Anda di halaman 1dari 21

Lampiran 2.

Satuan Acara Penyuluhan


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG PIJAT HIPERTENSI UNTUK PENURUNAN HIPERTENSI PADA


KELUARGA TN. A DI DESA CINDAI ALUS KELURAHAN MARTAPURA

Topik : Pijat Hipertensi

Sasaran : Keluarga Tn. M.A.R di Desa Cindai Alus Kelurahan Martapura

Tempat : Rumah Keluarga Tn.M.A.R

Hari/Tanggal : Senin/ 2 Nopember 2020

A. Latar Belakang
Dewasa ini telah terjadi transisi parallel antara epidemiologi, demografi, dan
transisi teknologi di Indonesia. Menyebabkan perubahan pola penyakit dari infeksi
ke penyakit tidak menular (PTM) yang menimbulkan berbagai permasalahan besar
dalam hal morbiditas dan mortalitas. Faktor yang menyebabkan transisi
epidemiologi adalah perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur
penduduk.Faktor risiko paling penting yang menyebabkan PTM adalah gaya hidup
tidak sehat yaitu merokok, kurangnya olahraga, konsumsi alkohol dan makan
makanan yang cenderung tinggi kalori dan lemak.Oleh karena itu, PTM menjadi
beban ganda dan tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia (Depkes, 2011).
Salah satu contoh PTM adalah penyakit hipertensi yang menjadi permasalahan
kesehatan sangat serius. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer. Penyakit
ini akan menyerang berbagai organ dan menyerang penyakit lain contohnya adalah
serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, dan juga kebutaan (WHO, 2005).
Menurut WHO (World Health Organization) 2011, sekitar 1 milyar penduduk
di seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di Negara-
negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia
meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat
di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus
penderita hipertensi dan diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun
2025 atau sekitar29% dari total penduduk dunia. (Triyanto, 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia
≥18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4% yang di diagnosis
tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1
% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal
tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 26,5 %. (Kemenkes RI, 2013)
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal antara
lain, meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang
belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya
belum mencapai target, serta adanya penyakit lain yang mempengaruhi hipertensi
sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Sudoyono dkk, 2007).
Hipertensi merupakan penyakit berbahaya dan sering tidak menunjukkan
keluhan khas selama belum ada komplikasi pada organ tubuh. Diperlukan
kedisiplinan dan biaya cukup mahal untuk mengontrol hipertensi. Dalam
mengontrol hipertensi dapat memanfaatkan pengobatan secara farmakologis
dengan menggunakan obat-obatan sintetis.Karena daya beli masyarakat yang
semakin menurun sehingga terdapat kesulitan dalam mendapatkan obat-obat
sintetis. Alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan pengobatan
secara non-farmakologis menggunakan buah mengkudu yang dapat dijangkau dari
segi materil (Utaminingsih, 2009).
Hasil RISKESDAS (2010) didapatkan bahwa penggunaan obat herbal
semakin bertambah. Penduduk Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu yaitu
sebesar 59,12% terdapat pada semua kelompok jenis kelamin dan umur baik berada
dikota atau di desa (Kemenkes, 2011).
Pijat merupakan sentuhan pada jaringan lunak tubuh dengan menggunakan
tangan sebagai alat untuk menimbulkan efek positif dari pembuluh darah, otot, dan
sistem syaraf tubuh (Clay & Pounds, 2008). Terapi keperawatan seperti pijat dapat
memicu pelepasan endorfin sehingga menghasilkan perasaan nyaman pada pasien,
selain itu dapat terjadi reduksi hormon stres seperti adrenalin, kortisol, dan
norephinefrin. Efek lain dari terapi pijat adalah mengurangi tekanan pada
ototsehingga meningkatkan relaksasi, memperbaiki sirkulasi darah, dan
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik [ CITATION Awa18 \l 1033 ].
Dari latar belakang tersebut, penulis mengharapkan terapi pijat hipertensi
dapat membantu masyarakat yang mengalami hipertensi sebagai terapi
nonfarmakologis yang mudah dilakukan dan efektif untuk menurunkan tekanan
darah serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan pasien
dan keluarganya mampu memahami dan mengerti tentang Hipertensi serta
terapi komplementer yang diajarkan.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan
keluarga mampu :
a. Mengetahui dan menjelaskan tentang Hipertensi
b. Mengetahui dan menjelaskan penyebab tentang Hipertensi
c. Mengetahui dan menjelaskan tentang tanda gejala Hipertensi
d. Mengetahui dan menjelaskan tentang komplikasi Hipertensi
e. Mengetahui dan melaksanakan upaya dalam perawatan Hipertensi
f. Mengetahui dan menjelaskan cara alternatif terapi komplementer pada
Hipertensi
g. Mampu mendemostrasikan terapi komplementer Pijat Hipertensi
C. Target
1. Target yang ingin di capai melalui kegiatan penyuluhan dan pendidikan
kesehatan ini adalah sebagai berikut :
a. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga dapat memahami tentang
Hipertensi
b. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga dapat merubah perilaku
hidup sehat untuk menghindari terjadinya Hipertensi dengan
menerapkan terapi pijat hipertensi
2. Luaran
Luaran yang diharapkan melaui kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai
berikut :
a. Menambah pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
b. Menambah pengetahuan keluarga tentang melaksanakan upaya dalam
perawatan Hipertensi
c. Menambah pengetahuan keluarga tentang terapi komplementer pijat
hipertensi

3. Komonikator

Arifin, Mahasiwa Profesi Ners Kelompok 1 Universitas Sari mulia Banjarmasin.


4. Skema Kegiatan

Keterangan :

: Pemateri

: Media dan alat dan bahan (terapi komplementer)

: Dosen/Fasilitator

: Sasaran / Peserta

: Dokumentasi
G. Pelaksanaan kegiatan
1. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berupa Penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang penyakit
Hipertensi serta penanganan terapi komplementer konsumsi buah semangka terhadap
penurunan tekanan darah penderita Hipertensi

2. Waktu dan tempat

Hari dan Tanggal :

Pukul :

Tempat Kegiatan : Rumah Tn. M.A.R di Cindai Alus Martapura

3. Metode dan Media


Metode : Ceramah dan demonstrasi

Media : 1. Lembar balik

2. Alat dan Bahan Terapi Komplementer


4. Susunan Pengorganisasiaan

Pemateri : Achmad Arifin

Fasilitator / Pembimbing Akademik : Angga Irawan S.Kep,Ns.,M.Kep

Dokumentasi : mahasiswa

Peserta : Tn. M.A.R dan Keluarga di Desa Cindai Alus Kelurahan


Martapura
H. Materi Penyuluhan
1. Hipertensi
a. Definisi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam Arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal. Sedangkan menurut
(Triyanto, 2014) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase
dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang
dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung
(Anies, 2006).

b. Klasifikasi
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal Dibawah 120 mmHg Dibawah 80 mmH

Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1 (Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3 (Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4 (maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

(Triyanto, 2014)

c. Etiologi
Menurut (Widjadja, 2009) penyebab hipertensi dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Hipertensi primer atau esensial
Belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan
sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, sters psikologis, pola
konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien hipertensi
diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa penyakit
atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang
tidak berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon
yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, dan penyakit jantung.
3) Faktor-faktor resiko hipertensi
Faktor-faktor resiko hipertensi ada yang dapat di kontrol dan tidak dapat dikontrol
menurut (Sutanto, 2010) antara lain :
a) Faktor yang dapat dikontrol :
Berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.
i) Kegemukan (Obesitas)
Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang kegemukan mudah
terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai
resiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan wanita langsing
pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita
hipertensi yang obesitas. Meskipun belum diketahui secara pasti hubungan
antara hipertensi dan obesitas, Namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibanding penderita hipertensi dengan berat badan normal.
ii) Kurang Olahraga
Orang yang kurang aktif melakkukan olahraga pada umumnya cenderung
mengalami kegemukan dan akan menaikan tekanan darah. Dengan olahraga kita
dapat meningkatkan kerja jantung. Sehingga darah bisa dipompadengan baik
keseluruh tubuh.
iii) Konsumsi garam berlebihan
Garam merupakan hal yang penting dalam mekanisme timbulnya hipertensi.
Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume
plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
peningkatan ekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada
kondisi keadaan system hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, disamping
kemungkinan ada faktor lain yang berpengaruh.
Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mengonsumsi
garam, tetapi masih menderita hipertensi. Ternyata setelah ditelusuri, banyak
orang yang mengartikan konsumsi garam adalah garam meja atau garam yang
ditambahkan dalam makanan saja. Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena
hampir disemua makanan mengandung garam natrium termasuk didalam
bahanbahan pengawet makanan yang digunakan.
Natrium dan klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium
yang berlebih menyebabkan konsetrasi natrium didalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya kembali, cairan intreseluler harus ditarik
keluar sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi.
iv) Merokok dan mengonsumsi alkohol
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan selain
dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah, nikotin dapat
menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Mengonsumsi alkohol
juga dapat membahayakan kesehatan karena dapat meningkatkan sistem
katekholamin, adanya katekholamin memicu naik tekanan darah.
v) Stress
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Jika ketakutan,
tegang atau dikejar masalah maka tekanan darah kita dapat meningkat. Tetapi
pada umumnya, begitu kita sudah kembali rileks maka tekanan darah akan turun
kembali. Dalam keadaan stres maka terjadi respon sel-sel saraf yang
mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan
antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja ketika beraktivitas) yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
bertahap. Stres berkepanjanngan dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Hal tersebut belum terbukti secara pasti, namun pada binatang percobaan
yang diberikan stres memicu binatang tersebut menjadi hipertensi.
b) Faktor yang tidak dapat dikontrol
i) Keturunan (genetika)
Faktor keturunan memang memiliki peran yang sangat besar terhadap
munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian
bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal dari satu
sel telur) dibandigkan heterozigot (berasal dari sel telur yang berbeda). Jika
seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer
(esensial) dan tidak melakukan penanganan atau pengobata maka ada
kemungkinan lingkungannya akan menyebabkan hipertensi berkembang dan
dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan
gejala hipertensi dengan berbagai komplikasinya.
ii) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal
ini disebabkan pria banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya
hipertensi seperti kelelahan, perasaan kurang nyaman, terhadap pekerjaan,
pengangguran dan makan tidak terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami
peningkatan resiko hipertensi setelah masa menopause.
iii) Umur
Dengan semakin bertambahannya usia, kemungkinan seseorang menderita
hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang
timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko terhadap timbulnya
hipertensi. Hanya elastisitas jaringan yang erterosklerosis serta pelebaran
pembulu darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua. Pada umumnya
hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun sedangkan pada wanita terjadi
setelah berumur 45 tahun.

d. Komplikasi Hipertensi
Menurut (Triyanto, 2014) komplikasi hipertensi dapat menyebabkan sebagai berikut :
1) Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya
berkurang. Arteri-arteri otak mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentukya aneurisma. Gejala tekena struke adalah sakit
kepala secara tiba-tiba, seperti orang binggung atau bertingkah laku seperti orang
mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah,
mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan
diri secara mendadak.
2) Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian juga
hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko
pembentukan bekuan.
3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-
kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-
unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering
di jumpai pada hipertensi kronik.
4) Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan
cepat dengan mengakibatkan caitan terkumpul diparu, kaki dan jaringan lain sering
disebut edema. Cairan didalam paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan
ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefolopati dapat
terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
kedalam ruangan intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuronneuron disekitarnya
kolap dan terjadi koma.

Sedangkan menurut Menurut (Ahmad, 2011) Hipertensi dapat diketahui dengan


mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipeertensi, apabila tidak ditangani
dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi
kardovaskular seperti stoke, serangan jantung, gagal jantung. dan gagal ginjal, target
kerusakan akibat hipertensi antara lain :
a) Otak : menyebabkan stroke
b) Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
c) Jantung : menyebabkan penyakit jantung coroner (termasuk infark jantung)
d) Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

e. Penatalaksanaan
Menurut (junaedi, Sufrida & Gusti, 2013) dalam penatalaksanaan hipertensi berdasarkan
sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian :
1) Terapi non farmakologi
Pencegahan dengan menjalani perilaku hidup sehat seperti :
a) Pembatasan asupan garam dan natrium
b) Olahraga secara teratur
c) Hindari stress
d) Istirahat yang cukup
e) Menghindari obesitas
f) Menurunkan berat badan sampai batas ideal
2) Terapi farmakologi
Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam pengobatan. Obat-obatan
golongan :
a) Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran garam dan air.
Dengan mengonsumsi diuretik akan terjadi pengurangan jumlah cairan dalam
pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
b) Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan
mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
c) ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah sehingga bisa
mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
d) Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan pembuluh
darah.

2. PIJAT HIPERTENSI
a. Definisi foot-massage
Massage (pijat) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan
posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau
meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang
dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan
kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, memotong-motong, meremas-
remas, dan gerakan meliuk-liuk. Massage memiliki banyak jenis, salah satunya
adalah foot-massage atau foot-massage.
Foot-massage atau refleksi kaki merupakan terapi yang berasal dari Cina.
Terapi ini sudah lebih dari 3000 tahun yang lalu dan digunakan dalam pencegahan
dan penyembuhan banyak penyakit. Prinsip foot-massage terletak pada jaringan
meridian yang menghubungkan semua jaringan, organ dan sel-sel dalam tubuh kita.
Setiap organ dalam tubuh terhubung ke titik refleksi tertentu pada kaki melalui
perantara 300 saraf. Seorang ahli refleksi akan memberikan tekanan pada meridian
berbeda dan garis energi di telapak dan sisi kaki untuk menentukan penyebab
penyakit (Nelson, 2013).
Foot-massage dapat merangsang organ-organ dan kelenjar yang terkait
dengan meridian dan saraf. Foot-massage dapat dilakukan sendiri di rumah pada
baik menggunakan ibu jari atau ruas jari telunjuk untuk menekan dan menggosok
dengan dalam secara berirama di berbagai titik kaki yang penting.
b. Manfaat foot-massage
1) Melancarkan sirkulasi
Gaya hidup sebagian besar orang-orang saat ini memungkinkan orang-
orang utuk selalu melakukan mobilisasi dengan cepat. Otot-otot dikaki hampir
setiap hari digunakan, namun sirkulasi perdarahannya sering kali dirugikan
dengan penggunaan sepatu yang ketat dan tidak nyaman. Foot-massage dapat
meningkatkan sirkulasi di ekstremitas bawah, terutama bagi orang yang
menderita diabetes mellitus.
2) Membantu mencegah cedera kaki dan pergelangan tangan
Massage pada kaki dapat membantu nyeri sendi dan membantu pemulihan
setelah mengalami cedera serta mengurangi nyeri otot. Namun, ketika foot-
massage dikombinasikan dengan pergelangan kaki seperti latihan, penguatan
dan peregangan dapat mencegah dan meminimalkan resiko cedera dimasa yang
akan datang dan mempercepat pemulihan cedera yang ada.
3) Mengurangi efek depresi dan kecemasan
Beberapa studi tentang foot-massage yang telah dilakukan, menyimpulkan
bahwa foot-massage dalam menempatkan orang dalam keadaan santai dan rileks
selama pemijatan. Salah satu bukti yang signifikan adalah mengurangi
kecemasan pada pasien kanker. Teknik-teknik yang diajarkan cukup cepat dan
dapat berfungsi secara efektif untuk mengatasi depresi dan kecemasan.

4) Mengobati sakit kepala dan migrain


Sebuah studi yang dilakukan di Denmark menunjukkan bahwa orang yang
menderita sakit kepala dan migrain menunjukkan perbaikan yang besar setelah
melakukan. Para subjek penelitian berhenti minum obat mereka dan mulai
menggunakan foot-massage. Setelah 3 bulan, 65% penderita telah mengatakan
bahwa gejala sakit kepala dan migrain mereka berkurang. Mereka juga
menyatakan mengalami perubahan gaya hidup yang lebih baik sehingga
berkontribusi dalam hasil penyembuhan.
5) Menurunkan tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) saat ini sudah menjadi masalah bagi
wanita dan pria. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti stres dan diet yang
tidak sehat. Beberapa kasus ditemukan bahwa penderita tekanan darah tinggi ini
bukan merupakan hasil genetik dan lingkungan. Foot-massage dapat
meningkatkan suasana hati, mengurangi kecemasan dan menurunkan tekanan
darah tinggi.
6) Membantu orang dengan kaki datar dan plantar fascitis
Orang-orang dengan kaki datar tidak memiliki lengkungan seperti kaki
normal karena kelemahan ligamen yang menyebabkan lengkungan runtuh. Hal
ini dapat menyebabkan efek besar bagi penderitanya, seperti akan merasa sakit
kaki setelah melakukan aktivitas ringan. Nyeri tumit kronis dapat disebabkan
oleh peradangan atau kerusakan plantar fascitis (jaringan ikat yang mendukung
lengkungan kaki). Foot-massage yang ditambah dengan pijat yang mendalam
dengan memberikan tekanan yang kuat pada lengkungan dapat membantu secara
signifikan dalam mengurangi sakit bahkan bisa menyembuhkan juga.
7) Membantu meringankan gejala PMS dan menopause
Gejala paling umum yang sering diderita selama PMS adalah perasaan
sedih, tidak bahagia, cepat marah, cemas, tegang, insomia, cepat lelah, sakit
kepala, dan perubahan suasana hati. Menopause juga memiliki gejala yang
hampir sama, namun ditambah dengan mengalami hot flashes (gejala yang
umum dirasakan oleh wanita  di masa perimenopause atau setelah memasuki
masa menopause. Gejalanya berupa rasa panas di dalam tubuh, diikuti dengan
keluarnya keringat, serta jantung yang berdebar-debar. Sensasi panas karena
perubahan hormonal. Saat kadar estrogen berkurang, berpengaruh langsung pada
hypothalamus) dan depresi. Gejala-gejala ini dapat diatasi dengan melakukan
foot-massage secara rutin ketika mengalami periode tersebut.
8) Mengurangi efek edema pada ibu hamil
Edema adalah pembengkakan akibat retensi cairan di kaki dan pergelangan
kaki. Hal ini sangat umum pada wanita hamil, terutama pada trimester terakhir.
Kondisi ini dapat diatasi dengan foot-massage setiap hari, ditambah dengan
banyak istirahat dan diet yang tepat.

c. Persiapan sebelum foot-massage


Foot-massage pada otot-otot besar pada kaki dapat memperlancar sirkulasi
darah dan saluran getah bening serta membantu mencegah varises. Tekanan pada
otot secara bertahap dapat mengendurkan ketegangan sehingga membantu
memperlancar aliran darah ke jantung. Foot-massage akan merangsang dan
menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memulihkan sistem keseimbangan dan
membantu relaksasi. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum melakukan foot-
massage adalah sebagai berikut (Aslani, 2003):
1) Menyediakan tempat yang nyaman
Lingkungan tempat massage harus membuat suasana rileks dan nyaman,
pemijat harus memperhatikan suhu ruangan yang tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin, penerangan yang cukup, permukaan tempat massage yang rata
dan nyaman jika diperlukan gunakan karpet dengan busa karet agar menambah
suasana nyaman pada klien.
2) Menyeimbangkan diri
Ketenangan dan kenyamanan diri adalah hal yang penting jika ingin
memberikan pijatan yang baik. Kenakan pakaian yang tidak membatasi gerak
saat memijat, rilekskan diri dengan meletakkan kedua tangan dibawah pusar
dan rasakan hangat tangan masuk memasuki daerah pusar kemudaian bukalah
mata perlahan-lahan.
3) Effleurage
Effleurage adalah gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan saat
memulai dan mengakhiri massage, gerakan ini bertujuan untuk meratakan
minyak untuk pijat dan menghangatkan otot agar lebih rileks.
4) Masase pada klien
Setelah persiapan diatas dilakukan maka klien telah siap untuk dilakukan
massage. Massage ini dilakukan dengan posisi berbaring dan menutup tubuh
klien dengan handuk kecuali pada kaki
d. Teknik melakukan foot-massage
Langkah-langkah pijat kaki:
1) Gunakan handuk yang lembab dan hangat untuk membersihkan dan merilekskan
kaki. Kompres kaki dengan handuk, dan usap.

2) Mulai pijat salah satu kaki dengan menggunakan beberapa tetes baby oil atau
lain sebagainya. Pijat kaki masing-masing selama 12 menit setiap.

3) Lakukan gerakan effleurage kaki


4) Terapkan kompresi stroke untuk kaki bagian bawah mulai dari lutut dan bekerja
menuju pergelangan kaki. Ulangi tiga kali.
5) Dengan satu tangan, pegang tumit dan dengan tangan yang lain, pegang bagian
atas kaki.
6) Dengan tekanan, traksi kaki kembali ke arah Anda, maka dengan sedikit tekanan
mendorong kaki maju. Ulangi prosedur ini sekitar lima kali.
7) Tarik seluruh kaki. Gerakan ini dimaksudkan untuk meregangkan seluruh kaki.

8) Tekan dan tarik sendi pergelangan kaki.


9) Regangkan tendon Achilles.
10) Regangkan dan tarik lengkungan kaki.

11) Selipkan tangan di setiap sisi kaki dan getarkan. Hal ini akan membuat jaringan
lebih hangat dan mengendur otot.
12) Sementara memegang tumit, jari kaki, dan bagian atas kaki, putar pergelangan
kaki ke kiri  dan kemudian ke kanan, masing-masing lima kali.
13) Terapkan gesekan yang mendalam pada bagian bawah kaki, bola kaki, dan tumit.
Terapkan gesekan melingkar mendalam sepanjang tulang   prominences.
14) Terapkan sapuan melingkar secara mendalam disepanjang bawah kaki.
15) Lakukan pijatan dengan buku jari ke bagian bawah kaki.

16) Gunakan jari untuk menekan antara tendon jari-jari kaki.

17) Tarik kari kaki dengan gerakan memutar dimulai dari jari kelingking menuju
jempol.
18) Gesekkan diatas telapak kaki keseluruh permukaan kaki secara bolak balik
sampai pergelangan kaki.
19) Selipkan tangan di pada salah satu kaki dan getarkan.
20) Regangkan pergelangan kaki, dorong ke atas dan keluar secara bertahap.
21) Ketika gerakan mencapai lutut lepaskan tekanan dan luncurkan kembali ke
pergelangan kaki. Ulangi 3 kali di salah satu betis kemudian pindah ke lainnya.

22) Ayunkan pergelangan kaki ke Achilles tendon dan otot gastrocnemius.


23) Gunakan gerakan melingkar di sekitar lutut, betis, dan turun ke pergelangan kaki
24) Ulangi urutan massage dengan kaki yang yang satunya.
25) Handuk lembab untuk menyelimuti kaki. Gunakan handuk lembab pada kedua
kaki untuk mengompres kaki, mulai dari lutut hingga talapak kaki.

26) Gunakan handuk untuk menyerap kelebihan minyak setelah tindakan massage.
27) Perawatan ini diakhiri dengan pendinginan untuk masing-masing kaki.
Menggunakan air biasa (tidak panas / dingin) sampai kaki benar-benar merasa
rileks.

e. Indikasi foot-massage
1) Pasien penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
2) Pasien stroke ringan
3) Pasien dengan reumatik
4) Ibu post natal untuk melancarkan asi

f. Kontraindikasi foot-massage
Tekanan dan gesekan harus dihindari pada luka dan memar serta pada
kondisi kulit seperti ruam, luka bakar, dan sengatan matahari. Gerakan menekan di
sekitar keseleo pergelangan kaki dan cedera tulang lainnya harus dibatasi. Perawat
sebaiknya memakai sarung tangan pelindung ketika melakukan foot-massage.
Tindakan foot-massage digunakan untuk membantu menormalkan jaringan tubuh
dan organ, oleh karena itu hal-hal yang menjadi kontraindikasi harus dihindari
sehingga tidak menyebabakan potensi bahaya ke daerah tubuh yang lain.
I. PELAKSANAAN
Kegiatan waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Pasien Pelaksanaan
Pembukaan 3 Menit 1. Pengucapan salam 1. Menjawab salam Pembicara dan
2. Memperkenalkan diri 2. Menjawab salam peserta
3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
penyuluhan kesehatan

Pelaksanaan 10 Menit Menjelaskan materi terkait : Memperhatikan Penjelasan


1. Menjelaskan tentang dari pembicara pembicara
pengertian Hipertensi
kepada keluarga
2. Menyebutkan penyebab
Hipertensi kepada
keluarga
3. Meyebutkan tanda dan
gejala hipertensi kepada
keluarga
4. Meyebutkan komplikasi
hipertensi kepada keluarga
5. Menjelaskan tentang
pencegahan hipertensi
kepada keluarga
6. Menyebutkan terapi
komplementer pijat
hipertensi
7. mendemostrasikan terapi
pijat hipertensi kepada
keluarga pasien
Evaluasi 5 Menit Tanya jawab terkait tentang 1. Menjawab Moderator
materi pertanyaan
2. Menjawab
salam
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
b. kontrak waktu pada hari H
c. Pelaksanaan kegianatan dilaksanankan sesuai satuan acara
penyuluhan
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati
1. Evaluasi Proses
Peserta antusiasi dalam menyimak uraian materi dan dapat menjelaskan kembali
tentang pembahasan
2. Evaluasi Hasil
a. Pasien peserta kooperatif selama proses pemaparan materi
b. Pasien mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan dari awal
hingga akhir dan tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai
Daftar Pustaka

Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta

Awaludin, S., Upoyo, A., & Purnawan, I. (2018). Pengaruh Light Massage Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Primer di Kabupaten Banyumas. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 1-5.

Depkes RI. 2011.Capaian Pembangunan Kesehatan Tahun 2011.Jakarta

Junaedi E., Yulianti S., Rinata M.G., 2013, Hipertensi Kandas Berkat Herbal, Fmedia (Imprint
Agromedia Pustaka), Jakarta, 53

Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. jakarta: Balitbang Kemenkes RI

Susanto. 2010. Awas Tujuh Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Paradigma Indonesia

Triyanto,E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara terpadu, Graha Ilmu. Jakarta

Utaminingsih, Wahyu Rahayu.(2009). Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung
dan Stroke Untuk Hidup Berkualitas. Yogyakarta: Media Ilmu

Widjadja .(2009). Hubungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Penderita
Hipertensi Di Rumah Sakit Dr.Saiful AnwarMalang

Anda mungkin juga menyukai