Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem Informasi Geografis (SIG)

a. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografis secara umum adalah sistem

informasi yang dirancang khusus untuk mengelola data yang memiliki

informasi tentang ruang atau tempat. Menurut Baros dan Stojanovic

(2015) mendefinisikan Sistem informasi geografis adalah system

computer yang di buat untuk menyimpan, menangkap, mengelola,

memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan semua jenis data

geografis (Baroš & Stojanović, 2015). Sistem informasi geografis

(SIG) adalah sistem yang dibantu komputer untuk menangkap,

menyimpan, mengambil, menganalisis dan menampilkan data spasial[

CITATION Cla86 \l 1033 ]. Sistem Informasi Geografis didefinisikan

sebagai seperangkat fungsi otomatis yang memberikan kemampuan

canggih kepada para profesional untuk penyimpanan, pengambilan,

manipulasi, dan tampilan data yang berlokasi geografis.

GIS memiliki elemen umum tertentu yang memberikan

definisi fungsional. Elemen-elemen ini adalah:

1) Kumpulan besar data yang memiliki sifat spasial atau lokasional

2) Satu kesatuan, yaitu SIG bukan satu set program komputer yang

berdiri sendiri

13
3) Satu set sub-komponen umum yang melakukan fungsi

pengumpulan data. penyimpanan data, pengambilan, analisis dan

tampilan.

Teknologi Sistem Informasi Geografi dapat digunakan untuk

investigasi perencanaan pengembangan, dan perencanaan

pembangunan. Misalnya dalam kasus ini SIG yang dirancang dapat

membantu menampılkan informasi kesehatan dan penyakit yang

mendominasi per sub di wilayah desa Pembantanan.

Sistem Informasi Geografi terbagi menjadi dua kelompok

yaitu sistem manual (analog), dan system otomatis berbasis digital.

Perbedaan yang paling mendasar terletak pada pengelolaannya.

Panduan Sistem Informasi biasanya hanya beberapa data seperti peta,

lembar yang disetujui untuk tumpang susun (hamparan). foto udara,

laporan statistik dan laporan survei lapangan. Semua data dikompilasi

dan dianalisa secara manual dengan alat tanpa komputer. Sementara

Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan sistem

komputer pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital

dapat terdiri dari citra satelit atau foto udara digital serta foto udara

yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

SIG merupakan hasil dari perpaduan antara beberapa disiplin

ilmu dalam proses data spasial. Hal ini digambarkan sebagai berikut:

14
Gambar 2.1 Perpaduan Beberapa Disiplin Ilmu dalam SIG [ CITATION Pra14 \l 1033

].

Berdasarkan pemahaman di atas, Sistem Informasi Geografis

(SIG) dapat membantu sebagai bank data terintegrasi, yang dapat

memandu data spasial dan non-spasial dalam database yang

menggabungkan pemodelan dan analisis Sistem, dapat digunakan

sebagai sumber daya geografis yang ada, seperti untuk operasional

dan tujuan operasional. Administrasi lokasi geografis. Dan sebagai

sistem pemetaan kompetensi, sistem yang dapat menyediakan peta

yang sesuai dengan kebutuhan.

b. Subsistem Sistem Informasi Geograpis (SIG)

Subsistem yang dimiliki oleh SIG menurut Wibowo, dkk

(2015) yaitu data input, data output, data management, data

manipulasi dan analisis. Subsistem SIG tersebut dijelaskan dibawah

ini:

15
1) Data Input: Subsistem ini diperlukan untuk mengumpulkan dan

menyiapkan data spasial dan atribut data dari berbagai sumber.

Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam terjemahan

atau mentransformasi format data data diterjemahkan ke dalam

format yang digunakan oleh SIG.

2) Data Output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan

basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy

seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.

3) Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data

spasial maupun atribut ke dalam basis data yang memudahkan

penampilan, dan diedit.

4) Data manipulasi dan analisis: Subsistem ini menentukan

informasi yang dapat dihasilkan oleh GIS. Selain itu, subsistem

ini juga memanipulasi dan memodelkan data untuk menghasilkan

informasi yang diharapkan.(Wibowo et al., 2015)

Data
Input

Data Manipulasi Data


dan Analisis SIG
Output

Data
Management

16
Gambar 2.2 Sub Sistem SIG (Wibowo et al., 2015).

c. Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat dibagi menjadi empat

komponen yaitu :

1) Perangkat keras: Perangkat komputer tambahan untuk mendukung

kegiatan GIS termasuk monitor untuk memberikan hasil digitizer,

dan scanner untuk memasukkan data spasial serta printer dan

plotter untuk menyajikan data dalam bentuk cetak.

2) Perangkat Lunak SIG: Perangkat lunak SIG meliputi program dan

user interface untuk menjalankan perangkat keras. Perangkat

lunak yang banyak digunakan antara lain ArcView, ArcInfo,

AutoCAD Map, MapInfo, IDRISI, ArcGIS, GRASS, dan ILWIS.

Perangkat lunak ini digunakan sesuai dengan spesifikasi dan

kemampuannya untuk memecahkan masalah SIG. Interface di

setiap perangkat lunak GIS memiliki menu daftar, ikon grafik, dan

perintah.

3) Sumber Daya Pengguna: Sumber daya pengguna sama pentingnya

dengan perangkat lunak dan perangkat keras. Sumber daya

pengguna penting untuk menentukan tujuan dan hasil pembuatan

sistem dan memberikan pertimbangan dan alasan untuk

menggunakan GIS.

17
4) Infrastruktur: Infrastruktur yang diperlukan dalam lingkungan

organisasi, administrasi dan budaya diperlukan untuk operasi GIS.

Infrastruktur Berisi keterampilan, standar data, clearinghouses,

dan pola organisasi umum.(Asnawati & Kusuma, 2011).

2. Pemprograman ArcGIS 10.6

ArcGIS merupakan perangkat lunak yang menyediakan sebuah

perangkat kerja yang memiliki sifat scalable (dapat terukur) untuk

penerapan pada suatu rancangan SIG, baik untuk pengguna ekslusif

(single user) maupun banyak pengguna (multi user) yang berbasis dekstop,

menggunakan server, memafaatkan web, ataupun yang bersifat mobile

untuk memenuhi kebutuhan pengukuran dilapangan (Novitasari et al.,

2015). ArcGIS merupakan system software yang terintegrasi dari aplikasi

laiinnya yang bertujuan untuk membangun system SIG yang lengkap

(Asnawati & Kusuma, 2011).

3. Penyakit Menular

a. Pengertian penyakit menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan

(transfer dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung atau

melalui perantara). Penyakit menular ditandai oleh adanya patogen

atau penyebab penyakit yang hidup dan bermigrasi. Penyakit menular

dapat menyebar melalui beberapa media, yaitu media langsung, media

tidak langsung dan melalui udara (Putra et al., 2015).

18
b. Manifestasi klinik penyakit menular

1) Spectrum penyakit menular

Dalam perjalanan penyakit menular, berbagai manifestasi

klinis umumnya telah ditemukan, mulai dari gejala klinis yang

tidak terlihat hingga kondisi parah yang berhubungan dengan

komplikasi dan menjadi cacat atau mati.

2) Infeksi terselubung

Infeksi terselubung adalah suatu kondisi penyakit yang

tidak memanifestasikan dirinya dengan jelas dan jelas dalam

bentuk gejala klinis yang jelas, sehingga tidak dapat didiagnosis

dalam tubuh tanpa sarana tertentu seperti tes tuberkulin, kultur

leher, tes antibody dan lain-lain.

c. Komponen proses penyakit

1) Faktor penyebab penyakit menular terbagi menjadi 3 yaitu:

a) Agen yaitu organisme penyebab penyakit

b) Sumber penularan yaitu reservoir ataupun resources

c) Cara penularan khusus melalui mode of transmission.

2) Interaksi penyebab dengan penjamu

a) Infektifitas yaitu kemampuan patogen untuk memasuki tubuh

inang, berkembang biak dan menyebabkan infeksi

b) Patogenesis yaitu kemampuan menghasilkan penyakit dengan

gejala klinis yang jelas

c) Virulensi adalah nilai proporsi pasien dengan gejala klinis yang

parah di antara semua pasien dengan gejala klinis yang jelas

19
d) Imunogenesitas adalah kemampuan untuk menghasilkan

kekebalan atau imunitas

3) Mekanisme pathogenesis

a) Invasi jaringan secara langsung

b) Produksi toksin

c) Rangsangan imunologis atau reaksi alergi yang menyebabkan

kerusakan pada tubuh pejamu

d) Infeksi menetap

e) Merangsang kerentanan pejamu terhadap obat dalam

menetralisasi toksisitas

f) Ketidakmampuan membentuk immune suppression

4) Sumber penularan

a) Manusia sebagai reservoir

b) Reservoir binatang atau benda lain

d. Rantai penularan

1) Health Carier (inapparent): "Mereka yang tidak pernah menderita

penyakit secara klinis dalam sejarah, tetapi mengandung unsur-

unsur yang dapat ditransfer ke orang lain".

2) Incubatory carrier (masa tunas): "Mereka yang masih dalam fase

pemula tetapi memiliki potensi untuk menularkan penyakit".

3) Convalescent carrier (baru pulih): "Mereka yang sudah sembuh

dari penyakit menular tertentu tetapi masih menjadi sumber

penularan penyakit untuk jangka waktu tertentu".

20
4) chronis carrier (menahun): "Apakah sumber transmisi cukup

lama"

e. Penyakit Menular TB

Tuberkolusis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan


oleh mycobacterium tubercolusis. Bakteri ini sangat kuat sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengobatinya. Bakteri in
menginfeksi organ paru-paru dengan tingkat prevalensi 90% di
bandingkan dengan menginfeksi organ tubuh lainnya (Dotulong &
Margaret R. Saputele, 2015; Saputra, 2014).

f. Penyakit Menular ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut


yang menyerang saluran pernafasan dimulai dari hidung, faring,
laring, bronkus, bronkeolus hingga akhirnya ke paru-paru (alveoli),
termasuk jaringan adnexanya seperti sinus / rongga di sekitar hidung,
telinga tengah, dan pleura (Sri, 2014). ISPA terbagi menjadi dua
macam yaitu infeksi saluran pernafasan atas dan infeksi saluran
pernafasan bagian bawah. Ispa bagian atas antara lain yaitu batuk,
pilek, faringitis, tonsillitis, dan otitis media. Sedangkan ispa bagian
bawah yaitu antara lain laryngitis, laringotrakeitis, bronkiolitis dan
pneumonia (Gunawan, M. Ricko et al. 2020; Oktaviani et al., 2014)

ISPA disebabkan oleh mikroorganisme pada struktur saluran nafas


atas yang tidak berfungsi dalam pertukaran gas, termasuk ronga
hidung, faring, dan laring, dengan beberapa gejala yaitu pilek,
faringitis atau radang tenggorokan, laringitis, dan influenza (Gunawan,
M Ricko et al. 2020)

4. Media Informasi Kesehatan

21
a. Pengertian Media Informasi Kesehatan

Media informasi kesehatan adalah sistem pengolahan data dan

informasi kesehatan yang sistematis dan terintegrasi untuk mendukung

manajemen kesehatan untuk dalam rangka meningkatkan layanan

kesehatan bagi masyarakat (Buyung, 2015). Media informasi

kesehatan dapat diartikan sebagai instrumen untuk mengirimkan

informasi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dirasakan

untuk memfasilitasi komunikasi dan penyebaran informasi (Prasanti,

2017).

Media promosi kesehatan adalah segala cara atau upaya untuk

menampilkan pesan informasi untuk dikomunikasikan oleh

komunikator sehingga target dapat memperluas pengetahuan mereka,

yang pada akhirnya diharapkan untuk mengubah perilaku mereka ke

arah yang positif menuju kesehatan.

b. Peran Media Informasi Kesehatan

1) Media dapat mempermudah penyampaian informasi

2) Media dapat mempermudah pengertian dan memperjelas

informasi

3) Media dapat menghindari kesalahan persepsi

4) Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap

dengan mata

5) Media dapat memperlancar komunikasi

c. Jenis-jenis Media Informasi Kesehatan

22
Berdasarkan peran dan fungsinya sebagai informasi kesehatan,

media informasi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Media cetak

Media ini memprioritaskan pesan visual, yang biasanya

terdiri dari deskripsi serangkaian kata, gambar, atau foto berwarna.

Media ini berisi brosur, selebaran, leaflet, flipchart, rubrik atau

tulisan di koran atau majalah, poster dan foto yang berisi informasi

kesehatan.

2) Media elektronik

Media ini adalah media yang bergerak dan dinamis yang

dapat dilihat, didengar dan disampaikan melalui alat bantu

elektronik. Media ini termasuk televisi, radio, film video, kaset,

CD, VCD, Internet (komputer dan modem), SMS (ponsel).

3) Media luar ruang

Media mengirimkan pesan mereka di luar ruangan, baik

melalui media cetak atau elektronik seperti papan iklan, banner,

pameran, spanduk dan TV layar lebar, spanduk dengan pesan,

slogan, atau logo[ CITATION Sus16 \l 1033 ].

5. Peran Perawat

a. Pengertian Peran

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang berdasarkan posisi mereka dalam suatu sistem.

Peran tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial baik di dalam maupun

di luar dan stabil (Handayani & Sofyannur, 2018). Peran perawat

23
adalah harapan yang diinginkan oleh klien baik dari segi tingkah laku

perawat dalam menjalankan tugasnya (Mumu et al., 2017). Jadi salah

satu cara menjelaskan dalam praktik kegiatan perawat yang telah

menyelesaikan pendidikan formal mereka, diakui oleh pemerintah, dan

diberdayakan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab keperawatan

profesional sesuai dengan kode etik profesi mereka.

b. Macam-macam peran perawat

Menurut Hidayat (2012), perawat mempunyai peran dan fungsi

sebagai berikut:

1) Care giver

Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan

keperawatan, sebagai perawat, pemberian pelayanan keperawatan

dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan asah, asih dan asuh.

2) Sebagai Advocat

Perawat juga mampu sebagai advocat keluarga sebagai

pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan

haknya sebagai klien. Dalam peran ini, perawat dapat mewakili

kebutuhan dan harapan klien kepada profesional kesehatan lain,

seperti menyampaikan keinginan klien mengenai informasi tentang

penyakitnya yang diketahu oleh dokter

3) Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk

pelayanan keperawatan sehingga setiap dalam melakukan asuhan

keperawatan harus selalu mengutamakan tindakan pencegahan

24
terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak dari penyakit

atau masalah yang diderita.

4) Pendidik

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien,

perawat harus mampu berperan sebagai pendidik, sebab beberapa

pesan dan cara mengubah perilaku pada pasien atau keluarga harus

selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam

keperawatan

5) Konseling

Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan

peranya dengan memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap

masalah yang dialami oleh pasien maupun keluarga, berbagai

masalah tersebut diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan

diharapkan pula tidak terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga

maupun pasien itu sendiri.

6) Kolaborator

Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam

menentukan tindakan yang akan dilaksanakan oleh perawat dengan

tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan pasien tidak

dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus

melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog

dan lain-lain

7) Pengambil keputusan

25
Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran

yang sangat penting sebab perawat selalu berhubungan dengan

pasienkurang lebih 24 jam selalu disamping pasien, maka peran

perawatan sebagai pengambil keputusan etik dapat dilakukan oleh

perawat, seperti akan melakukan tindakan pelayanan keperawatan.

8) Peneliti

Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh

semua perawat pasien. Sebagai peneliti perawat harus melakukan

kajian-kajian keperawatan pasien, yang dapat dikembangkan untuk

perkembangan teknologi keperawatan .

B. Kerangka Teori

Kerangka teori Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai media

informasi kesehatan penyakit menular di wilayah Puskesmas Sungai Tabuk 2.

Data diambil berupa laporan kejadian penyakit menular serta peta wilayah

kerja Puskesmas Sungai Tabuk 2, lalu data di input, dan di olah melalui proses

pengelolaan data dan manipilasi data hingga akhirnya data yang diolah

menjadi output yaitu berupa informasi digital.

Data Input
Laporan kejadian
Output
penyakit menular Pengelolaan dan Informasi
Input
manipulasi data digital
Peta
(Softcopy)

26
Gambar 2.3 Kerangka Teori ([ CITATION Pra14 \l 1033 ], (Putra et al., 2015)).

C. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep atau alur penelitian ini digambarkan pada

gambar 2.4 berikut ini.

Variable Independen Variable Dependen

Sistem Informasi geografis :


Informasi kesehatan
- Sebaran penyakit TB penyakit menular
dan ISPA
- Peta wilayah

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

27
D. Hipotesis

1. Pembuatan Sistem Informasi Geografis sebagai media informasi kesehatan

tentang penyakit menular sangat cocok untuk masyarakat dan tenaga

kesehatan untuk memperoleh informasi kesehatan di wilayah Puskesmas

Sungai tabuk 2.

2. Waktu yang digunakan untuk memperoleh informasi kesehatan tentang

penyakit menular sangat efisien.

28
29

Anda mungkin juga menyukai