu balado

Jam 10.00 Apel Capcay

Creaker Air putih Jeruk

Susu low fat Air putih

Air putih

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diet yang dianjurkan untuk pasien yang menderita typhoid adalah makanan yang
rendah selulosa, dan diet untuk pasien yang menderita dibagi manjadi 4 tipe diet,
yaitu Diet Lambung I, Diet Lambung II, Diet Lambung III, dan Diet Lambung IV.

18
Sedangkan cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan Diet
Rendah Garam 1, Diet Rendah Garam 2, Diet Rendah Garam 3, dan bumbu lain yang
tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk
memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan
untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.

3.2 Saran
Dari uraian makalah yang telah disajikan maka kami dapat memberikan saran
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan , makanan yang dikonsumsi harus
higienis dan perlunya penyuluhan kepada masyarakat tentang demam tifoid serta
menu-menu gizi yang dianjurkan untuk pasien yang menderita typhoid.
Sedangkan dari uraian makalah mengenai hipertensi maka kami dapat
memberikan saran untuk lebih memperhatikan makanan yang dimakan terutama
untuk penggunaan garam yang berlebih dan dianjurkan menggunakan garam yang
beryodium agar makanan yang dimakan baik untuk tubuh dan tidak mengakibatkan
hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Dampak dan Bahaya dari Penyakit Hipertensi”.Tersedia di:


https://agromedia.net/dampak-dan-bahaya-dari-penyakit-hipertensi-2/. Diakses pada
18 Oktober 2018.

Anonim. 2017. “Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya”. Tersedia di:

http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-
hipertensi-tidak-menyadarinya.html. Diakses pada 24 Oktober 2018.

19
Awallia, Delly. (2015). PENTINGNYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DEMAM
TYPHOID. Tersedia: http://dellyawallia.web.unej.ac.id/2015/05/08/pentingnya-
pencegahan-dan-penanganan-d emam-typhoid/. Diakses pada tanggal 16 Oktober
2018.

Bagian Gizi R.S Dr. Cipto mangunkusumo dan persatuan Ahli Gizi Indonesia (1996).
Penuntun Diit. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Casanova. 2011. “Diet Rendah Garam Penderita Hipertensi”. Tersedia di:

http://jadiberita.com/6537/diet-rendah-garam-penderita-hipertensi.html. Diakses pada


24 Oktober 2018.

Moni, Maes. (20xx) Makalah Typhoid. Tersedia:


https://www.scribd.com/doc/93448055/Makalah-Typhoid. Diakses pada tanggal
16 Oktober 2018.

Ridwan, Muhammad. 2002. Mengenal, mencegah, mengatasi silent killer hipertensi. Jawa
Tengah: Pustaka Widyamara.

Samiadi, Lika Aprilia. (2016). Apa itu tifus (demam tifoid)?. Tersedia:
https://hellosehat.com/penyakit/tifus-demam-typhoid/. Diakses pada tanggal 16
Oktober 2018.

Suryani, Ni Made. “Patofisiologi Hipertensi” Tersedia di:


https://www.scribd.com/doc/119149924/Patofisiologi-Hipertensi. . Diakses pada 18
Oktober 2018.

Swari, Risky Candra. “HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI). Tersedia di:


https://hellosehat.com/penyakit/hipertensi-adalah-darah-tinggi/. Diakses pada 18
Oktober 2018.

Willy, Tjin. (2018) “Hipertensi”. Tersedia di: https://www.alodokter.com/hipertensi.html


Diakses pada 18 Oktober 2018.

20

Anda mungkin juga menyukai