Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“HIPERTENSI PADA LANSIA” DI PANTI SOSIAL


TRESNA WERDHA TERATAI PELEMBANG

Oleh:
POPI LESTARI
NIM. PO.71.20.4.15.044

DOSEN PEMBIMBING:
IMELDA ERMAN S.Kep., M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI D IV KEPERAWATAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG

A. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata Hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di
masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita juga
tidak bisa menganggapnya sepele,selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri)
adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang mempengaruhi seperti
kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan
gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni  mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur
di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat,
hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu
diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi
penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat agar
tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu pentingnya
pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat diperlukan
untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien
dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan keperawatan yang tepat
dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka kesakitan
serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia dapat memahami tentang
katarak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan penyebab Hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
d. Mempraktekkan cara senam Hipertensi

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan tentang Hipertensi dan cara senam
Hipertensi
2. Metode: Diskusi, tanya jawab
3. Media dan Alat: Flip Chart
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : Kamis/24 Mei 2018
b. Tempat : Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang
c. Jam : 10.00 WIB – selesai
5. Setting Tempat
Keterangan :
= Penyuluh = Audien
= Pembimbing

6. Pengorganisasian
Pembimbing :
1. Imelda Erman, S.Kep., M.Kes
2. Ns. Budi Santoso, S.Kep.,M.Kep., Sp.Kom
Pelaksana
Penyuluh : Popi Lestari

7. Uraian Tugas
Penyuluh
a. Memberikan materi penyuluhan kepada lansia
b. Mendemonstrasikan cara senam Hipertensi

8. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Kegiatan Audien Waktu
1 Tahap Pembukaan
- Mengucapkan salam - Menjawab salam 5 menit
- Memperkenalkan diri dan - Mendengarkan dan
pembimbing memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dan waktu - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2 Tahap Pelaksanaan
- Menggali pengetahuan audien - Mengemukakan pendapat 15 menit
tentang pengertian Hipertensi
- Memberikan reinforcement positif - Mendengarkan
atas jawaban audien
- Menjelaskan tentang pengertian - Mendengarkan dan
Hipertensi memperhatikan.
- Menggali pengetahuan audien - Mengemukakan pendapat
tentang penyebab Hipertensi
- Memberikan reinforcement positif - Mendengarkan
atas jawaban audien
- Menjelaskan tentang penyebab - Mendengarkan dan
Hipertensi memperhatikan
- Menggali pengetahuan audien - Memberikan pendapat
tentang tanda dan gejala
Hipertensi - Mendengarkan
- Memberikan reinforcement positif
atas jawaban audien - Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang tanda dan memperhatikan
gejala Hipertensi - Mengemukakan pendapat
- Menggali pengetahuan audien
tentang cara senam Hipertensi - Mendengarkan
- Memberi reinforcement positif
atas jawaban audien
- Mendengarkan dan
- Menjelaskan cara senam memperhatikan
Hipertensi - Memperhatikan
- Memdemonstrasikan cara senam
Hipertensi
3 Tahap Penutup
- Bersama audien menyimpulkan - Ikut menyimpulkan materi 5 menit
materi yang telah disampaikan bersama presenter 10
- Mengevaluasi materi yang telah - Menjawab pertanyaan
diberikan
- Menutup dan memberi salam - Menjawab salam

9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Audiens turut serta dalam kegiatan
 Alat dan media sesuai dengan rencana
 Peran dan tugas masing-masing sesuai dengan yang direncanakan

b. Evaluasi Proses
 Pelaksanan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
 Audien mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Audien berperan aktif selama kegiatan

c. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan:
 60% audien dapat menjelaskan pengertian Hipertensi dengan
bahasanya sendiri
 60 % audien dapat menjelaskan 2 dari 3 penyebab Hipertensi
dengan bahasanya sendiri
 60 % audien dapat menjelaskan 3 dari 4 tanda dan gejala Hipertensi
dengan bahasanya sendiri
 60 % audien dapat menjelaskan cara senam Hipertensi dengan
bahasanya sendiri
Lampiran materi
HIPERTENSI

1. Pengertian Hipertensi
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
hipertensi.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hipertensi didefinisikan sebagai


suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah
yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.

Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang lebih dari
140/90 mmHg

2. Penyebab Hipertensi
1.    Asupan garam yang tinggi
2.    Strees psikologis
3.    Faktor genetik (keturunan)
4.    Kurang olahraga
5.    Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6.    Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7.    Peningkatan usia
8.    Kegemukan

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


1.        Kepala pusing
2.        Gemetar
3.        Sering marah – marah
4.        Jantung berdebar-debar
5.        Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6.        Keringat berlebihan
7.        Gangguan penglihatan
8.        Rasa berat ditekuk
9.        Sukar tidur

4. Cara senam Hipertensi


a. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut.
Lalu tangan turunkan. Lakukan sebanyak 2x
b. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 8x. Lakukan sebanyak 2x
c. Ayunkan kaki kiri kedepan sebanyak 8x. Lakukan sebanyak 2x
d. Jalan ditempat sebanyak 8x. Lakukan 2x
e. Letakkan kanan tangan diperut, tangan kiri ayunkan kesamping kiri
f. Letakkan kiri tangan diperut, tangan kiri ayunkan kesamping kanan
g. Jalan ditempat sebanyak 8x. Lakukan 2x
h. Pada hitungan satu, ujung jari kaki menyentuh tanah pada hitungan
kedua tumit menyentuh tanah, lakukan pada kaki kiri dan kanan
sebanyak 8x. Lakukan sebanyak 2x
i. Tarik nafas, angkat tangan ketas, hembuskan pelan-pelan dari mulut.
Lalu tangan turunkan. Lakukan sebanyak 2x
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Long, C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah: 2. Bandung: Yayasan Ikatan


Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Margaret, R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa : Agung Waluyo. Jakarta. EGC
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai